Share

Menolak ditinggalkan

Penolakan Darla dengan memberikan surat perjanjian membuat Marisa tidak bisa mengusir Juli tetapi bisa melarangnya keluar dan cara tersebut yang mereka lakukan sampai pesta resepsi tersebut selesai setelah 3 hari berlalu walaupun sudah tidak ada pengantin prianya.

Setelah 3 hari berlalu, Destiana mendatangi Alex di rumah pantai. Bulan purnama menerangi pantai dengan semburat cahaya remang-remang. Meskipun Destiana tidak sabar menghampiri Alex, Destiana dengan tenang mendekati lelaki yang kini lebih mirip patung batu yang menjaga pantai saat ombak menghantam.

Dengan lengan bersilang di dada, kedua kaki terentang dan rahang kaku, Alex bahkan tidak melirik sedikitpun pada saat Destiana sudah berdiri di sampingnya.

“Ternyata dugaanku tepat bahwa aku bisa menemukanmu di sini,” ujar Destiana sambil lalu.

“Kenapa kau mencariku? Apakah pesta tersebut sudah selesai?” 

Destiana tidak mengerut mendengar suara Alex. Bukan dirinya yang langsung lari begitu mendengar suara tajam dan dingin yang dimiliki Alex. Bukankah dia sudah terlalu sering mendengarnya dimasa lalu? Sekarang Alex adalah suaminya dengan segala kekuatan dan kelemahannya bahkan dengan segala sifat kasarnya.

“Alex, kau tahu mengapa aku kemari.”

Namun, pernyataan tersebut hanya ada di dalam benak Destiana. Destiana berusaha mencari dalih pembenaran mengapa dia ada disini tetapi Destiana juga tidak yakin karena sikap Alex yang menjaga jarak dengannya seolah tidak siap kalau dirinya bertindak yang tidak biasanya.

Destiana menarik napas berat. Selama ini dia selalu setia berada di samping Alex, mengisi kekosongan hatinya setelah Helena, wanita manja dan ceroboh yang dinikahinya meninggal sementara jasadnya tidak ditemukan. Lalu, apakah Destiana siap dengan statusnya yang sekarang sementara Alex tetap menjaga jarak sama seperti yang biasa dia lakukan selama 5 tahun masa berkabungnya.

“Pergilah!”

Ucapan Alex terbawa oleh angin sehingga Destiana tidak harus mendengar dan mematuhinya.

“Aku tidak bisa pergi. Keluargamu membuat pesta yang sangat besar dan aku tidak siap harus menerima banyak pertanyaan dari semua tamu yang hadir,” dalih Destiana.

“Lalu apakah aku yang salah? Bukankah kau yang merencanakannya? Bukankah aku menolak pesta besar-besaran seperti yang kau dan ibuku rencanakan?”

“Aku tahu kalau aku bersalah tetapi….”

Destiana tidak meneruskan kalimatnya karena pandangan Alex yang tajam.

“Selama ini kau yang selalu mengatakan padaku bahwa aku harus kuat dan bisa menerima kenyataan kalau Helena sudah meninggal. Lalu apakah kau bisa melakukan hal yang sama? Menerima Helena sebagai manusia yang hidup walaupun dia memiliki nama yang lain?”

“Bagaimana kau bisa yakin kalau wanita itu adalah Helena? Perbedaan tersebut sangat besar Alex!”

“Waktu bisa membuat siapa pun berubah dan aku tidak akan berhenti untuk mencari tahu.”

“Dan apa statusku setelahnya?”

“Kau harus menerima sebagai istri keduaku. Bagaimanapun kau tahu bahwa Helena adalah satu-satunya wanita yang aku cintai.”

“Dan bagaimana dengannya? Apa kau yakin bahwa kau adalah lelaki satu-satunya? Bagaimana kalau dia sengaja datang kembali untuk membuatmu menderita? Bukankah kau tahu bahwa ada yang pernah melihat Helena bersama dengan lelaki lain sebelum kecelakaan yang merenggut nyawanya?”

“Kau salah. Destiana. Kecelakaan tersebut tidak merenggut nyawanya, terbukti dia dalam keadaan sehat dan tidak menderita cacat permanen.”

“Kalau begitu mengapa dia harus datang sekarang dan tidak dari dulu? Tidak pernahkah terpikir olehmu bahwa Helena sengaja melakukannya karena kekasihnya sudah pergi?”

Destiana merasakan tubuh Alex menegang tetapi dia seolah belum puas menyampaikan isi hatinya. Hatinya begitu sakit karena Alex tidak menganggap pernikahan yang belum 24 jam berlalu dengan mengatakan dirinya harus siap menjadi istri kedua.

“Kau bertanya padaku mengapa dia harus datang sekarang? Aku pasti bisa memberikan jawaban padamu setelah aku tahu mengapa dia menghilang dan membiarkan aku tidak bisa menemukannya.”

Suara Alex begitu dalam seolah berasal dari dalam lautan sementara Destiana hanya bisa berdiri dalam kebimbangan sementara Alex sudah meninggalkan dirinya sendirian.

Destiana melihat Alex pergi dan dia harus mengerahkan segenap kekuatan dan harga dirinya agar bisa berjalan tegak dan bisa bersembunyi di dalam kamar. Destiana tahu Alex tidak akan memilih sekamar dengannya sehingga Destiana bisa mengembalikan ketenangan yang nyaris koyak karena sikap Alex yang tanpa belas kasih.

“Tidak bisakah Alex menerima diriku tanpa memikirkan Helena? Apa yang kurang dariku sampai dia tega meninggalkan aku sendirian? Aku tidak mungkin membalas perbuatannya pada saat semua orang tahu bahwa papa telah menjadi mertua dari lelaki paling kaya dan berkuasa!”

Destiana menutup wajah dengan kedua telapak tangannya sementara suara tangisan terdengar mengusik kesunyian malam.

Berapa lama Destiana menangisi nasibnya? Dia tidak tahu karena pada saat dia terjaga sinar Matahari sudah memasuki kamarnya melalui jendela yang lupa dia tutup.

Dimana Alex, apakah dia masih berada di rumah pantai ataukah dia sudah pergi meninggalkan dirinya? Destiana menundukkan kepalanya dalam-dalam. Apakah kewarasannya sudah hilang atau dunia sudah gila?

Sebelumnya dia menyusul Alex tetapi lelaki itu bergeming dan tetap pada pendiriannya membuatnya seperti wanita yang tidak mempunyai harga diri tetapi hari ini, dia tidak akan membiarkan Alex menjauh dan membuat ayahnya kecewa. Dia harus menerima keadaan walaupun harus menjadi nomor 2 dan sebagai istri yang tidak diinginkan.

“Destiana!”

Kepala Destiana tersentak. Dia baru saja meninggalkan kamarnya dan tidak ingin seorangpun melihatnya dalam keadaan yang membuatnya harus memberikan penjelasan dan dia menyesali kebodohannya yang tidak memilih tetap berada di dalam kamar.

“Marisa? Bagaimana kau bisa berada disini? Apa kau bermaksud mengganggu bulan madu kami?” ejek Destiana secara sengaja.

“Aku mungkin tidak akan berada disini kalau aku tahu keadaan kalian baik-baik saja. Apa yang terjadi? Aku melihat helikopter meninggalkan pulau pagi-pagi sekali.”

“Apakah Alex sudah pergi bersama Helena?” tanyanya tidak sabar.

“Tidak. Juli sudah pergi dan aku menolak mengakuinya sebagai wanita manja itu. Apakah semalam kau gagal mendapatkan kepercayaan dari Alex?”

“Mungkinkah Alex pergi kalau aku berhasil mendapatkan kepercayaannya? Alex memberikan tawaran padaku bahwa aku harus puas dengan menjadi istri keduanya? Kau tahu apa yang aku rasakan, Marisa? Aku dinikahi di gereja dan statusku hanya sebagai istri kedua bahkan sebelum Alex benar-benar yakin kalau wanita itu adalah Helena!” seru Destiana.

“Jangan berteriak di depanku, Destiana. Kau pikir siapa dirimu!” bentak Marisa.

“Maafkan aku. Tetapi aku benar-benar putus asa. Sebelumnya sudah cukup berat bersaing dengan wanita yang sudah mati tetapi bagaimana aku bisa mengalahkan Helena kalau dia masih hidup dan Alex belum bisa melupakannya!”

Tanpa dapat menahan diri, Destiana kembali menangis. Dia tidak peduli kalau nantinya Marisa menganggapnya sebagai wanita cengeng tetapi dirinya tidak sanggup menerima penolakan dari seorang lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya.

“Jangan menangis dan mengeluh di depanku. Kalau kau memang mencintai dan menginginkan putraku hanya menjadi milikmu, maka kau harus merebut perhatiannya dan jangan biarkan wanita itu kembali menguasainya.”

“Kau adalah wanita dewasa dan tahu yang terbaik untuk seorang lelaki. Kesabaranmu mendapatkan Alex sudah teruji, jadi kenapa kau harus mengalah dan membiarkan wanita itu menang! Atau kau memang tidak benar-benar mencintai Alex?”

“Apa maunya wanita tua ini. Sebelumnya dia mengatakan aku wanita cengeng tetapi kemudian menyemangati lagi. Apa mungkin aku bisa percaya dengan ucapan Marisa yang selalu mendua?”

“Apa yang kau tunggu! Kau bisa mendapatkan alamat Darla dari Kristina. Aku yakin kau bisa lebih cepat menemukan Helena daripada Alex yang tidak memiliki petunjuk apa pun.”

“Terima kasih, aku pasti akan menemukan Helena lebih dulu dan membuatnya tidak mengganggu Alex!”

“Pergilah. Jangan bertindak gegabah karena Alex pasti tidak tinggal diam. Helena baginya cinta matinya jadi usahakan agar tindakanmu tidak menarik perhatian apalagi membuat Alex curiga.”

“Tentu. Aku pergi dulu.”

Wajah Destiana bersinar lega dan dia sangat bahagia karena akhirnya dia bisa lebih dulu menemui Helena, saingannya daripada Alex yang asal pergi saja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status