Share

Dua puluh enam

Wanita yang Menolak Lamaranku 26

"Kenapa senyum-senyum sendiri? cantik, ya? tanya Mas Elang yang tiba-tina datang. Ia melingkarkan tangan di perut dan meletakkan dagunya dipundakku sehingga pipikul dengan pipinya saling menempel. Dapat kuharasakan embusan napasnya yang wangi mint.

Saat ini aku sedang melihat-lihat foto pernikahan kami yang digelar dengan sangat meriah kemarin. Banyak tamu undangan yang datang mereka adalah kerabat dan keluarga besar Mas Elang baik dari pihak ayah mertua maupun ibu mertua serta teman-teman Mas Elang baik teman SMA maupun semasa kuliah.

Tangan kananku terangkat membelai pipinya. "Aku masih gak nyangka, Mas, ternyata aku bisa kayak gini. Ini seperti mimpi." Ku usap perlahan foto diriku yang sedang bersanding dengan Mas Elang dengan senyum mengembang itu.

"Kalau lihat ini, aku jadi pingin didandanin lagi agar terlihat cantik dan menarik," imbuhku.

"Kalau kamu mau, bisa dandan setiap hari," sahut Mas Elang tanpa mengubah posisi duduknya. Tangannya semak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status