Abyan mengendurkan pelukannya, menatap intens pada sang istri. "Kenapa kamu berubah, Oliv?""Berubah? Mas, jangan mengarang cerita.""Cerita apa? Sejak tadi kamu itu aneh banget tau gak? Sekarang sudah nggak mau aku sentuh, kenapa?"Olivia semakin bingung saja. Ingin beranjak keluar dari kamar khawatir terjadi masalah besar. Pada intinya, sekarang dia berada dalam posisi dilema.Siapa yang tidak senang apabila suami telah kembali mencintai? Namun, jika semua belum jelas, tetap saja enggan untuk menyambut ramah pelukan dan setiap sentuhannya.Olivia hanya ingin hidup tenang tanpa harus terkatung-katung oleh perasaan sendiri. Dia tidak mau jika Abyan masih dibayangi perempuan lain."Mas, jujur saja kalau kamu punya hubungan istimewa sama Kamila. Jangan mengelak, baik aku, ibu, bahkan papa juga tahu kalian pacaran. Kenapa sekarang malah bilang musuhan?""Pacaran? No, itu tidak mungkin. Kamu pasti mimpi karena aku tidak akan pernah pacaran sama Kamila. Amit-amit!" Melihat Abyan merinding
Bab 20. Si Gadis MurahanSatu jam berlalu, Olivia berusaha memakai pakaiannya setelah memastikan Abyan sudah terlelap. Dia geram, ingin mengamuk pada saat itu juga dengan cara menghilangkan nyawa sang suami.Akan tetapi, tangannya selalu saja gemetar. Olivia belum pernah merangkap sebagai pembunuh. Dia hanyalah seorang gadis yang tumbuh dalam lingkungan penuh cinta dan kasih sayang sebelum akhirnya berjuang demi mempertahankan pernikahan.Melirik sekilas pada Abyan, lelaki berkulit sawo itu masih memejamkan mata. Saat memadu kasih tadi, Olivia bisa merasakan cinta berwujud sentuhan lembut. Tatapan mata Abyan seolah meminta Olivia untuk tetap bersama hingga menua.Perempuan itu semakin bingung. Dia tidak bisa menggambarkan perasaannya dengan kata-kata. Kalau saja semua mimpi, dia berharap Tuhan tidak pernah membangunkannya lagi.Kembali teringat pada cincin permata hitam. Olivia berjingkrak seolah pencuri, membuka lemari pakaian dengan sangat hati-hati, khawatir derit pintu berhasil me
Bab 21. Embarrassing"Jangan berani menyebut nama putraku di sini. Lebih baik kamu pulang sebelum kulibas!" bentak Papa Zafir ikut geram.Pasalnya, dia sudah berusaha menutupi kisah masa lalu setelah pindah rumah. Para tetangga baru mereka tidak ada yang tahu tentang Rayan, semuanya mengira Abyan adalah anak tunggal."Kenapa, Om? Apa karena Rayan anak kesayangan Om Zafir? Kenapa Mas Aby dan Rayan harus dibedakan padahal keduanya sama-sama anak Om. Mungkin karena terlahir dari ibu yang berbeda?""Tutup mulutmu!" gertak Olivia tepat di depan wajah gadis murahan itu. Emosinya semakin meluap. "Jadi, ini kerjaanmu sekarang?""Apa maksudmu?" Tatapan mereka serupa pedang yang siap menghunus."Untuk makan saja, kamu harus menjajakan diri dulu, menghargai tubuh biasamu dengan lima lembar uang merah tanpa peduli tanggapan orang-orang. Untung saja suamiku tidak tertarik dengan dada rata sepertimu. Embarrassing!" umpat Olivia di akhir kalimat.Hampir saja dia meludahi wajah Kamila. Namun, hal itu
Bab 22. Cincin Permata HitamSelesai makan malam, Olivia menerima telepon dari Wani. Dia berjalan sedikit menjauh dari suami yang baru saja memasuki kamar mereka.Setibanya di ruang tamu, Olivia pun bertanya alasan Wani menelepon malam-malam, padahal tentu sudah tahu kalau Abyan sedang di rumah."Tadi, Kamila ke rumah aku. Dia bilang kalau kamu harus hati-hati. Dia ngancam bakal membunuhmu kalau perlu. Ini gimana, Liv? Aku takut kalau Kamila benar-benar membunuhmu. Tahu sendiri kan kalau dia bisa bertindak sesuka hati?"Olivia mengusap dada, terkejut mendengar apa yang disampaikan oleh sahabatnya. Bagaimana tidak, dia khawatir kalau Kamila benar-benar bersekutu dengan jin. Mudah baginya untuk mengalahkan Olivia, sang rival.Sudah banyak terjadi, orang yang meninggal karena ilmu hitam. Entah memakai boneka atau sihir yang dikirim langsung setiap malam jumat. Bulu kuduk Olivia meremang, dia takut hal tersebut terjadi pada dirinya."Katanya, cinta ditolak, dukun bertindak. Ternyata Mas A
Bab 23. Semua Itu tidak BenarAbyan menggelengkan kepala. Lelaki itu merasa istrinya sedang berbohong. Bagaimana mungkin dia jatuh cinta pada Kamila jika bertemu saja pun jarang?Bukankah dia selalu menghabiskan waktu bersama Olivia? Ya, perempuan itu pasti berbohong, dia mencoba menipu karena mungkin ada sesuatu yang menjadi kejutan di akhir cerita.Namun, saat menyampaikan dugaan itu, Olivia justru menggeleng tegas. Mimik wajahnya begitu serius, Abyan jadi semakin bimbang dengannya."Mas, kalau bisa kamu resign saja dari tempatmu bekerja sekarang. Mending fokus sama usaha kamu tentang sayur-sayur itu. Bukannya menghasilkan banget? Mending badan kotor asal hati bersih, daripada hatimu kotor gara-gara si pelakor gak jelas itu!""Pelakor apaan, Sayang?""Astaga, Mas. Kamu itu mancing emosi banget ya? Udah tahu Kamila selalu ngincer kamu. Makanya tadi Wani nelfon aku karena Kamila nyamperin dia. Si Gatel itu bilang bakal melakukan segala cara demi ngedapatin kamu. Kalau berhasil, aku ba
Bab 24. Hentikan Sandiwaramu"Ya, aku mau kita pindah rumah supaya Kamila tidak pernah datang ke sini. Aku gak mau, jangan sampai dia naruh sesuatu misal ilmu hitam di rumah ini demi dapatin kamu. Tahu sendiri lah, orang bucin itu kadang bilang gini, 'kalau aku gak bisa dapetin dia, maka kamu juga gak bisa.' Makanya aku gak mau tinggal di sini lagi. Kalau bisa, kita pindah rumah sedikit lebih jauh dari sini atau jual sekalian usaha kamu, nanti buka usaha yang lain atau apa kek!"Abyan menelan saliva. Dia sebenarnya berat menjual rumah itu serta bisnisnya karena rumah itu dia beli dengan uang sendiri setelah perjuangan selama berbulan-bulan. Saat itu, Abyan banting tulang tak kenal lelah demi membeli rumah yang pantas untuk ibu dan istrinya.Begitu pula dengan usaha sayur mayur itu. Sekarang masih berkembang walau tak sepesat dulu. Usaha itu lah yang menjadi awal mula Abyan memiliki penghasilan lumayan, lebih dari biasanya. Dia harus mengenang masa-masa mereka masih miskin."Atau kita
Bab 25. Hancur!"Olivia, kamu tidak menambah beban. Aku bisa memahami kalau kamu mencintai aku bahkan kami semua. Hanya saja kita harus berdiskusi. Tentu tidak masalah jika memang tinggal di kontrakan dulu. Aku terlahir dalam keadaan miskin tanpa sosok ayah, kamu tentu bisa menebak bagaimana tangguhnya aku sama ibu menjalani garis takdir yang ditentukan oleh Tuhan.Ada perbedaan antara aku, kamu dan papa. Kalian berdua sudah terbiasa hidup dalam gelimang harta. Memakai fasilitas yang serba memudahkan. Ingat, kemarin kamu tidak paham bagaimana cara menimba air, itu karena selama hidup kalau mau mandi tinggal menyalakan keran air.Sebenarnya yang aku takutkan adalah, kamu tidak betah tinggal di kontrakan. Bukan karena memikirkan Kamila, tetapi dirimu. Oliv, kamulah hidupku!"Perempuan itu memalingkan wajah, kemudian meneruskan langkahnya menuju kamar. Dia duduk menekuk lutut di tempat tidur, bersandar pada kepala ranjang.Pikirannya melayang jauh entah harus ke mana lagi. Dia masih bert
Bab 26. Abyan Kembali"Kalau menurut ibu, Abyan bagusnya dibawa ke ustadz buat di-ruqyah. Daripada gini, suka marah gak jelas!" usul Ibu Namira melihat lelaki itu terus meracau tidak jelas."Tadi aku juga mikir gitu, Bu. Ini tak ada angin tak ada hujan, malah marah-marah. Apa ada kaitannya sama Kamila, Mas?"Abyan mendengus kesal. Entah kenapa istrinya suka menyebut nama itu. Ah, ya ... Abyan sedikit merindukan senyum Kamila. Namun, demi menjaga perasaan Olivia, dia memilih untuk diam saja.Dia melangkah masuk ke dapur karena merasa lapar. Tanpa berkata apa-apa, dia menikmati masakan itu. Perasaan rindu pada Kamila semakin menyeruak di dalam dada. Sial, Abyan tidak bisa menikmati makan siang karena bayangan Kamila melambai-lambai di depan mata."Mas, kamu mau kan kalau kita ke rumah ustaz yang bisa ruqyah?""Tidak. Kamu pikir aku kerasukan makhluk halus? Aku baik-baik saja!" tolak Abyan tapa mau menatap sang istri.Dia semakin kesal karena perempuan itu malah merusak imajinasinya tent