Mendapatkan kekuatan yang diperoleh dari sang ayah, Asyifa Lexa Kumala bisa menyembuhkan penyakit lumpuh dengan tangan ajaibnya. Syifa menyembunyikan kekuatannya. Ia hanya menggunakannya bila sangat diperlukan. Pertama kali Syifa menggunakan kekuatannya adalah ketika ia menyelamatkan seorang pria dari kecelakaan maut tiga tahun yang lalu. Pria itu bernama Zain Haruna Sanjaya. Seorang pebisnis hebat yang kaya raya. Tampan dan rupawan. Zain melihat wajah Syifa dan hatinya bergetar hebat. Tanpa Ia sadari, Ia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat mereka saling mencintai, cinta mereka diuji dengan hadirnya Azka, pria yang sudah lama memendam perasaan pada Syifa. Kecemburuan dan perseteruan membutakan hati mereka. Ditambah perasaan tidak suka dari Ratih terhadap Syifa yang membuat jarak yang jauh antara mereka. Kecelakaan yang kedua kalinya dialami Zain saat mereka akan menikah. Pernikahan mereka akhirnya tertunda tetapi dengan sakitnya Zain membuat mereka semakin dekat dan Zain tidak akan pernah melepaskan Syifa dari sisinya.
View More"Ikhlaskan ayahmu, dia sudah tiada. Ikutlah ibu ke Jakarta" Suara wanita paruh baya yang beberapa jam lalu menghadiri pemakaman ayahnya. Sudah lama sekali ibunya pergi meninggalkan dirinya dan ayahnya di desa. Sepuluh tahun yang lalu Hanna, ibu Asyifa pergi ke Jakarta untuk merantau dan bekerja disana. Dulu dia hanya seorang karyawan di sebuah perusahaan percetakan dan sablon. Tetapi tiga tahun lalu dia sudah mendirikan perusahaan percetakan miliknya sendiri.
"Tidak ibu, aku ingin disini. aku akan menolong banyak orang seperti ayah". kata Asyifa yang masih meneteskan air matanya.
"Menjadi tukang sangkal Putung seperti ayahmu. Ibu tidak setuju. Kamu masih muda, Sayang. Bagaimana dengan masa depanmu?" ucap Hanna.
"Apalagi dulu ayahmu selalu menolak uang pemberian dari pasiennya dan itu yang membuat ibu pergi merantau. Ibu sangat menyayangi kalian, tetapi ibu juga tidak bisa hidup susah."
Ya. Memang Pak Syarif. Almarhum ayah syifa tidak pernah mau menerima uang pemberian pasiennya. Dia ikhlas menolong. Itulah yang selalu dia katakan. Dia hanya menerima sembako seperti beras, gula atau bahkan sayur mayur saja. karena kebanyakan orang yang berobat bermata pencaharian petani dan dari kalangan menengah ke bawah. Pak Syarif tidak memasang papan nama atau benner tetapi banyak orang berdatangan kerumahnya karena perkataan orang dari mulut ke mulut.Hanna membelai rambut Syifa. "Sayang, sekarang sudah ada dokter didesa kita. Mereka lebih profesional. Apa kamu ingin mengambil mata pencaharian orang lain. Kamu masih muda, sayang. Kamu bisa meraih mimpimu. Kamu bisa bekerja di Jakarta bersama ibu"
Benar kata Hanna. Syifa juga punya mimpi. Ia ingin bisa bekerja dengan layak." Baiklah bu. Aku akan ikut ibu ke Jakarta." Ucap Syifa
"Begitu baru bagus. Ibu senang mendengarnya." Jawab Hanna.
Mungkin ini yang terbaik. Syifa tidak mungkin tinggal sendirian di desa. Dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi disini. Hanya ada beberapa kerabat ayahnya. Syifa juga tidak ingin merepotkan orang lain.
Sinar mentari menyapa penghuni bumi. Pagi ini Sifa akan pergi ke Jakarta. Ia sudah mempersiapkan segala keperluannya tadi malam. Syifa duduk di sofa ruang tamu miliknya. Ia memejamkan matanya. Mengingat kembali kenangan kenangan di rumahnya saat ia masih kecil. Ayahnya selalu menghiburnya disaat dia sedih. Ibunya yang memasakkan telur dadar kesukaannya. Neneknya yang selalu memanjakaanya. Semuanya sudah tidak bisa ia rasakan lagi. Tetes demi tetes air mata mengalir tanpa henti. Ia harus merelakan semuanya. Memulai hidup baru dengan ibunya. Bukankah ia juga merindukan ibunya selama ini. Syifa menghapus air matanya, mencoba menerima takdir yang sudah digariskan yang maha kuasa untuknya.
Jakarta.Zain Haruna Sanjaya. Pria berwajah tampan dengan sorot mata yang tajam. hidung mancung. Bertubuh tegap dan tinggi. Dia sangat berkharisma dan mapan. Seorang CEO dari Sanjaya Adhitama grup. Bisnis yang dikelola oleh dua keluarga besar yaitu keluarga sanjaya dan keluarga adhitama. Bisnis yang bergerak dibidang perhotelan, restoran, perusahaan manufaktur, makanan dan minuman cepat saji dan masih banyak lagi. Banyak wanita yang tergila-gila padanya tetapi tak satupun yang sanggup menggetarkan hatinya. Kecuali pada periswa 3 tahun yang lalu ketika dia mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Zain mencoba mengingat wajah wanita yang menyelamatkannya. Seorang wanita yang mengeluarkannya dari mobil sebelum mobilnya meledak, memijit kakinya yang tak bisa ia gerakkan. Dia juga mengucapkan mantra suci yang hanya bisa didengar olehnya. Dan anehnya setelah dipijit wanita itu kakinya bisa digerakkan. Tapi sayangnya setelah hari itu. Ia tidak pernah bertemu lagi denganya. Saat dia bangun dari tidurnya, ada seorang laki-laki yang bernama Azka mengatakan bahwa ialah yang menyelamatkannya. Padahal Zain yakin ada seorang wanita yang ia lihat sesaat sebelum mobilnya meledak. 'Kalau saja hari ini aku bertemu dengannya. Kuanggap dia adalah takdirku.' Gumam Zain dalam hati.
" Ckiiiiiik'Mobil berhenti mendadak. Membuyarkan lamunan Zain. Raka sekretaris sekaligus sopirnya keluar dari mobil"Hei. Kamu bisa bawa mobil tidak? Kita hampir saja kecelakaan."
Syifa membalik badan " Maaf tuan. Saya sungguh tidak sengaja. Mobil saya tiba tiba mogok."
Suaranya lembut. selembut wajahnya yang rupawan. Tubuhnya ramping dan tinggi. Rambutnya lebat tergerai indah.
"Kalau saja aku dan bosku tidak sedang buru buru, pasti aku akan membuat perhitungan denganmu!" Ucap Raka.
Raka sangat emosi ditambah panasnya matahari saat ini yang membuatnya semakin gerah."Ada apa ini?" Tanya Zain setelah membuka pintu mobilnya melangkah menuju mereka berdua.
'Wanita itu. Apakah dia wanita yang sama' Hati Zain berdegup kencang seakan seperti bertemu kekasih yang lama dirindukannya."Masuklah ke mobilku. Mobilmu mogok. Kami akan mengantarkanmu." Ucap Zain.
"Tapi Tuan muda" sanggah Raka.
"Diam Raka. Ikuti perintahku."
"Tidak perlu Tuan. Saya bisa naik taksi." Sanggah Syifa.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Zain.
"Kurasa tidak. Aku pendatang baru di kota ini" jawab Syifa.
"Benarkah? Tapi aku merasa pernah mengenali wajahmu walaupun aku tidak tahu siapa namamu." Zain berdalih.
"Oh ya. Apakah wajahku terlihat pasaran?" Tanya Syifa.
"Bukan begitu maksudku. Oh iya ini kartu namaku. Simpanlah. Jika kita bertemu lagi beritahu namamu padaku." Ucap Zain sambil memberikan kartu namanya.
"Baiklah. Ada taxi yang lewat. Aku pergi!" Ucap Syifa sambil melambaikan tangannya untuk menghentikan taxi.
Keesokan harinya Sherly membelikan ponsel baru kepada Syifa. Ponsel Syifa sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Iya dengan berat hati memberikannya kepada Syifa. Sherly : "Sorry atas kejadian kmrn Fa, ni ponsel buat kamu."Syifa : "Thanks."Syifa duduk di kursi kerjanya dan mencoba memasukkan kartu nya tetapi kartunya telah rusak. " Kok nggak bisa sih, jangan jangan kartunya rusak lagi, oh my God." Keluh Syifa.Sepulang kerja ia terpaksa membeli nomor baru dan ia mencoba menghubungi Zain.Syifa : "Hallo Zain, ini aku Syifa, hp ku rusak kmrn jadi aku ganti hp dan nmr baru. Are you okey today?."Zain : "Hallo honey. I'm fine."Syifa : "Hari ini aku mau izin cuti lalu aku mau ke apartemen kamu setelah ini."Zain: "Tidak honey, aku akan jemput kmu hari ini."Syifa : "Beneran? Kamu Uda bisa nyetir sekarang?"Zain :" Udah dong. Kamu tenang aja "Tak lama kemudian Zain sudah berada di depan gedung tempat Syifa bekerja. Syifa datang menghampiri Zain. Di mobil Zain bercerita tentang kejadian aneh
Satu minggu kemudianKaki zain sudah sembuh. Ia bisa berjalan seperti sedia kala. Hanya ada sedikit bekas luka di kakinya. Ia berencana menemui dokter kulit di luar negeri sekaligus honeymoon setelah hari pernikahannya. Zain merasa lega atas kesembuhannya. Lima hari lagi adalah hari pernikahan Zain dan Syifa. Didepan gedung apartemen, Bella berjalan dengan tergesa-gesa. Ini adalah hari terakhirnya untuk memeriksa Zain. Terdengar suara asing yang memanggilnya. Ia menoleh kebelakang dan mendapati Azka disana. "Bella." Panggil Azka. "Azka." Ucap Bella heran. Ia tidak menyangka dipanggil oleh laki-laki yang dikaguminya. "Kebetulan saya lewat dan membeli beberapa sarapan. Ini untukmu dan satu lagi untuk pasienmu." Azka menyodorkan dua kotak berisi makanan dan 2 botol minuman. Bella hanya diam menatap Azka. Ia mengagumi wajah tampan dan rupawannya. "Kok, bengong. Ayo ambil." "Eh, iya terimakasih." Azka berlalu mening
Didepan rumah Syifa, Raka sudah berdiri didepan mobilnya dan menunggu lebih dari lima belas menit untuk menjemput Syifa. Ia melihat arloji ditangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30. Syifa keluar dari rumahnya mengenakan baju sepertiga lengan dengan warna biru polos dan rok sepanjang lutut. Terdapat kalung asesoris dilehernya. Ia terlihat rapi dan stylish. "Nona, Silahkan masuk." Raka membukakan pintu mobil. "Terima kasih." Mobil Rolls Royce hitam itu melesat meninggalkan rumah Syifa menuju apartemen Zain. Entah mengapa Syifa masih kesal karena Zain mempekerjakan perawat wanita di apartemennya. Dia hanya seorang perawat dan mengapa Syifa cemburu. Pikiran Syifa perlu dibersihkan dari pikiran negatif tentang Zain. Mereka sampai di apartemen Zain. Zain membukakan pintu untuk Syifa dan mempersilahkannya untuk duduk. Syifa duduk di sofa ruang tamu diikuti Zain. Di atas meja terdapat album undangan pernikahan yang
Di depan swalayan yang terletak dekat dari apartemen, Bella sudah menyelesaikan belanjaannya. Ia membawa dua plastik besar dengan banyak bahan makanan dan buah buahan. Keringat bercucuran dipelipisnya. "Melelahkan sekali." Ia mengusap keringat yang menetes di dahinya. Tangannya terasa pegal membawa banyak barang. "Brug" Tidak sengaja Bella menabrak dada bidang tubuh tegap di depannya. Hatinya berdegup kencang. Seorang pria mengambilkan dua kantong plastik besar berwarna hitam itu. "Apa anda baik-baik saja." Pria itu mendongakkan wajahnya. Menampakkan senyum yang menawan hati siapapun yang melihatnya. Bella tertegun sesaat. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya pada pria didepannya. Ia sulit berkata- kata. Bibirnya terasa berat mengungkapkan kekagumannya. "Tampan." Bella berkata dengan sangat pelan. Ia melongo seperti orang yang linglung."Apa?" Tanya pria itu."Tidak ada. lupakan saja. Maaf aku tidak meli
Zain mengerutkan keningnya. Ia tidak mengerti mengapa ekspresi wajah Syifa mendadak masam dan pergi begitu saja. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Raka sudah siap menjemput Tuannya untuk pulang ke apartemen. Sebuah tongkat bantu jalan digunakan Zain untuk menopang bagian tubuhnya saat berjalan. Mobil lamborghini melesat melewati jalanan yang padat. Banyak kendaraan berlalu lalang membuat kemacetan yang membosankan. "Raka, apa kamu sudah menyelidiki suruhan siapa preman-preman yang berani mencelakaiku kemarin?" "Aku sudah menyuruh orang-orang kita menyelidikinya. Namun plat mobil mereka palsu. Kami sedikit kesulitan menyelidiki mereka karena mereka tidak meninggalkan jejak apapun." "Selidiki lagi lebih lanjut. Aku tidak mau mereka lolos begitu saja." "Baik Tuan Muda." Sesampainya di apartemen kelas atas yang megah dan luas miliknya. Zain merebahkan tubuhnya di ranjang king size yang lembut. Kakinya terasa p
Syifa mengemudikan mobil menuju ke rumah sakit. Sesekali Zain melirik Syifa. Sorot matanya memancarkan kekaguman atas keindahan makhluk Tuhan yang ada didepannya.Mereka sampai di rumah sakit dan Zain segera mendapatkan pertolongan. Zain diberikan obat luar dan diberi perban. Dokter juga meresepkan beberapa obat untuk diminum. "Dokter, bagaimana keadaannya?" Tanya Syifa cemas."Untunglah lukanya tidak terlalu serius. Dua atau tiga hari lagi perban sudah bisa dibuka." Dokter memberikan penjelasan seperlunya."Syukurlah. Terima kasih, Dok.""Sama-sama."Syifa memasuki ruang pasien VIP dan duduk disebelah Zain di ranjang pasien."Kamu pasti akan segera sembuh. Apakah ini sakit?" Tangan Syifa memegang kaki Zain yang berbalut perban. "Kau sangat perhatian padaku." Syifa membalas perkataan Zain dengan tersenyum simpul. Malam semakin larut. Syifa membuka ponselnya dan membaca sebuah pesan masuk dari Hanna. Ibunya menghawat
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments