Share

Diamnya Istriku

Mas Aidil berlari mengambil alat pemadam api kemudian segera menyapukan isi APAR tersebut hingga api padam. Mengganggu kesenangan saja.

“Nduk, istigfar Sayang.” Ibu mendekati lalu memeluk tubuh ini dan mengusap kepalaku.

Aku hanya diam tanpa membalas pelukan wanita paruh baya itu, karena dia juga sudah membiarkan putranya membohongiku. Andai saja mereka jujur saat awal pertemuan, semuanya mungkin tidak terasa sakit seperti ini.

“Minum dulu, Sayang!” Mas Aidil mengangsurkan segelas air putih. Aku menepis tangan suamiku hingga gelas yang ada di tangannya terlempar ke lantai dan pecah berantakan. Hancur berkeping-keping seperti perasaan ini.

“Intan, kamu boleh marah sama aku. Tapi kamu jangan sakiti diri kamu sendiri, Intan. Aku tidak mau kamu terluka. Aku tidak mau melihat kamu seperti ini. Maaf, maafkan aku!” Dia berlutut, melingkarkan kedua tangannya di kaki.

“Lepas, Mas. Tolong jangan sentuh aku lagi. Aku nggak mau!” Lirih aku berujar bagai angin yang berbisik di padang pasir.

“Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Muhammad Ramdani
lanjut kak
goodnovel comment avatar
Anggra
kok lma updatenya kk..pdahal ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status