Angin berhembus dengan kencang. Memindahkan gumpalan awan pekat yang ada di langit. Sambaran petir satu persatu menyambangi bumi dengan begitu terangnya. Suara menggelegar satu persatu terdengar ke telinga setiap orang. Semuanya ketakutan dengan apa yang terjadi. Banyak orang yang mulai takut dengan suara petir itu.Perlahan suara hembusan angin mulai memindahkan posisi hujan. Seketika hujan deras langsung menguyur seluruh kampung Lutfhi. Tak terkecuali lokasi yang menjadi tempat bagi perumahan Lutfhi. Hujan mengguyur juga tempat itu.Hujan deras itu seketika membuat seluruh aktivitas warga terhenti dengan sendirinya. Aktivitas yang di lakukan warga di luar rumah harus terhenti dengan derasnya hujan yang turun. Belum lagi petir dan angin kencang yang mulai mengikuti hujan tersebut. Itu yang membuat semua warga akhirnya memutuskan untuk tetap berada di dalam rumah.Lutfhi dan Tini lebih memilih untuk menyantap semangkuk mie instan berdua. Mereka terlihat begitu menikmati suasana hujan
Hujan memang turun sudah mulai sedikit reda, tidak ada angin seperti tadi. Hanya ada rintikan yang turun dengan intensitas yang cukup banyak. Ini menjadi kesempatan bagi seorang Baim untuk memberitahu seorang Lutfhi akan bangunan rumah yang roboh di terjang oleh aliran air hujan yang turun.Terlalu beresiko bagi seorang Baim untuk pergi ke rumah Lutfhi tanpa mengunakan sebuah payung. Hingga Kinasih langsung mengambil sebuah payung berwarna hitam dengan ukuran yang besar untuk Baim gunakan.Kinasih terlihat begitu perhatian pada sosok suaminya tersebut. Dia membukakan payung besar, lalu langsung memberikan pada seorang Baim. Dia juga membuka gerbang rumahnya, sehingga Baim tidak harus repot untuk membuka gerbang rumahnya tersebut. Ini menjadi sebuah perhatian yang cukup besar bagi seorang Kinasih pada seorang Baim.Baim mulai berjalan menuju rumah Lutfhi. Dia tak mengunakan motor yang biasa di gunakan oleh Baim untuk berkunjung ke rumah Lutfhi. Dia khawatir Lutfhi akan semakin curiga p
Lukas mengetuk pintu kamar seorang Sandi. Dia kembali mengajak kakak dari Sandra itu untuk bertemu dengan seorang Firman. Namun Sandi tidak bergeming sama sekali. Dia tak menyahut saat Lukas terus mengetuk pintu sambil memanggil namanya tersebut.Sandra yang sudah siap dengan pakaian rapinya. Menghampiri Lukas yang masih berada di depan pintu kamar Sandi. Dia sudah tidak sabar untuk berjumpa dengan seorang Firman yang merupakan ayahnya. Sandra begitu rindu dengan Firman. Hingga Sandra harus bisa membalas kerinduan itu dengan sebuah pertemuan dengan seorang Firman.Lukas menyerah untuk mengajak seorang Sandi bertemu dengan Firman. Dia mengakhiri untuk mengetuk pintu kamar Sandi. Lukas mungkin akan pergi hanya dengan seorang Sandra, tanpa ada Sandi di samping dirinya.Lukas pun meminta Sandra untuk menunggunya di depan rumah. Sementara Lukas akan mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Sehingga dia akan tampil lebih baik lagi untuk bertemu dengan seorang Firman di rumah sakit jiwa.Lukas
Rasanya ada seorang yang menindih tubuhnya, begitu Lutfhi membuka kedua bola matanya. Gerakannya seakan di perlambat oleh oleh orang tersebut. Hingga untuk membalikkan tubuhnya, Lutfhi tidak mampu. Dia benar-benar tidak berdaya diatas ranjang.Kedua bola matanya tiba-tiba melihat sesosok mahluk tak kasat mata yang melintas secara tiba-tiba. Mahluk itu tak cukup jelas terlihat. Tapi Lutfhi menangkap bayangan hitam itu benar-benar melintas di di hadapannya.Tini istri dari Lutfhi mengajaknya untuk sarapan pagi. Namun tubuh Lutfhi yang tidak dapat di gerakkan, hanya meminta Tini untuk sarapan lebih dulu. Sementara dirinya akan segera menyusul."Ayo sarapan, aku sudah buat nasi goreng untuk kita makan hari ini. Anak-anak sudah menunggu kamu di meja makan," ucap Tini duduk di samping tubuh Lutfhi."Kamu duluan saja. Nanti aku bakal nyusul. Badan aku seperti ada yang menindih. Rasanya berat sekali untuk bisa aku gerakan," ucap Lutfhi tidak berdaya."Sudah deh, kamu jangan lebay seperti itu.
Lutfhi terlihat gusar, setelah sepiring nasi goreng habis disantap. Ia mencari dalang dari pelaku santet pada dirinya. Sudah pasti ada satu nama yang memang sengaja melakukan tindakan tidak terpuji pada dirinya. Apalagi Lutfhi merasa santet yang dikirim pada dirinya, merupakan santet yang cukup sadis. Membuat tubuhnya menjadi beku, serta terasa begitu panas. Ia pun penasaran dengan sosok orang yang telah mengirim santet untuk menghabisi nyawanya.Tini yang sedang merapikan piring, sisa sarapan. Terlihat mulai mengeluarkan nama-nama yang mungkin menjadi dalang dari pelaku santet pada Lutfhi. Apalagi Tini merasa banyak nama yang mungkin saja menjadi dalang dari pelaku santet. Tidak heran, Tini pun menyebut nama-nama yang kemungkinan besar menjadi pelaku santet."Coba ingat-ingat lagi. Siapa yang merasa sakit hati sama kamu, Mas. Mungkin ada orang yang pernah merasa sakit hati. Sehingga untuk membalas sakit hati orang tersebut. Dia mengirim guna-guna pada kamu. Mungkin saja mantan bos ka
Lutfhi tidak segan untuk memaki Firman, tak kala Firman datang ke rumah ibunya. Dengan bermodalkan prasangka buruk yang ada di dalam pikirannya. Lutfhi begitu yakin, jika Firman adalah pelaku dari santet yang dikirim pada dirinya. Tidak heran Lutfhi pun begitu marah dengan apa yang dilakukan oleh Firman terhadapnya.Firman sama sekali tidak paham dengan amarah yang ditunjukkan oleh Lutfhi pada dirinya. Apalagi saat Lutfhi secara tiba-tiba datang dengan sebilah pisau tajam. Dia mengancam akan melakukan tindakan yang tidak baik pada Firman. Tentu hal itu menjadi pertanyaan besar baginya."Ada apa dengan kamu?" tanya Firman ketakutan.Tidak hanya Firman yang ketakutan dengan ancaman yang diberikan oleh Lutfhi. Istri Firman juga terlihat takut dengan ancaman yang diberikan oleh Lutfhi. Apalagi Lutfhi datang dengan sebilah pisau tajam. Tentu itu jadi ancaman yang nyata bagi seorang Firman dan istrinya."Kenapa, kamu bilang? Gila yah kamu. Aku yang seharusnya tanya kenapa sama kamu. Kenapa
Agung adalah teman bisnis Lutfhi dalam berbisnis ikan. Dengan sistem bagi hasil 70% untuk Agung sebagai pemegang saham. Serta 30% untuk Lutfhi selaku orang yang menjalankan bisnis mereka. Bisnis itu awalnya berjalan dengan baik. Sampai ada sebuah persoalan yang menyebabkan hubungan keduanya retak.Lutfhi melaporkan ikan yang dia kelola mati. Hingga Lutfhi harus membakar semua ikan itu, sebelum menyebarkan bau busuk di sekitar tambak. Sementara Agung yang butuh bukti semua omongan dari Lutfhi. Lutfhi yang tersinggung dengan ucapan dari Agung, sempat emosi. Hingga sempat terjadi keributan di antara Agung dengan Lutfhi di samping tambak.Untung Tini datang untuk memisahkan keributan yang terjadi antara Lutfhi dengan Agung. Hingga keributan itu berhasil di lerai. Namun Agung yang menduga Lutfhi membohongi dirinya, memiliki dendam tersendiri pada seorang Lutfhi. Hingga Agung berniat untuk melakukan guna-guna pada Lutfhi. Mengingat itu adalah cara yang paling terbaik di lakukan oleh Agung u
Kesembuhan yang Lutfhi dapat, tak lepas dari jimat yang di gunakan oleh mertuanya untuk menyembuhkan santet yang menyerang Lutfhi. Tak hanya bisa menyembuhkan santet saja. Jimat sakti itu bisa dengan mudah menyembuhkan berbagai macam penyakit. Juga gigitan ular yang berbisa. Jimat itu bisa di gunakan untuk mengobati serangan dari berbagai hal mistis.Mengetahui keajaiban dari jimat yang di miliki oleh bapak mertuanya. Lutfhi tertarik untuk memiliki jimat tersebut. Terlebih jimat itu bisa di gunakan oleh Lutfhi untuk berbagai hal yang akan menguntungkan dirinya sendiri.Lutfhi mulai menggali informasi seputar jimat tersebut pada seorang Tini. Sebelum berangkat bekerja sebagai tukang di salah seorang rumah tetangganya. Lutfhi bertanya banyak perihal keberadaan dari jimat tersebut. Dia begitu penasaran dengan jimat yang bisa membuat seorang Lutfhi menjadi kuat tersebut."Kamu tahu jimat yang di miliki oleh bapak?" tanya Lutfhi sambil membereskan peralatan tukangnya."Iya aku tahu jimat i