Share

Hidup Mandiri

“Kita masih bisa berbakti dengan beliau kok, dalam sehari Mas wajib menengok keadaan ibu dan aku tetap membolehkan Mas untuk menjatah uang ke ibu. Tujuanku dengan kita hidup mandiri setidaknya kita bisa berfikir sendiri mau di bawa kemana kehidupan rumah tangga kita ini, kalau sekarang ... maaf, ya, Mas kita ‘kan masih apa-apa di awasi orang tua, di atur, di suruh ini-itu. Bahasa kasarnya kita masih di setir orang tua,” lanjut Syifa dengan hati-hati, sejujurnya ia takut menyinggung hati sang suami.

Walau bagaimanapun perilaku buruk sang ibu, pasti anaknya tidak akan terima jika orang tuanya di katakan yang tidak enak di telinga.

Hamzah masih bungkam, membuat Syifa menelan ludah dengan perasaan gusar.

“Maaf, ya, Mas kalau perkataanku tadi membuat Mas nggak berkenan.” Ia beringsut untuk kembali bersiap ke sekolah.

“Lalu biaya kontrakannya dari mana, Dek?” ujar Hamzah tiba-tiba, sontak Syifa kembali menoleh dengan bernafas lega.

“Insyaallah gaji adek masih cukup untuk bayar kontrakan kec
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status