Share

Kabar dari mertua

Suara tangis Arkana memecah keheningan serta membangunkanku dari lelapnya tidur. Karena kebiasaan burukku, setiap habis melaksanakan shalat wajib dua rakaat pasti kembali merebahkan bobot di atas tempat tidur.

Gegas ku angkat tubuh malaikat kecilku yang kian bertambah montok dan terasa semakin berat. Intan benar-benar hebat. Dia kuat menggendong Arkana seharian, dan terkadang sambil mengerjakan pekerjaan lainnya.

Sementara aku, baru beberapa menit menggendong tubuh bayi berusia tiga bulan ini, lenganku sudah terasa ngilu.

"Sama Ayah dulu ya, Bunda mau macak!" Intan menghampiri kami yang sedang duduk di kursi tengah lalu mencium pipi gembil putra kami.

"Ayahnya nggak dicium, Bun!" ucapku menggoda.

"Ayahnya nanti malam!" jawab Intan sembari melenggang pergi meninggalkan aku dan Arkana.

Entah mengapa kali ini aku merasa mual saat mencium wangi masakan Intan.

'Ada apa denganku, apa aku sakit?' Aku bergumam sendiri dalam hati.

"Loh, Mas. Kamu kenapa?" Intan mengusap lembut pipiku seraya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status