Wanita yang Menolak Lamaranku

Wanita yang Menolak Lamaranku

last updateHuling Na-update : 2022-07-31
By:  Siti AisyahKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8
4 Mga Ratings. 4 Rebyu
56Mga Kabanata
90.9Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Seorang pemuda bernama Elang dijodohkan dengan wanita bernama Citra oleh orang tuanya. Mereka sudah sepakat untuk menerima perjodohan itu. Namun, saat Elang datang melamar, terjadi longsor di jalan sehingga Citra membatalkan perjodohan yang sudah mereka sepakati karena mengira Elang adalah pemuda miskin karena tidak membawa mobil. Demi melanjutkan perjodohan itu, Citra memberi solusi dengan menawarkan Vira--sepupu yang tinggal bersamanya dan selalu ia anggap sebagai pembantu untuk menggantikannya. Siapa sangka, ternyata Elang adalah orang kaya dan memperlakukan Vira layaknya ratu, sementara Citra akhirnya dapat suami miskin karena ia sudah tertipu gaya di dunia maya oleh seorang pemuda bernama Malik. Ikuti kisahnya, yuk

view more

Kabanata 1

Satu

Kuhentikan laju mobil saat melihat sebuah plang yang memenuhi jalan sebagai pertanda kendaraan roda empat tidak boleh melintas. Aku segera turun untuk mencari informasi. 

"Ada apa ini, Pak? Kenapa jalan ditutup seperti ini?" tanyaku pada seorang pedagang bakso yang mangkal di tepi jalan. 

"Ada longsor di depan sana, Mas. Makanya jalan ditutup total," jawabnya ramah. 

Kugaruk kepala yang tidak gatal lalu bertanya lagi, "apakah ada jalan lain untuk menuju ke kampung Melati yang ada di depan sana, Pak?" 

"Ada, tetapi harus memutar dan itu sangat jauh. Bisa memakan waktu lebih dari satu jam. Kalau Mas mau bisa lewat jalur alternatif, tetapi kalau mobil nggak bisa lewat,"  jawabnya. 

Akhirnya sesuai saran orang itu, kami turun dari mobil dan melanjutkan perjalanan dengan naik ojek dan mobilnya ditinggal di sini. 

***

"Jadi, kalian ke sini dengan naik ojek dan tidak punya mobil?" tanya seorang wanita berwajah ayu yang kuketahui bernama Citra. 

Aku pernah melihat Citra dari foto yang diberikan ayah dan ternyata aslinya jauh lebih cantik. Tubuh ideal, rambut panjang tergerai indah, bulu mata lentik, hidung mancung, pipi merah merona, dan bibir seksi. 

Kami datang ke sini karena ingin melamarnya. 

Aku kaget mendengar ucapan Citra yang langsung bilang kami tidak punya mobil sambil berkacak pinggang. 

"Ayah ini gimana, sih, masa iya aku mau dijodohkan dengan lelaki miskin seperti dia? Kalau memang mau dijodohkan, setidaknya yang punya mobil mewah sehingga tidak perlu naik ojek yang membuat penampilan nya amburadul seperti itu," imbuhnya lagi dengan bibir mengerucut. 

Reflek aku melihat penampilan dan meraba rambutku, lalu melirik celanaku yang terkena lumpur karena jalan yang kami lewati becek. 

"Nak, sebenarnya kami__" ucap ayah. Aku tahu ia pasti ingin mengatakan yang sebenarnya kalau kami punya mobil mewah dan toko yang sudah memiliki cabang di mana-mana, tetapi aku memotongnya. Pikiranku ambyar dan mendadak tidak ingin melanjutkan perjodohan dengan wanita yang ternyata sombong ini. 

Aku tersenyum. "Iya, maaf, kami tidak punya mobil karena pekerjaan kami hanya serabutan."

Aku mengedipkan mata pada ayah ibu sebagai isyarat agar mengiyakan saja ucapanku. Dahi ayah mengernyit, ia pasti bingung. 

"Kalau begitu kita batalkan saja perjodohan ini. Ayah bilang kalian orang kaya sehingga aku mau saat itu, tetapi setelah tahu kondisi kalian seperti ini, pikiranku berubah. Hanya wanita bodoh yang mau menerima lelaki tidak punya apa-apa seperti kalian!" ucap Citra sinis. 

"Pur, bukankah kamu punya toko besar dan sudah memiliki cabang di mana-mana? Kenapa sekarang mendadak tidak punya apa-apa? Kalian bercanda, kan?" tanya Pak Arman--ayahnya Citra. 

Ia merupakan sahabat ayah. Iya, ayahnya Citra dan ayahku bersahabat saat SMA dan itu yang membuat  mereka berdua bermaksud menjodohkan anak-anak mereka--aku dan Citra. 

Aku yang sudah bosan dengan wanita yang biasanya hanya memanfaatkan kekayaan ayahku saja pun menerima perjodohan ini dengan harapan Citra adalah gadis yang lain dari pada pada yang lain, tetapi ternyata ia sama saja, matre alias memandang seseorang dari kekayaannya saja. 

"Aku tersenyum. "Iya, Pak. Toko kami sudah bangkrut dan kami tidak punya apa-apa lagi."

Ayah melotot mendengar ucapanku, tetapi aku kembali mengedipkan mata agar tidak membantah. Semua ini kulakukan agar Citra membatalkan perjodohan ini karena aku sudah ill feel mau lanjut setelah melihat kesombongannya. 

"Kalau begitu kita batalkan saja rencana kita, Pur. Aku tidak mau anak perempuanku yang cantik ini menderita jika menikah dengan anakmu. Kemarin aku setuju dengan pernikahan ini karena katanya kamu orang kaya," ucap Pak Arman akhirnya. 

Aku menghela napas, anak sama bapak sama saja. Sombong dan matre. 

"Tetapi, Man. Kita sudah janji akan menjodohkan anak kita agar persahabatan kita semakin erat dan kuat," ucap ayah lagi meski aku yakin ia hanya ingin menguji lelaki yang katanya sahabatnya ini. 

"Lupakan tentang perjanjian itu. Aku hanya mau besanan dengan orang kaya," jawabnya yang membuatku mengelus dada. 

"Man, kamu tega kami pulang dengan tangan kosong?" tanya ayah lagi dan kali ini dengan wajah memelas. 

"Em, aku ada ide. Bagaimana kalau anakmu ini menikah saja dengan Vira, dia ponakanku tetapi orang tuanya sudah tidak ada sehingga ikut tinggal denganku." Pak Arman mengedipkan mata. 

"Betul, Pak. Kalau Vira cocok dengan lelaki ini. Biarkan ia nikah dengannya agar beban kita berkurang," ucap Citra. 

Tidak lama kemudian sesosok gadis keluar dari dalam setelah dipanggil. Penampilan gadis itu berbeda jauh dengan Citra. Rambutnya diikat asal, wajahnya kusam dan terlihat letih, serta hanya memakai kaus oblong dan rok model payung di bawah lutut. Namun, aku melihat ada kecantikan alami yang belum tereksplore di sana. 

"Vira, demi balas budimu pada kami yang sudah merawatmu selama ini. Menikahlah dengan pemuda ini agar aku tidak merasa sudah ingkar janji." 

Aku melotot mendengar ucapannya, tetapi kemudian aku mengangguk. Iya, aku setuju untuk menikah dengan Vira meski awalnya aku berniat melamar Citra. 

Aku hanya ingin membalas kesombongan keluarga Citra. Kita lihat apa yang terjadi nanti jika tahu siapa kami sebenarnya. Mereka pasti menyesal sudah menolak lamaranku. 

"Baiklah, tidak ada rotan, akar pun jadi." Aku tersenyum. 

Aku tunggu kalian jantungan saat aku sudah menikah dengan wanita bernama Vira--wanita sederhana yang entah kenapa langsung membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. 

    

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Astika Buana
Ceritanya keren!
2022-08-03 20:37:19
1
user avatar
Siti Aisyah
Terima kasih untuk para reader, semoga rezeki berlimpah dan sehat selalu......
2022-07-28 17:56:33
8
user avatar
RIO DARMINI
ada baiknya membaca tanpa harus beli koin
2022-08-04 11:39:38
4
user avatar
Alfan Alyandra
terlalu mahal koin nya...‍♂️...‍♂️...‍♂️
2022-08-08 09:45:26
0
56 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status