Share

2. Jangan, Pak!

Penulis: Yurriansan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-29 19:39:32

Sibuk dengan sapu dan pel, siapa lagi jika bukan Nesta. Semua ini dia lakukan demi keluarganya di kampung, demi perut yang harus diisi, demi hati yang harus dihibur dengan kuota internet dan berjalan-jalan. Semua harus dijalani.

Tiba-tiba, Nesta kepikiran dengan peringatan yang diberikan beberapa hari lalu. Pertama, dia tidak boleh mendekati Viano. Kedua, dia tidak boleh melihat Viano. Ketiga, dia tidak boleh menyapa Viano. Keempat, jika bertemu di luar, mereka harus berpura-pura tidak saling kenal.

Seumur hidupnya, baru kali ini Nesta mengetahui adanya aturan seperti itu. Apalagi di situ ditulis dengan jelas, jika Nesta melanggar aturan, gajinya akan dipotong 10%. Jika melanggar tiga kali, gajinya akan dipotong 50%. Sungguh atasan yang kejam!

"Stupid!" Tiba-tiba ada yang memaki saat dia sedang membersihkan lantai atas. Ketika dia menoleh, ternyata itu adalah Viano.

Benar-benar menjengkelkan! Memang dia salah karena kain pelnya menyentuh sepatu Viano. Namun, apakah harus dipanggil 'stupid'?

"Maafkan saya, Pak." Sebagai karyawan yang baik, Nesta memilih untuk mengalah.

Namun, alih-alih mendapatkan maaf, Nesta malah mendapatkan omelan.

"Saya sudah bilang ke kamu jangan pernah mendekati saya!"

"Yang mendekatimu, siapa?" Jika saja Viano bukan atasan, Nesta pasti akan menunjukkan rasa marahnya.

Setelah berpikir, Nesta menyadari bahwa dia bukanlah yang salah. Dia memang bertugas membersihkan lantai pada jam tersebut. Jadi, jelas siapa yang salah di sini.

"Seharusnya, Bapak  tidak perlu ke sini. Bapak tahu bahwa saya akan membersihkan lantai pada jam ini."

"Karyawan kurang ajar!" Viano semakin marah, "Saya ini atasan kamu. Tahu?"

Nesta mengangguk. "Iya, Pak, saya tahu. Tapi saya tidak salah. Saya memang sedang membersihkan lantai. Anda yang tiba-tiba muncul."

"Oh, jadi kamu mau mengatur saya?"

Kepala Nesta sakit. Lalu, apa yang harus dia lakukan jika dia yang benar?

Jika dia berargumen, Viano tetap tidak akan mengakui kesalahannya. Jadi, Nesta memilih untuk mengalah. Daripada terjatuh dari lantai atas karena orang menjengkelkan di depannya ini.

"Baiklah, Pak, saya minta maaf."

Nesta melihat air sedikit di sepatu Viano, kemudian dia mengambil sapu tangan dari kantongnya.

"Biar saya membersihkan sepatu Bapak." Nesta berjongkok di depan Viano dan mulai membersihkan sepatunya.

Namun, sebelum sapu tangan menyentuh sepatu, Viano menarik kakinya ke belakang.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Saya mau  membersihkan sepatu Bapak !" Nesta merasa jengkel. Bos terus mengomel karena sepatunya kotor dan sekarang saat dia mencoba membersihkannya, dia malah protes. Apa yang dia inginkan sebenarnya?

Viano segera meraih kedua lengan Nesta, memaksanya berdiri.

"Saya tahu trik seperti ini!"

"Apa maksud Anda?"

Viano tersenyum sinis. "Kamu menggunakan metode ini untuk merayu saya, bukan?"

Nesta merasa heran dengan kepercayaan diri Viano.

Viano melempar pandangan licik ke Nesta. "Ayo, tempat ini sepi. Apa yang kamu inginkan saya lakukan untukmu?"

"Huh! Jika tempat ini sepi, menurut Bapak apa yang saya inginkan?"

Viano mengangkat bahunya. "Pastinya sesuatu yang sangat kamu harapkan."

Harapan apa? Nesta berharap Viano pergi dari sana sehingga dia bisa melanjutkan pekerjaannya. Tapi bos mengganggunya dan tetap berada di sana.

Nesta memutuskan untuk mengabaikannya. Dia mengambil ember dan alat pembersih dan berencana pergi dari sana. Tapi Viano dengan cepat menarik tangannya, membuatnya berada sangat dekat dengan Viano.

Alat pembersih jatuh dari tangannya, begitu juga ember, dan airnya tumpah ke mana-mana.

Viano memojokkan Nesta ke dinding balkon kantor, membuatnya semakin marah.

"Tempat ini sepi, belum ada orang lain. Bagaimana jika kita 'bermain' sedikit?" Viano mendekatkan bibirnya ke telinga Nesta, membuat gadis baru di kantor itu merinding.

"Bapak gila!" Nesta memukul wajah Viano.

"Ayo, saya tahu trik pura-pura menolak seperti ini." Viano semakin memojokkan Nesta.

Nesta mencoba menampar Viano untuk kedua kalinya, tetapi kali ini Viano menangkis. Sekarang, kedua tangan Nesta terjebak di atas, memungkinkan bosnya untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Nesta.

"Bapak mau apa?" Nesta bertanya sekali lagi.

Sudut bibir Viano terangkat. "Menciummu," bisiknya di telinga Nesta.

"Tidak!" Nesta berteriak sekeras mungkin.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Warning: Bos Galak!   64. Malam Pertama

    Ada, ya, suami jadi panas dingin gara-gara diintip istrinya pas BAB?"Kamu melewati step secara mendadak, bikin aku syok. Tau, nggak?""Step apaan, sih? Nggak paham." Nesta yang duduk di samping tempat tidur membalas dengan lebih garang. Barusan dia memeriksa kening Viano masih lumayan hangat."Yah, itu. Pengenalan dalam ruamh tangga." Duh, mati ini Viano punya istri berkelakuan absurd."Yah, 'kan, aku memang sudah duluan di kamar mandi," kilah Nesta."Ya, harusnya ditutup pintunya. Biar aku nggak main selonong. Coba kalau Mang Ujang yang masuk. Gimana coba?" Biarpun sakit, urusan garang tetap nomor wahid."Ye! Justru aku sengaja nggak kunci biar kamu bisa masuk." Gigi Nesta dipamerin depan Viano. Tahulah maksudnya apa.Seandainya Viano tidak dalam kondisi yang paling bikin malu sepanjag sejarah hidupnya, mungkin mereka sudah ....Ish, merasa mau gantung diri kalau ingat kejadian tadi siang."Badan kamu anget." Nesta memegang keningnya lagi, "ini gara-gara keasyikan berenang sama Yato

  • Warning: Bos Galak!   63. Ketahuan

    Ada, ya, suami jadi panas dingin gara-gara diintip istrinya pas BAB?"Kamu melewati step secara mendadak, bikin aku syok. Tau, nggak?""Step apaan, sih? Nggak paham." Nesta yang duduk di samping tempat tidur membalas dengan lebih garang. Barusan dia memeriksa kening Viano masih lumayan hangat."Yah, itu. Pengenalan dalam ruamh tangga." Duh, mati ini Viano punya istri berkelakuan absurd."Yah, 'kan, aku memang sudah duluan di kamar mandi," kilah Nesta."Ya, harusnya ditutup pintunya. Biar aku nggak main selonong. Coba kalau Mang Ujang yang masuk. Gimana coba?" Biarpun sakit, urusan garang tetap nomor wahid."Ye! Justru aku sengaja nggak kunci biar kamu bisa masuk." Gigi Nesta dipamerin depan Viano. Tahulah maksudnya apa.Seandainya Viano tidak dalam kondisi yang paling bikin malu sepanjag sejarah hidupnya, mungkin mereka sudah ....Ish, merasa mau gantung diri kalau ingat kejadian tadi siang."Badan kamu anget." Nesta memegang keningnya lagi, "ini gara-gara keasyikan berenang sama Yato

  • Warning: Bos Galak!   62. Malam Pertama

    "Kamu banyak cewek yang naksir, dong!" Nesta misuh-misuh"Yah, kalau banyak cowok yang naksir kamu malah lebih berat saingannya, Nes!"Seratus persen akurat."Jangan-jangan salh satu buket bunga malah ada dari cowok juga.""Ih, amit-amit!" Nesta mengetuk-ketuk kepala."Kamu marah-marah aja, nngak tau apa, suaminya pegel-pegel?"Viano tidur tengkurap. Terus dia tepuk punggungnya sendiri.Ini, mau main kuda-kudaan versi belakang?Any way bapaknya Nesta kalau lagi pegal begitu biasanya Nesta injak-injak. Mungkin Viano juga mau begitu."Mau diinjek-injek, nggak?""Apa!" Saking kagetnya Viano sampai balik badan. Jangan bilang gara-gara cemburu soal hadiah dan buket bunga Nesta mau bunuh dia."Masa suami diinjek!""Injek-injek, Sayang, You know, itu kayak massage alias pijit. Cuma ini pakai kaki biar mantap.""Patah tulang suami kamu ini!""Coba aja dulu, enak tau!" Nesta memancungkan bibirnya.Sebentar. Ini yang bilang Nesta. Nesta, loh!Cewek aneh yang tidak ada anggun-anngunnya. Ibarat k

  • Warning: Bos Galak!   61. Sah

    "Sah?""SAH!"Diiringi doa yang panjang dan khidmat di situ Nesta tahu dia sudah halal buat Viano. Dan, pada akhirnya dapat juga jatah unboxing isi di balik baju Viano yang sudah dari kapan hari bikin Nesta mupeng.Pertama dapat jatah salim tangan dulu, terus dikecup di kening sama Viano. Fotographer bilang tahan dulu, Nesta pikir itu sebuah anugrah.Gileee! Bibir seksi Pak Bos yang biasa dipakai buat marahin dia sekarang menempel di kening dengan diawali Bismillah. Mana nolak disuruh lama-lama.Oh iya, semalam --sebelum ijab qabul--Viano iseng upate foto di media sosial-nya. Masih ingat, dong, dia pernah ambil foto Nesta diam-diam. Nah, iti dia pakai buat di-up.Keterangan fotonya itu, bikin sejagad raya huru-hara.She's my queen.Singkat begitu, tapi banjir komentar.Komentarnya bagus, pujian semua. Tapi bikin nyesek batin Nesta pas baca. Berasa dia jadi gadis yang dipojokkan.[Ya Allah, cari di mana cowok yang bisa terima cewek apa adanya gini?][Beruntung banget ya dicintai cowok

  • Warning: Bos Galak!   60. Fix Serombonga

    "Papa, nanti Kak Nesta jadi mamanya Raja, ya?"Viano berhenti dari kesibukannya--memeriksa laporan kerja. Mengalihkan pandangan dari laptop pada anaknya"Seneng, 'kan?" Dia mengusap kepala anaknya yang kebetulan berdiri di samping."Berarti, nanti Raja bisa kayak Davin?" tanyanya dengan mata berbinar."Emang, Davin kenapa?""Davin kalau sekolah, mamanya yang masakin bekal. Nanti Kak Nesta kalau udah jadi mamanya Raja, pasti mau masakkin juga.""Mmh." Viano melengkungkan bibir.Oh, iya. Ada satu lagi yang perlu Viano ajarkan pada Raja. Kayaknya, mulai sekarang dia harus latihan panggil mama ke Nesta. Tinggal menghitung hari, mereka akan sah. Masa, masih panggil 'kak'."Kak Nesta, 'kan, udah mau jadi mamanya Raja, mulai sekarang coba latihan panggilnya mama.""Mama Nesta?" Raja menaikkan alis.Harusnya mama saja. Tapi, lumayanlah untuk percobaan biar terbiasa panggil mama."Iya, panggilnya Mama.""Mama ...." Sedikit takjub Raja bisa mengucapkan kata itu."Papa nanti mau liburan ke Bali

  • Warning: Bos Galak!   59. Gagal Bulan Madu

    Viano belum muncul, Nesta membuka instagram. Penasaran sama orang-orang yang sejak kemarin menghinanya.Cukup menyakitkan hati. Terutama komentar terakhir yang mengatakan Nesta harus lebih baik dari peliharaannya.Eh, akun Kevin Adi Prana membalas komentar?Nesta baca.Masalah, memangnya? Mungkin dia memang nggak secantik kamu. Tapi, kalau Pak Bos yang kalian agungkan karena mukannya yang ganteng itu suka sama dia, bisa apa kalian?Nesta memeluk ponselnya. Kevin membela dia, itu cukup mengharukan. Sejak beberapa hari Nesta tidak berani buka media sosial.Klik love untuk komentar Kevin.Masih ada satu lagi. LusiEsterga29 juga membalas komentar.Bokongku bahkan lebih cantik dari wajahmu. Tapi, selera cowok emang susah ditebak. Nggak usah iri, bikin jatuh harga diri.Lusi memang paling jago kalau untuk urusan nyinyir.Meski begitu, tetap saja Nesta merasa Viano kayak ketiban sial sampai berjodoh dengannya. Bapaknya sendiri saja sampai ragu Nesta dilamar Viano."Nesta?"Pas menoleh langsu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status