Share

Chapter 3

“Diam! Kau semestinya sadar kalau aku sama sekali tidak memikiki perasaan apapun padamu! Jangankan cinta, bahkan mengenal dirimu saja tidak! Bisa-bisanya kau sekarang menjadi Nyonya Wang! Kau tidak pantas menduduki hak yang seharusnya didapatkan oleh Nasya!.” Jack memaki Andira dengan kasar, ia mencekik wanita itu sampai istrinya kesulitan bernafas.

“Jangan Jack, hentikan kegilaanmu! Wanita itu sudah sejak lama mati! Aku istrimu Jack!.” ucapan Andira jelas membuat Jackson sangat murka sehingga dia mengeratkan cekikan nya.

“Bilang apa kau?! Lebih baik kau yang mati dari pada Nasya! Beraninya kau mengatakan hal demikian!.” Jack mendorong Andira sampai kepalanya terbentur dinding.

“Aah!.” Andira merasakan kepalanya seperti dihantam oleh benda keras sehingga ia jatuh dan pingsan.

Jack sama sekali tidak perduli, dia membiarkan istrinya pingsan di dalam, sementara itu dirinya pergi dan mengunci pintu tersebut.

Kebesokan nya, Andira berada di kamar dengan lingkar mata yang sedikit menghitam.

Lalu Jack masuk dengan tubuh terhuyung-huyung, Andira terkejut, ia langsung memegang Jack untuk dibaringkan ke kasur.

“Jack? Ada apa denganmu? Kau mabuk? Semalaman kau tidak pulang, aku menunggumu untuk membukakan pintu ini.” ucap Andira, Jack menghempaskan tangan Andira kemudian melepas dua kancing kemejanya agar bisa merasakan sedikit udara yang sejuk dikamar itu.

“Aku akan beritahu Mama kalau kau mabuk!.” Andira ingin segera keluar, namun tiba-tiba saja Jack menarik tangan halus itu dan tubuh Andira jatuh tepat diatas tubuh Jackson.

“Aku hanya mau kamu Nasya, bukan yang lain.” suara Jack terdengar berat, saat ini kepanikan mulai muncul diwajah Andira, dia berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan pria yang sedang mabuk ini tetapi Jack mengencangkan pelukan nya.

“Mama!!!!.” Teriak Andira, beberapa kali ia memanggil tapi sepertinya tidak ada jawaban sama sekali.

“Jangan takut Nasya, ini aku, calon suamimu.” kata Jack, entah kenapa tiba-tiba mata Andira berkaca-kaca sebelum dia menampar laki-laki itu.

PLAKKK!

“Buang jauh-jauh pikiranmu Jack! Aku Andira! Bukan Nasya!.” Wanita itu melepaskan diri dari Jack yang mulai linglung.

“Andira?.” Jack berkata dengan berat, ia memandangi wajah cantik dihadapan nya.

“Pernikahan itu bukan main-main Jack! Dulu aku berharap mendapatkan suami yang mencintaiku dengan tulus! Tapi aku malah menikah dengan laki-laki yang tak berperasaan seperti kamu! Kau tahu?! Semalaman aku menunggumu disini, kepalaku sakit Jack! Itu semua karena kebodohan kamu!.” Andira pergi meninggalkan kamar itu, ia juga keluar dan mengendarai mobilnya ke kediaman Queen.

“Nyonya, Miss. Queen pulang.” ucap pelayan rumah, Reta segera menutup majalah ditangan nya dan bergegas keluar.

“Mama!.” Andira berlari memeluk Mama nya dan menangis.

“Kamu kenapa sayang? Apa ada masalah? Lingkar matamu hitam, kau begadang semalam?.” pertanyaan Reta semakin membuat Andira menangis.

“Baru satu hari aku menikah dengan Jack, tapi dia begitu buruk memperlakukanku Ma, dia tega membiarkan aku pingsan semalaman di dalam kamar yang dingin.” Andira mengeluh kepada orang tuanya.

“Apa?! Kenapa Jack membiarkan putri kesayangan Mama pingsan didalam kamar semalaman?! Apa yang telah dia lakukan?!.” Reta terkejut saat putrinya menceritakan apa yang terjadi.

“Aku tidak mau Ma memiliki suami sekejam itu, aku tidak mau.” bagaimana mungkin seorang Andira Queen diperlakukan buruk dengan suaminya? Setiap hari dia selalu diperlakukan dengan baik oleh semua orang karena Andira terkenal sebagai wanita yang cantik dan baik, dia juga sukses menjalankan bisnis restoran nya.

“Mama akan bicara dengan Jack!.” Reta menghubungi Jackson Wang berulang kali namun tak ada jawaban, lalu ia menghubungi Alien dan memberitahukan keberadaan putrinya sekarang.

Aline terkejut, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Andira semalam, saat pagi datang, Aline pergi ke bandara mengantar Dirga, tadinya Dirga Wang ingin mengatakan kalau dia akan segera kembali keluar Negri, namun dia berpikir bahwa Andira dan Jack sudah tidur.

“Aline, saya tidak mau tahu, kalau Jackson sama sekali tidak bisa menghargai putri saya, lebih baik saya mengambil putri saya kembali, ingat Aline? Saya tidak akan membiarkan putri saya menginjakkan kaki dirumah itu sebelum Jackson sendiri yang datang kesini dan meminta maaf pada Andira!.” Reta segera menutup telepon tanpa memberi kesempatan kepada Aline untuk berbicara.

“Mama tahu kamu pasti lelah, beristirahatlah nak dikamar, kalau kau sudah bangun nanti, bibi akan memasakkan makanan kesukaanmu.” ucap Reta Queen, lalu Andira mengangguk seraya menuju kamar untuk melepas rasa lelahnya.

“Aku sudah menduga kalau hal ini akan terjadi saat kita menikah, namun ketika senuanya benar-benar menjadi nyata, hatiku tetap sakit diperlakukan sangat buruk pada suamiku sendiri, jika memang tidak ada cinta diantara kita, bisakah kau berbuat baik tanpa kekerasan seperti tadi malam?.” Andira menatap ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Bisakah kau datang kerumahku sekarang Jen?.” rupanya Andira menghubungi teman perempuan nya untuk datang kerumah.

Tak lama Jenyfeer pun datang dan langsung dipersilahkan masuk ke dalam kamar Andira oleh sang bibi.

“Andira? Kenapa? Sepertinya kau sedang tidak baik saat berbicara ditelepon tadi.” Jeny mendekatkan dirinya ke arah Andira dan memeluk teman baiknya itu.

“Bagaimana malam pertamamu dengan laki-laki itu?.” pertanyaan Jeny membuat Andira ingin muntah.

“Justru aku megundangmu kesini karena ingin membicarakan masalahku dengan Jack.” Andira memegang tangan Jenyfeer dan menceritakan semua hal yang terjadi semalam, Jenyfeer terkejut dan langsung marah.

“Bisa-bisanya dia menyakiti temanku?! Hei Andira, jika Franky mengetahui hal ini pasti Jackson akan mati ditangan nya!.” Jeny mengepalkan tinju dan mencengkram selimut dikasur Andira.

“Tidak, Jack bukan orang lemah Jen, Franky bukan tandingan nya, aku tahu Franky akan melakukan apa saja untuk melindungi aku, tapi Jack tidak akan membiarkan Franky menyentuh ujung kulitnya sekalipun.” kata Andira Queen, wajah Jenyfeer berubah menjadi suram, dia tidak menyangka laki-laki yang menikahi teman nya sangat kejam.

“Kalau begitu lebih baik kamu tinggal disini, jangan biarkan laki-laki seperti dia menyakitimu secara hati dan fisik.” gumam Jeny, Andira menatap teman nya yang cemas sebelum ia mengangguk setuju.

“Mama memang ingin aku tinggal disini, dia bilang kalau dia tidak akan membiarkan aku menginjakkan kaki sebelum Jackson sendiri yang datang dan meminta maaf padaku.” kata Andira, setelah mereka mengobrol, Jenyfeer pun pamit pulang.

Lalu Andira membaringkan tubuh dan memejamkan matanya. 

Entah sejak kapan dia terlelap dalam tidurnya, ketika bangun wajah yang familiar muncul dihadapan Andira.

“Jack?!.” Andira langsung terbangun dan mengucak matanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status