Share

Bab 7. Kejutan Istimewa

Author: Aarelith
last update Last Updated: 2023-09-02 06:06:35

"Aku kirim lokasi, temui aku kalau kamu memang berani. Kalau tidak datang, artinya kamu membenarkan ucapan Mas Abyan."

"Ucapan apa?!"

"Mental pecundang!"

Jawaban Kamila di seberang sana membuat emosi Olivia memuncak. Dia mematikan sambungan telepon, lalu membuka lokasi yang baru saja dikirim oleh si Pelakor.

Lumayan dekat, Olivia menambah kecepatan kendaraannya. Untung saja tangki bensin full, jadi dia bisa menambah kecepatan sesuka hati.

Hal yang membuat Olivia berani pergi dari rumah adalah memiliki tabungan yang lebih dari cukup. Tentu saja karena sehari setelah menikah dengan Abyan, dia langsung diangkat jadi manager oleh Papa Zafir.

Pekerjaan itu ditekuni selama dua tahun sebelum akhirnya istri kedua Papa Zafir membuat masalah, hampir menjual seluruh aset perusahaan ketika suaminya diserang stroke.

"Sialan!" teriak Olivia hampir saja menabrak motor yang belok tanpa menyalakan sen.

Setibanya di lokasi tujuan, Olivia langsung turun dari mobil, kemudian melangkah begitu anggun memasuki cafe yang terbilang ramai pelanggannya. Perempuan itu merasa harus terlihat lebih berkelas walau penampilannya sederhana.

Melirik ke kanan, seseorang melambaikan tangan. Dia memakai dress merah dengan belahan dada sedikit terbuka. Olivia menduga, gadis itu sudah tidak lagi perawan.

Masih melangkah anggun, Olivia melangkah ke sana, lalu duduk tepat di depan gadis itu. Meja nomor delapan. Bukankah menarik? Itu berarti dia sengaja memberi kode kalau hubungannya dengan Abyan tidak mengenal kata putus.

"Jadi, betul kalau kamu menjadi selingkuhan Mas Abyan, suami aku?" Olivia bertanya dengan nada santai untuk mengecoh gadis sialan itu.

"Betul sekali."

Olivia mengulum senyum mengingat satu menit yang lalu dia merogoh tas selempangnya yang sedikit terbuka.

"Mas Abyan pergi terlalu pagi, pulang pun sering terlambat. Kalian bekerja di tempat yang sama, dugaanku kalian melakukan sesuatu. Katakan!"

"Aku selalu menggodanya, bahkan pernah mengajak untuk tidur bersama. Sayang sekali karena Mas Aby itu orang terhormat, jadi dia memutuskan untuk menikah dulu sebelum merenggut kesucianku."

"Kesucian?" tanya Olivia dengan nada mengejek. Bagaimana mungkin gadis yang terlihat genit itu masih suci? Dia bahkan mengaku sering menggoda Abyan.

Meski tersenyum sinis, Olivia tidak bisa mengelabui hati. Dia kecewa, marah dan cemburu dalam satu waktu. Namun, dia harus selalu bisa menjaga ekspresi agar tetap tenang.

Tidak harus menjadi api untuk mengalahkan api. Semua orang tahu, bahwa musuh terbesarnya adalah air. Ya, Olivia akan memadamkan kobaran itu dengan santai.

Food Runner datang mengantar minuman. Jus strowberry diberikan pada Kamila, sementara kopi hitam pekat atau yang dikenal sebagai espresso untuk Olivia.

"Kopi espresso memiliki rasa pahit yang lebih kuat jika dibanding kopi americano. Anda yakin memesan yang ini?" tanya Food Runner itu tidak bisa memendam rasa penasarannya karena saat mencicipi tadi, Kamila sampai mual menahan rasa pahitnya.

"Ini takdir. Tuhan sengaja mempertemukan kami dalam satu pekerjaan, lalu menumbuhkan perasaan itu. Lebih baik kamu pergi dari kehidupan Mas Abyan!" Kamila melanjutkan tanpa mengindahkan pertanyaan dari Food Runner tersebut.

"Takdir?" Olivia tertawa geli mendengarnya. "Aku terkejut sampai tidak bisa berkata-kata. Kamila, apa itu berarti kamu akan menjadi selingkuhan suamiku selamanya?"

Menyebut kata 'selingkuh' membuat perubahan di wajah Kamila. Gadis angkuh itu memberi isyarat pada Food Runner tadi untuk memintanya pergi saja tanpa harus menunggu jawaban.

Setelah itu, dia menggeram, menatap nyalang pada Kamila. "Aku tidak akan menjadi selingkuhan Mas Abyan selamanya. Tadi malam talak satu sudah jatuh untukmu dan aku senang, itu artinya sebentar lagi kami akan menikah. Beruntung Om Zafir dan istrinya datang lebih cepat sehingga Mas Aby memberimu kesempatan."

Olivia semakin melebarkan senyumannya mendengar jawaban dari Kamila. Gadis itu sangat percaya diri dengan menyebut dirinya akan menikah dengan Abyan. Kenapa harus merebut suami orang lain, seolah tidak ada bujang yang tertarik padanya.

"Kamila. Seorang gadis muda berusia 25 tahun, bekerja di pabrik yang sama dengan suamiku. Saat ini tinggal di kontrakan Bu Sintia. Seperti itu caramu memperkenalkan diri seolah kamu itu penting, tanpa menyadari kalau dirimu hanyalah sampah!"

"Apa katamu?!" Kamila memicingkan mata. Pertanyaan itu keluar di antara gigi yang mengatup sempurna.

Olivia berdecih, lalu memperbaiki posisi duduknya agar semakin tegak. Tatapan dingin yang diberikan begitu menusuk mata. Olivia berusaha terlihat baik-baik saja padahal hati semakin bergemuruh hebat.

"Sampah. Apa masih kurang jelas?!" balas Olivia mengeja kata 'sampah'.

Satu detik kemudian, Kamila berdiri hendak menampar Olivia. Sayang sekali tangannya harus menggantung di udara ketika Olivia bergerak cepat menyiram wajahnya dengan jus strowberry.

Sebenarnya dia bisa menyiram dengan espresso tadi, tetapi bagaimana jika wajah Kamila menjadi rusak? Sungguh, itu adalah keinginan Olivia, hanya saja sedikit takut mengambil resiko.

"Sialan!" teriak Kamila penuh emosi melihat baju yang baru saja dia beli kemarin dengan harga fantastis harus kotor oleh ulah musuhnya.

Namun sayang, ketika ingin membalas, Olivia justru sudah tidak ada di tempatnya. Menyisir sekitar, Kamila menggeram saat beberapa orang mencoba menahan tawa melihat pemandangan itu.

Segera dia mengirim pesan pada Abyan untuk menyusul ke sana dan memberi pelajaran pada mantan istrinya. Satu detik setelah mendapat balasan jempol dari Abyan, Kamila melotot dengan bibit menganga sempurna.

"Baiklah, karena ini permintaan tamu istimewa kita, aku akan menurutinya," kata seorang penyanyi cafe tersebut. Dia adalah adik kandung pemilik cafe.

"Setelah berpisah dari Mas Abyan, rupanya kamu ke sini sekaligus mau jadi penyanyi? Tadi bersikap angkuh seolah punya segalanya, ternyata ...." Kamila tersenyum miris, lalu melanjutkan langkahnya menuju toilet.

"Jadi, betul kalau kamu menjadi selingkuhan Mas Abyan, suami aku?" Langkah Kamila terhenti ketika mendengar suara itu. Tepatnya rekaman suara dari obrolannya dengan Olivia tadi. Kedua tangan mengepal sempurna, napasnya memburu saat beradu pandang dengan perempuan itu.

"Betul sekali."

"Mas Abyan pergi terlalu pagi, pulang pun sering terlambat. Kalian bekerja di tempat yang sama, dugaanku kalian melakukan sesuatu. Katakan!"

"Aku selalu menggodanya, bahkan pernah mengajak untuk tidur bersama. Sayang sekali karena Mas Aby itu orang terhormat, jadi dia memutuskan untuk menikah dulu sebelum merenggut kesucianku."

Rekaman itu didengarkan oleh semua orang sampai selesai, bahkan beberapa dari mereka mengabadikannya lewat siaran langsung di sosial media.

Olivia malu, dia langsung maju ke arah penyanyi kafe tersebut, merampas ponsel Olivia untuk kemudian dia banting kasar ke lantai.

Aman. Olivia sengaja memasang silikon paling tebal sebelum turun dari mobil. Silikon itu dia beli saat sedang dalam perjalanan tadi karena sudah berencana akan merekam pembicaraan mereka.

"Kenapa kamu semarah itu, Kamila? Bukankah menyenangkan merebut suami aku, huh?" tanya Olivia memakai microfon.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 91. Extra Part

    Pada bagian belakang rumah besar bernuansa putih dipadu dengan gold serta memiliki empat pilar itu terdapat sebuah teman yang dipenuhi dengan bunga-bunga mekar berwarna-warni. Ada mawar, melati serta tulip kuning dan dua macam lainnya. Di bawah pohon rindang terdapat sebuah ayunan. Dua anak lelaki tampak begitu ceria. Yang sedang duduk dalam ayunan itu berumur sembilan tahun, sementara satunya menginjak usia remaja yakni lima belas tahun. Terdapat dua perbedaan besar di antara mereka. Anak remaja itu bertubuh tinggi tegap dengan hidung menjulang. Kulitnya putih bersih serta senyum begitu menawan. Rambutnya ikal, sedikit kecokelatan. Sementara sang adik berbeda. Kulit kuning langsat, rambutnya lurus berwarna hitam legam. Dia tampan, seperti kakaknya. "Alif, Muammar! Sudahi mainnya, Nak. Sini makan pizza sama mama!" teriak seorang perempuan dewasa memakai kerudung sambil membawa kotak besar berwarna cokelat. Dua anak lelaki itu seketika mendekat duduk di kursi panjang berwarna putih.

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 90. Bawa Kenzo Bersamamu!

    Tepat tanggal 21 September, Muammar di-aqiqah. Acara demi acara berlangsung dengan lancar. Meskipun tidak banyak mengundang, ternyata tamu membludak. Olivia tidak tahu jika Papa Zafir juga mengundang mantan karyawannya dahulu.Banyak doa terhatur pada Muammar, termasuk keluasan rezeki, tumbuh menjadi anak salih serta hidup dalam keberkahan di bawah naungan Allah. Kyai dan ustadz yang kemarin meruqyah mereka juga datang.Sebelum sesi foto keluarga, Olivia berdiri di di depan para tamu undangan, memintanya untuk diam dulu agar fokus mendengarkan apa yang dikatakan oleh Olivia.Semua mata memandang kepadanya. Dari yang raut wajahnya terlihat santai sampai judes stadium empat. Namun, Olivia tidak peduli karena tentu saja mereka adalah komplotan tetangga iri dan dengki."Terima kasih atas perhatiannya. Di sini saya sebagai istri Abyan dan juga mama dari Muammar memberitahu kalian semua kalau kami ...." Olivia melirik ke arah kanan, kemudian meminta Kenzo naik ke panggung. "Dia adalah Alexa

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 89. Apa Tante Oliv Membenciku?

    Bab 89. Apa Tante Oliv Membenciku?Setelah satu minggu berlalu, Kenzo masih juga tinggal di rumah Abyan. Dia tetap dipanggil Timothee karena Olivia kesal mendengar nama aslinya. Meskipun perempuan itu telah tertimbun dengan tanah sesaat setelah hasil autopsi keluar, maka pihak rumah sakit langsung memandikannya.Mereka mengatakan bahwa Nadin meninggal bunuh diri karena tidak ada luka lebam di tubuhnya. Luka sayatan bisa saja dia buat sendiri karena menurut informasi dari beberapa tetangga bahwa Nadin memang sering dimarahi para rentenir karena menunggak. Rumah pun disita oleh bank.Namun, ketika dilelang, siapa yang akan mau membeli jika tahu kalau dulu pernah ada orang yang mati secara tragis di sana? Sungguh, sebuah rumah yang dulunya adem ayem kini terlihat angker. Para tetangga yang kebetulan lewat saja enggan menengok ke dalam karena beberapa malam terakhir terdengar suara tangisan dan lolongan meminta tolong.Kenzo sendiri berusaha mengubur masa lalu dengan hidup sebagai Timothe

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 88. Karma Sang Pelakor

    Bab 88. Karma Sang PelakorOlivia terdiam cukup lama. Untuk saat ini hatinya benar-benar terluka. Dia geram pada Nadin dan bersyukur karena dia telah tiada. Melirik sekali pada Kenzo, anak itu menatap penuh harap.Haruskah dia mematahkan harapannya? Dia lahir sebagai seorang muslim bahkan sudah belajar salat dan mengaji, meski hanya dilangsungkan ketika di sekolah atau saat Andre berada di rumah.Lantas, jika ikut pada Stephan, apakah Kenzo akan tetap menjadi muslim? Anting salib pada telinga kiri lelaki berambut landak itu memperkuat dugaan Olivia kalau mereka berbeda agama.Abyan pun sama takutnya. Dia tahu bahwa Stephan adalah anak seorang mafia dari Italia, tepatnya di Kota Turin. Jika Kenzo ikut dengannya lantas belajar menjadi seorang pembunuh, maka dia bisa saja tumbuh sebagai ketua mafia kelas kakap.Terutama karena ada dendam membara di dalam hatinya. Abyan semakin risau. Dia juga ingat kalau Kamila pernah bilang, kedatangan Stephan ke Indonesia sejak bertahun-tahun yang lalu

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 87. Penjelasan dan Bukti Terkuat

    Bab 87. Penjelasan dan Bukti TerkuatKenzo terus menangis dalam pelukan Ibu Namira. Anak lelaki berambut ikal itu sangat terluka atas berita yang dia dengar dari layar kaca. Sekarang, dia merasa tidak punya siapa-siapa lagi.Dalam pikirannya, para rentenir lah yang bersalah karena mereka menagih hutang dengan cara sangat kasar bahkan sengaja menampar wajah Nadin dua kali. Hal itu memang tidak disaksikan langsung oleh Kenzo, tetapi dia bisa mendengarnya.Ibu Namira sendiri berusaha menenangkan anak itu karena dia tahu bahwa Kenzo tak bersalah. Apa pun tindakan orang tuanya, dia tetap masih anak kecil. Ibu Namira kasihan karena kini menjadi yatim piatu, padahal Alex masih hidup.Hampir dua jam Ibu Namira menenangkan Kenzo, gantian dengan Bi Surti dan juga Papa Zafir. Anak tersebut terus dibujuk oleh semua orang di dalam rumah selain Olivia.Perempuan itu menangis dalam kamarnya sambil memeluk Muammar. Dia sengaja menyalakan murottal agar pikiran tenang dan tidak melakukan tindakan cerob

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 86. Kebenaran yang Terungkap

    Bab 86. Kebenaran yang TerungkapAbyan menuju rumah Nadin memakai taksi online dengan sedikit tergesa karena Kamila memberi kabar kalau dia sudah berada di lokasi kejadian bersama Stephan. Perasaannya campur aduk sambil terus berharap kalau nanti Kenzo tidak terlalu sakit hati mendengarnya.Hanya butuh waktu satu jam lebih untuk tiba di sana. Mereka bertemu di bawah pohon yang cukup untuk berteduh. Stephan memintanya bergabung dalam satu mobil karena harus membahas sesuatu."Polisi belum datang, kabarnya sedang dalam perjalanan menuju ke sini. Aku meminta Kamila pulang dengan memakai taksi karena dia sangat ketakutan. Kau tidak boleh grogi, orang-orang bisa mencurigai kita. Nanti dalam bahaya, sementara pembunuhnya tersenyum menang. Kau mengerti?"Abyan yang baru saja menutup pintu mobil Pajero itu langsung mengangguk. Napasnya sedikit tersengal. Abyan meminum air mineral yang disodorkan oleh Stephan."Siapa pembunuhnya?""Kalau aku memberitahumu, kau janji tidak akan membuka mulut?"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status