Share

Bab 3. Cara Lain

Author: ZeeHyung
last update Huling Na-update: 2025-04-01 18:00:04

"Bella, apa kabar. Senang bertemu denganmu. Buatkan minuman untuk Bella," ucap Brian meminta Miko untuk membuatkan Bella minum.

"Akh, tidak perlu Tuan. Saya sudah minum," sahut Bella dengan suara gugup menolak diberikan minum dengan pria yang tadi malam habis bercinta dengan dirinya.

Dan Bella merutuki dirinya, karena tidak tahu siapa yang sudah tidur dengan dia.

Brian memberikan kode ke Miko untuk pergi karena dia ingin bicara berdua dengan Bella.

"Kalau tidak ada yang perlu lagi, saya permisi dulu. Permisi, Tuan, Nona," pamit Miko menundukkan kepala ke arah Bella dan Brian.

Bella panik, karena dia harus bersama dengan sang CEO Brian Murdock. Ruangan tersebut terasa sesak hingga oksigen di dalam paru-parunya menipis.

"Kenapa pergi?" tanya Brian dengan suara dingin dan sorot mata tertuju kepada Bella tanpa sedikitpun dirinya mengalihkan pandangannya.

Bella mendengar suara berat Brian langsung mengangkat kepala dan menatap Brian. Bella berpura-pura tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh Brian.

"Maaf, maksudnya Anda apa, ya? Saya tidak mengerti sama sekali. Saya pergi kemana?" tanya Bella yang menunjukkan senyumannya.

Bella mencoba tenang dan menjawab tanpa gugup takutnya, Brian akan mengetahui jika dia bohong, takut dan sebagainya.

Brian masih tenang, dia tidak boleh emosi dengan jawaban Bella. Sudah jelas, dirinya mendapatkan bukti yang tidur dengan dia tadi malam itu Bella. Dan setelah diselidiki, ternyata Bella itu karyawannya tentu saja Brian senang karena langsung menemukan Bella. Wanita yang membuat dia tidak alergi dengan wanita.

"Masih belum mengaku?" tanya Brian lagi yang mencondongkan tubuhnya ke arah Bella.

Dan, Bella memundurkan tubuhnya ke belakang agar tidak berdekatan dengan Brian. Bella pun menjawab dengan menggelengkan kepala masih kekeh dengan jawabannya.

Brian kembali duduk dengan tegap dan masih fokus melihat Bella. Dia heran kenapa Bella tidak mengakuinya.

"Kamu kecelakaan tadi pagi?" tanya Brian.

Bella sekali lagi menjawab dengan menggelengkan kepala. Dan menjawab singkat.

"Tidak, Tuan," jawab Bella.

Brian tidak bertanya lagi dan dia memilih diam tapi sorot matanya terus memperhatikan Bella yang gelisah.

"Aduh, aku sesak pipis ini, apa yang harus aku lakukan. Kenapa aku bisa sesial ini, sudah diselingkuhin, tidur dengan bosnya kini dia diadili oleh si bos."

Bella masih berkata-kata dalam hati dan dia masih belum sedikitpun bergerak dari tempat. Tubuhnya sudah dingin melihat tatapan dari Brian.

Brian mengambil sesuatu dan dia menyerahkan ke Bella.

"Lihat, itu," pinta Brian ke Bella.

Bella melihat amplop coklat yang Brian berikan padanya untuk dia lihat.

"I-ini apa, Tuan Murdock?" tanya Bella dengan suara terbata-bata.

"Lihat saja," jawab Brian.

Bella yang penasaran langsung membuka amplop tersebut dia perlahan mengeluarkan apa yang ada di dalam amplop. Saat, isinya sudah di tangan, Bella melihat wajahnya yang berada di club malam. Dari dia masuk, minum dan bertemu pria yang tidak lain pria yang di depannya ini membuat Bella tidak bisa berkata-kata.

"Darimana Anda dapatkan ini?" tanya Bella dengan gugup.

"Kamu tidak perlu tahu. Jawab saja, itu kamu atau tidak?" tanya Brian lagi.

Bella sudah tidak bisa mengelak lagi, dia sudah tidur dengan bosnya dan sekarang bukti jelas ada. Malu, marah semua campur jadi satu. Dia tidak bisa lagi memperlihatkan wajahnya. Bella hanya bisa menundukkan kepala karena dia tidak mau bosnya ini melihat wajahnya.

"Iya, ini saya. Maafkan saya. Saya mabuk dan saya tidak tahu itu Anda, sekali lagi maafkan saya," jawab Bella berdiri dan menundukkan kepala memohon maaf kepada Brian atas kesalahan yang sudah dia lakukan.

Bella masih berdiri dia ingin tuannya ini memaafkan dia dan melupakan apa yang terjadi. Walaupun, dia harus kehilangan keperawanannya paling tidak dia sudah menyesalinya jika pun hamil dia bisa apa. Dia akan merawat bayinya dan pergi dari hadapan Tuan mudanya ini.

"Hanya maaf?" tanya Brian lagi.

Bella menaikan alisnya, dia bingung kenapa Tuan mudanya ini bertanya hanya maaf. Apakah itu kurang? Pikir, Bella.

"Ja-jadi saya harus apa? Apakah saya harus membayar kerugiannya. Tapi, saya di sini yang rugi. Dan, saya juga tidak menuntut Anda. Saya akan melupakan semuanya dan tidak akan mengatakan kepada siapapun, apakah itu tidak cukup?" tanya Bella lagi.

Dirinya akan pergi jika diminta, asal dia tidak diminta yang lain.

"Menikah dengan saya," jawab Brian lagi.

"Apa?" tanya Bella yang terkejut karena mendengar perkataan dari Brian.

Brian tersenyum menyeringai saat melihat kepanikan dari Bella.

"Kenapa kamu terkejut, Bella?" tanya Brian kepada Bella.

Bella tidak tahu harus jawab apa, dia benar-benar terkejut karena perkataan dari Tuan mudanya.

"Maaf, Tuan, saya tidak bisa. Saya ...." Bella menghentikan ucapannya sejenak sambil berpikir apa yang cocok untuk dia sampaikan ke Brian.

"Saya apa?" tanya Brian.

"Saya ... Saya hanya wanita biasa dan saya miskin juga saya tidak layak dengan Anda, jadi saya menolaknya," jawab Bella.

Bella menjelaskan kenapa dia menolak apa yang Brian minta. Dan, apa kata orang kalau dia menikah dengan Brian.

Brian yang mendengar Bella menolak dirinya menatap Bella dengan tajam. Selama ini, tidak ada yang berani menolak apapun yang dia katakan. Tapi, kali ini dia ditolak oleh Bella.

"Keluarlah," usir Brian dengan suara dinginnya.

Bella mendengar dia diusir dari ruangan Brian menatap Brian dia ingin memastikan kalau dia tidak salah dengar.

Melihat Bella menatapnya, membuat Brian semakin kesal dan tangannya dikibaskan ke arah Bella menandakan kalau dia diusir.

"Baiklah, permisi," ucap Bella yang akhirnya keluar karena sudah melihat kibasan tangan Brian, Bella baru berani keluar.

Bella bersyukur, karena dirinya tidak dipecat karena menolak permintaan dari Brian. Saat, di luar sekretaris Brian memandang Bella yang seperti baru keluar dari ruang pengadilan.

"Bel, kenapa denganmu? Apa kamu baik-baik saja?" tanya sekretaris Brian bernama Mullen.

Helaan napas panjang dan terdengar sangat berat keluar dari Bella dan Bella memandang ke arah Mullen.

"Menurut Anda, Tuan Mullen apakah saya baik?" tanya Bella balik.

Mullen mengangkat bahunya, dia tidak melihat kalau Bella baik. "Menurutku, kamu seperti keluar dari ruang sidang kejahatan internasional, apakah benar?" tanya Mullen sembari tertawa.

Bella yang mendengarnya, berdecih. Bisa-bisanya, sekretaris Tuan Murdock mengatakan hal itu. Bella pun pergi tanpa mengatakan apa yang terjadi di dalam.

"Lah, pergi," ucap Mullen yang menggelengkan kepala karena Bella pergi tanpa mengatakan apa yang terjadi.

Di dalam ruangan, Brian mengepalkan tangannya, dia marah karena Bella menolaknya.

"Aku akan cari cara lain untuk membuat dia berubah pikiran, tunggu saja, Bella," ujar Brian yang menyeringai saat memiliki ide untuk membuat Bella mau menerima lamarannya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 96. Menyelamatkan Bella

    Brian menatap mobil yang membawa Bella. Dirinya sedih tidak bisa mengejar Bella. Anak buahnya yang ikut mengejar mobil penculik juga tidak bisa mengejar karena sudah melaju dan menghilang. "You kejar sana. Jangan risaukan i. I baik-baik saja ayo sana kejar. Bella sendirian itu. Cepat kejar," pinta Ocha ke Brian dengan sisa tenaga yang ada. Brian geleng kepala dan dia tetap bersama Ocha. "Kamu jangan banyak bicara. Kamu terluka. Kalian cepat bawa Ocha. Ayo bantu aku mengangkat Ocha," teriak Brian dengan kencang memanggil anak buahnya untuk membantunya menolong Ocha yang terluka. Anak buah Brian yang dari belakang menghampiri Brian dan Miko yang ikut mengejar bergegas melihat kondisi Ocha yang sudah pingsan. "Ayo, Brian kita bawa ke rumah sakit. Kamu jangan khawatir kita akan mendapatkan Bella. Kamu tenang dulu," ucap Miko ke Brian. Brian menganggukkan kepala dia yakin Bella akan dia temukan. Ocha dibawa ke rumah sakit terdekat, situasi di jalan ramai semua orang melihat Ocha ditem

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 95. Ocha Tertembak

    Ocha segera berdiri untuk mengejar Bella yang dibawa lari. Ocha tidak mau sampai Bella dilukai. Kalau sampai Brian tahu Bella diculik bahaya. Brian akan marah besar dirinya pasti akan menghabisi orang yang sudah menculik Bella. "Kejar Nona Bella. Cepat kejar. Jangan diam saja kalian," teriak Bruno ke anak buahnya untuk mengejar Bella yang saat ini sudah ditarik masuk ke dalam mobil. Tanpa menunggu lama anak buah yang menjaga Bella mengejar orang yang sudah berhasil menangkap Bella. "Lepaskan, dia. Cepat lepaskan dia," teriak rekan Bruno sambil berlari mengejar Bella. Mullen kesakitan menahan peluru yang bersarang di tubuhnya. Nyonya Sherly histeris melihat Bella diculik. "Cepat selamatkan anakku. Tolong dia, selamatkan dia," teriak Nyonya Sherly menangis melihat Bella diseret paksa. Mullen mengambil ponsel untuk menghubungi Brian untuk memberitahukan kalau Bella diculik. Situasi di parkiran ramai. Suara tembakkan juga terdengar. "Aku harus kasih tahu Brian. Kalian cepat sana se

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 94. Bella Diculik

    Mullen merasa ada yang memperhatikan mereka tapi saat dia lihat ke segela arah tidak ada satupun yang mencurigakan. Ocha dan Bruno menganggukkan kepala mendengar intruksi dari Mullen. Mereka mengikuti Bella dan nyonya Sherly. Sampai di ruangan yang dituju. Nyonya Sherly melihat Tuan Karl datang dengan sahabatnya yang sudah mengkhianati dirinya. Rasa sakit itu ada tapi Nyonya Sherly berusaha tegar dan tidak lagi peduli. Bella yang tahu mengajak mertuanya duduk. "Mami, duduk dulu. Kita belum dipanggil. Ayo duduk, bersamaku," Pinta Bella ke Nyonya Sherly. Nyonya Sherly menganggukkan kepala dan duduk dengan Bella. Tatapan dari kedua orang tersebut sangat tajam. Akan tetapi, Nyonya Sherly tidak peduli. "Lihat mantan istrimu itu. Dia makin terlihat sombong tidak mau sedikitpun menegurmu. Dan dia makin arogan. Kamu harus temui Brian lagi untuk meminta perusahaan milikmu itu kamu tidak boleh membiarkan perusahaan itu jatuh ke dia. Itu perusahaan kamu yang jalani sampai berhasil jadi reb

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 93. Persidangan

    "Aku akan meminta anak buah kita untuk berjaga lebih ketat lagi. Kamu jangan khawatir. Tidak akan aku biarkan dia pergi sendiri. Aku akan mencari tahu gerak gerik mereka. Secepatnya aku akan beritahukan ke kamu, Brian," ucap Miko meyakinkan Brian untuk mencari tahu gerak gerik Mark, Sherin dan Elly. "Bagus. Aku akan buat mereka menyesal kalau mereka berani menyentuh atau melukai istriku." Brian bersumpah akan membuat siapapun yang berani mendekati Bella akan dia habisi. Brian bersumpah tidak akan melepaskan siapapun yang melukai Bella. Sejak kepulangan Bella dan Brian, tidak ada situasi yang aneh. Semuanya tidak ada yang aneh dan malah biasa saja. "Brian, mama mau sidang besok. Dan mama mau ajak Bella apakah boleh? Mama tidak ada teman untuk ke sana. Apakah kamu kasih izin nak?" tanya Nyonya Sherly dengan hati-hati. Nyonya Sherly meminta izin ke Brian mengajak Bella untuk menemaninya ke pengadilan. Nyonya Sherly tidak punya teman hanya Bella yang menjadi temannya. Beruntung Bella

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 92. Kembali Ke Rumah

    "Kalau Anda tidak mau hidup dengan ibu saya silahkan tanda tangan surat cerai Anda. Dan satu hal lagi jangan menganggu wanitaku. Jika tidak ingin aku habiskan kalian. Apa kalian tahu aku itu tidak suka ada yang menganggu wanitaku. Jika sampai kalian ganggu maka aku akan habisi kalian. Dan buat kamu, jangan bermimpi untuk mendapatkan harta dari keluargaku. Karena semuanya menjadi miliku. Ibuku sudah menyerahkan padaku, jadi menjauhlah dari kehidupan keluarga besarku. Sampai di sini paham!" tegas Brian yang berdiri meninggalkan Tuan Karl dan Nyonya Melisa begitu saja. Tuan Karl terdiam mendengar apa yang Brian katakan. Dia tidak menyangka kalau Brian bisa berkata seperti itu. "Sayang, dia sudah tahu kamu bercerai dengan ibunya. Apa Sherly yang katakan padamu?" tanya Nyonya Melisa ke Tuan Karl. Tuan Karl memandang Nyonya Melisa dan menggelengkan kepala. Dia tidak tahu apakah Nyonya Sherly sudah mengatakannya atau tidak. Tapi dari kata-kata Brian tandanya istrinya sudah tahu. "Aku bel

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 91. Syarat Dari Elly

    "Kenapa kamu harus seperti ini. Kita keluarga kenapa harus ada syarat?" tanya Tuan Karl lagi. Elly menoleh ke arah ayah biologisnya yang berkata seperti itu. Elly tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Tuan Karl. "Kau jangan ikut campur. Ini untuk ibuku. Kenapa kamu ikut campur, lebih baik diam," jawab Elly lagi yang kesal dengan Tuan Karl. Tuan Karl mengepalkan tangannya dia tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Elly dia terlihat sombong. Elly melihat ke arah ibunya yang tidak berkutik sama sekali. "Jadi, bagaimana?" tanya Elly ke ibunya. "Apa syaratnya?" tanya Nyonya Melisa menatap lurus ke arah Elly. "Baiklah, dengar perkataan aku baik-baik," jawab Elly. Nyonya Melisa dan Tuan Karl mendengar apa yang dikatakan oleh Elly. Tidak ada yang membantah atau protes. Mereka menyimak semuanya. "Bagaimana? Setuju. Aku rasa itu mudah. Kalian bisa mendapatkan apa yang kalian inginkan asal syaratnya itu," ucap Elly dengan senyuman kecil dan hampir samar tidak terlihat. Nyonya Mel

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status