8 Tahun Kemudian.
Seorang gadis cantik Berusia 23 tahun duduk di kursi kerjanya sambil membaca semua laporan yang diberikan oleh asistennya. Gadis cantik ini telah melakukan rapat bulanan tadi bersama karyawannya. Sudah 3 tahun, Azela mengembangkan perusahaan yang diberikan oleh Kakeknya. Namun, selama itu dia bekerja di belakang layar. Hanya namanya saja yang terkenal dimana mana, Tapi wajahnya tidak, sebab dia bekerja di balik layar seperti kakeknya yang ingin menikmati hidup dengan damai. TOK TOK "Masuk." ucap Azela yang masih membaca laporan. "Permisi Miss, ada undangan makan malam dari Ceo Sentro Company"ucap asistennya, bernama Dira. "Bilang saja seperti biasa" ucap Azela. "Tapi sebelumnya saya sudah menolak Miss. Tapi asistennya bilang kalau Ceo Sentro Company tidak menerima penolakan" ucap Dira. "Ya sudah kamu terima saja. Kamu saja yang datang" ucap Azela dengan santai. "Tapi Miss.." ucapan Dira terpotong. "Lakukan saja apa yang aku perintahkan, cari alasan ketika sampai di sana." ucap Azela yang memang sangat malas bertemu dengan orang-orang yang mengajaknya bertemu dengan alasan makan siang atau makan malam. "Baik Miss" ucap Dira. "Aku mau pulang dulu, sisanya kamu yang urus" ucap Azela beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangannya. Azela tidak pulang atau masuk di kantor ini lewat loby dia langsung masuk ke dalam lift khusus dia, yang masih satu lantai dengan ruangannya langsung menuju dalam parkiran Ceo dan karyawan. Azela telah sampai di mansion. "Kek, nek" sapa Azela saat melihat kakek dan neneknya duduk di ruang keluarga sambil menonton. Azela pun langsung duduk di tengah mereka. "Baru pulang dari kantor ya sayang ?" ucap Nada sambil memegang tangan Azela dan mengelusnya. Sedang Smit juga membelai rambut Azela. Terlihatlah keluarga yang sangat bahagia. "Iya nek. Aku capek bangat" ucap Azela. "Pekerjaan kamu bagaimana, apa ada kendala ?" tanya Smit. "Tidak ada kok kek, semuanya berjalan dengan lancar" jawab Azela. "Kapan kamu mengambil ahli perusahaan Daddy kamu sayang ?" ucap Smit. "Aku belum terpikir ke situ kek" jawab Azela lalu menarik nafasnya, mengingat dia juga harus mengambil alih perusahaan Daddynya. "Jangan terlalu lama nak, pikirkan secepatnya" ucal Smit lagi masih dengan membelai rambut Azela. "Iya Kek, tenang saja" "Sudah waktunya kamu kembali mengambil semua aset Daddy kamu di Indonesia. Mereka sudah cukup menikmatinya, nak" ucap lagi Smit, kembali mengingat perlakuan mereka Azela. Azela menganggukan kepala sambil tersenyum. "Kakek akan mendukungmu dan membantumu" ucap Smit. "Aku akan berangkat ke Indonesia minggu depan kek, nek" ucap Azela kepada kakek dan neneknya. "Iya sayang" jawab Nada. ** Sedangkan di Indonesia, kehidupan Salsa dan suaminya serta anaknya berjalan lurus saja menikmati kekayaan kakak angkatnya, Bara. Selama ini Azela dan Smit memang belum berbuat apa-apa padanya. Mereka hanya melihat saja semua apa yang mereka lakukan. Anak Salsa dan Fadil juga tumbuh menjadi gadis cantik tapi kesombongan dan angkuh dalam dirinya masih melekat pada dirinya. Dia sekarang menjadi salah satu model terkenal di Indonesia. "Pagi Papi, Mami" sapa gadis cantik yang tak lain adalah Rena mencium kedua pipi orang tuanya. "Pagi sayang" balas Fadil dan Salsa "Kamu mau berangkat kerja sekarang ?" tanya Salsa. "Iya Mami, aku ada pemotretan di pantai" jawab Rena. "Kapan kamu ada waktu ikut Papi ke perusahaan ?" tanya Fadil kepada Rena, Sebab Fadil sudah beberapa kali mengajak Rena ke perusahaan untuk belajar tentang perusahaan yang akan dia teruskan nanti ke Rena. "Aku belum ada waktu Pi" jawab Rena malas. "Jujur aku sudah katakan aku tidak tertarik dengan perusahaan papi. Aku hanya ingin jadi model saja." lanjut Rena. "Perusahaan itu akan di wariskan kepada kamu sayang. Jadi kamu harus ikut kata papimu" ucap Salsa. "Baiklah baiklah. Aku berangkat dulu" ucap Rena pasrah dan langsung berangkat. Meninggalkan kedua orangtuanya yang geleng-geleng kepala melihatnya. "Anak kamu itu mi, susah sekali di tanya" ucap Fadil. "Itu anak kamu juga" balas Salsa. "Kita sekarang sudah hidup nyaman dengan kekayaan kak Bara yang kita rampas. Aku ingin Rena meneruskan perusahaan kedepannya agar kita makin berkembang" ucap Salsa dengan khayalannya. Sedangkan Fadil hanya tersenyum mendengar. Di tempat lain, Azela berkunjung di butiknya. "Azela" sapa Meta yang tak lain adalah sahabat Azela. Azela menjadikan Meta manager di butiknya. Mereka pun berpelukan sebentar. "Bagaimana penjualan bulan ini ?" tanya Azela duduk santai di sofa ruangan Meta. Azela juga punya ruangan di sini yaitu pemilik butik. Tapi, Azela 1 bulan ini jarang ke butik karena banyak kerjaan di kantor. Ketika ingin membuat desain, Azela membuatnya di kantor juga dan mengirimkan lewat email saja. Miss Azela, tidak ada yang tau wajahnya seperti apa, itulah yang membuat pengusahaa atau pejabat selalu mengirim ajakan malam atau siang kepadanya. Desas desus terdengar kalau Ceo Chiragh Company merupakan perempuan yang sangat cantik dan menawan. "Penjualan makin hari makin melunjak Azela, aku bersama tim sampai kewalahan menghadapinya." jawab Meta. "Baguslah, naikkan gaji karyawan butik. Dan kamu juga naik." ucap Azela. "Benarkah? Wahh karyawan pasti sangat senang Azela" ucap Meta dengan senang. Azela hanya mengangguk tersenyum. Aku juga senang kalau butik berjalan lancar dengan penjualan yang banyak. Mommy lihatlah butik mommy jadi maju karena aku yang hebat heheh. "Aku mau ke kota Indonesia minggu depan, aku harap kamu bisa menghadel butik" ucap Azela. "Siap Azela" jawab Meta mengangkat tangannya tanda hormat pada Azela. Azela hanya geleng kepala melihat kelakuan Meta yang tidak pernah berubah. Dia juga bersyukur bisa memiliki sahabat seperti Meta yang tidak pernah mengkhianatinya. "Aku balik dulu" ucap Azela berdiri dari duduknya. "Cepat bangat pulangnya. Kita santai dulu minum kopi" ucap Meta cemberut. "Lain kali saja" ucap Azela lalu berlalu dari ruang kerja Meta. Meta hanya bisa menghela nafas melihatnya.Hari-hari telah berlalu, sudah 5 hari Ferro belum pulang ke mansion, bahkan dia juga belum menelpon Azela. Selama itu, jika bukan menginap di perusahaan, Ferro akan menginap di markas. Ferro tidak sadar, bahwa Azela selalu gelisah setiap hari menunggu kepulangannya. Waktu itu, terhitung 3 hari Ferro tidak pulang ke mansion. Azela memberanikan dirinya untuk datang ke perusahaan Horace Group. Namun, yang Azela dapatkan, Ferro tidak ada diperusahaan, dia ada pertemuan dengan klien di luar, Azela merasa kecewa dan akhirnya pulang kembali ke mansion. Bahkan saat itu juga, Azela mencoba menelpon Ferro beberapa kali, Namun Ferro tidak menjawab nya sama sekali. Pernah juga tanpa segaja, Azela datang ke restorannya, saat dia ingin pulang di depan pintu masuk, Azela berpapasan dengan Ferro, hati Azela sakit Ferro hanya melihatnya saja tanpa mau menyapanya sedikitpun. Segala hal Azela pikirkan, dari sebuah kiriman video dari nomor yang tidak di kenal. Awalnya Azela tidak percaya, karena dia y
Pukul 10 malam, Ferro berjalan keluar ruangannya di ikuti Hedy di belakangnya. Ferro ingin ke markas dia ingin melihat wajah Delon seperti apa setelah melihatnya datang.Di perjalanan, ponsel Hedy bergetar tanda ada pesan masuk dari Azela. Dengan ragu Hedy mengatakan pada Ferro."Tuan, Nyonya Azela mengirim pesan padaku" ucap Hedy. "Apa yang dia katakan ?" tanya Ferro. "Nyonya bertanya apakah anda akan pulang ke mansion nanti atau tidak" "Katakan saja kalau aku tidak pulang" "Baik Tuan" Hedy lalu membalas pesan Azela. Semua pertanyaan Azela dia jawab semua tanpa ada kebohongan. Di dalam pesan itu juga, Azela meminta Hedy untuk memperhatikan kesehatan Ferro, makanannya dan memintanya jangan sampai Ferro telat makan. Sebenarnya, Hedy merasa heran pada Tuannya. Jika di lihat Ferro sekarang sudah baik-baik saja dan kenapa tidak pulang ke mansion untuk menemui istrinya. Tapi Hedy tidak mau ikut campur, Hedy hanya berharap pernikahan Ferro dan Azela tetap utuh apalagi sekarang Azela s
Terik matahari muncul di sela-sela horden. Ferro membuka matanya, perlahan dia merasakan sakit di kepalanya, dia lalu bersandar di sandaran ranjang.Ferro melihat sekelilingnya, kalau dia ternyata menginap di perusahaan. Ferro memegang kepalanya dan berusaha turun dari ranjang ingin masuk dalam kamar mandi. Setelah 15 menit membersihkan tubuh, Ferro membuka lemari, mengambil satu set pakaiannya lalu dia pakai. "Sepertinya Ini efek aku minum banyak kemarin jadi kepalaku sakit" lirih Ferro, diam dan mengingat semuanya.Ferro lalu berjalan keluar ruangan pribadinya, duduk di kursi kebesarannya, membuka ponselnya dan langsung menekan panggilan pada asistennya. "Halo Tuan" "Pesankan aku sarapan sekarang juga" "Baik Tuan" Kemudian mematikan telpon, Ferro membuka laptopnya dan mulai melakukan pekerjaannya. Ferro seolah-olah melupakan Azela yang berada di mansion. Di mansion, Azela berdiri merenung di balkon kamar. Hatinya gelisah setelah mengetahui dari Bibi Wawa kalau Ferro tidak pul
Semenjak kepergian Azela, Ferro tidak bekerja. Dia hanya diam memejamkan matanya, bersandar di kursinya. Ferro tidak tidur, dia hanya ingin menenangkan pikirannya saja yang kalut, menghilangkan amarah dalam dirinya yang tadi mencuak tapi tidak bisa di keluarkan. Akhirnya, Ferro tidak tahan, jam sudah menunjukkan jam pulang kerja. Dia meminta asistennya Hedy membawakan minuman yang beralkohol tinggi. Ferro lama-lama menghabiskan banyak minuman alkohol itu. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Ferro belum juga ingin pulang. Dia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda sejak siang tadi. Semua pegawai sudah pulang, tidak ada pegawai yang lembur malam ini dan Hedy masih setia menunggu Ferro di depan ruangan Ferro. Satu jam kemudian, Hedy berjalan masuk ke dalam ruangan Ferro. "Tuan mari kita pulang, sudah jam 9 malam" ucap Hedy dengan hati-hati."Pekerjaanku belum selesai, kau bisa pulang duluan" jawab Ferro tanpa melihat Hedy. "Baiklah, Tuan. Saya akan menunggu anda sampai selesai" ucap
Di perusahaan Horace Group, Ferro baru saja selesai melakukan rapat dari klien luar negeri. Kini dia sekarang berada di ruangannya. Diasudah membeli ponsel baru dan akan menelpon istrinya nanti siang setelah dia mengecek semua berkas laporan.Setelah pekerjaan Ferro sudah selesai, dia akan menelpon istrinya tapi pintu di ketuk tiba-tiba. TOKTOK"Masuk" ucap Ferro.Yang mengetuk pintu adalah Hedy."Ada apa ?" tanya Ferro."Maaf Tuan, ada yang ingin saya sampaikan" ucap Hedy dengan ragu. "Apa ? Cepat katakan" ucap Ferro."Saya mendapat pesan dari nomor yang tidak di kenal dan ini Tuan" ucap Hedy sambil menyerahkan ponselnya pada Ferro.Ferro mengambil ponsel itu, seketika dia mengeraskan rahangnya, mencengkram erat ponsel itu. Beberapa detik kemudian dia melemparkan ponsel itu dan untung saja ponsel itu jatuh di sofa dan tidak membuat pecah. Hedy terkejut dan bernafas lega ponselnya masih aman, karena posel itu masih baru dan harganya juga mahal. "Selidiki siapa yang mengirim gambar
Jam menunjukkan pukul 11 siang, Azela bersiap ingin pergi menghadiri ajakan makan siang Delon. Azela ragu meminta izin, dia tau pasti suaminya tidak akan mengizinkannya. Tapi jika dia tidak menghadiri ajakan makan siang Delon dia tidak akan tau apa yang akan di rencanakan Delon selanjutnya.Dengan terpaksa Azela akhirnya harus menyembunyikan atau jika nanti Ferro mengetahuinya Azela siap akan menerima resikonya. Setelah bersiap Azela turun ke bawah."Bibi Wawa" panggil Azela."Ya Nyonya, ada yang bisa saya bantu" tanya Bibi Wawa menghampiri Azela. "Oh tidak, aku hanya mau bilang jika suamiku bertanya padamu katakan padanya jika aku ke butik" ucap Azela."Baik Nyonya" jawab Bibi Wawa.Kemudian Azela pergi dari mansion menuju restoran yang di maksud Delon. Setelah 30 menit, Azela sampai dan langsung masuk dalam restoran."Selamat siang Nona" sapa salah satu pelayan restoran."Meja atas nama Delon" ucap Azela."Mari Nona saya antar" ucap pelayan itu.Ternyata Delon belum datang. Azela d