Share

Chapter 4

“Kenapa kau pergi begitu saja tanpa izin dariku?.” tanya Jack, walaupun perkataan yang diucap oleh suaminya tidak sesuai yang diinginkan oleh Andira, namun dia cukup senang karena Jack masih berinisiatif untuk menjemputnya.

“Untuk apa meminta izin sama kamu? Sudah jelas kalau kamu tidak perduli padaku sama sekali.” jawaban Andira membuat Jackson tak puas, lalu ia mendekati wanita itu.

“Karena kamu membuat masalah, aku jadi harus menunda pekerjaanku hanya untuk menjemputmu kemari!.” Jackson mengeluh kesal.

“Jack, aku beritahu padamu ya, kalau kau tidak berniat untuk membawaku pulang, yasudah! Tidak usah datang kesini untuk memjemputku!.” Andira berkata dengan sinis, lalu Jack memelototi nya.

“Kau memang wanita menyusahkan! Beda sekali dengan Nasya.” mendengar ucapan itu, lagi-lagi Andira merasa kesal.

“Cukup ya Jack! Jangan terus-menerus bandingkan aku dengan wanita yang ada dimasalalumu itu, hatiku sakit Jack! Kalau kau tidak mencintai aku, setidaknya hargai aku.” Andira memaki Jack dan menatapnya dengan penuh rasa benci.

“Intinya kau mau ikut aku pulang atau tidak?!.” Jack menaikkan salah satu alisnya

“Aku pikir kau datang kesini untuk meminta maaf atas perlakuan kasarmu semalam! Tapi kenyataan nya kau malah semakin membuatku muak! Pergi Jack! Aku tidak akan pulang sampai kapanpun!.” Andira mendorong Jack keluar dari kamar dan mengunci pintu itu.

“Andira! Buka!.” Jackson mengetuk pintu didepan nya dengan keras.

“Jack, Mama mohon sama kamu, tolong jangan biarkan Andira tersiksa seperti ini, jangan membuat Mama mengemis padamu Jack, apa perlu Mama berlutut dihadapanmu agar kau mau memperlakukan Andira dengan baik?.” Jackson menoleh dan melihat Aline berlutut disampingnya.

“Ma! Jangan pernah lakukan hal itu!.” Jack memegang bahu Aline dan menyuruhnya berdiri.

“Kalau kamu sayang sama Mama, tolonglah nak, jaga Andira dengan baik.” gumam Aline

“Tapi Ma, aku sudah berusaha.” Aline segera memberikan sebuah tiket hotel kepada Jackson untuk berlibur.

“Mama sudah membelikan tiket hotel ini, kamu harus pergi bersama Andira kesana sekarang, Mama berharap selama 1bulan di sana, hati kamu akan luluh dan bisa mencintai Andira dengan baik.” Jackson Wang terdiam melihat tiket tersebut, lalu ia segera membujuk Andira untuk ikut dengan nya ke Kota C untuk menginap dihotel.

“Jika bukan Mama yang minta, aku tidak sudi menginap dihotel denganmu.” kata Jack lantang, Andira hanya diam sebelum membuka mulutnya

“Tidak masalah, aku hanya perlu belajar membiasakan diri hidup dengan laki-laki iblis sepertimu, padahal aku yakin diluar sana masih banyak pria yang jauh lebih menghargai keberadaanku meskipun hanya semenit.” perkataan itu membuat Jackson membatu.

Setibanya mereka dihotel, Andira mengeluarkan koper bajunya dari dalam mobil, sementara Jackson hanya lenggang tangan berjalan masuk ke dalam.

“Jack benar-benar keterlaluan! Dia bahkan membiarkan aku membawa koper ini sendirian! Padahal isi koper ini juga ada baju miliknya!.” waktu Andira hendak membawa koper itu kedalam, seorang laki-laki lain mendekat ke arahnya.

“Nona, sepertinya anda kesulitan untuk membawa koper ini, biarkan saya membantu anda membawakan nya.” Jack menoleh dan melihat ke arah Andira yang sedang didekati oleh pria.

“Pergi kau! Jangan pernah mendekati istriku.” perkataan Jack terngiang ditelinga Andira.

'istriku'

“Sejak kapan kau mau mengakui aku sebagai istrimu? Lagi pula mana ada suami yang tega membiarkan istrinya terluka, bahkan kau melakukan kekerasan padaku kemarin.” Andira mendecak sebal sebelum akhirnya Jack mengambil alih koper itu dan membawanya.

“Kau bawa apa sih?! Kenapa berat sekali?! Dasar menyusahkan!.” Andira menarik baju suaminya dan melihat wajah tampan Jack dengan kesal.

“Didalam koper itu terdapat banyak pakaianmu! Kau yang memintanya sendiri untuk dibawa!.” kata Andira, lalu Jack mengernyit dan masuk kedalam kamar.

Hotel yang mereka tempati memang sangat luas dan bagus, namun sayang kamarnya hanya ada satu, entah apa yang dipikirkan Aline, mungkin dia sengaja karena ingin putranya tidur bersama Andira.

“Kalau begini, lebih baik aku tidur di sofa.” Jack meletakkan koper dan duduk disofa itu.

“Hei! Lagi pula siapa juga yang ingin tidur bersama denganmu! Aku akan memberikan tubuhku kepada laki-laki yang mencintaiku dengan tulus! Dan itu bukan kamu!.” Andira melemparkan sebuah bantal ke arah Jack, lalu Jack memelototi istrinya dengan marah.

“Dasar wanita menyebalkan! Menyesal sekali aku menikah dengan mu!.” ucap Jackson 

“Oh yasudah! Kalau begitu kita cer...” tringg...tringg, ponsel Andira berbunyi dan wanita itu langsung mengangkatnya.

“Halo nak? Kau sudah sampai? Selamat bersenang-senang ya dengan Jackson!.” suara Aline terdengar diujung telepon, lalu Andira segera menjawab.

“Aku dan Jack sudah sampai Ma, terimakasih sudah memberikan kami tiket hotel yang mewah seperti ini, tapi sepertinya Jack tidak menyuka..." Jackson mengambil alih ponsel itu dan berbicara kepada Aline.

“A–aku sangat menyukainya Ma! Terimakasih, tolong jangan hubungi kami selama kami masih ada disini agar Andira tidak merasa terganggu.” Aline tertawa kecil mendengar pembicaraan putranya lalu menutup telepon.

“Kenapa? Kamu takut aku memberitahu Mama kalau kau tidak suka dengan hotel ini?.” Andira tersenyum mengejek ke arah suaminya sebelum tiba-tiba ponsel itu kembali berbunyi.

Jack melihat nama Franky disana, tanpa berkata apa-apa lagi, Jack memblokir nomor Franky.

“Jack! Kau tidak perlu melakukan itu! Dia teman baikku.” Andira marah, namun Jack lebih marah dan menatap istrinya.

“Kau adalah Nyonya Wang! Aku tidak akan mengizinkan mu untuk berhubungan dengan pria manapun lagi! Mau teman atau bukan aku tidak perduli!.” Jack menyimpan ponsel Andira disuatu tempat.

“Kau! Mana mungkin aku tidak boleh berhubungan dengan siapapun tapi kamu jelas-jelas masih berhubungan dengan wanita yang ada dimasa lalu mu!.” Jack tertegun, entah apa yang merasuki tubuhnya dengan enteng dia menampar Andira sampai wajahnya merah.

PLAKK!!!

“Jack..” Airmata Andira tiba-tiba menetes lalu pergi keluar kamar dan duduk termenung di ruang depan.

Jack sedikit menyesal dengan perbuatan nya, namun dia gengsi untuk meminta maaf atas apa yang dia lakukan barusan.

Berjam-jam Jack memperhatikan Andira yang hanya diam saja ditempat duduk tanpa bergerak sedikitpun.

“Apa aku sangat melukai perasaan nya?.” gumam Jack.

Disisi lain, Franky terkejut karena nomornya telah diblokir oleh Andira, ia pikir bahwa ini bukan kelakuan wanita itu melainkan kelakuan suaminya.

Franky segera mendatangi rumah Andira namun dia tidak ada disana, Reta memberitahu kepada Franky bahwa Andira sedang berbulan madu bersama Jackson, sesaat Franky mengerti karena bisa saja mereka memblokir nomornya agar tidak terganggu.

“Semoga kamu baik-baik saja Andira.” gumam Franky menatap ponselnya sejenak sebelum ia pergi dari kediaman Queen.

...

Seharian Andira tidak makan, membuat Jack pusing memikirkan keadaan nya.

“Apa kau mau mati?.” tanya Jack, dengan cepat Andira menoleh lalu menatap Jackson jijik.

“Iya! Lebih baik aku mati dari pada hidup dengan pria tidak waras sepertimu!.” Andira bangkit dari kursi kemudian tersandung oleh kaki meja yang membuatnya hampir terjatuh.

Tangan yang lembut tiba-tiba saja terulur untuk menangkap pinggang itu.

“Kau ini bicara apa sih?! Aku tidak suka kau berkata begitu.” Jack mengusap kepala Andira kemudian mengangkatnya ke tempat tidur.

“Kenapa?! Kau takut aku mati?! Takut Mama akan marah besar padamu?! Hah!.” 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status