Share

Melarikan Diri

Author: Edka22
last update Last Updated: 2024-04-07 18:20:52

Keesokan harinya Panji sudah mendapatkan seorang pria yang menurutnya layak untuk Tiara. Dia adalah seorang pengusaha sukses di kota Jakarta. Harta kekayaannya begitu banyak mungkin saja harga 500 juta tidak akan ada artinya bagi dia.

Pengusaha itu adalah Tuan Adipati, seorang duda kaya yang selalu menyalurkan hasratnya pada wanita-wanita panggilan. Jika boleh jujur Panji teramat tidak rela. Bagaimana bisa dirinya bisa berbesar hati jika orang yang dia cintai secara tidak langsung harus ia jual?

Terpaksa, ini hanya terpaksa. Setelah beberapa menit lalu Panji dan Adipati saling bersepakat masalah harga panggilan telepon pun terputus.

Terdengar helaan napas dari mulut Panji, baginya ini adalah keputusan terberatnya.

Memang Tiara buka keluarga bahkan kekasih pun bukan, ia hanya seorang sahabat yang berharap bisa memiliki hati Tiara.

Sepertdetik kemudian, Panji mengirim pesan pada Tiara memintanya untuk menemui dirinya di apartemen miliknya. Sebuah transaksi besar akan ia lakukan dan ini berhubungan dengan wanita yang ia cintai.

Sementara itu Tiara yang sedang tertidur di samping tubuh ayahnya terpaksa terbangunkan oleh suara serta getaran dari handphone miliknya. Tiara sedikit memicingkan matanya terasa silau oleh cahaya matahari yang menerobos pada kaca jendela rumah sakit.

Tiara lalu menatap sang ayah yang saat ini masih tertidur dengan begitu nyenyak. Tidak lupa tangannya mengelus kepala Leo—sang ayah.

Ia merogoh handphone di saku celananya. Ia hendak melihat siapa yang mengirim pesan padanya.

Panji...

Nama itu tertera di layar handphoe datarnya.

Tiara tersenyum lebar sesaat setelah membaca isi pesan dari Panji. Bibirnya memang melengkung ke atas namun dari kedua netranya menjatuhkan butiran-butiran kristal yang perlahan menjadi menganak sungai.

Dengan kesepakatan ini artinya dia harus siap-siap kehilangan apa yang selama ini selalu ia jaga. Lagi, cacian, cemoohan dan gunjingan orang-orang kini jadi kenyataan jika dirinya seorang wanita murahan yang rela menjual tubuh dan keperawanannya hanya demi uang.

Masa bodoh! Dia tidak peduli bagaimana pandangan orang lain padanya. Sebab sebelum keputusan besar ini ia ambil dirinya sudah jadi bahan hinaan orang.

“Maafkan Tiara, Yah. Tiara terpaksa melakukan ini. Tiara tidak mau kehilangan Ayah. Tiara sayang Ayah, Tiara ingin melihat ayah sembuh. Ayah masih banyak berhutang sama Tiara...,”

Perkataan Tiara tertahan, ia malah menangis semakin menjadi.

Lalu Tiara menatap lebih lekat lagi wajah sang ayah yang kini sudah tidak semuda dulu.

“Ayah berhutang sama Tiara, Ayah berjanji akan membawa Tiara ke tempat rahasia Ayah dan Ibu dulu, sekarang... Tiara menagihnya , Yah,” ujar Tiara lirih. “Akan Tiara pastikan jika Ayah pasti akan sembuh. Jangan sampai apa yang sudah Tiara lakukan harus berakhir sia -sia. Tolong, Yah, bantu Tiara Untuk membuat usaha Tiara bisa ada gunanya.” Suara Tiara semakin terdengar pilu.

Tiara menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan secara perlahan . Dia berusaha untuk tidak menangis lagi, dia kuat dia tangguh. Masalah yang sedang ia alami sekarang hanyalah bagian kecil dari masalah yang mungkin saja ada yang lebih besar dari pada sekarang.

“Ayah, Tiara pamit. Tiara mau kerja,” ucapnya lalu mencium puncak kepala sang ayah.

***

Malam hari klub king

Kesepakatan telah diambil orang yang bernama Adipati itu yang mengaku seorang pengusaha kaya raya membeli dirinya dengan harga yang memang ia butuhkah 500 juta. Miris.

Tiara begitu risi dengan pakaian yang sedang ia gunakan sekarang. Bagaimana tidak risi jika pakaian yang ia kenakan tidak layak disebut pakaian. Pakaian mini, kurang bahan itu melekat sempurna di tubuh Jenjang Tiara. Rok hitam mini di atas lutut serta atasan berlengan ini satu setrip yang memperlihatkan sedikit belahan dadanya.

Sudah dipastikan penampilan Tiara bisa membuat mata ganjen lelaki terhipnotis bahkan bisa membakar gairah dan fantasi mereka. Sedangkan jika wanita yang melihatnya, mereka dipastikan akan dibuat tidak percaya diri, inseceur dan iri.

Tiara menatap pantulan dirinya di depan cermin. Dia menertawakan dirinya sendiri. Dia tidak menyangka jika dirinya senekat ini.

“Haha, sepertinya aku memang layak disebut wanita murahan. Lihatlah penampilan diriku? Memalukan?” gumamnya seraya menertawakan dirinya sendiri.

Tidak lama terdengar suara pintu terbuka karena merasa malu berpakaian seperti itu Tiara langsung menutupi tubuhnya dengan jaket. Orang yang baru saja masuk adalah Panji.

“Panji,” panggil Tiara sesaat setelah ia menutupi tubuhnya dengan jaket.

Panji berjalan ke arah Tiara dengan air muka khawatir dan tidak bersahabat.

“Coba kamu pikir ulang, Tiara.” Kali ini Panji berusaha untuk mempengaruhi Tiara agar bersedia menarik kembali niatnya.

Tiara tahu maksud perkataan Panji. Namun... dia sudah yakin. Ini adalah pilihan yang tepat.

“Kamu tidak usah khawatir Panji, ini adalah pilihanku, apa pun yang terjadi aku tidak akan pernah menyesalinya,” tutur Tiara dengan begitu tenang. Namun berbeda halnya dengan suasana hatinya yang justru merasa takut.

Tidak ada yang bisa Panji lakukan selain pasrah mengikuti permintaan sahabatnya ini.

“Temui dia di kamar nomor dua, dan ini...,” sejenak Panji menjeda perkataannya ia sibuk merogoh sesuatu dari sakunya. Sebuah kunci Panji berikan pada Tiara. “Kunci cadangan, gunakan ini bila pria itu mengunci pintu dan apabila ia malah menyakitimu larilah dan gunakan kunci ini.”

Tiara menatap ke arah kunci yang dipegang Panji. Ia terharu karena ternyata Panji masih saja peduli padanya sampai-sampai Panji sudah mempersiapkan semuanya.

Tiara mendekat pada Panji memerikan senyum termanisnya lalu menabrakkan tubuhnya pada tubuh Panji. Ia memeluk Panji dengan erat.

Panji hanya bisa memejamkan matanya dan mengepal erat kedua tangannya. Ada perasaan sedih, perasaan tidak tega dan perasaan bersalah. Dirinya malah menjerumuskan sahabatnya sendiri ke lubang hitam.

“Aku harus secepatnya ke sana, aku tidak enak hati jika orang yang membeliku menunggu terlalu lama,” ucapnya seraya melepaskan pelukan dan tertawa kecut.

Panji mengangguk. “Ingat dengan pesanku,” ucap Panji sesaat akan melepas kepergian Tiara.

“Hm.”

Tiara berlalu dengan jaket hitam miliknya masih terpasang di tubuhnya. Dia belum berani jika harus berpakaian terlalu terbuka. Dia belum siap jika beberapa pasang mata melihat tubuhnya, apalagi saat mendapatkan tatapan penuh gairah para lelaki dia tidak menyukainya.

Saat ini Tiara sudah berada di depan kamar nomor dua. Rasa takut dan ragu mulai menyerang. Alhasil Tiara hanya diam mematung di depan pintu tanpa sedikit pun berniat untuk masuk atau berniat untuk pergi menjauh.

“Tiara, kamu pasti bisa, ini demi kesembuhan Ayah. Ingat! Ini hanya sekali saja, setelah ... setelah uang lima ratus juta ada di tanganan maka semuanya end, selesai,” Tiara memberikan motivasi pada dirinya sendiri.

Tiara mencoba untuk tenang, rileks. Ia menarik napas lalu embuskan.

Clek...

Pintu kamar nomor dua Tiara buka dan ternyata pintunya sama sekali tidak dikunci.

Hal pertama yang ia lihat adalah gelap. Ia tidak bisa melihat apa pun. Berulang kali Tiara mencoba untuk memanggil pria yang membelinya. Namun hasilnya sama sekali tidak ada respons.

“Tuan, Tuan Adipati,” panggil Tiara seraya terus berjalan semakin masuk.

Brak!

Suara pintu yang tertutup dengan keras menggema di ruangan dan sukses membuat tiara ketakutan. Ditambah dalam kegelapan itu ia mendengar bunyi pintu yang di kunci dan bunyi sesat terjatuh. Mungkin kunci itu dia buang sembarangan.

Tiara semakin dibuat terkejut saat lampu kamar itu menyala hingga ia bisa melihat dengan jelas pria gendut yang saat ini sudah bertelanjang dada, membuat perut buncitnya terlihat dengan jelas.

Dalam hati Tiara beristigfar, rasanya ia ingin lari saja tidak ingin meneruskan ini semua. Tatapan pria gendut itu begitu menakutkan. Mata genitnya itu menelusuri tubuh Tiara dari atas sampai bawah. Tiara semakin menunduk.

“Lepas jaketmu!” titah pria gendut itu yang bernama tuan Adipati.

Dengan gemetaran Tiara mengikuti apa yang pria gendut itu instruksikan. Sungguh apa ini keputusan tepat? Tiba-tiba saja perasaan ragu hadir, apakah harus ia menanggalkan harga dirinya?

Tiba-tiba bayangan sang ayah terlintas begitu saja. Bayangan ayahnya yang sedang terbaring tak berdaya di atas bangkar.

‘Ya Allah... tolong maafkan Tiara. Maaf.’

Perlahan Tiara mulai membuka jaketnya, mungkin karena terlalu lama membuat pria gendut itu menarik paksa hingga membuat Tiara kesakitan.

“Lambat sekali!” bentaknya.

Secara refleks Tiara langsung menyilangkan kedua tangannya di atas dada, sungguh tatapan pria gendut itu serasa sedang menelanjanginya.

Perlahan pria gendut itu menyusuri tubuh Tiara, Tiara hanya bisa membekap mulutnya . rasanya detik itu juga dia ingin berteriak, ingin lari dan menyudahi transaksi ini. Ternyata dia tidak sekuat dan serela itu, ia tidak berani.

Maka dari itu saat tangan pria gendut itu hendak menyentuh area sensitifnya ia langsung mendorong dan menendang area selangkangan pria itu, beruntung Tiara bisa bela diri. Setidaknya ia bisa melakukan perlawanan jika nyawanya jadi taruhan.

Pria gendut itu terjatuh terjungkal, ia mengumpat kesal. Dari mukanya sudah memperlihatkan kemarahan besar.

“Kurang ajar! Dasar wanita murahan! Kamu berani mendorong dan menendang saya?” betak pria itu dengan mata yang melotot serta meringis kesakitan.

“Ma-maaf Tuan, aku ... aku... tidak bisa meneruskan semua ini. Aku harus pergi.”

Detik itu juga Tiara langsung berlari, ia mengambil kunci cadangan di saku rok ketatnya, kunci yang Panji berikan padanya. Ia tidak peduli bagaimana pria itu meneriaki dirinya, untuk saat ini ia ingin berlari secepatnya, ia tidak ingin tertanggap yang akan membuat dia terjebak kembali.

Karena tidak terlalu memperhatikan jalan, membuat Tiara tidak menyadari jika di arah berlawanan ada mobil yang melaju dengan cepat dan ...

Cit...

“Aaaa.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Satu Milyar    Pertemuan keluarga

    Semua berkumpul di ruang tamu seusai acara akad pernikahan sederhana antara Rendi dan Melly. mereka saling pandang sebab dari setiap orang memiliki pertanyaan di benak mereka. Ayu yang bertanya-tanya kenapa bisa Rendy dan melly menikah, sedangkan yang ia tahu hubungan keduanya begitu sangat renggang bagaikan kucing dan tikus yang saling menjelekkan dan saling menghindari satu sama lain. Melly dan Rendy Yang bertanya-tanya kenapa Ayu bisa bersama dengan Marvel. kemudian Davin dan Mauren pun memiliki pertanyaan yang sama ditambah ke mana saja selama ini selama 8 bulan menghilang. Rendy yang sedari tadi terus saja menatap Ayu, sementara Ayu yang merasa ditatap hanya tertunduk dengan meremas jari jemarinya. hal yang tidak ingin Ia hadapi ini harus terjadi, ia harus bertemu dengan Rendy begitu cepat "Marvel bisa kamu jelaskan ke mana selama ini dan kenapa kamu bisa dengan wanita ini," ucap Maureen memecah keheningan dengan nada sedikit sinis ketika mengucapkan kata wanita ini."Dia pu

  • Wanita Satu Milyar    Menipuku

    Dalam perjalanan menuju rumahnya, Aditya tidak hentinya memainkan handphone. Terkadang seulas senyum terbit di bibir Aditya. Sontak saja hal demikian membuat Boy takjub, karena pemandangan seperti ini jarang sekali terjadi. Boy begitu penasaran apa sebenarnya yang sedang tuannya lihat? Hingga dirinya tersenyum senyum sendiri. Sungguh pemandnagan yang langka. "Tuan apa yang terjadi?" tanya Boy pada Aditya. Aditya yang ditanya langsung mengalihkan tatapannya ke Boy. "Wanita itu sudah ada di depan rumah, dia bodoh! Ia memilih diam di depan gerbang , padahal kamu memberikannya kunci rumah itu bukan?" tanya Aditya pada Boy, Boy yang tengah menyetir itu tiba-tiba merasa kesulitan untuk menelan salivanya sendiri. Dia lupa memberikannya. "Maaf Tuan sepertinya aku lupa memberikan kunci rumah itu." boy merasa menyesali , ia teledor kali ini. "Apa kamu tidak mendengarkan perintahku? Aku kan bilang kirim dia alamat rumah dan kuncinya, biar dia menunggu di sana,'' sentak Aditya "Maaf,

  • Wanita Satu Milyar    Istriku menunggu di rumah

    Rachel syok, ia tidak percaya jika Aditiya sudah menikah, padahal Ia sudah percaya diri jika Aditiya tidak mungkin memiliki pengganti dirinya. namun dugaannya salah, justru ia harus mengetahui fakta Aditya sudah menikah. "Kamu bohong kan, kamu sengaja ingin membuat aku cemburu. Kamu sebenarnya masih mencintaiku. Hanya saja, Kamu marah karena aku meninggalkanmu. dan Kamu berpura-pura sudah menikah," Rachel berkata dengan percaya dirinya . ia kekeh meyakini sikap dan perkataan Aditya itu bohong. Jika dia belum menikah belum memiliki istri. "Terserah kamu mau percaya atau tidak yang pasti, apa yang aku katakan itu fakta, kenyataan. jika tidak percaya datanglah besok ke sini, aku akan membawa istriku ke kantor,'' terang Aditya. Ia ingin membuat Rachel berhenti mengganggunya. Rachael tertawa begitu kerasnya, entah apa yang membuat ia tertawa seperti itu. "Jangan kira aku Bodoh, Aditya. Sekarang ada begitu banyak cara.. termasuk kamu, bisa saja kamu ngaku menikah padahal belum menikah.

  • Wanita Satu Milyar    Bukan Calon Istri

    Rachel marah dan merasa tidak terima saat mendengar Aditya sudah memiliki calon istri. Ia menduga-duga jika perubahan sikap Aditya memang karena hal ini. Tidak bisa! Rachel tidak rela! Aditya harus jadi miliknya selamanya.Saat ini Rachel sedang di jalan menuju kantor Aditya. Ia ingin mendengar langsung dari bibir Aditya dan ia harap apa yang Monica katakan tidaklah benar. Jika pun itu benar Rachel bersumpah akan merebut Aditya bagaimanapun caranya. Apalagi posisinya sangat kuat karena mendapatkan dukungan dari Monica. “Aditya ... kau hanya milikku dan selamanya akan tetap seperti itu,” gumam Rachel di sela aktivitas menyetir. Sementara itu di kantor milik Aditya, ia baru saja kembali dari pertemuan dengan klien. Ia merasa lelah karena siang ini dirinya melewatkan makan siang. Ia melihat jam yang terpasang di tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul dua siang lebih. “Boy aku melewatkan makan siangku. Tolong belikan aku makan siang,” titah Aditya pada Boy.Tanpa menolak Boy

  • Wanita Satu Milyar    Bersama Wanita Lain

    ***Tiara menatap nanar kartu nama yang ada di tangannya. Tertera nama Aditya Dika, nomor telepon serta alamat kantor dan alamat rumah. Ia sama sekali tidak tahu apa sebenarnya tujuan dari Aditya melakukan kontrak pernikahan ini. Namun mata dan hati nuraninya gelap. Tergelapkan oleh sogokan uang sebanyak satu milyar. Uang yang entah harus berapa puluh tahun lamanya ia kumpulkan. Ini hanya dalam semalam uang sebesar itu sudah ia dapatkan dengan risiko selama satu tahun penuh tinggal bersama suami kontraknya. Lamunan Tiara buyar tatkala Leo memanggil namanya. Mungkin Leo melihat anaknya yang tengah melamun. “Tiara, Mutiara!” panggil Leo.“Eh, Ayah. Kenapa? Haus? Lapar? Atau mau makan buah?” Seketika Tiara jadi salah tingkah sendiri. “Tenang! Ayah tidak mau itu semua,” tutur Leo.“Lalu ayah mau apa? Biar Tiara belikan.”“Ayah hanya ingin bicara sama Kamu saja, Nak. Tentang kamu dan suamimu.”Tiara diam. Ia bingung sendiri rasanya ia tidak memiliki semangat jika harus mem

  • Wanita Satu Milyar    Kedatangan Rachel

    Aditya tertegun melihat seorang wanita berdiri tepat di hadapannya. Lalu secara tiba-tiba memeluk dan memberikan kecupan di pipi dan bibir Aditya. Merasa lancang, Aditya pun langsung mendorong tubuh wanita itu. “Menyingkir, Rachel!” Wanita yang baru saja memberikan kecupan singkat itu adalah Rachel—mantan kekasihnya. Rachel terkejut mendapatkan perlakuan seperti ini dari Aditya sebelumnya tidak seperti ini. “What happened, Babe? Kenapa kamu mendorongku?” Tanpa menjawab pertanyaan Rachel, Aditya melewatinya begitu saja. Seperti yang sudah-sudah Aditya mengambil handsanitezer lalu menyemprotkan pada tangan. Sementara pipi dan bibirnya ia lap pakai tisu basah. Melihat sikap Aditya membuat Rachel semakin bingung dibuatnya. “Babe, are you, oke?” tanya Rachel tak percaya. Aditya menatap ke arah Rachel. Sebenarnya saat ia mengikrarkan membenci wanita saat itu pula Aditya seperti alergi disentuh wanita. Kulitnya akan terasa terbakar lalu muncul ruam-ruam. Namun saat bekas sentuhan wan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status