Share

Bab 95

"Dibilang males, ngeyel!" Mas Rahman terkekeh.

"Mas Rahman menyembunyikan sesuatu, ya?" Todongku.

Aku sudah nggak betah menahan rasa penasaran, dari tadi sikap Mas Rahman mencurigakan.

"Mau tahu aja, apa mau tahu banget?" Selorohnya.

Aku mencebik kesal, tawa Mas Rahman makin menjadi.

"Sus, tadi sudah dikasih tahu belum?" Mas Rahman bertanya pada Suster Lusi.

"Belum, Pak. Nggak berani saya."

Sebenarnya rahasia apa yang mereka sembunyikan, sih? Aku benar-benar kepo!

"Sekarang aja, Sus!"

Usai Mas Rahman berkata, Suster Lusi berjalan ke arah pintu. Aku menatap bingung suamiku, tapi dia hanya senyum penuh arti, membuat rasa penasaran di hati makin menjadi.

Kami masih saling tatap ketik dari terdengar suara riuh dari arah pintu.

"Surprise....! Selamat ulang tahun ...." Sontak aku menoleh ke sumber suara. Di sana ada Umi dan Dinda, mereka datang membawa buket bunga. Sementara Suster Lusi membawa kue tart yang di atasnya terdapat lilin angka, yang sudah menyala.

Speechless, itu ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status