Share

Bayqng masa lalu

Tidak seperti dugaan Marisa maupun Desnita yang berpikir Alex bergegas pergi menemui Juli. Alex justru kembali ke rumah mewahnya yang berada di pusat kota London.

Ia perlu waktu untuk sendiri untuk merenung tanpa gangguan dari Destiana atau siapa pun juga.

“Setelah sekian lama, kenapa dia harus muncul sekarang.” Alex menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang empuk.

“Kenapa dia baru muncul sekarang?” Alex bertanya pada dirinya sendiri.

"Lima tahun aku menanti tetapi tidak ada kabar berita darinya sampai hari ini. Aku tidak percaya kalau dia bukan Helena,” katanya sambil memejamkan mata.

Ia sudah punya masa depan bersama dengan Destianat dan ia tidak akan menukarnya dengan hidup dalam bayangan Helena kembali.

“Seharusnya aku tidak perlu memikirkannya lagi … tapi, aku tetap tidak bisa.” Alex mengeluh dan ia seperti bukan dirinya.

Tubuhnya bergetar menahan marah. Emosi bergolak di dalam dadanya saat cerita tentang Helena disampaikan oleh orang-orang terdekatnya.

Helena bukan orang asing baginya. Ia sangat mengenalnya sehingga dia tidak percaya dengan semua berita yang beredar tentang Helena.

Alex seolah kembali ke masa lalunya saat ia baru menikah dengan Helena, perempuan muda yang sudah berhasil menarik perhatiannya.

“Alex, apakah kita akan selalu bersama seperti ini?” tanya Helena manja.

Saat itu mereka baru saja keluar dari laut dan kini sudah berada di atas kapal pesiar miliknya.

“Tentu saja, kenapa?” Alex melirik Helena yang sedang mengeringkan badannya.

“Entahlah,” sahutnya sambil mengedikkan bahunya.

Helena lalu tertawa geli saat ia melihat kerutan di dahi Alex hingga hampir menyatukan kedua alisnya.

“Aku merasa Tante Marisa tidak terlalu menyukaiku,” katanya tertawa.

“Kau memang bukan menantu yang dia harapkan tetapi kau adalah istri yang aku inginkan,” jawab Alex tenang.

Sulit mengabaikan pesona seorang perempuan bernama Helena. Sebagian orang yang tidak mengenal Helena, mungkin berpikir bahwa perempuan itu manja dan keras kepala tetapi tidak untuknya.

“Jadi … apakah tante nanti bisa menerimaku sebagai menantunya?” tanya Helena sambil mendekati Alex.

Alex tersenyum mendengar suara Helena yang tidak yakin. “Kalau kau berusaha, aku yakin mama pasti bisa menyukaimu.”

“Bagaimana kalau tante tetap berpikir aku bukan perempuan yang layak untukmu?” tanya Helena kembali.

“Aku tidak peduli dengan penilaian orang lain walaupun dia adalah ibuku sendiri,” cetus Alex tegas.

Kini, tubuh Medina sudah berbaring dalam pelukan Alex, nyaman dan terlindungi hingga ia tersenyum ketika merasakan jari-jari tangan Alex mulai menjelajah.

“Aku seringkali bertanya, kenapa kau justru memilihku sebagai istrimu dan bukan perempuan lain yang sesuai dengan keinginan Tante Marisa,” katanya merajuk.

“Karena aku menyukaimu dan karena rasanya ada sesuatu yang hilang bila aku tidak mendengar suaramu dan rengekan dari mulutmu,” jawab Alex.

Devan melirik Helena yang sepertinya kurang puas dengan jawabannya. Ia lalu berpaling dan mendekati wajah Helena.

“Jangan pikirkan apapun pendapat orang lain. Yang perlu kau ingat adalah aku adalah suami yang mencintai dan menyayangimu. Aku tidak akan pernah menggantinya dengan perempuan manapun,” katanya meyakinkan Helena.

Sebuah janji seperti yang ia ucapkan saat ia mengucapkan sumpah pernikahannya dengan Helena yang memilih pesta sederhana untuk merayakan pernikahannya.

Alex tidak tahu apa mengapa Helena memilih menikah di kapel yang kecil dan dihadiri oleh keluarga saja. Tidak ada tamu dari kalangan pengusaha karena Helena menginginkan pernikahan yang sacral.

Setelah sepuluh hari berbulan madu, Alex berniat membawa Helena ke rumahnya dan sesuai permintaan Helena, Alex tidak langsung pergi bekerja.

“Kau tidak perlu takut. Mama memang tinggal di rumah itu tetapi bukan berarti mama akan mencampuri rumah tangga kita,” beritahu Alex saat ia menyampaikan rencananya tersebut.

“Aku tahu, tetapi aku sangat berharap kau bersamaku lebih lama di rumah ini. Aku ingin kau bersamaku saat aku mulai membiasakan diri sebagai seorang istri,” katanya merajuk.

“Baiklah, tetapi aku hanya bisa menemanimu selama 2 hari saja. Selanjutkan kau yang akan mengelola semua anggaran yang ada di rumah ini,” beritahu Alex.

Mendengar ucapan Alex, Helena menggeleng. “Tidak. Sebaiknya anggaran rumah tangga ini tetap dipegang oleh tante. Aku tidak ingin suasana di rumah ini yang selalu damai rusak oleh suasana yang tidak mereka sukai.”

“Kau adalah istriku dan aku tidak akan pernah mengijinkan seorangpun mengkritik kebijakan yang kau keluarkan. Aku rasa mereka bisa meninggalkan rumah pertanian kalau mereka tidak bisa menerimamu,” sahut Alex tegas.

Helena tidak bermaksud memancing emosi Alex tetapi kehadirannya di rumah yang ditempati oleh Marisa membuat Helena tidak tenang.

“Aku menghormati mama karena ia adalah ibuku tetapi aku tidak harus mengikuti semua keinginannya,” sahut Alex tegas.

Siapa yang tidak mengenal Marisa Thorne? Semua orang mengenalnya sebagai janda pengusaha kaya sekaligus ibu dari Alexander Thorne yang kekayaannya bahkan jauh melebihi yang dimiliki oleh ayahnya.

Sejak awal, Marisa berharap Alex menikah dengan perempuan yang berasal dari kelas social sama sepertinya tetapi, Alex justru menikah dengan teman bermainnya yang terkenal sebagai gadis manja dan tidak tahu aturan.

“Aku harap kau tidak keberatan tinggal bersamanya,” cetus Alex.

“Aku akan berusaha menyenangkan hatinya,” sahut Helena manis.

Jawaban Helena membuat Alex gembira. Setidaknya Helena mempunyai niat mendekatkan diri dengan Marisa.

Keesokan harinya, Alex membawa Helena pulang ke rumahnya dan ia terkejut karena barisan pelayan berdiri di depan rumahnya.

“Apa yang kalian lakukan ini?” tanyanya heran.

“Kami sangat gembira karena Tuan Thorne kembali ke rumah ini dan tidak lagi sendirian melainkan bersama seorang nyonya yang akan memimpin rumah ini,” jawab pelayan yang paling senior.

“Terima kasih, Bernie. Apakah Mama ada di rumah?” tanya Alex dengan menaikkan sebelah alisnya.

A;ex tidak percaya Marisa sangat cepat berubah. Dia adalah perempuan yang sulit menerima kata kalah walaupun demi kebahagiaan putra kandungnya sendiri.

“Nyonya besar sedang pergi. Katanya ia ada janji dengan Nona Duarte,” beritahu Bernie.

“Maksudmu, Destiana?” kerutan di dahi Alex semakin dalam karena Marisa bertemu dengan Destiana.

Helena mengamati perubahan wajah Alex. Entah mengapa ia berpikir bahwa perempuan yang disukai oleh Marisa adalah Destiana dan kemungkinan besar Marisa akan menyuruh Destiana lebih sering mengunjunginya.

“Apakah kau sudah merapikan kamar yang aku minta?” tanya Alex saat ia mulai berjalan menuju pintu dengan menggandeng Helena.

“Maafkan saya, Tuan. Nyonya besar mengatakan saat ini tidak perlu dilakukan sekarang,” katanya gelisah.

“Apakah yang membayar gaji kalian Marisa? Sekarang lakukan yang aku minta kecuali kalian sudah tidak mau bekerja lagi,” perintah Alex tegas.

“Maafkan saya, Tuan. Kami akan merapikan dan menyiapkan semua yang Tuan inginkan,” katanya cepat.

“Kalian perlu ingat, selain perintah dariku, kalian harus mematuhi semua perintah dan permintaan istriku. Aku tidak peduli dengan semua perintah yang diberikan oleh Marisa,” beritahu Alex tegas.

“Apabila kalian tidak suka, silahkan tinggalkan semua pekerjaan di rumah ini karena aku tidak memerlukan kalian lagi,” katanya saat ia memperhatikan semua pegawainya satu persatu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status