LOGINDi sela-sela itu, penyakit aneh Cakra kambuh dua kali.Seluruh tubuhnya mengejang, mulutnya mengigau tanpa arti. Setelah sadar, dia sama sekali tidak ingat apa yang telah diucapkan atau dilakukan.Pada serangan yang paling parah, dia bahkan sempat syok dan nyaris kehilangan nyawa. Keduanya sempat mencurigai epilepsi, tetapi segera menyingkirkan kemungkinan itu.Vijay berkata, "Tadi aku sudah menyampaikan kondisi Pak Cakra kepada guruku."Cakra bertanya dengan cemas, "Apa kata Pak Kamil?"Vijay menggeleng. "Guruku juga belum menemukan petunjuk untuk sementara ini. Tapi guruku bilang sore tadi di Kota Naldern, beliau bertemu seorang master pengobatan tradisional. Tingkat medisnya setara dengan guru besar kami. Kalau bisa diperkenalkan untuk mengobati Pak Cakra, mungkin penyakit ini bisa sembuh dengan mudah."Sandy memang punya prasangka terhadap pengobatan tradisional, tetapi Vijay dan Sekte Vitalitas tidak termasuk di dalamnya. Terlebih lagi reputasi Kamil. Namanya sangat dikenal di sel
Orang-orang mengerumuni Arlo sambil memuji bahwa generasi muda memang patut ditakuti. Semuanya sangat antusias.Bahkan Kamil pun terguncang oleh kemampuan Arlo. Dari sisi ilmu pengobatan, barangkali hanya para tetua di Sekte Vitalitas yang mampu menandingi Arlo.Kamil cukup lapang dada. Dia maju dan menangkupkan tangan sambil meminta maaf, "Tadi aku memang salah karena meremehkanmu. Aku minta maaf.""Permintaan maaf ini tulus, tapi aku hanya mengakui ilmuku dangkal dan kalah dibandingkan kemampuan medismu. Ini nggak mewakili Sekte Vitalitas!"Arlo sendiri tidak bisa dibilang punya kesan baik terhadap sekte seperti Sekte Vitalitas. Mereka bisa bertahan ratusan tahun tentu karena punya keahlian tersendiri, tetapi sikap terlalu menyimpan ilmu sendiri adalah hal yang tidak dia sukai.Arlo juga malas berdebat dengan orang-orang kolot seperti itu. Dengan senyuman tipis, dia berkata,"Aku jadi lumayan penasaran dengan Sekte Vitalitas.""Jangan-jangan kamu mau ke Sekte Vitalitas buat menantang
Dahi Alif dipenuhi keringat dingin. Sebagai pewaris Lembah Raja Obat, pemahaman dan penguasaannya terhadap racun jelas jauh melampaui dokter pengobatan tradisional biasa.Namun, ramuan di hadapannya tak berwarna, tak berbau. Dia sama sekali tidak bisa menebak apa-apa.Dilihat dari tingkat pemahaman farmakologi yang barusan ditunjukkan Arlo, dia sadar dirinya sama sekali tidak punya peluang menang.Tangan Alif gemetar saat hendak meraih mangkuk. Batinnya berperang hebat. Bagaimana kalau setelah diminum, dia tidak sempat meracik penawar?Muridnya baru saja pergi ke Klinik Wellness untuk mencari masalah, lalu Arlo langsung menyusul datang ke sini. Jelas, Arlo adalah orang yang pendendam dan tak mau rugi. Siapa tahu Arlo langsung meracuninya sampai mati?Kepercayaan diri mutlak Alif terhadap kemampuan meracik racun perlahan runtuh. Akhirnya, dia menarik kembali tangannya dengan lesu, menunduk, dan berkata, "Aku ... aku mengaku kalah!"Semua orang gempar!Memang benar Arlo telah menunjukkan
Jangan sampai nyawa melayang!Para dokter ternama dari tim pertukaran memang tidak sepenuhnya menerima Arlo, tetapi sebagian besar tetap orang-orang berhati baik. Mereka tidak ingin Arlo yang masih begitu muda kehilangan nyawanya."Cepat racik obatnya!""Nggak bisa, pakai dulu ramuan penawar darurat!"Namun, Arlo tetap bersikap semaunya sendiri, seolah-olah tak mendengar apa pun.Alif menatap Arlo dengan senyuman licik. Resep penawar yang disebutkan Arlo jelas berbeda dari milik Lembah Raja Obat. Di matanya, Arlo sudah pasti mati."Mau cepat atau lambat meraciknya, sudah nggak penting! Racun ini nggak mungkin bisa dia netralisasi! Sebentar lagi Sup Pemutus Jiwa akan membuatnya setengah mati!""Racunnya akan mengikuti aliran darah, menggerogoti setiap inci tubuh, merobek sel-sel, dan terus merusak. Orang yang keracunan akan merasa seolah-olah disayat ribuan bilah tajam. Dia akan sangat menderita!"Alif tampak sangat puas, merasa nyawa Arlo berada di genggaman tangannya.Setelah meracik
Alif sangat percaya diri pada dirinya sendiri, sama sekali tidak peduli pada Arlo."Berani menginjak harga diriku demi cari nama?"Keluarga Sriwandi memberinya 4 miliar. Tujuannya memang untuk membuat Klinik Wellness tutup.Kalau menang dalam pertandingan, uang Keluarga Sriwandi akan masuk ke kantongnya dan semua milik Arlo juga menjadi miliknya. Dilihat dari aspek mana pun, jelas dia yang untung besar!"Oke, aku kasih kamu satu kesempatan!"Leonard menghela napas dengan menyesal, merasa Arlo masih muda dan gegabah, sampai-sampai menyetujui taruhan yang mustahil dimenangkan ini.Sama-sama meracik racun dan mempertaruhkan nyawa? Terlalu kejam!Kamil justru tertawa terbahak-bahak. Dia tahu rencana Arlo. Arlo ingin menjadikan Alif sebagai batu loncatan untuk menegakkan wibawa, membuktikan bahwa dirinya layak menjadi ketua untuk tim pertukaran.Sayangnya, Arlo memilih lawan yang salah. Semoga Alif meracuni bocah bajingan ini sampai mati! Anak ingusan berani bermimpi menjadi ketua tim? Apa
Alif terdiam sejenak sebelum akhirnya mengenali Leonard. Sudut mulutnya langsung terangkat mengejek. "Jadi kamu toh? Murid kecil di samping Lutfi waktu itu?"Sambil berkata demikian, pandangannya beralih ke Kamil. "Kalau kamu siapa lagi?"Kamil mengepalkan tangan memberi salam, dengan wajah penuh kesombongan. "Sekte Vitalitas, Kamil!"Alif menunjuk Arlo lalu tertawa terbahak-bahak. "Pantas saja kamu berani datang ke sini. Rupanya kenal orang-orang ini.""Tripterygium wilfordii itu dikenali sama Kamil, 'kan? Ya, cuma Sekte Vitalitas yang masih punya sedikit kemampuan!"Sambil berkata demikian, wajah Alif dipenuhi ejekan. "Dua tua bangka yang kamu bawa ini juga nggak ada hebat-hebatnya. Dulu waktu aku baru datang, aku sudah menghancurkan guru akupunktur mereka, Raja Akupunktur Nomor Satu Naldern, Lutfi.""Bukankah begitu, Nak?"Wajah Leonard langsung memerah."Dulu aku bisa meracuni Lutfi sampai lari tunggang-langgang. Sekarang pun aku tetap bisa meracuni kamu sampai hancur. Apa kamu lih







