Ketika Layla tengah sibuk mencoba-coba sepatu yang bagus menurutnya. Logan segera mengambil gawainya untuk menghubungi seseorang.
"Hallo Marry, tolong bantu aku membeli sebuah sepatu di toko Cindy store. Aku ingin sebuah sepatu cantik bertahtakan berlian yang dipajang di sana." Titah Logan pada Marry."Cinderella story?" Marry meralat."Iya benar." Jawab Logan."Untuk istrimu? Berapa ukuran kakinya?" Marry terkekeh di ujung sambungan telepon."Jangan tertawakan aku, iya ini untuk istriku. Sebentar kutanyakan ukuran kakinya." Logan menjeda."Sayang, berapa ukuran kakimu?" Tanya Logan pada Layla."Ukuranku tiga puluh delapan. Kamu mau membantuku mencari sepatu yang cocok?" Tanya Layla senang."Tentu!" Jawab Logan dengan membalas antusiasme Layla."Terimakasih Logan, kamu suami yang sangat romantis dan pengertian." Puji Layla yang dibalas oleh senyuman logan.Logan pun segera menepi untuk mengatakan ukuran kaki Layla pada Marry."Tiga puluh delapan, harus sudah datang di rumah mertuaku tepat pukul dua siang nanti. Juga tolong batalkan meeting dengan para programmer hari ini. Aku sedang ingin bersama istriku sepanjang hari ini." Ucap Logan sebelum menutup sambungan teleponnya."Kamu menemukan sesuatu untukku Logan?" Tanya Layla."Ada sebuah sepatu indah yang telah kubeli. Itu surprise untukmu." Ucap Logan penuh percaya diri."Benarkah? Aku sangat ingin melihatnya." Rengek Layla manja."Aku tahu, maka dari itu aku langsung meminta agar sepatu itu dikirim kerumah. Akan sampai jam dua nanti." Cegah Logan yang sangat menikmati sikap manja Layla. Hal yang tak pernah terjadi selama dua tahun kebelakang pernikahannya."Ooohh, kenapa harus dikirim. Tapi baik lah, aku hanya akan memakai sepatu darimu saja. Mari kita memilihkan sepatu untuk ayah dan ibu. Kemudian memilih gaun dan segera pulang." Ucap Layla dengan semangat."Sepatu untuk ayah dan ibu sudah, sekarang tinggal gaun saja. Ini pasti akan butuh waktu yang lama." Gerutu Logan."Kalau begitu aku akan memakai gaun yang kamu pilihkan saja." Ucap Layla yang membuat hati Logan berbunga."Mungkin selama ini aku terlalu bodoh dengan tidak berusaha merayunya. Sedangkan sedikit dirayu saja Layla sudah seperti kelinci penurut yang manis." Gumam Logan dalam hati dan ia pun terkekeh sendiri."Kenapa tertawa begitu?" Tanya Layla kesal."Aku suka melihatmu tersenyum, sangat cantik. Tapi aku jadi mengingat saat kamu marah seperti nenek sihir." Goda Logan yang berakhir dengan cubitan Layla di pinggangnya."Ayo cepat pilih gaunnya." Pinta Layla pada suaminya seketika mereka sampai di butik yang menjual gaun-gaun pesta."Coba ini!" Titah Logan pada Layla. Ia menyodorkan sebuah gaun berwarna merah hati dengan potongan sederhana di bagian depan, namun mengekspos keseluruhan kulit punggung Layla yang mempesona. Logan benar-benar dibuat mabuk kepayang oleh punggung istrinya itu.Setelah memakai gaun yang dipilih Logan, Layla segera keluar dari ruang ganti untuk menunjukkan penampilannya di depan Logan. Layla berputar-putar menunjukkan setiap sisi dari gaun tersebut."Sangat sempurna." Logan bersungguh-sungguh memuji kecantikan istrinya itu."Kita ambil ini?" Tanya Layla."Tentu, tapi coba dulu yang ini." Logan menyodorkan gaun berwarna hitam berlengan panjang dan fit body yang tertutup di bagian atasnya namun nampak elegan dengan potongan tinggi di bagian sebelah kakinya."Baiklah." Ujar Layla kembali masuk kedalam ruang ganti."Bagaimana?" Tanya Layla meminta pendapat Logan sambil berputar-putar seperti sebelumnya."Bagus, kita ambil juga yang ini." Ucap Logan santai kemudian meminta pramuniaga toko tersebut mengemas dua gaun yang ia pilih."Kenapa membeli dua gaun?" Tanya Layla heran ketika mereka berjalan menuju tempat parkir mobil. Mengingat ia tak membayar sepeserpun untuk dua gaun tersebut juga untuk semua belanjaannya hari ini yang tengah di tenteng oleh Logan."Aku menyukainya." Jawab Logan santai."Iya aku tahu, tapi harga gaun itu tiga juta sepotong. Bahkan jika aku menjual handphone milikku tetap saja masih kurang untuk membeli dua gaun ini." Ucap Layla mengangkat paper bag dari toko gaun ia beli tadi."Aku sudah pernah mengatakan bukan, bahwa aku akan bekerja dan membahagiakanmu." Ucap Logan datar, sembari memasukkan semua barang ke kursi penumpang belakang, kemudian membuka pintu untuk Layla. Setelah Layla masuk ia pun berlari mengitari mobil tuanya dan masuk menduduki kursi kemudi. Mereka pun meluncur pulang kembali kerumah dengan banyak belanjaan yang membuat Layla tak hentinya tersenyum senang."Logan, uang yang kamu habiskan untukku apakah itu adalah uangmu sendiri? Maaf aku tiba-tiba saja terpikir hal buruk, aku takut jika ini uang tidak baik akan berpengaruh pada hidup kita kedepannya. Kau tahu kan aku seorang penganut islam meski tidak taat aku takut melakukan menggunakan harta yang haram." Layla bertanya dengan hati-hati."Tenang saja Sayang, uang ini hasil kerja kerasku. Meski aku tak percaya keberadaan tuhan aku juga tidak akan mencuri." Jelas Logan yang membuat Layla seketika tenang."Maukah kau katakan apa pekerjaanmu? Aku tidak akan memaksamu sekarang, mungkin suatu saat nanti." Tanya Layla lagi."Ya, suatu saat kamu akan tahu kebenarannya." Jawab Logan yang tengah fokus mengemudi.Logan membelokkan mobilnya dan memarkirkannya di depan rumah mertuanya. Kemudian mereka turun sambil menenteng banyak tas belanja.Sebelum sampai di depan pintu, seseorang berseragam toko Cinderella Story datang untuk mengantar sepatu pesanan Logan."Itu pesanan kita Sayang." Ucap Logan."Benarkah? Cinderella Story? Jangan bilang kamu membeli sepatu seratus dua puluh juta itu tadi?" Layla tercengang hingga sedikit gemetar."Sepatu itu cocok untuk kaki indahmu." Puji Logan dengan raut santai.Layla tak sanggup berkata-kata, bahkan ia mulai berkeringat dingin ketika ia memeriksa sepatu dengan kilauan berlian itu."Silahkan Nyonya, anda tanda tangan disini." Tunjuk pegawai toko itu."Ba... Baik..." Ujar Layla terbata.Setelah menandatangani dokumen tersebut Layla dan Logan segera masuk ke dalam rumah."Kalian berbelanja banyak sekali." Sapa Bob sumringah melihat anaknya nampak ceria."Iya, Logan membelikan semua yang aku tunjuk." Layla begitu antusias menceritakan kegiatan belanjanya."Benarkah? Logan? Sepertinya aku harus memeriksa mutasi rekeningmu." Ucap Suzy tak percaya."Terserah ibu saja. Ini sepatu milik ibu dan ini milik ayah. Aku juga membelikan tuxedo untuk ayah." Layla dengan semangat membongkar belanjaannya."Wah, ini sangat bagus. Ini pasti mahal, kamu terlalu menghambur-hamburkan uang." Suzy begitu tercengang melihat belanjaan yang dikeluarkan oleh Layla."Jangan tercengang dulu, nanti akan kutunjukkan yang lebih mencengangkan." Ujar Layla berbangga hati.Sungguh melihat Layla dan keluarganya tersenyum sumringah membuat Logan sejenak lupa betapa menyebalkannya mereka biasanya. Logan melangkah masuk ke dalam kamar sambil tersenyum sendiri melihat tingkah istri dan mertuanya. Sesampainya dikamar Logan merebahkan tubuhnya di kasur untuk merilekskan otot-otot tubuhnya yang lelah setelah menemani sang istri berbelanja. Beberapa lama pandangannya menerawang mengingat masa lalunya ketika ia tinggal di mansion bersama keluarga besarnya. Bayangan tentang kakeknya, paman dan bibinya, juga pertikaian keluarga yang tak kunjung henti. Hingga Logan memilih keluar dari rumah dan membangun perusahaannya sendiri. Namun ketika ajal mendekati sang kakek, Logan diminta kembali untuk memperbaiki kehancuran perusahaan dan keluarga mereka. Keluar Williams yang terkenal, tak pernah ada yang tahu bahwa didalamnya terdapat sebuah luka bernanah yang nyaris membuat keluarga besar tersebut nyaris hancur.Sejenak ia mengingat bahwa sebenarnya nasib Layla tak jauh berbeda dengannya. Nasib keluarga Johnson juga tak jauh beda dengan keluarganya. Hanya saja apakah ada yang sanggup membangkitkan kembali kekuatan keluarga Johnson seperti Logan membangkitkan kembali keluarga Williams. Sekian lama melamun tak terasa kelopak mata Logan terasa memberat dan nyaris saja ia tertidur."Logan terimakasih, kamu sudah sangat baik padaku." Layla mengecup pipi Logan yang seketika menyadarkan Logan dari rasa kantuk yang mulai merenggut kesadarannya."Sama-sama Sayang, aku suamimu jadi wajar jika aku memberikan yang terbaik untukmu." Ucap Logan mengacak rambut Layla. Ia cukup terkejut menerima perlakuan manis Layla. Hal yang sangat tak mungkin ia dapatkan sebelumnya."Ini sudah hampir pukul lima sore, bersiap-siaplah bukankah acaranya pukul tujuh malam. Aku sangat ingat bagaimana kamu selalu menghabiskan waktu berjam-jam di depan cermin ketika akan menghadiri pesta seperti ini." Logan menggoda Layla."Bukankah kau harus mengurus sesuatu setelah mengantarku berbelanja?" Tanya Layla mengingat perkataan Logan tadi pagi."Aku telah membatalkannya demi menemanimu. Sudah sana bersiap-siaplah, aku akan tidur beberapa menit sambil menunggu kalian bersiap." Jawab Logan sembari menguap menahan kantuk yang tiba-tiba datang kembali."Baik, aku bersiap-siap dulu." Ucap Layla kemudian meninggalkan Logan untuk bersiap ke pesta Nathan."Log, aku harus memakai gaun yang mana?" Tanya Layla kembali membangunkan Logan untuk kedua kalinya."Yang hitam, karena gaun merah itu aku beli khusus untuk sebuah acara lain." Jawab Logan kemudian terlelap kembali.Layla mengguncang tubuh Logan dan berkata, "Log, bangunlah aku dan orang tuaku sudah siap. Segera bersiaplah kemudian kita berangkat.""Baiklah." Jawab Logan kemudian segera bersiap memakai setelan yang telah disediakan oleh Layla. Senada dengan gaun hitam yang dikenakan oleh Layla. Logan tampak begitu mempesona, bahkan jejak pecundang yang selama ini melekat padanya hilang entah kemana."Ini kamu Log?" Layla cukup terkejut ketika melihat Logan telah siap dan keluar dari kamar."Ya dia itu suamimu, sayangnya dia pencundang. Andai saja ia seorang pemimpin perusahaan terkemuka seperti Williams Skyworks, pasti kau adalah wanita yang sangat beruntung." Cibir Suzy sambil terkekeh."Tentu bu, anakmu memang sangat beruntung." Ucap Logan dalam hati, namun ia hanya tersenyum penuh arti pada Layla.Bob yang sedari tadi diam tak beraksi seperti kedua wanita disebelahnya tiba-tiba bertanya, "Kau sudah siapkan hadiah untuk Nathan?""Tentu aya
Seluruh area Sky Lounge menjadi cukup sibuk dengan banyaknya jumlah tamu undangan. Sembari menikmati hidangan yang disajikan oleh para pelayan para tamu pun saling bercakap, entah itu tentang pribadi mereka, gosip diantara mereka, atau tentang Nathan dan Aine yang nampak serasi. Para tamu bertepuk tangan dan mengucapkan selamat pada Nathan dan Aine seketika mereka saling menyematkan cincin di jari manis pasangannya.Ketika jam menunjukkan pukul sembilan lewat tiga puluh menit, Andrew Johnson menaiki podium untuk pembacaan hadiah."Perhatian semuanya," Andrew Johnson mengetuk mikrofon untuk menarik perhatian para tamu undangan pertunangan kakaknya, Nathan."Selamat malam, terimakasih atas kehadiran anda semua di pesta pertunangan Nathaniel Johnson kakakku dan Aine Rashid putri kebanggaan keluarga Rashid yang terhormat. Saya Andrew Johnson mewakili kakak dan ibu saya tercinta juga keluarga besar Johnson mengucapkan selamat menikmati segala jamuan yang telah kami siapk
"Sayang, Layla tampak pucat. Ada apa dengannya?" Tanya Aine pada Nathan."Entahlah, tapi semoga saja dia tidak merusak acara kita. Lagi pula aku juga kesal, kenapa kakek harus meminta waktu di momen bahagia kita. Kenapa tidak di waktu lain saja." Gerutu Nathan."Aku serius Sayang, sepertinya ia sedang sakit." Aine cukup khawatir dengan kondisi Layla yang menyandar pada tubuh Logan.Yugo mengekor di belakang Layla dan Logan. Mereka bertiga kini sudah berada di depan dimana seluruh mata tertuju pada mereka. Beberapa orang bahkan mulai menyadari bahwa Layla terlihat pucat dan tak ragu menunjukkan kemesraannya dengan Logan. Seakan rumor yang selama ini beredar tak benar. Yugo yang sedari tadi merasa percaya diri karena keluarga besar Johnson telah menerima lamarannya untuk Layla pun kini memandang penuh curiga pada pasangan Layla dan Logan."Lepaskan cucuku Logan!" Lantang kakek Robin Johnson."Kakek?" Tanya Layla heran, ia terkejut dengan te
"Hari ini reputasiku benar-benar hancur." Ucap Robin kemudian memegang dadanya yang terasa sakit dan terhimpit, Robin terkulai lemah meski masih memiliki kesadaran."Ayah!" Teriak Bob yang terkejut melihat kondisi ayahnya yang nampak lemah di atas kursi rodanya."Bawa aku ke Rumah sakit." Pinta Robin."Tolong jangan bawa anakku." Teriak Nova Johnson sembari menarik-narik tangan Nathan yang telah melemah seakan menyerah pada takdir."Aku tidak menyangka, keluargaku bisa hancur dalam semalam karena ketamakan. Bagaimana kami harus menghadapi cemoohan orang-orang, besok atau bahkan saat ini pasti berita tentang pesta ini telah menyebar. Ohh Logan... " Layla terduduk di posisinya sambil tersedu melihat keluarga Johnson dipermalukan bahkan Nathan diseret paksa oleh pihak berwenang."Bangunlah Sayang, mari kita pulang." Logan menarik tangan Layla untuk bangun dan memapahnya untuk berjalan mengikuti Bob yang mendorong kursi roda Robin."Ayah sepertinya aku harus
"berhasil! Dia merespon." Teriak seorang yang tengah berkutat dengan komputer didepannya. Ia adalah Miki, seorang programmer yang tengah melakukan riset untuk menghidupkan kembali kenangan seseorang bernama Lucy yang sebenarnya telah mati. Karena jasadnya tidak lagi bisa untuk digunakan meski telah diawetkan, ingatan Lucy diprogram untuk ditanamkan di sebuah robot dengan kecerdasan buatan yang telah dipesan khusus sehingga memiliki tampilan persis seperti sosok Lucy."Apa?" Sahut beberapa orang lain di ruangan tersebut.Mereka berkerumun didepan layar komputer milik Miki."Dia bisa menjawab beberapa pertanyaan yang telah disiapkan oleh tuan Williams." Ujar Miki senang karena hasil kerjanya selama tiga tahun terakhir membuahkan hasil."Seandainya kita bisa mengakses otak dari Lucy, mungkin kita bisa menyelesaikannya lebih cepat." Tambah Miki."Ini progres yang bagus, kita harus segera menghubungi tuan Williams." Ucap seseorang bernama Benn
Layla tersipu mendengar pujian dari suaminya itu. Meski selama ini ia menutup diri dari Logan atas keinginan keluarganya, dalam lubuk hati Layla ia sebenarnya sangat menikmati kebersamaannya dengan Logan."Aku istrimu Log, kau bisa melakukannya padaku. Aku tidak akan menolak lagi, karena aku juga menginginkannya. Aku mencintaimu Log." Ucap Layla tanpa ragu, matanya berkaca-kaca menyiratkan kesungguhan hatinya . Ia sadar bahwa selama ini ia telah berbuat buruk pada suaminya demi keinginan keluarganya. "Baiklah, jika kau benar-benar telah merelakan dirimu padaku. Aku tentu tidak akan menolak. Semoga kamu tidak menyesalinya." Tegas Logan pada Layla."Tentu aku tidak akan menyesal, aku menyerahkan diriku pada lelaki yang aku cintai. Tunggu aku akan ke kamar mandi dulu." Ucap Layla dengan semangat. Seakan lupa bahwa selama ini ia telah menolak dan selalu merendahkan logan. Namun kini Layla sendiri yang menyerahkan diri bahkan mengemis untuk sentuhan Logan yang telah menyita seluruh jiwany
Layla meringis kesakitan ketika benda milik Logan mengoyak pertahanannya."Tunggu sedikit lagi, aku janji aku ini akan menjadi sangat nikmat. Bahkan kau akan sangat bersyukur dengan benda kebanggaanku ini." Ujar Logan menyombongkan miliknya yang berharga.Tak berapa lama Layla mulai melenguh tak karuan merasakan kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan seumur hidupnya. Sensasi luar biasa yang diberikan oleh Logan padanya."Ohh God,, what's this? why it's so good." Racau Layla yang mulai bisa menikmati serangan dari Logan.Logan mulai mempercepat tempo permainannya hingga membuat Layla mendesah tak terkendali. "Ooohhh... Apa ini Log, ini sangat nikmat... Ada apa denganku." Erang Layla seperti tertahan dan terbata-bata."Kurasa kau telah sampai. Baiklah sekarang giliranku." Ujar Logan kemudian membalik tubuh Layla menjadi posisi merangkak dan ia langsung mengisi Layla dari belakang. Kali ini ia tak peduli lagi dengan segala lenguhan dan desahan yang k
Aroma maskulin menguar di udara seketika setelah Logan membuka pintu kamar mandi."Ganti bajumu, ayo kita pulang ke mansion kita." Ucap Logan pada Layla, setelah seharian mereka hanya melakukan aktivitas diatas kasur dan berehat sekedar mengisi perut saja."Hemh, aku akan bersiap-siap." Balas Layla yang masih mengenakan lilitan handuk ditubuhnya dan tengah memoles wajahnya dengan makeup."Tapi tunggu, bukankah kamu melakukan reservasi untuk satu Minggu?" Tanya Layla heran."Hotel ini milikku, kita bebas masuk kapanpun kita mau. Dan penthouse ini khusus untukku, jika kamu memang suka tinggal disini kita bisa pindah saja kesini." Jawab Logan santai."Apa? Mimpi apa aku semalam. Setelah menikahi pria miskin selama dua tahun, pria itu berubah menjadi crazy rich yang misterius." Celetuk Layla."Ha-ha-ha... Anggap saja setelah kamu menyerahkan tubuhmu, kodok itu telah berubah menjadi pangeran. Kamu suka cerita princess kan?" Kelakar Logan."Iyuuuuhh, tidak mungkin aku melakukan itu dengan ko