Home / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / 202. Perlu Membalas 2

Share

202. Perlu Membalas 2

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2025-05-08 12:59:24

“Bisa dibilang begitu, kalau saja bukan dia sendiri yang menjebak kami.”

“Eh? Dia pelakunya.”

“Memang aku nggak pernah bilang ya?” tanya Luna polos, memang seingatnya dia belum memberi tahu Vira, dia bercerita sekarang karena kesal dengan Raya yang terus saja membuat ulah, lagipula dia tak sudi kalau  orang mengira dialah yang menjadi orang ketiga rusaknya hubungan Raya dan Laksa, dia nggak ngerebut kok, bahkan Luna sudah berusaha menjauh waktu itu.

Vira hanya menggeleng, dan memajukan tubuhnya dengan wajah sangat kepo. Dasar Vira.

Luna lalu menceritakan semua yang dia ketahui tentang Raya dan juga hubungannya dengan sang suami yang kandas  karena Laksa yang berkeinginan untuk tetap bersama Luna, tapi tidak disangka, Laksa malah melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Raya berselingkuh dengan banyak laki-laki.

“Wow...” komentar Vira sambil memandang Luna dengan tatapan mata membulat, wajah cantik dan dari keluarga terpandang memang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Wanita Yang Kau Pilih   203. Salah Paham

    “Aku sudah diperbolehkan dokter pulang.” Begitu pesan yang dikirim Luna untuk suaminya, dan pesan itu sudah dia kirim lebih dari satu jam yang lalu, tapi nasibnya sama dengan pesan-pesan Luna yang lain pada suaminya, tetap saja centang dua abu-abu itu tak berubah menjadi biru. Luna menggigit bibirnya dengan resah, bunyi gemericik air dari kamar mandi masih terdengar, tentu saja Vira yang ada di sana, dia sampai tak enak hati pada Luna yang harus menemaninya dari tadi siang. Meski Vira bilang bahwa dia tidak masalah menemani Luna sampai malam. Tapi tetap saja, dia tidak enak hati, Vira pasti juga punya keperluan lain yang harus dia lakukan. Sanggar memang berada di bawah kendali Vira sepenuhnya, sedangkan kakaknya hanya memantau saja. Ayahnya juga sedang banyak  pekerjaan dan Luna tidak tega untuk menghubunginya, jadi dia hanya mengatakan supaya sang ayah istirahat di rumah saja. Orang yang seharusnya bertanggung jawab menjaganya malah tidak ad

    Last Updated : 2025-05-08
  • Wanita Yang Kau Pilih   204. Salah Paham 2

    "Luna sudah diperbolehkan pulang, tepatnya karena dia tidak tenang ada di rumah sakit ini." jarang-jarang bukan Vira mau berbaik hati memberi penjelasan untuk orang lain, meski hatinya geram bukan main.Laksa memandang sahabat istrinya yang menampakkan wajah tidak bersahabat padanya, bukan hal yang aneh memang sejak awal memang sahabat istrinya ini terlalu protektif pada istrinya, satu hal yang tidak tahu harus dia syukuri atau tidak. "Terima kasih sudah menjaga Luna." "Tidak perlu, aku memang harus menjaganya apalagi di sini dia sendirian menghadapi nenek lampir," Vira segera menghadap Luna, memandang sahabatnya itu yang terdiam tak tahu harus berbuat apa."Kamu mau aku antar pulang atau bersama suamimu?" "Lebih baik dia pulang bersamaku saja," bukan Luna yang menjawab tapi Laksa.Vira mendelik pada Laksa seolah ingin berkata kalau dia tidak bertanya pada Laksa, dan tentu saja itu membuat Laksa mati gaya. Dasar  sahabat istri

    Last Updated : 2025-05-08
  • Wanita Yang Kau Pilih   205. Tak Lagi Sama

    Beberapa kali Luna melirik pada suaminya yang sedang serius untuk mengemudikan mobil yang mereka tumpangi untuk keluar dari halaman parkir rumah sakit ini. "Jangan lirik-lirik terus nanti kamu tambah cinta sama aku." Luna langsung cemberut, Suaminya ini memang sangat suka membuatnya penasaran, apa susah coba langsung bicara di rumah sakit tadi, bukannya tidak ada orang lain selain mereka di sana, kenapa harus nanti sampai di rumah coba. "Jangan cemberut juga, nanti kalau ada yang lihat dikira aku nggak kasih kamu makanan, padahal tadi aku sudah bawakan makanan kesukaanmu." Luna hanya bisa mencebik dengan kesal, lihatlah Laksa terlihat begitu santai menanggapi kemarahan. Hah! Jangan bilang suaminya ini sedang mengumpulkan alasan untuk membohonginya. "Kakak sedang menyusun kata untuk mencari alasan ya." Laksa langsung menyemburkan tawanya begitu mendengar kalimat sang istri.

    Last Updated : 2025-05-09
  • Wanita Yang Kau Pilih   206. Tak Lagi Sama 2

    "Kemana semua orang?" "Mereka ada, mungkin sedang beristirahat di kamar."Luna menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul delapan malam, waktu makan malam memang baru saja terlewat, biasanya keluarga ini masih sibuk mondar-mandir melakukan beberapa hal, tapi sekarang tak ada satu pun yang muncul bahkan para asisten rumah tangga juga tak kelihatan batang hidungnya. "Sudah nyaman?" tanya Laksa saat membantu Luna bersandar pada beberapa bantal yang telah disusun oleh suaminya itu."Iya, terima kasih, Kak."Laksa tersenyum dan berniat akan meninggalkan kamar tapi cepat-cepat Luna mencegahnya."Kakak mau kemana? Kenapa dari tadi menghindar terus, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Raya sampai mengamuk seperti orang gila begitu, kakak tidak berjanji aneh-anehkan padanya?""Istriku sayang, lancar banget ngomelnya kayak kenek metromini," kata Laksa yang terdengar geli dengan omelan sang istri. "Kenapa tidak di

    Last Updated : 2025-05-09
  • Wanita Yang Kau Pilih   207. Pengganggu

    Luna merasakan usapan tangan di pipinya, dia memandang pemilik tangan itu.“Jangan menangis, aku  tidak ingin melihat air matamu,” kata Laksa dengan lembut. Ternyata dia menangis, Luna bahkan tak menyadari itu semua, pikirannya  terlalu kalut sampai dia tak bisa merasakan apapun. Luna berusaha tersenyum, meski siapapun tahu kalau senyum itu terpaksa bertengger di wajahnya sekedar supaya tidak menjadi tambahan beban untuk suaminya “Semuanya akan baik-baik saja, aku tidak tahu apa yang sudah  kamu dengar, tapi percayalah semuanya akan teratasi dengan baik, Kemarin aku bekerja keras bersama opa dan papa juga Dirga untuk membongkar semuanya,” kata Laksa lebih kepada untuk meyakinkan dirinya sendiri dari pada sang istri. Pandangan laki-laki itu sedikit menerawang, masalah kali ini memang cukup rumit untuknya, hotel yang dipimpinnya bisa saja dianggap melakukan kelalaian pajak yang harusnya dibayar  oleh semua warga negara yang baik, meski

    Last Updated : 2025-05-09
  • Wanita Yang Kau Pilih   208. Pengganggu 2

    “Apa mama dan opa baik-baik saja? Kenapa mereka  tidak dibawa ke rumah sakit?” tanya Luna yang baru ngeh tentang keadaan mertuanya itu, sungguh bukannya Luna melupakan dua  keluarga suaminya itu, tapi masalah yang menderanya akhir-akhir ini membuat otaknya penuh sesak. “Mereka baik-baik saja, kemarin papa juga sudah menghubungi dokter  keluarga, dan dokter hanya menyarankan mereka untuk tenang dan beristirahat.” Luna mendongak tak menatap mata sang suami, mencari kebenaran di sana, dan saat kebenaran itu dia dapatkan,Luna bisa menarik napas lega, berarti tak ada yang perlu dikhawatirkan bukan. Malam  ini kedua insan itu tidur dengan saling berpelukan erat seolah mereka sudah tak bertemu bertahun-tahun lamanya, tidur  lelap yang sangat mereka butuhkan untuk menghadapi hari esok yang penuh dengan aral rintangan yang menghadang. Pukul enam pagi baik Luna maupun Laksa sudah berpakaian rapi, tentu saja Laksa akan berangkat kerja, akan tetapi sebelu

    Last Updated : 2025-05-09
  • Wanita Yang Kau Pilih   1. Awal Bencana

    Luna mengeratkan rangkulannya di lengan sang ayah. Dia perlu pegangan agar tidak terjatuh karena gugup, dadanya berdebar sangat kencang, sampai dia takut sewaktu-waktu akan jatuh ke tanah. Pesta malam ini begitu meriah, lampu-lampu yang tertata apik menambah semarak suasana. Ini bukan kali pertama Luna menemani sang ayah ke sebuah pesta, tapi ini pertama kalinya Luna akan bertemu lagi dengan Laksamana Sanjaya. Laki-laki yang sangat dikaguminya dan selalu menghiasi setiap mimpi-mimpi indahnya.Luna ingat sekali saat sang ayah memberikan selembar foto padanya.Dia menatap foto itu dengan tak percaya. Luna mencubit lengannya sekedar meyakinkan diri, bahwa ini semua nyata. Rasanya dia ingin tertawa bahagia saat dirasakannya sakit di lengannya. Ini memang nyata dan matanya masih cukup normal untuk mengenali foto laki-laki tampan yang menjadi bunga-bunga tidurnya, yang membuatnya seolah terbang ke awan meski hanya melihat kelebat bayangnya. “Bagaimana, Nak, apa kamu mau? Ayah tidak ak

    Last Updated : 2025-01-30
  • Wanita Yang Kau Pilih   2. Jebakan

    "Wanita murahan! Rendahan! Apa yang kamu lakukan padaku!" Luna hanya bisa menatap wajah laki-laki yang dikaguminya itu dengan mata terbelalak.Laksa baru saja terbangun dari tidurnya, dan memandang Luna penuh kebencian saat melihat kondisi mereka berdua. Luna tak tahu apa yang sedang terjadi, Laksa yang memperkosanya, dan sekarang laki-laki itu malah meneriakinya seolah Luna hanya seekor anjing yang tak punya perasaan.Tapi Luna terlalu takut untuk membuka suara, seumur hidup dia belum pernah mendapatkan bentakan sekasar itu. Luna bergeming, tubuhnya menggigil oleh semua rasa yang hinggap dalam tubuhnya, dia bahkan berharap saat ini Tuhan mencabut nyawanya saja.Dengan memegang erat selimut yang menyelubungi tubuh polosnya, dia duduk meringkuk dipojokan dengan menyedihkan. Sedangkan laki-laki di depannya masih meneriakkan sumpah serapah. Luna terlonjak saat suara bantingan pintu memenuhi ruangan. Sungguh Luna tak mengerti apa yang terjadi bukankah seharusnya dia yang marah, dia ya

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Wanita Yang Kau Pilih   208. Pengganggu 2

    “Apa mama dan opa baik-baik saja? Kenapa mereka  tidak dibawa ke rumah sakit?” tanya Luna yang baru ngeh tentang keadaan mertuanya itu, sungguh bukannya Luna melupakan dua  keluarga suaminya itu, tapi masalah yang menderanya akhir-akhir ini membuat otaknya penuh sesak. “Mereka baik-baik saja, kemarin papa juga sudah menghubungi dokter  keluarga, dan dokter hanya menyarankan mereka untuk tenang dan beristirahat.” Luna mendongak tak menatap mata sang suami, mencari kebenaran di sana, dan saat kebenaran itu dia dapatkan,Luna bisa menarik napas lega, berarti tak ada yang perlu dikhawatirkan bukan. Malam  ini kedua insan itu tidur dengan saling berpelukan erat seolah mereka sudah tak bertemu bertahun-tahun lamanya, tidur  lelap yang sangat mereka butuhkan untuk menghadapi hari esok yang penuh dengan aral rintangan yang menghadang. Pukul enam pagi baik Luna maupun Laksa sudah berpakaian rapi, tentu saja Laksa akan berangkat kerja, akan tetapi sebelu

  • Wanita Yang Kau Pilih   207. Pengganggu

    Luna merasakan usapan tangan di pipinya, dia memandang pemilik tangan itu.“Jangan menangis, aku  tidak ingin melihat air matamu,” kata Laksa dengan lembut. Ternyata dia menangis, Luna bahkan tak menyadari itu semua, pikirannya  terlalu kalut sampai dia tak bisa merasakan apapun. Luna berusaha tersenyum, meski siapapun tahu kalau senyum itu terpaksa bertengger di wajahnya sekedar supaya tidak menjadi tambahan beban untuk suaminya “Semuanya akan baik-baik saja, aku tidak tahu apa yang sudah  kamu dengar, tapi percayalah semuanya akan teratasi dengan baik, Kemarin aku bekerja keras bersama opa dan papa juga Dirga untuk membongkar semuanya,” kata Laksa lebih kepada untuk meyakinkan dirinya sendiri dari pada sang istri. Pandangan laki-laki itu sedikit menerawang, masalah kali ini memang cukup rumit untuknya, hotel yang dipimpinnya bisa saja dianggap melakukan kelalaian pajak yang harusnya dibayar  oleh semua warga negara yang baik, meski

  • Wanita Yang Kau Pilih   206. Tak Lagi Sama 2

    "Kemana semua orang?" "Mereka ada, mungkin sedang beristirahat di kamar."Luna menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul delapan malam, waktu makan malam memang baru saja terlewat, biasanya keluarga ini masih sibuk mondar-mandir melakukan beberapa hal, tapi sekarang tak ada satu pun yang muncul bahkan para asisten rumah tangga juga tak kelihatan batang hidungnya. "Sudah nyaman?" tanya Laksa saat membantu Luna bersandar pada beberapa bantal yang telah disusun oleh suaminya itu."Iya, terima kasih, Kak."Laksa tersenyum dan berniat akan meninggalkan kamar tapi cepat-cepat Luna mencegahnya."Kakak mau kemana? Kenapa dari tadi menghindar terus, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Raya sampai mengamuk seperti orang gila begitu, kakak tidak berjanji aneh-anehkan padanya?""Istriku sayang, lancar banget ngomelnya kayak kenek metromini," kata Laksa yang terdengar geli dengan omelan sang istri. "Kenapa tidak di

  • Wanita Yang Kau Pilih   205. Tak Lagi Sama

    Beberapa kali Luna melirik pada suaminya yang sedang serius untuk mengemudikan mobil yang mereka tumpangi untuk keluar dari halaman parkir rumah sakit ini. "Jangan lirik-lirik terus nanti kamu tambah cinta sama aku." Luna langsung cemberut, Suaminya ini memang sangat suka membuatnya penasaran, apa susah coba langsung bicara di rumah sakit tadi, bukannya tidak ada orang lain selain mereka di sana, kenapa harus nanti sampai di rumah coba. "Jangan cemberut juga, nanti kalau ada yang lihat dikira aku nggak kasih kamu makanan, padahal tadi aku sudah bawakan makanan kesukaanmu." Luna hanya bisa mencebik dengan kesal, lihatlah Laksa terlihat begitu santai menanggapi kemarahan. Hah! Jangan bilang suaminya ini sedang mengumpulkan alasan untuk membohonginya. "Kakak sedang menyusun kata untuk mencari alasan ya." Laksa langsung menyemburkan tawanya begitu mendengar kalimat sang istri.

  • Wanita Yang Kau Pilih   204. Salah Paham 2

    "Luna sudah diperbolehkan pulang, tepatnya karena dia tidak tenang ada di rumah sakit ini." jarang-jarang bukan Vira mau berbaik hati memberi penjelasan untuk orang lain, meski hatinya geram bukan main.Laksa memandang sahabat istrinya yang menampakkan wajah tidak bersahabat padanya, bukan hal yang aneh memang sejak awal memang sahabat istrinya ini terlalu protektif pada istrinya, satu hal yang tidak tahu harus dia syukuri atau tidak. "Terima kasih sudah menjaga Luna." "Tidak perlu, aku memang harus menjaganya apalagi di sini dia sendirian menghadapi nenek lampir," Vira segera menghadap Luna, memandang sahabatnya itu yang terdiam tak tahu harus berbuat apa."Kamu mau aku antar pulang atau bersama suamimu?" "Lebih baik dia pulang bersamaku saja," bukan Luna yang menjawab tapi Laksa.Vira mendelik pada Laksa seolah ingin berkata kalau dia tidak bertanya pada Laksa, dan tentu saja itu membuat Laksa mati gaya. Dasar  sahabat istri

  • Wanita Yang Kau Pilih   203. Salah Paham

    “Aku sudah diperbolehkan dokter pulang.” Begitu pesan yang dikirim Luna untuk suaminya, dan pesan itu sudah dia kirim lebih dari satu jam yang lalu, tapi nasibnya sama dengan pesan-pesan Luna yang lain pada suaminya, tetap saja centang dua abu-abu itu tak berubah menjadi biru. Luna menggigit bibirnya dengan resah, bunyi gemericik air dari kamar mandi masih terdengar, tentu saja Vira yang ada di sana, dia sampai tak enak hati pada Luna yang harus menemaninya dari tadi siang. Meski Vira bilang bahwa dia tidak masalah menemani Luna sampai malam. Tapi tetap saja, dia tidak enak hati, Vira pasti juga punya keperluan lain yang harus dia lakukan. Sanggar memang berada di bawah kendali Vira sepenuhnya, sedangkan kakaknya hanya memantau saja. Ayahnya juga sedang banyak  pekerjaan dan Luna tidak tega untuk menghubunginya, jadi dia hanya mengatakan supaya sang ayah istirahat di rumah saja. Orang yang seharusnya bertanggung jawab menjaganya malah tidak ad

  • Wanita Yang Kau Pilih   202. Perlu Membalas 2

    “Bisa dibilang begitu, kalau saja bukan dia sendiri yang menjebak kami.” “Eh? Dia pelakunya.” “Memang aku nggak pernah bilang ya?” tanya Luna polos, memang seingatnya dia belum memberi tahu Vira, dia bercerita sekarang karena kesal dengan Raya yang terus saja membuat ulah, lagipula dia tak sudi kalau  orang mengira dialah yang menjadi orang ketiga rusaknya hubungan Raya dan Laksa, dia nggak ngerebut kok, bahkan Luna sudah berusaha menjauh waktu itu.Vira hanya menggeleng, dan memajukan tubuhnya dengan wajah sangat kepo. Dasar Vira. Luna lalu menceritakan semua yang dia ketahui tentang Raya dan juga hubungannya dengan sang suami yang kandas  karena Laksa yang berkeinginan untuk tetap bersama Luna, tapi tidak disangka, Laksa malah melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Raya berselingkuh dengan banyak laki-laki.“Wow...” komentar Vira sambil memandang Luna dengan tatapan mata membulat, wajah cantik dan dari keluarga terpandang memang

  • Wanita Yang Kau Pilih   201. Perlu Membalas

    “Kenapa tidak ada adegan saling menjambak?” Luna menoleh pada Vira yang masih saja melipat tangannya dengan tenang menatap kepergian Raya. “Kamu kecewa?” Vira mengangkat bahu dengan acuh, gadis itu lalu melangkah menghampiri kursi roda Luna dan meminta sahabatnya itu untuk duduk kembali di atas kursi roda. “Mau jalan saja atau duduk di kursi roda.” Luna mengerucutkan bibirnya dengan kesal, lalu duduk di atas kursi roda, dia tidak ingin terlalu memaksakan diri  dan berakibat fatal, meski emosi masih menguasai dirinya. Laksa sedang dalam masalah.Luna sedikit kecewa dengan suaminya  yang  tidak mengatakan padanya, tapi Raya yang notabene mantan kekasih suaminya malah tahu terlebih dahulu, juga  kalimat Raya tadi yang menurutnya sangat ambigu. “Apa wanita itu dirawat di sini karena sakit jiwa?” Luna menoleh pada Vira dengan  kening berkerut. “Kenapa  kamu berpikir begitu?” tanya Luna heran.

  • Wanita Yang Kau Pilih   200. Konspirasi 2

    "Aku di sini saja," kata Vira sambil tersenyum semanis racun. "Tidak tahu diri," desis Raya gusar. "Kamu yakin, tidak akan muntah atau ikut marah-marah," goda Luna pada sahabatnya itu."Tenang saja aku akan duduk manis di sini sebagai penonton." Raya bertambah geram mendengar perkataan Vira yang terdengar sangat meremehkannya. "Kampungan." Vira hanya mengangkat alis, dan memandang Luna."Jadi apa yang kamu inginkan, aku tidak tahu kalau kamu sangat sibuk mengurusi urusan kami." "Jaga bicaramu, kamulah yang harusnya tahu diri, kamu hany benalu di hidup Laksa.""Kalau maksudmu itu karena aku tidak bekerja dan hanya mengandalkan hidup pada suami itu benar, tapi kenapa kamu yang marah, suamiku sendiri baik-baik saja, bahkan dia memaksaku untuk membeli apapun yang aku pinta." Luna bukan orang yang sombong memang, tapi menghadapi orang seperti Raya, yang sombong luar biasa, rasanya sah-sah saja menyombo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status