Home / Romansa / Warning: Bos Galak! / 3. Pernyataan Perang

Share

3. Pernyataan Perang

Author: Yurriansan
last update Last Updated: 2024-02-29 19:41:20

Viano selalu menjadi orang yang paling awal bangun di pagi hari. Tidak ada yang pernah melihatnya datang terlambat, kecuali ada situasi darurat. Setiap hari, ia selalu menjadi orang pertama yang tiba di kantor, bahkan sebelum para karyawannya. Itulah sebabnya, tidak ada seorang pun di Gold Corporation yang berani datang terlambat.

Hari ini, suasana hati Viano tampak kurang baik.

Alasan yang pasti tidak diketahui, namun Raja--anak tunggal Viano--terus merengek tanpa henti. Bahkan saat Viano berada di kantor, Raja masih terus menghubunginya untuk merengek.

"Raja, Ayah harus bekerja, Nak," ucap Viano.

"Ayah selalu bekerja, tidak pernah peduli dengan Raja," balas Raja.

Viano yang berada di dalam lift menghela napas panjang. Bagaimana mungkin ia tidak peduli dengan anaknya?

"Nanti kalau Ayah ada waktu, kita pergi ke luar negeri ya, Sayang. Sekarang, Ayah benar-benar sibuk," ucap Viano.

Terdengar bunyi dentingan pintu lift. Viano melangkah keluar dari lift, sekarang ia berada di lantai paling atas kantornya.

Meski tidak ada percakapan lagi, ia masih bisa mendengar isak tangis Raja dari seberang sana. Ketika anaknya menangis, hatinya terasa gundah.

"Oke, Sayang, jangan nangis. Papa berjanji, minggu ini akan menemanimu ke sekolah," ucap Viano.

Belum sempat menyelesaikan percakapannya, sesuatu yang basah menyentuh sepatunya. Viano mengernyit, "Astaga! Siapa yang melakukan ini?"

Ia mengibas-ngibaskan celana panjangnya yang kini basah dan kotor.

"Bapak!" Nesta terkejut.

"Kamu lagi!" Viano menunjuk Nesta. "Setelah kopi panas, sekarang alat pel. Besok apa lagi!"

Nesta menggeleng, mengaku tidak sengaja. Semua ini terasa begitu familiar, hampir seperti mimpi.

Ya, seperti deja vu. Kepalanya hampir pecah pagi ini, karena mimpi dicium Viana.

Tidak! Nesta tidak mau jika Viana menciumnya.

Ia bersiap-siap, siap melawan jika si bos berbuat sembarangan.

"Bukannya saya sudah memberitahu kamu untuk menjaga jarak dengan saya. Karena kamu tahu apa?" ucap Viano.

Nesta mendengus. Apakah Viano ini sadar atau tidak?

Siapa yang ingin mendekatinya!

Nesta merasa kesal sendiri.

"Setiap kali bertemu denganmu, saya selalu mendapat kesialan!"

Perasaannya sama, Pak!

Namun, sebagai anak buah, Nesta harus mengalah. Dia meminta maaf, seperti yang seharusnya.

"Saya minta maaf, Pak," ucap Nesta sambil membungkuk, berharap Viano akan percaya bahwa dia benar-benar tulus.

Viano menatapnya dengan tatapan tajam. "Sepertinya, saya harus memberikan hukuman untukmu."

Tidak mungkin!

Nesta menggeleng cepat. "Tolong, Pak," katanya sambil mundur satu langkah.

Viano mengernyitkan alisnya. "Kamu mau lari ke mana pun, kamu tetap harus menerima hukumannya!"

Apa! Ternyata si bos ini memiliki pikiran yang kotor, membuat Nesta semakin khawatir.

Dia memutuskan untuk tutup mulut dan melindungi diri.

"Bapak boleh memberikan hukuman apa saja, tapi jangan meminta hal yang itu."

"Minta hal yang apa?" Viano tampak bingung.

"Saya tahu apa yang ada di pikiran Bapak. Hanya saja, Bapak harus tahu, meski saya perempuan miskin dan jelek di mata Bapak, saya masih memiliki harga diri. Meski Bapak termasuk pria tampan, bukan berarti saya bisa diperlakukan sembarangan."

Nesta berbicara panjang lebar, sayangnya Viano tampak tidak mengerti apa yang dia bicarakan.

"Apa yang sedang kamu bicarakan?"

"Saya tahu apa yang ada di pikiran Bapak."

"Memang apa yang ada di pikiran saya?" Viano mulai merasa gerah. "Kamu terlalu percaya diri."

Ketika Viano maju satu langkah, Nesta mundur lagi. Andai saja Viano bukan bosnya, dia pasti sudah memukulnya dengan alat pel.

"Pak, tolong. Meski di sini sepi, bukan berarti Bapak bisa mencium saya sembarangan."

"Apa!" Viano terkejut.

"Saya bisa berteriak sekeras mungkin jika Bapak berani berbuat sembarangan!" Nesta kemudian ingat bahwa dia masih memegang alat pel. "Bahkan saya berani memukul Bapak dengan ini." Dia menunjukkan gagang alat pel yang dia pegang.

Plak!

Viano memukul Nesta dengan tas kerja yang dia bawa.

"Kurang ajar kamu, berpikir seperti itu tentang saya!"

Nesta meringis kesakitan.

"Kamu pikir saya tertarik dengan gadis seperti kamu?" Viano memandang Nesta dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Tidak ada yang menarik!

"Jika saya ingin mencium seorang wanita, saya hanya akan mencium istri saya sendiri. Saya tidak akan mencium wanita lain, selain istri saya."

Nesta terdiam. Mimpi semalam membuatnya menjadi paranoid.

Viano menarik lengan Nesta, mendekatkannya.

"Ingin tahu apa yang saya pikirkan tentangmu?"

Nesta mendelik ketika Viano berada di sampingnya, sementara pria itu semakin mempererat cengkramannya.

"Saya tidak pernah menyukai wanita yang mengakui dirinya jelek dan miskin." Kemudian, Viano melemparkan tubuh Nesta.

Pria berlidah tajam itu berlalu begitu saja.

Nesta menoleh ke arah Viano yang pergi.

"Bos sombong! Hati-hati kalau kena karma!" dia mengutuk.

Viano terus berjalan.

Tanpa menoleh ke arah Nesta, dia berkata, "Hari ini, kamu telah melanggar aturan. Sebagai hukumannya, gaji kamu akan dipotong sebesar 20%." Setelah itu, dia terus berjalan.

Nesta ingin menjerit.

Bos yang menjengkelkan!

Pada detik ini, dia menyatakan perang dengan bos sombong yang paling menyebalkan di dunia, yang juga merupakan atasannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Warning: Bos Galak!   64. Malam Pertama

    Ada, ya, suami jadi panas dingin gara-gara diintip istrinya pas BAB?"Kamu melewati step secara mendadak, bikin aku syok. Tau, nggak?""Step apaan, sih? Nggak paham." Nesta yang duduk di samping tempat tidur membalas dengan lebih garang. Barusan dia memeriksa kening Viano masih lumayan hangat."Yah, itu. Pengenalan dalam ruamh tangga." Duh, mati ini Viano punya istri berkelakuan absurd."Yah, 'kan, aku memang sudah duluan di kamar mandi," kilah Nesta."Ya, harusnya ditutup pintunya. Biar aku nggak main selonong. Coba kalau Mang Ujang yang masuk. Gimana coba?" Biarpun sakit, urusan garang tetap nomor wahid."Ye! Justru aku sengaja nggak kunci biar kamu bisa masuk." Gigi Nesta dipamerin depan Viano. Tahulah maksudnya apa.Seandainya Viano tidak dalam kondisi yang paling bikin malu sepanjag sejarah hidupnya, mungkin mereka sudah ....Ish, merasa mau gantung diri kalau ingat kejadian tadi siang."Badan kamu anget." Nesta memegang keningnya lagi, "ini gara-gara keasyikan berenang sama Yato

  • Warning: Bos Galak!   63. Ketahuan

    Ada, ya, suami jadi panas dingin gara-gara diintip istrinya pas BAB?"Kamu melewati step secara mendadak, bikin aku syok. Tau, nggak?""Step apaan, sih? Nggak paham." Nesta yang duduk di samping tempat tidur membalas dengan lebih garang. Barusan dia memeriksa kening Viano masih lumayan hangat."Yah, itu. Pengenalan dalam ruamh tangga." Duh, mati ini Viano punya istri berkelakuan absurd."Yah, 'kan, aku memang sudah duluan di kamar mandi," kilah Nesta."Ya, harusnya ditutup pintunya. Biar aku nggak main selonong. Coba kalau Mang Ujang yang masuk. Gimana coba?" Biarpun sakit, urusan garang tetap nomor wahid."Ye! Justru aku sengaja nggak kunci biar kamu bisa masuk." Gigi Nesta dipamerin depan Viano. Tahulah maksudnya apa.Seandainya Viano tidak dalam kondisi yang paling bikin malu sepanjag sejarah hidupnya, mungkin mereka sudah ....Ish, merasa mau gantung diri kalau ingat kejadian tadi siang."Badan kamu anget." Nesta memegang keningnya lagi, "ini gara-gara keasyikan berenang sama Yato

  • Warning: Bos Galak!   62. Malam Pertama

    "Kamu banyak cewek yang naksir, dong!" Nesta misuh-misuh"Yah, kalau banyak cowok yang naksir kamu malah lebih berat saingannya, Nes!"Seratus persen akurat."Jangan-jangan salh satu buket bunga malah ada dari cowok juga.""Ih, amit-amit!" Nesta mengetuk-ketuk kepala."Kamu marah-marah aja, nngak tau apa, suaminya pegel-pegel?"Viano tidur tengkurap. Terus dia tepuk punggungnya sendiri.Ini, mau main kuda-kudaan versi belakang?Any way bapaknya Nesta kalau lagi pegal begitu biasanya Nesta injak-injak. Mungkin Viano juga mau begitu."Mau diinjek-injek, nggak?""Apa!" Saking kagetnya Viano sampai balik badan. Jangan bilang gara-gara cemburu soal hadiah dan buket bunga Nesta mau bunuh dia."Masa suami diinjek!""Injek-injek, Sayang, You know, itu kayak massage alias pijit. Cuma ini pakai kaki biar mantap.""Patah tulang suami kamu ini!""Coba aja dulu, enak tau!" Nesta memancungkan bibirnya.Sebentar. Ini yang bilang Nesta. Nesta, loh!Cewek aneh yang tidak ada anggun-anngunnya. Ibarat k

  • Warning: Bos Galak!   61. Sah

    "Sah?""SAH!"Diiringi doa yang panjang dan khidmat di situ Nesta tahu dia sudah halal buat Viano. Dan, pada akhirnya dapat juga jatah unboxing isi di balik baju Viano yang sudah dari kapan hari bikin Nesta mupeng.Pertama dapat jatah salim tangan dulu, terus dikecup di kening sama Viano. Fotographer bilang tahan dulu, Nesta pikir itu sebuah anugrah.Gileee! Bibir seksi Pak Bos yang biasa dipakai buat marahin dia sekarang menempel di kening dengan diawali Bismillah. Mana nolak disuruh lama-lama.Oh iya, semalam --sebelum ijab qabul--Viano iseng upate foto di media sosial-nya. Masih ingat, dong, dia pernah ambil foto Nesta diam-diam. Nah, iti dia pakai buat di-up.Keterangan fotonya itu, bikin sejagad raya huru-hara.She's my queen.Singkat begitu, tapi banjir komentar.Komentarnya bagus, pujian semua. Tapi bikin nyesek batin Nesta pas baca. Berasa dia jadi gadis yang dipojokkan.[Ya Allah, cari di mana cowok yang bisa terima cewek apa adanya gini?][Beruntung banget ya dicintai cowok

  • Warning: Bos Galak!   60. Fix Serombonga

    "Papa, nanti Kak Nesta jadi mamanya Raja, ya?"Viano berhenti dari kesibukannya--memeriksa laporan kerja. Mengalihkan pandangan dari laptop pada anaknya"Seneng, 'kan?" Dia mengusap kepala anaknya yang kebetulan berdiri di samping."Berarti, nanti Raja bisa kayak Davin?" tanyanya dengan mata berbinar."Emang, Davin kenapa?""Davin kalau sekolah, mamanya yang masakin bekal. Nanti Kak Nesta kalau udah jadi mamanya Raja, pasti mau masakkin juga.""Mmh." Viano melengkungkan bibir.Oh, iya. Ada satu lagi yang perlu Viano ajarkan pada Raja. Kayaknya, mulai sekarang dia harus latihan panggil mama ke Nesta. Tinggal menghitung hari, mereka akan sah. Masa, masih panggil 'kak'."Kak Nesta, 'kan, udah mau jadi mamanya Raja, mulai sekarang coba latihan panggilnya mama.""Mama Nesta?" Raja menaikkan alis.Harusnya mama saja. Tapi, lumayanlah untuk percobaan biar terbiasa panggil mama."Iya, panggilnya Mama.""Mama ...." Sedikit takjub Raja bisa mengucapkan kata itu."Papa nanti mau liburan ke Bali

  • Warning: Bos Galak!   59. Gagal Bulan Madu

    Viano belum muncul, Nesta membuka instagram. Penasaran sama orang-orang yang sejak kemarin menghinanya.Cukup menyakitkan hati. Terutama komentar terakhir yang mengatakan Nesta harus lebih baik dari peliharaannya.Eh, akun Kevin Adi Prana membalas komentar?Nesta baca.Masalah, memangnya? Mungkin dia memang nggak secantik kamu. Tapi, kalau Pak Bos yang kalian agungkan karena mukannya yang ganteng itu suka sama dia, bisa apa kalian?Nesta memeluk ponselnya. Kevin membela dia, itu cukup mengharukan. Sejak beberapa hari Nesta tidak berani buka media sosial.Klik love untuk komentar Kevin.Masih ada satu lagi. LusiEsterga29 juga membalas komentar.Bokongku bahkan lebih cantik dari wajahmu. Tapi, selera cowok emang susah ditebak. Nggak usah iri, bikin jatuh harga diri.Lusi memang paling jago kalau untuk urusan nyinyir.Meski begitu, tetap saja Nesta merasa Viano kayak ketiban sial sampai berjodoh dengannya. Bapaknya sendiri saja sampai ragu Nesta dilamar Viano."Nesta?"Pas menoleh langsu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status