Home / Romansa / Wanita Misterius di Kamar CEO / Bab 19 Kediaman Keluarga Tambunan

Share

Bab 19 Kediaman Keluarga Tambunan

Author: Bunga Cantik
Akan tetapi, ada alasan lain kenapa Shiera selalu membeli barang kalau sedang berkunjung ke sana, karena Shiera terlalu mengenal ibu mertua Sovia dengan baik.

Kalau Shiera pergi dengan tangan kosong, entah apa yang akan terjadi dengan Sovia nanti.

Shiera yang melihat mereka hampir sampai ke Mal, segera berujar dengan nada bersikukuh, "Tidak akan membeli banyak! Cepat katakan padaku atau akan sangat sayang kalau uang kubeli nanti ukurannya kekecilan."

"Shiera!" tukas Sovia.

"Cepatlah!" kata Shiera dengan tegas.

Sovia tidak bisa berbuat apa-apa dengan keras kepala Shiera, jadi dia memberikan nomor model pakaian anaknya.

Telepon ditutup.

Rachel melirik Shiera, "Kakakmu ada di Kota Cilegon, kalian hanya bertemu sebulan sekali."

Shiera menjawab dengan ringan, "Dia sudah menikah, aku tidak ingin terlalu mengganggunya."

Dalam kasus Sovia, Shiera sangat menghargai ketika seorang wanita menikah, itu bukan tentang seorang wanita dan seorang pria.

Ada terlalu banyak orang dan hal-hal yang terlibat saat itu.

Itu sebabnya, ketika Kevin meminta Shiera menikah dengan Tuan Alex hari ini, secara tidak sadar dia menolak.

Karena saat ini, meskipun Tuan Alex galak, dia hanya perlu menghadapi Tuan Alex sebagai atasannya.

Kalau, Shiera harus memasuki kalangan orang-orang yang sama sekali berbeda dari dirinya sendiri, Shiera takut tidak akan mampu mengatasinya sama sekali.

Rachel mendengar perkataan Shiera dengan penuh simpatik dan berucap, "Itu bukan masalah besar, dia adalah kakak kandungmu sendiri!"

Hidup Shiera cukup menderita, ayahnya meninggal terlalu dini. Sedangkan, ibunya malah tidak mencintainya.

Satu-satunya yang menemani Shiera, hanya nenek dan Sovia yang selalu mencintainya. Setelah kepergian Nenek, Sovia menikah ke dalam keluarga yang kurang harmonis.

"Itu karena Sovia adalah kakakku sendiri, aku tidak ingin mempersulitnya," kata Shiera.

Sovia telah mencintainya sejak Shiera masih kecil. Sovia selalu diam-diam mengambilkan makanan enak apa pun yang dimilikinya untuk Shiera. Bahkan, membiarkan Shiera mengenakan satu-satunya kaus kaki baru yang Sovia miliki setiap musim dingin.

Setiap kali Shiera pergi ke tempat Sovia, dia selalu memasak ayam rebus atau bebek panggang. Kalau Shiera terlalu sering pergi, mertuanya pasti akan bergosip lagi.

Tiba di Mal.

Rachel juga ingin menemaninya, tetapi ditolak oleh Shiera karena selama bersama Rachel, tentu saja Rachel yang membayar semuanya.

Shiera sudah menerima terlalu banyak perhatian dari Rachel.

Beberapa kali, Shiera merasa harus menghindarinya kalau bisa.

Namun, Rachel melemparkan sebuah kartu padanya, "Tidak apa-apa. Kalau kamu tidak membiarkanku pergi, tapi gunakan uang yang ada pada kartu ini!"

"Tidak, aku punya uang sendiri."

"Kamu punya? Kenapa aku tidak tahu?" ujar Rachel menggoda.

"Terakhir kali, kamu memperkenalkanku pada proyek patung relief yang luasnya lebih dari sepuluh meter persegi, aku mendapatkan enam puluh juta!" kata Shiera.

"Tidak apa-apa, aku akan memperkenalkan padamu lebih banyak lagi proyek besar seperti ini kelak."

"Ya!" Shiera menganggukkan kepalanya.

Shiera juga menyukai proyek konstruksi besar semacam ini. Karena kalau terlalu kecil, keuntungan pun hanya beberapa juta saja.

Rachel yang melihat Shiera memiliki uang, dia tidak bersikukuh lagi.

Shiera membeli tiga set pakaian untuk keponakannya di Mal, juga membeli beberapa makanan ringan yang disukai oleh anak Sovia. Semua itu menghabiskan total lebih dari empat juta.

Shiera sambil membawa barang-barang itu menaiki kereta api yang memakan waktu sekitar satu setengah jam. Kemudian, Shiera masih harus melewati lima pemberhentian dengan bus sebelum akhirnya, dia tiba di rumah kakaknya.

Sovia yang tahu dia akan datang, Sovia telah menunggunya di halte bus lebih awal.

Ketika Shiera turun dari bus, dia langsung melihat Sovia mengenakan gaun katun dipadu dengan celana panjang yang sudah dicuci dan warnanya terlihat tua.

Melihat Shiera, Sovia lekas berteriak, "Shiera!"

Shiera menyembunyikan rasa pedih di hatinya. Dia tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Sovia.

Sovia menarik anak kecil itu ke arah Shiera, kedua kakak beradik saling berpelukan dan gadis kecil itu berseru dengan renyah, "Bibi."

Shiera membungkuk dan mencubit wajah kecil Jerlyn yang merah, "Jerlyn, kenapa kamu tidak sekolah hari ini?"

Sovia mengambil barang-barang di tangan Shiera dan berkata, "Dia masuk angin hari ini jadi libur setengah hari."

Mendengar Jerlyn masuk angin, Shiera menggendong anak kecil itu dan baru pada saat itulah, Shiera menyadari wajah kecilnya memerah tidak seperti biasanya.

Shiera menyentuh dahinya dan memang agak panas, "Sakit, 'kah?"

Jerlyn mengangguk, "Sakit!"

"Sakit, tapi kamu masih keluar bersama ibu?"

"Aku rindu dengan Bibi." kata Jerlyn dengan lembut.

Mata Shiera terasa hangat.

Mereka bertiga berjalan melewati sebuah gang panjang, lalu memasuki sebuah halaman di mana buah kesemek menggantung merah di seluruh pepohonan.

Aroma sup ayam tercium dari dalam rumah.

Sovia menjatuhkan barang-barangnya dan mulai sibuk, Shiera buru-buru menyusul, "Kakak jangan membuat terlalu banyak! Aku tidak bisa makan banyak."

Shiera ingin mengatakan dia tidak akan makan, tetapi mereka bertiga sudah lama tidak bertemu satu sama lain, jadi Sovia pasti akan marah kalau dia pergi tanpa makan.

Apalagi, Shiera melihat kelihaian Sovia dengan pekerjaan rumah tangga sekarang, Shiera makin bersimpatik.

Sebaliknya, Sovia berkata, "Jarang sekali kamu datang ke sini sekali, jadi aku akan memberimu lebih banyak untuk menebusnya."

Hati Shiera menghangat dan hidungnya sedikit sesak.

Sovia membiarkannya bermain dengan keponakan kecilnya, Jerlyn, si kecil yang tertidur dalam waktu singkat karena demam.

Shiera menaruhnya di tempat tidur dan datang untuk membantu Sovia.

Sovia buru-buru berhenti, "Jangan lakukan itu! Nanti bajumu akan kotor."

"Tidak apa-apa. Aku tidak perlu ke kantor hari ini, cukup cuci saja kalau kotor," kata Shiera.

Mengatakan itu, Shiera mengambil segenggam daun bawang dan membantu Sovia mencucinya.

Sovia menatapnya dan tersenyum.

Tidak lama kemudian, suami Sovia, Yanto dan ibu mertuanya, Ratna telah kembali. Yanto yang melihat Shiera mengulas senyum yang sopan, "Shiera ada di sini."

"Kak Yanto!" sapa Shiera yang juga dengan sopan memanggil kakak iparnya.

Sementara, Ratna langsung meletakkan barang-barangnya dan berjalan masuk untuk melihat rebusan di dalam panci sambil tertawa, "Sungguh berbeda, ketika Shiera ada di sini! Sudah hampir sebulan, kami belum makan ayam."

Raut wajah Sovia terlihat merengut.

Shiera juga tahu orang seperti apa Ratna, tetapi masih dengan sopan menyapanya, "Tante."

Tatapan Ratna sangat mencemooh, "Makanlah lebih banyak untuk sementara waktu, tidak mudah bagimu yang merantau bekerja di sini."

Shiera mempertahankan senyum di wajahnya.

Penduduk lokal di Kota Cilegon sangat memandang rendah terhadap mereka. Karena, mereka seolah-olah datang untuk mengemis makanan.

Jangan melihat Keluarga Tambunan yang tinggal di rumah semi vila ini, kehidupan mereka selalu berkecukupan. Karena itulah, selalu memandang rendah orang pada biasanya.

Karena Yanto dan Ratna, Sovia baru memasak, Shiera tidak terlalu berani makan terlalu banyak.

Ketika Ratna telah duduk di meja makan, dia pertama-tama menaruh kaki ayam di mangkuk keponakannya, Jerlyn dan memberikan yang lain kepada Yanto.

Wajah Sovia menegang saat melihatnya, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa pada akhirnya. Satu per satu, Sovia juga membagikan makanan itu pada Shiera.

"Kakak, kamu makan!" Hati Shiera terasa tersentuh melihat Sovia.

Namun, Sovia menggelengkan kepalanya, "Aku biasanya memasak dan makan, tapi kamu yang sedang bekerja di luar tidak sehat juga jarang makan, jadi harus makan lebih banyak."

Shiera terpaksa makan.

Meskipun makanannya agak sulit ditelan, demi Sovia, Shiera masih mencoba untuk makan.

Pada saat ini, di Perumahan Taman Eden, Alex sudah kembali ke apartemennya.

Ketika hendak mengganti pakaiannya dan keluar, Alex membuka pintu lemari pakaian dan mendengar suara 'dentingan' sesuatu terjatuh.

Alex membungkuk dan memungut benda itu dan memegangnya di tangannya untuk melihat lebih jelas. Ketika dia melihat nama di kotak itu, wajahnya langsung menegang.

"Kondom? Biasanya ketika Alex di sini, hanya dia yang sering kembali dan juga Shiera yang sering datang untuk mengambil barang.

Dalam sekejap, Alex mengungkapkan senyum penuh arti.

Alex mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Shiera.

Di Kediaman Keluarga Tambunan.

Tidak lama setelah makan, Ratna tidak tahu apa yang harus dilakukan, Yanto juga keluar dan Sovia mengatakan mereka pergi bermain kartu.

Ini adalah kehidupan lokal Kota Cilegon yang khas, kecil dan membosankan.

Melihat telepon Alex, Shiera buru-buru berjalan ke halaman dan mengangkat, "Tuan Alex."

"Lagi di mana?" Suara rendah seorang pria datang dari sisi lainnya.

Hati kecil Shiera secara naluriah terangkat, buru-buru berkata, "Di tempat kakakku."

Dia tidak tahu kenapa, tetapi setiap kali Shiera menerima telepon dari Alex, secara naluriah Shiera akan merasa gugup.

Mungkin, karena Alex terlalu galak dan serius.

"Kirimkan padaku lokasinya."

"Hah?" Shiera kaget.

Kenapa diminta mengirim titik lokasinya?

Detik berikutnya, Alex yang di sisi lain telepon langsung menutupnya.

Shiera mendengarkan suara 'bip', wajahnya yang kecil itu menegang, dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Alex.

Apakah titik lokasi ini dikirim atau tidak?

Setelah berpikir, dia tetap mengirimkannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 340 Memanggil Alex

    Suara Alex terdengar sangat lembut, tetapi itu membuat Shiera merasakan bahaya dan dengan cepat menggelengkan kepalanya, sambil berkata, "Tidak, itu tidak sulit!"Benar-benar jangan mengusik sarang tebuan!"Lalu, aku harus memanggilmu apa?" Shiera bertanya dengan bingung.Alex berujar, "Apa menurutmu?"Awalnya, Shiera merasa ini adalah masalah, tetapi sekarang Alex melemparkan masalah itu langsung kepadanya.Di bawah penindasan Alex, Shiera ingin menangis lagi.Namun dia tidak berani.Shiera menarik napas dalam-dalam dan berucap, "Memanggil suamiku?"Alex terdiam.Suasana pun terasa menyesakkanMelihat wajah Alex yang langsung membeku, wajah mungil Shiera juga runtuh dan dia tahu itu tidak akan berhasil."Jadi panggil apa?""Panggillah seperti itu!" kata Alex dengan wajah dingin.Kali ini, Shiera yang tertegun.'Memanggil seperti itu? Dia bukannya tidak mau?' batin Shiera gundah.Namun di hadapan tatapan dingin Alex, Shiera tidak berani mengatakan apa-apa, hanya berkata, "Kalau begitu,

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 339 Bencana

    Pada saat ini, Shiera melihat ekspresi Alex yang tidak begitu baik, seluruh organ dalamnya bergetar. Mau tidak mau, Shiera memaksakan diri untuk tersenyum!"Hm, kalau kubilang bunga-bunga ini tidak ada hubungannya denganku, apakah kamu percaya?"Mendengar suara Shiera, wajah Alex tiba-tiba berubah!Perubahan drastis ini membuat wajah kecil Shiera menciut dan tidak ada tempat untuk menempatkan tangan kecilnya.Alex menatap mawar di belakang Shiera dengan muram dan berkata dengan ketus, “Masuk!"Setelah mengatakan itu, dia berbalik badan dan langsung masuk ke kantor.Shiera mengerucutkan bibirnya, seperti istri yang tertindas, dia pun mengikuti Alex masuk ke kantor.Setelah menutup pintu kantor dan berbalik, dia bertemu dengan tatapan mata dingin Alex, jantung Shiera langsung berdebar kencang.Shiera menundukkan kepalanya, “Bunga itu benar-benar tidak ada hubungannya denganku!"Saat ini, sikap Shiera saat mengakui kesalahannya cukup baik, dia takut Alex tidak memercayainya.Hanson ini ..

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 338 Mawar

    Terakhir kali saat berada di Bandung, Alex sangat marah. Hanson ini adalah dalangnya yang membuat keonaran waktu itu.Pria itu tidak keberatan, tetapi jangan melibatkan dirinya juga, sungguh menyebalkan sekali."Dasar tidak waras!" kutuk Shiera, lalu melempar ponselnya ke bawah selimut.Sekarang selama jam kerja, Alex memberikan Shiera kelonggaran untuk bersantai-santai, tetapi setelah Hanson membuat onar tadi, Shiera tidak ingin tidur lagi.Dia bangun dan merapikan pakaiannya!Setelah meneguk sedikit air, dia pun duduk di balkon dan mulai merajut syal lagi ...!Sekarang, perasaan Shiera berangsur-angsur lebih nyaman dan sudah tidak sekikuk sebelumnya, tetapi jemarinya benar-benar terasa sakit.Jarum yang tampak bulat ini tidak melukai tangan!Akan tetapi, terasa sakit saat merajut.Mulai sekarang, Shiera harus membiasakan diri dulu, baru bisa merajut lebih cepat.Saat Shiera sedang melihat syal di tangannya yang perlahan bertambah panjang, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu ruang is

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 337 Panggilan dari Hanson

    Begitu Alex keluar, ponsel Shiera berdering. Dia mengambil ponselnya dan melihat kalau itu adalah nomor Hanson!Shiera langsung mengakhiri panggilan.Meskipun mereka tidak melakukan hal yang salah, Shiera tahu Hanson bukanlah orang baik.Ya, bagi Shiera, Hanson ini pria licik yang suka tersenyum!Terakhir kali, saat di Bandung, dia bahkan mengatur seorang wanita untuk menemani Alex. Ini bukanlah sesuatu yang baik.Namun, baru saja dia menutup telepon, panggilan Hanson sudah masuk lagi.Shiera menutup telepon lagi!Keduanya bolak-balik melakukan hal seperti ini sebanyak lima kali dan akhirnya Hanson mengirim sebuah pesan pada Shiera, “Aku berada di bawah gedung Blackthorne Grup, bagaimana kalau aku naik untuk mencarimu?"Melihat informasi ini, tangan Shiera gemetar ketakutan!Sikap bersikeras tidak menerima panggilan tadi!Sekarang langsung melembut dan menelepon kembali dengan sopan.Hanson dengan cepat mengangkat telepon, “Shiera, kamu ini tidak bisa memakai cara lembut."Dibalik tele

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 336 Tidur Siang

    Shiera sangat memahami seperti apa sifat Karina itu.Dulu saat dia membeli rumah di Kabupaten Batur, dia terlihat sangat malu setiap kali kembali ke desa.Sekarang rumah di Kabupaten Batur sudah dijual, dia pasti ditertawakan oleh banyak orang.Saat ini, dia pasti berusaha mencari cara untuk pindah dari desa?Rachel mendengarkan dan mengangguk, “Ternyata begitu!"Ini memang terlalu waspada."Kalau begitu, aku akan pergi bersamamu besok.""Oke," kata Shiera mengangguk!Keduanya pun mengobrol sebentar. Dari kata-kata Rachel, Shiera tahu kalau sahabatnya ini sangat puas dengan pekerjaan barunya.Selain itu, Paman Grey juga seharusnya cukup puas.Kalau tidak, nada suara Rachel tidak akan terdengar seringan itu.Setelah mengatur masalah besok, Shiera merasa jauh lebih santai, lagi pula itu adalah Karina.Apalagi dia telah disuap Widya, jadi Shiera harus lebih berhati-hati apapun yang dia katakan.Saat sore!Shiera sudah tidur siang dulu.Ketika dia bangun, dia merasakan berat menimpa di sek

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 335 Ada Udang di Balik Batu

    Ini situasi apa lagi?Sebelum Shiera dapat berbicara, Rachel melanjutkan, “Kenapa bisa ada kecurigaan seperti itu?"Ini bukan tak beralasan, setiap hari ...!Shiera tidak tahu harus bagaimana memberi tahu Rachel apa yang terjadi hari itu, jadi dia hanya berkata, “Bukan tanpa alasan, Karina-lah yang membocorkannya tanpa sengaja!"“Bukan ucapan saat kesal, ‘kan?” tanya Rachel yang membalikkan pertanyaan!Tahu ‘kan orang seperti Karina bisa mengucapkan kata-kata menyakitkan apa pun saat dia sedang marah!Shiera berkata, “Tidak, itu bukan ucapan saat kesal!"Dulu Karina juga sering mengatakan kalau dia tidak memiliki anak perempuan seperti Shiera, tetapi kali ini, Shiera mendengar dengan jelas kalau itu bukanlah ucapan yang penuh dengan kemarahan!Ketika Rachel mendengar nada bicara Shiera, dia segera memarkir mobilnya di pinggir jalan dan mengangkat ponselnya."Jadi apa yang akan kamu lakukan?"Saat Shiera mengatakan ini padanya, dia pasti sudah punya rencana, ‘kan?Shiera bilang, “Karina

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status