Share

Bab 40

Author: Zizizaq
last update Last Updated: 2025-10-21 06:00:08

Suara tilawah dari sebuah masjid terdekat terdengar, menandakan azan subuh akan segera tiba, Dania bangun karenanya, ia tetap menutup matanya, hanya tubuhnya yang ia paksa untuk bangun tapi saat mencoba bergerak, ia merasakan beban berat sedang bertengger di atas tubuhnya.

Dania membuka mata dan langsung disuguhi wajah tampan Rain. Ia mencoba memindahkan tangan Rain dengan pelan tapi Rain malah terbangun sebelum ia berhasil.

Mereka saling menatap beberapa saat kemudian Rain memindahkan tangannya untuk menyentuh wajah Dania, lalu perlahan menariknya mendekat dan mereka pun berciuman. Sudah dipastikan mereka akan mandi sebelum menunaikan sholat subuh.

Berpuluh menit berlalu, matahari mulai menampakan cahayanya, Dania sempatkan diri melihat Erlangga yang masih tidur, untuk pertama kalinya mereka berpisah kamar, dan ia rindu pada bayi itu.

"Tadi malam aman, Mbak?" tanyanya pada Rena.

"Aman, dia tidur nyenyak, hanya sekali terbangun tapi aku bisa atasi," jawab Rena.

"Alhamd
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 41

    Beberapa hari berlalu, Dania akhirnya menerima pesan dari admin Mufah Bakery bahwa ia diterima menjadi baker dan pastry chef, ia langsung bisa masuk di hari ketiga setelah pemberitahuan. Semua berkat lisensi setelah kursus membuat kue dan memasak untuk mengisi kekosongan yang ia terima semasa kuliah dulu. Ia pergi ke toko roti itu tanpa memberitahu Rain. Di hari pertama ia hanya melakukan observasi dan penyesuaian, sayangnya baru hari pertama masuk, bahkan belum boleh menyentuh apapun dan hanya melihat saja tapi ia sudah menumpahkan tepung yang akan diolah baker lainnya. "Astaghfirullah!" pekiknya. Juan berdecak kesal melihat hamburan tepung di lantai. Dia adalah Baker paling senior, bisa disebut kepala pastry chef atau Baker. "Makanya hati-hati!" ucap pria tampan itu. "Aku minta maaf," ucap Dania penuh sesal, ia ingin membereskan tapi dicegah oleh Juan, "Biar aku saja, nanti malah semakin berantakan," laki-laki tampan itu pergi mengambil peralatan keberhasihan lalu m

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 40

    Suara tilawah dari sebuah masjid terdekat terdengar, menandakan azan subuh akan segera tiba, Dania bangun karenanya, ia tetap menutup matanya, hanya tubuhnya yang ia paksa untuk bangun tapi saat mencoba bergerak, ia merasakan beban berat sedang bertengger di atas tubuhnya. Dania membuka mata dan langsung disuguhi wajah tampan Rain. Ia mencoba memindahkan tangan Rain dengan pelan tapi Rain malah terbangun sebelum ia berhasil. Mereka saling menatap beberapa saat kemudian Rain memindahkan tangannya untuk menyentuh wajah Dania, lalu perlahan menariknya mendekat dan mereka pun berciuman. Sudah dipastikan mereka akan mandi sebelum menunaikan sholat subuh. Berpuluh menit berlalu, matahari mulai menampakan cahayanya, Dania sempatkan diri melihat Erlangga yang masih tidur, untuk pertama kalinya mereka berpisah kamar, dan ia rindu pada bayi itu. "Tadi malam aman, Mbak?" tanyanya pada Rena. "Aman, dia tidur nyenyak, hanya sekali terbangun tapi aku bisa atasi," jawab Rena. "Alhamd

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 39

    Rain menatap Dania untuk mempercayai jawabannya, tapi ia memang tidak menemukan raut kebohongan di wajah Dania. "Aku mengabaikanmu tadi," ucap Rain. "Aku mengerti kok, Mas, kamu tidak ingin hubungan kita diketahui keluarga Bu Marina bukan?" "Mereka sudah tahu," jawab rain dengan santainya. "Oh ya? Harusnya kamu bilang, Mas." ucapnya sedikit menyesal. "Bagaimana aku bisa bilang kalau kamu menjauh terus." Rain menyalahkan Dania, karena pada kenyataannya ia selalu mencari cela ingin mengajak Dania bergabung saat tidak sibuk, tapi Dania selalu hilang dari pandangannya. "Dunia kita berbeda, Mas. Level kita berada di tingkatkan yang sangat timpang." Dania mulai berani blak-blakan. "Kamu masih saja mengungkit ucapan Monika waktu itu, dia hanya emosi karena aku tidak memberitahunya kalau aku mengajakmu." ucap rain. Ternyata Rain masih membela Monika. Itu yang dipikirkan oleh Dania. "Itu fakta, Mas. Mau Bu Monika mengatakannya atau tidak itu memang benar, aku merasa terje

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 38

    Ketika malam tiba, rumah Rain menjadi sepi. Para tamu sudah pulang, masing-masing tamu meninggalkan kado ulang tahun untuk Erlangga sehingga seperempat dari lantai ruang tengah terisi kado dan semua terlihat tidak murah. Dania tidak jadi menyerahkan kadonya, pasti akan tenggelam dan terlihat tidak penting seperti dirinya. "Saatnya unboxing!" Seru Rena sambil memangku Erlangga. Dania hanya menonton. "Ayo, kamu yang buka, Pak Rain tidak akan punya kesempatan untuk hal beginian," ucap Rena. "Mbak Rena saja," Dania ikut duduk di samping Erlangga yang langsung menyambutnya ingin dipangku. "Kita buka kado dari ayah dulu, mana kado dari ayah?" Rena celingukan mencari, begitu juga Dania, mata mereka berhenti di box yang paling besar bertuliskan 'My Boy'. "Apa ya isinya?" ucap Rena sambil mengambil kotak itu. "Mau lihat hadiah dari ayah?" Tanya Dania mengajak Erlangga mengobrol. Rena mulai menyobek kertas kado kemudian membuka box yang isinya mobil mainan aki Lamborghini aventa

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 37

    Waktu terus berjalan hingga tidak terasa dua bulan telah berlalu dan usia Erlangga genap satu tahun. Tentu keluarga Milano tidak akan melewatkan hari ulang tahun yang mewah untuk Erlangga. Rain menyelenggarakan hari ulang tahun Erlangga di kantor, sekalian memperkenalkan putranya kepada semua orang. Semua orang hadir, baik dari keluarga Milano maupun dari keluarga Marina. Hanya keluarga Dania yang tidak diundang, namun Dania tidak keberatan karena keluarganya tidak merayakan ulang tahun. Hanya saja kalau diundang mereka pasti datang untuk menghormati. Para undangan sudah berkumpul di area taman rumah Rain, di mana acara ulang tahun Erlangga di selenggarakan. Erlangga sedang sibuk dengan kedua pihak keluarganya. Dania senang melihat Erlangga bisa akrab dengan keluarga ibunya tapi ia jadi merasa asing, ia sudah berpuluh menit di tempat itu tanpa melakukan apa-apa, hanya Rena yang sibuk mendampingi Erlangga. Rain juga tampak tidak peduli padanya. Ia sibuk dengan para tamu tanpa

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 36

    Monika tiba-tiba berdiri menghampiri Dania dan Jeri, ia lalu berkata, "Ternyata dia mau diajak siapa saja, ya?" ucapnya sambil menunduk untuk menyapa Erlangga. Rain hanya melihat dari kursinya. "Iya, Bu." ucap Dania mencoba ramah, tapi Monika tidak menganggap keberadaannya. "Jer, coba aku yang gendong." Monika mengambil Erlangga lalu membawanya ke Rain. Hati Dania ciut, melihat keserasian mereka. "Rain, kamu kayak nggak ada uang aja, kenapa anak kamu memakai baju tidak berkelas begini?" seloroh Monika, ia sengaja mengeraskan suaranya agar Dania bisa dengar. "Nggak masalah yang penting dia nyaman." Sepertinya Rain menjaga perasaan Dania. "Kalau Marina masih hidup, dia tidak mungkin membiarkan anaknya memakai barang sampah begini," "Sudahlah, Mon. Kita nikmati acaranya" tegur Rain, di telinga Dania suaminya seperti sedang menenangkan kekasih yang sedang tidak puas. "Siapa suruh mengajak orang yang tidak selevel dengan kita?" ucapnya sinis, ia melihat ke arah Dania.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status