Didepan rumah Syifa, Raka sudah berdiri didepan mobilnya dan menunggu lebih dari lima belas menit untuk menjemput Syifa. Ia melihat arloji ditangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30.
Syifa keluar dari rumahnya mengenakan baju sepertiga lengan dengan warna biru polos dan rok sepanjang lutut. Terdapat kalung asesoris dilehernya. Ia terlihat rapi dan stylish.
"Nona, Silahkan masuk." Raka membukakan pintu mobil.
"Terima kasih."
Mobil Rolls Royce hitam itu melesat meninggalkan rumah Syifa menuju apartemen Zain. Entah mengapa Syifa masih kesal karena Zain mempekerjakan perawat wanita di apartemennya. Dia hanya seorang perawat dan mengapa Syifa cemburu. Pikiran Syifa perlu dibersihkan dari pikiran negatif tentang Zain.
Mereka sampai di apartemen Zain. Zain membukakan pintu untuk Syifa dan mempersilahkannya untuk duduk. Syifa duduk di sofa ruang tamu diikuti Zain. Di atas meja terdapat album undangan pernikahan yang
Satu minggu kemudianKaki zain sudah sembuh. Ia bisa berjalan seperti sedia kala. Hanya ada sedikit bekas luka di kakinya. Ia berencana menemui dokter kulit di luar negeri sekaligus honeymoon setelah hari pernikahannya. Zain merasa lega atas kesembuhannya. Lima hari lagi adalah hari pernikahan Zain dan Syifa. Didepan gedung apartemen, Bella berjalan dengan tergesa-gesa. Ini adalah hari terakhirnya untuk memeriksa Zain. Terdengar suara asing yang memanggilnya. Ia menoleh kebelakang dan mendapati Azka disana. "Bella." Panggil Azka. "Azka." Ucap Bella heran. Ia tidak menyangka dipanggil oleh laki-laki yang dikaguminya. "Kebetulan saya lewat dan membeli beberapa sarapan. Ini untukmu dan satu lagi untuk pasienmu." Azka menyodorkan dua kotak berisi makanan dan 2 botol minuman. Bella hanya diam menatap Azka. Ia mengagumi wajah tampan dan rupawannya. "Kok, bengong. Ayo ambil." "Eh, iya terimakasih." Azka berlalu mening
Keesokan harinya Sherly membelikan ponsel baru kepada Syifa. Ponsel Syifa sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Iya dengan berat hati memberikannya kepada Syifa. Sherly : "Sorry atas kejadian kmrn Fa, ni ponsel buat kamu."Syifa : "Thanks."Syifa duduk di kursi kerjanya dan mencoba memasukkan kartu nya tetapi kartunya telah rusak. " Kok nggak bisa sih, jangan jangan kartunya rusak lagi, oh my God." Keluh Syifa.Sepulang kerja ia terpaksa membeli nomor baru dan ia mencoba menghubungi Zain.Syifa : "Hallo Zain, ini aku Syifa, hp ku rusak kmrn jadi aku ganti hp dan nmr baru. Are you okey today?."Zain : "Hallo honey. I'm fine."Syifa : "Hari ini aku mau izin cuti lalu aku mau ke apartemen kamu setelah ini."Zain: "Tidak honey, aku akan jemput kmu hari ini."Syifa : "Beneran? Kamu Uda bisa nyetir sekarang?"Zain :" Udah dong. Kamu tenang aja "Tak lama kemudian Zain sudah berada di depan gedung tempat Syifa bekerja. Syifa datang menghampiri Zain. Di mobil Zain bercerita tentang kejadian aneh
"Ikhlaskan ayahmu, dia sudah tiada. Ikutlah ibu ke Jakarta" Suara wanita paruh baya yang beberapa jam lalu menghadiri pemakaman ayahnya. Sudah lama sekali ibunya pergi meninggalkan dirinya dan ayahnya di desa. Sepuluh tahun yang lalu Hanna, ibu Asyifa pergi ke Jakarta untuk merantau dan bekerja disana. Dulu dia hanya seorang karyawan di sebuah perusahaan percetakan dan sablon. Tetapi tiga tahun lalu dia sudah mendirikan perusahaan percetakan miliknya sendiri."Tidak ibu, aku ingin disini. aku akan menolong banyak orang seperti ayah". kata Asyifa yang masih meneteskan air matanya."Menjadi tukang sangkal Putung seperti ayahmu. Ibu tidak setuju. Kamu masih muda, Sayang. Bagaimana dengan masa depanmu?" ucap Hanna."Apalagi dulu ayahmu selalu menolak uang pemberian dari pasiennya dan itu yang membuat ibu pergi merantau. Ibu sangat menyayangi kalian, tetapi ibu juga tidak bisa hidup susah."Ya. Memang Pak Syarif. Almarhum ayah syifa tidak pernah mau meneri
Dikantor, Zain sedang duduk di kursi kerjanya. Dia berkutat dengan laptopnya, menggerakkan kursornya ke kanan dan kekiri sambil mengamati grafik pendapatannya bulan ini. Lalu Raka datang membuka pintu. Raka adalah sekretaris sekaligus orang kepercayaan Zain. Hanya dia yang bisa keluar masuk tanpa mengetuk pintu ruang CEO itu."Tuan, 10 menit lagi ada meeting dengan Tuan Handoko, client kita dari Surabaya." Ucap Raka."Baiklah." Zain mendongakkan wajahnya."Raka, Cari informasi tentang wanita tadi. Aku ingin informasinya secepat mungkin." Titah Zain."Baik, Tuan Muda. Saya akan meminta anak buah saya untuk menyelidiki wanita itu."Raka tidak banyak bertanya. Ia selalu menjalankan perintah Tuan Muda nya dengan baik dan rapi.Ditempat lain. Di sebuah ruang pijat, Syifa sedang memijat seorang wanita yang memanjakan dirinya dengan pijatan-pijatan syifa yang menenagkan. Satu bulan yang lalu syifa bergabung di tempat pusat kebugaran dan
Zain mengubah posisinya menjadi duduk."Kau menamparku?""Iya. Aku menamparmu. Kau mencuri ciuman pertamaku. Kau puas?" Ucap Syifa dengan amarah."Hei. Kau yang menggodaku lebih dulu." Dalih Zain"Aku tidak menggodamu. Kakiku terpeleset. Dan kau sudah menggunakan kesempatan itu untuk menggodaku." Ucap Syifa."Astaga. Aku menggodamu, yang benar saja. Baru kali ini ada wanita yang menolakku." Elak Zain."Kau fikir kau setampan itu, sehingga banyak wanita yang mau denganmu. Narsis sekali, tetapi sayang aku tidak suka caramu."Syifa segera turun dari ranjang King Size milik Zain. Ia segera pergi dari kamar itu dengan amarah yang masih ada di hatinya. Ketika ia sampai di pintu keluar dia tidak sengaja menabrak seseorang.Ketika Syifa mendorong pintu utama rumah megah itu ternyata ada seseorang yang juga akan membukanya sehingga dia terjatuh terdorong oleh pintu."Ahh" Teriak perempuan paruh baya itu.
Syifa ingin memejamkan matanya, tetapi bayangan wajah Zain selalu muncul di benaknya. Ia menyentuh bibirnya, mengingat adegan ciumannya tadi siang. 'Apakah aku jatuh hati padanya. Sepertinya otakku sudah mulai tidak waras' gumamnya. Ia juga mengingat kembali peritiwa 3 tahun lalu ketika menyelamatkan Zain. 'Saat itu mobil Zain mengalami rem blong dan ia menghindari tabrakan dengan pengendara lain sehingga ia menabrakkan mobilnya ke arah pohon. Syifa yang saat itu berada dekat dengan tempat kejadian membawa Zain keluar dari mobilnya tepat sebelum mobilnya meledak. Zain sempat melihat wajah Syifa sebelum ia pingsan. Syifa membawa Zain ke rumahnya dengan bantuan Azka, tetangga Syifa. Tetapi Azka malah membawanya ke rumahnya sendiri. Azka tinggal dirumahnya bersama neneknya. Dirumah Azka, Syifa mengobati luka Zain. Ketika ia melihat tangan kanan Zain. Ia menyafari bahwa tangan Zain bengkok dan berbelok lalu Syifa mengobati Zain dengan pijatan tangannya dan mantra suci yang ia ucapkan de
Sebuah lampu berwarna putih menyorot Syifa diantara kegelapan lalu sebuah lampu menyorot seorang pria didepannya yang berjarak 50 meter. Pria itu berjalan ke arah Syifa. Syifa terkejut karena melihat Zain disana. Zain berjalan ke arahnya. Ia mengambil mikrofon didepannya dan mengagetkan Syifa dengan pernyataannya."Syifa, sejak pertama kali kita bertemu, hatiku merasa berwarna, kau telah mengisi kekosongan yang ada pada diriku. Aku tahu ini terlalu cepat. Tetapi cinta tidak mengenal waktu, berapa lama kita bertemu atau berapa lama kita bersama. Cinta datang dari hati, dan didalam hatiku hanya ada satu namamu, Syifa. Aku mencintaimu, maukah kamu menjadi kekasihku?" Tanya Zain.Syifa terdiam. Ia belum bisa menerima semua yang Zain katakan. Hanya saja ia tidak mau membuatnya dan Zain malu karena menolaknya. Para tamu mulai bersuara."Terima, terima, terima."Syifa yang bingung lidahnya berkata tanpa ia pikirkan apa konsekuaensinya."Iya. Aku men
Zain mengawali paginya dengan senyum di wajahnya. Kehadiran Syifa membuat kehidupan Zain semakin lengkap. Ia melangkahkan kakinya dengan semangat untuk memulai pekerjaannya. Tiba-tiba Ratih menghentikan langkahnya."Ada apa ma?" Tanya Zain."Lihat berita hari ini. Apa maksud isi berita itu? Apa benar kamu menyatakan cinta kepada seorang tukang pijat tradisonal. Memalukan sekali.""Memangnya kenapa kalau dia seorang tukang pijat? Aku memang mencintainya." Ucap Zain santai. Ia melihat berita di koran, majalah dan media internet. Ternyata banyak berita bermunculan tentang dirinya.'Pewaris perusahaan Sanjaya Adhitama grup, Zain haruna Sanjaya menyatakan cinta kepada seorang tukang pijat tradisional''Tukang pijat tradisional merayu pewaris perusahaan Sanjaya Adhitama grup' disertai foto mereka saat dipantai."Siapa yang berani membuat berita seperti ini." Geram Zain. Zain keluar dari rumahnya dengan amarah. Dia tidak suka ada orang yang membuat