แชร์

MULAI HIJRAH

ผู้เขียน: Telang Ungu
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-07-07 11:48:14

"Jadi, maukah kamu memaafkan kebodohanku ini?" tanya Leon serius menatap Anin. "Maukah kamu tetap menjadi tunanganku?" Ia menatap Anin penuh harap.

Lama Anin terdiam dan berpikir. Sampai akhirnya ia berbicara.

"Aku ... Aku sebelumnya ingin meminta maaf karena telah menuduhmu saat itu," ucap Anin pelan syarat dengan penyesalan.

"Aku sudah memaafkanmu, tapi ..." Anin menjeda ucapannya. "Maaf, Aku ... tidak bisa menjadi tunangan mu lagi, Kak," ucap Anin menatap Leon dalam-dalam. "Maaf," lirihnya lagi.

Leon terlihat kecewa, dia menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya.

"Saat ini, aku sedang mencoba memperbaiki diriku menjadi wanita yang lebih baik." Anin mulai berbicara lagi.

Leon masih setia mendengarkan wanita yang sangat dia cintai itu berbicara.

"Menikah adalah ibadah terpanjang. Dan aku ingin melakukannya bersama dengan lelaki yang memiliki tujuan yang sama denganku," ucap Anin kembali. "Aku ingin bersamanya tidak hanya di dunia, tapi juga sampai ke surga." Anin mengucapkannya sambil menatap Leon lekat.

Leon menatap gadis yang dicintainya dengan lekat. Kemudian Leon berkata, "Aku ... Aku akan berubah demi kamu, Sayang," Leon menatap Anin dengan tatapan rindu. Oh ... Betapa inginnya dia merengkuh Anin kedalam pelukannya.

"Kamu salah, Kak." Anin menggelengkan kepala tanda tidak setuju. " Aku tidak ingin kamu berubah karena aku," sambungnya.

"No, Anin ... Bukan begitu ... maksudku ...," Leon menjawab dengan terbata.

"Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk merubah dirimu demi diriku." Anin melanjutkan kata-katanya. "Aku pun baru memulai langkahku untuk lebih dekat kepada Tuhan," jelasnya sambil menundukkan pandangan kembali.

"Aku berharap dengan begitu, hatiku menjadi lebih tenang," ucap Anin penuh harap.

Leon menghela napas panjang. Mungkin ini saatnya untuk merelakannya pergi dari sisiku, batinnya.

"Baiklah ... Jika itu, keputusanmu," mata Leon sendu menatap wanita yang sangat dia cintai itu.

"Mari kita akhiri pertunangan ini baik-baik," ucap Anin setenang mungkin. Lalu ia menghela napasnya panhjang.

"Jika memang Tuhan takdirkan kita berjodoh, aku harap kita berdua sudah menjadi manusia yang lebih baik dari sekarang," seru Anin lagi. "Kalaupun kita tidak berjodoh, aku akan berdoa semoga kita berdua mendapatkan jodoh terbaik yang ditetapkan Tuhan." Anin berucap sambil tersenyum, lalu air mata pun mengalir tanpa permisi dipipinya.

Ya, bukankah cara mencintai yang terbaik adalah membiarkannya bahagia apapun pilihannya, batin Leon menguatkan. Relakan dia, batin Leon berbisik.

Berakhirlah sudah hubungan keduanya. Anin berharap ini keputusan yang terbaik untuk mereka.

Kejadian dimasa yang akan datang adalah Rahasia Tuhan. Kita punya kehendak, Tuhan pun punya kehendak. Tapi kehendak Tuhan lah yang terbaik. Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Biarkan waktu juga yang akan menyembuhkan setiap luka yang datang.

Jika kamu melepas sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik bukan. Anin mencoba menghibur dirinya dengan kata-kata itu. Walaupun airmata mengalir deras sepanjang perjalanan pulangnya.

****

2tahun kemudian

Sudah dua tahun sejak pertunanganku dengan Kak Leon putus. Aku pun telah lulus kuliah, dan sekarang aku sedang fokus untuk memperdalam bahasa arab di salah satu lembaga pendidikan bahasa Arab di Jakarta.

Satu tahun terakhir ini juga aku disibukkan dengan mengikuti berbagai kajian-kajian agama, baik itu secara offline maupun online. Dan baru beberapa bulan ini, aku pun memutuskan untuk bercadar.

Sedang kabar Kak Leon, terakhir yang kudengar dari Kak Raga kalau dia sudah lulus kuliah dan sekarang sedang fokus meneruskan perusahaan orang tuanya di New York. Tante Rena pun sekarang tinggal di New York bersama dengan Om Frans suaminya, karena Om Frans sering sakit-sakitan. Hanya sesekali Tante Rena ke Jakarta untuk mengunjungi saudara atapun mengecek keadaan rumahnya di Jakarta.

"Nin, kamu jadi ikut tes daftar ke UIM (Universitas Islam Madinah)?" tanya Ayah.

"Jadi Yah, in syaa Allah. Anin ingin menuntut ilmu disana," jawabku penuh harap. "2bulan lagi Anin tes," jelasku.

"Kalau nanti, kamu keterima disana. Kamu bisa tinggal sama Bibi Maryam, adik sepupu ayah yang tinggal di Madinah." ucap Ayah. "Nanti Ayah bicarakan dulu sama bibimu," sambungnya.

Aku mengangguk menyetujui saran ayah.

"Ibu doain semoga Anin lulus tes masuk UIM," seru Ibu bersemangat.

"Aamiin," ucap semua yang ada di meja makan.

"Makasih, Bu," Aku memeluk Ibu erat.

Setelah selesai makan malam bersama, lalu kami beristirahat menuju kamar masing-masing.

Baru saja aku ingin terlelap, hapeku berbunyi. Ada pesan dari Salma, teman sekelasku dikelas bahasa Arab. Kami ingin mengerjakan tugas bersama esok hari. Setelah aku membalas pesan Salma, lalu aku pun tertidur.

Pagi harinya Salma sudah berada di depan rumahku.

"Assalammu'alaikum," Salma mengucap salam.

"Wa'alaikumussalam," jawab Kak Raga. "Teman kuliahnya Anin ya?" tanya Kak Raga sambil memperhatikan Salma.

"Iya, Kak," jawab Salma sambil menunduk.

"Tinggalnya dimana?" tanya Kak Raga iseng.

"Hah ... I ... Itu ..." Salma menjawab gugup.

"Hayo, ngapain nanyain alamat Salma?" Aku datang berseru menghampiri keduanya. " Yuk, masuk!" Anin menggamit lengan Salma masuk kedalam rumah.

"Jangan godain Salma lho Kak, Bapaknya Ustadz," ancamku.

Lalu aku dan Salma menuju kamarku. Setelah sampai didalam kamar, aku turun kembali mengambilkan minum dan kukis buatan ibu untuk kami berdua.

" Salma, airnya diminum dulu," Anin menyodorkan sebotol air putih dingin untuk Salma.

"Makasih, Nin," jawab Salma.

"Kamu jadi ikutan tes di UIM juga?" Aku memulai percakapan.

"Tak tahulah, Nin. Abah tidak mengijinkanku sepertinya," ucapnya sedih. " Aku ingin dijodohkan dengan anak sahabatnya Abah," lanjutnya bercerita.

Aku terkejut mendengar cerita Salma, kuggenggam tangan sahabatku itu, mencoba memberikannya kekuatan.

Setelah mendengar segala keluh kesahnya, kami pun mulai mngerjakan tugas kuliah. Kurang lebih dua jam lamanya kami berkutat dengan kitab-kitab bahasa Arab. Setelah selesai Salma berpamitan pulang

"Sudah mau pulang?" Ibu bertanya padaku sambil menatap Salma.

"Sudah, Bu. Anin mau antar Salma kedepan," ucapku.

"Salma, permisi pulang dulu, Bu." Salma berpamitan sambil menyalimi tangan ibu.

"Iyaa, hati-hati dijalan ya. Salam buat ibunya Salma," ucap Ibu tersenyum ramah.

Salma mengangguk sambil tersenyum ke arah Ibu, lalu kami pun menuju garasi tempat motor Salma parkir. Saat Salma hendak memakai helm, lalu Kak Raga muncul dari balik kemudi mobilnya.

Sesaat pandangan keduanya bertemu. Lalu akhirnya Salma mengucap salam dan mengendarai motornya pulang.

Saat hendak masuk kedalam rumah. Tiba-tiba Kak Raga memanggilku. Ia berkata "Anin ... Papahnya Leon meninggal dunia,"

Deg!

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Akhir yang manis

    "Setelah Papahnya Kak Leon meninggal dunia, ia dan Mamah Rena mengalami cobaan yang berat, aku rasa mungkin kamu juga sudah pernah mendengar ceritanya bukan dari ibumu atau mamah Rena." ucap Anin."Dan ternyata setelah semua cobaan yang dialami Kak Leon, Allah mempertemukan kembali denganku, saat itu aku sudah tinggal di Madinah bersama bibiku dan kuliah disana. Sedangkan saat itu Leon dan mamahnya baru habis menjalankan ibadah umroh, keduanya mampir kerumah bibiku, karena ternyata Leon adalah sahabat baik Kak Hasan, kakak sepupuku, anak dari bibiku itu. Begitulah cara Allah mempertemukan kami kembali. Tidak ada yang menyangkanya bukan." Anin terkekeh kembali mengingat semua kejadian demu kejadian dihari itu."Dan aku tidak bisa membohongi diriku bahwa aku masih mencintainya, walaupun kami sudah terpisah selama hampir tiga tahun, dan begitu juga dengan Kak Leon masih mencintai didalam hatinya.""Wah, sangat indah ya Kak cara Allah mempertemukan kembali kak Anin dan Kak Leon, andai ak

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Cerita Masa Lalu 3

    "Jadi, maukah kamu memaafkan kebodohanku ini?" tanya Leon serius menatap Anin. "Maukah kamu tetap menjadi tunanganku?" Ia menatap Anin penuh harap.Lama Anin terdiam dan berpikir. Sampai akhirnya ia berbicara."Aku ... Aku sebelumnya ingin meminta maaf karena telah menuduhmu saat itu," ucap Anin pelan syarat dengan penyesalan."Aku sudah memaafkanmu, tapi ..." Anin menjeda ucapannya. "Maaf, Aku ... tidak bisa menjadi tunangan mu lagi, Kak," ucap Anin menatap Leon dalam-dalam. "Maaf," lirihnya lagi.Leon terlihat kecewa, dia menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya."Saat ini, aku sedang mencoba memperbaiki diriku menjadi wanita yang lebih baik." Anin mulai berbicara lagi.Leon masih setia mendengarkan wanita yang sangat dia cintai itu berbicara."Menikah adalah ibadah terpanjang. Dan aku ingin melakukannya bersama dengan lelaki yang memiliki tujuan yang sama denganku," ucap Anin kembali. "Aku ingin bersamanya tidak hanya di dunia, tapi juga sampai ke surga." Anin mengucapkanny

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Cerita Masa Lalu 2

    FlashBack Anin Saat itu aku dan Leon sempat bertemu dan membicarakan kejadian di apartemen Leon." Anin mulai bercerita lagi pada Dewi tentang masa lalunya.Selesai dari butik pakaian muslimah, Anin dan Ibunya menuju kediaman Rena mamahnya Leon.Setelah sampai, keduanya mengucapkan salam, dan disambut dengan hangat oleh sang Tuan Rumah." Anin! Kamu cantik banget ... Tante sampe pangling lho," Rena terkejut menatap Anin yang mengenakan pakaian syar'i.Anin dan Ibunya hanya tersenyum mendengar perkataan wanita itu."Ceritanya, tadi Anin kan ku ajak ke butik cari abaya buat aku umroh. Eh, dia langsung suka sama abaya hitam itu, pas dicoba ternyata cocok." Mira ibunya Anin menjelaskan dengan semringah."Cantik banget lho, Nin," ucap mamahnya Leon."Makasih, Tante," ucap Anin malu-malu."Mari masuk!" sambung Rena mempersilakan keduanya. "Kita keruang makan aja, sekalian cicipin kue buatan Tante ya, Nin!" seru Rena bersemangat.Anin hanya menanggapi dengan senyum manisnya."Leon pasti kage

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Cerita Masa Lalu 1

    Flashback AninPintu apartemen Kak Leon—tunanganku—terbuka setelah aku menekan password-nya. Aku memperhatikan seisi ruangan yang sepi. Tunggu! Aku mendengar sayup-sayup suara dari arah kamar. Aku lalu berjalan pelan menghampiri pintu kamar itu. Sebelum pintu kubuka, aku mendengar suara yang membuat jantungku berdebar kencang. "Anin ... Anin ...." Kak Leon mendesahkan namaku. Ada apa dengannya?"Leon ... Sayang ...." Deg!Itu ... itu suara seorang wanita dari dalam kamar. Jantungku berdegup kencang. Kak Leon bersama siapa?Suara-suara itu kini membuat tubuhku gemetar, jantung ini bertalu kian kencang, lututku lemas. Ya, Tuhan, apa Kak Leon telah ...?Namun, sebisa mungkin aku mencoba untuk tidak panik dan bergerak perlahan-lahan. Anin kamu bisa, batinku menenangkan. Kutarik napas panjang sebelum membuka pintu kamar itu dengan kasar.Braakk!Pintu beradu dengan dinding kamar.Mata ini melebar ketika di hadapan terlihat seorang wanita berambut pirang, berpakaian setengah telanjang b

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Dewi dan Vladimir

    Leon memandang Vladimir dengan serius, lalu menyeringai."Dia sepupuku baru saja datang dari Indonesia, menggantikan Devano untuk sementara, karena istrinya akan melahirkan." terang Leon pada kedua tamunya."Ups, Sorry ... aku tidak tahu. Tapi dia sungguh cantik." Vladimir berkat jujur, saat pertama kali melihatnya tadi ia sudah merasa tertarik. Wajahnya yang putih, make up yang tipis membuatnya terlihat sederhana dan cantik.""Namanya Dewi, baru aja lulus kuliah di Kota Bandung, Indonesia." jelas Leon lagi seraya tersenyum."Aku gak keberatan kalau kamu niatnya serius sama dia, tapi kalau untuk main-main. Silahkan cari yang lain, Orang tuanya menitipkannya padaku untuk menjaganya, Vla." sambung Leon lagi. "Aku serius!" ucap Vladimir dengan wajah tenang."Seperti yang kalian bilang kan, aku harus segera menikah lalu punya keluarga sendiri. Aku memang berniat mencari istri juga ikut Yuri ke sini." Vladimir mengatakannya sambil terkekeh."Tapi Yuri malah berburuk sangka padaku, bagaima

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Tamu dari Moskow

    Anin sedang memasak, ketika mendengar keramaian didepan rumahnya. Kali ini ia tengah membuat bakso sapi, karena request dari Leon dan Noah, tentu saja Anin pun dengan senang hati membuatkannya karena sudah cukup lama mereka tidak memakannya. Apalgi disantap saat musim dingin, bisa untuk menghangatkan badan sekaligus mengenyangkan perut."Bundaaaa ... Bibi Helen dataaaang!" Noah menghampiri sang bunda ke dapur dengan berteriak begitu lantang seraya berlari."Astagfirulloh Noah, bunda sudah bilang berapa kali jangan suka berteriak dsn berlarian seperti itu," oceh Anin pada putranya."Siapa tadi yang datang?" tanya Anin lagi."Bibi Helen dengan suaminya juga yang lainnya Bun!" terang bocah laki-laki itu menerengkan, matanya berbinar.Anin pun segera memakai cadarnya dan berjalan menghampiri tamu yang Noah katakan tadi. "Maa syaa Allah, Helen! kenapa gak bilang mau main kesini, Mari masuk semuanya!" Anin pun menggandeng tangan adik iparnya itu lalu memeluknya. Yuri dan Vladimir yang mem

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status