Beranda / Romansa / When I Me(e)t You / 16 Demi Pernikahan Ini

Share

16 Demi Pernikahan Ini

Penulis: Ans18
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-25 11:31:30

Arka melangkahkan kaki masuk ke dalam gerai Pizza Hut sambil mengetikkan pesan balasan untuk Yudha. Selanjutnya ia hanya memesan minum dan personal pan pizza sambil menunggu kedatangan Yudha.

Kalau ditanya apakah hatinya gelisah dengan sikap Caraka barusan padanya, ya, sejujurnya ia sedikit gelisah. Rasanya mungkin mirip seperti sedang bertengkar dengan teman kost. Bagaimanapun juga mereka tinggal satu atap, intensitas bertemu juga sangat tinggi, pastilah tidak enak rasanya kalau terjadi aksi saling diam di antara mereka.

Tiga puluh menit Arka mencoba menyantap pizza di depannya pelan-pelan sambil memikirkan bagaimana ia akan menyampaikan semua fakta kepada Yudha, tapi otaknya terasa buntu.

Yudha masuk ke dalam gerai pizza itu dan dengan mudahnya menemukan Arka yang duduk sendiri sambil melamun. "Udah lama?" Yudha mengusap puncak kepala Arka dari belakang.

Akhirnya sosok yang ditunggu Arka menarik kursi di hadapannya.

"Belum lama kok, Yud. Kamu beneran udah sehat?" Arka menatap Yudha
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • When I Me(e)t You   17 Perang Dingin

    Di dalam kamar, Arka bersandar pada head board ranjangnya sambil menatap ke arah pintu dengan kesal. Arka merutuki desain kunci pintu di rumahnya, di mana semua pintu bisa dibuka dari sisi lainnya meskipun anak kunci menggantung di sisi satunya.Kalau lelaki dengan suara berat yang kini berstatus suaminya itu nekat membuka pintu dengan kunci cadangan, Arka sudah mempersiapkan 'hadiah' untuknya.Suara berisik anak kunci yang berasal dari luar kamarnya membuat Arka benar-benar bersiap. "Ck! Beneran mau masuk?" gumam Arka dengan tangannya yang mencoba meraih apa pun yang bisa diraihnya.Beberapa detik kemudian, daun pintu kamar Arka terbuka. Dalam kondisi yang remang—karena Arka sengaja tidak menghidupkan penerangan utama kamarnya—Arka melihat sosok tinggi itu masuk ke dalam kamarnya. Ia menunggu sampai Caraka benar-benar mendekat, dan ia dengan mudah melemparkan bantal-bantalnya ke Caraka.Caraka memang tidak bisa menghindar dari bantal pertama yang dilempar Arka, tapi ia lebih sigap pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • When I Me(e)t You   18 Tujuh Permintaan

    "Arka!"Tanpa pikir panjang, Caraka melompat ke dalam kolam renang, berusaha mencari keberadaan Arka yang masih belum muncul ke permukaan. Begitu memasuki kolam renang, Caraka baru sadar kalau kolam renang di rumah kelurga Bestari melebihi kolam renang umum, dari segi luas dan kedalamannya.Di salah satu sisi kolam renang dengan kedalaman lebih dari empat meter, ia akhirnya menemukan Arka yang terduduk di dasar kolam sambil memeluk lututnya yang terlipat.Caraka panik setengah mati. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Arka? Permintaan maafnya bahkan belum diterima gadis itu.Menggerakkan kaki dan tangan secepat yang ia bisa, Caraka berusaha mendekat ke tubuh Arka yang tidak bergerak.Arka yang terkejut lantas bergerak gelisah ketika tiba-tiba seseorang memegang pinggangnya dan mendorongnya ke permukaan. Ia sampai menendang-nendang ke sekitar tapi tetap saja tidak bisa mengenai orang itu—yang berada di belakangnya.Setelah ia muncul di permukaan, barulah Arka menyadari siapa orang y

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • When I Me(e)t You   19 Genggaman Tangan Pertama

    Arka menghabiskan waktunya untuk berdiam diri di dalam kamar 'rumahnya bersama Caraka'. Ia meminta izin untuk tidak mengajar hari itu karena ia pikir kekesalannya pada Caraka akan bertahan lama dan membuatnya bad mood sepanjang hari. Lagipula dia baru saja mengakhiri hubungan dengan Yudha yang sudah terjalin bertahun-tahun, wajar kan kalau ia masih ingin menyendiri.'Sepi,' batin Arka. Di rumah orang tuanya selalu ada mamanya dan ART yang sibuk wara-wiri di dalam rumah. Kini ia sendiri. Caraka pergi bekerja meskipun kesiangan karena sepanjang pagi digunakan lelaki itu untuk merayu Arka agar mau pulang ke rumah.Satu pesan dari Caraka membuat Arka berdecak pelan.Caraka: Arka, bisa tolongin Abang?Arkadewi: Apa?Caraka: Ada berkas penting Abang yang ketinggalan di atas meja kerja di kamar AbangCaraka: Bisa tolongin Abang buat kirim berkasnya pake kurir ke tempat kerja Abang?Arkadewi: Alamat?Arka melangkahkan kakinya menuju kamar Caraka yang berada di depan kamarnya. Kamar lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • When I Me(e)t You   20 Sedang Jinak

    Sudah beberapa menit Arka duduk di sofa, tapi ia masih terbengong. Apa jabatan Caraka? Rasa penasaran yang sudah membuncah itu terpaksa ditahan Arka karena Caraka sedang ke toilet."Arka."'Nah ini dia orangnya.'"Kenapa ngelihatin Abang kayak gitu?""Duduk sini dong, Bang. Bentar aja, sebelum Abang mulai kerja lagi."Senyum Caraka mengembang. Jarang-jarang Arka jinak. "Abang pesenin minum sama cemilan buat kamu dulu ya.""Memangnya restoran, bisa pesen?"Caraka hanya terkekeh dan mengabaikan ucapan Arka. Ia lantas menghubungi OB di kantornya untuk membawakan segelas jus melon dan cemilan apa pun."Bang." Arka menunggu hingga Caraka benar-benar duduk di sampingnya, baru meneruskan ucapannya. "Abang di sini jabatannya apa? Jujur, Bang. Jangan bohongin aku lagi.""Siapa yang bohongin kamu? Orang kamu yang selalu ambil kesimpulan lebih dulu kok," kilah Caraka."Abis Abang iya-iya aja kalo aku lagi nebak kerjaan Abang. Trus juga Abang sering pergi ke kantor pake kaos sama kemeja cargo doa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • When I Me(e)t You   21 Buang-Buang Waktu

    "Aku nggak mau pake cincin, Bang," rengek Arka di dekat sebuah toko perhiasan."Udah tinggal lima langkah lagi kita masuk toko loh, Ka."'Ternyata mode jinaknya nggak bertahan lama.' Caraka menatap Arka dengan kesal. "Kenapa nggak bilang dari tadi pas masih di jalan?"Arka tampak berpikir untuk menjelaskan apa yang ada di pikirannya. Tapi ia terlalu bingung.Tadi, saat Caraka lagi-lagi menggenggam tangannya, Arka seperti tersihir.Bodoh memang.Yudha juga selalu menggenggam tangannya ketika mereka berkencan, tapi genggaman Caraka terasa berbeda. Karena itu, Arka hanya diam saat Caraka mulai melajukan mobilnya.Namun, setelah tiba di parkiran sebuah mall, otak Arka tiba-tiba bisa bekerja dengan normal lagi.Cincin kawin tentunya akan terlalu mencolok kan? Bagaimana kalau teman-temannya tahu dan bertanya, apa yang harus dijawab Arka? Sementara pernikahannya dengan Caraka memang belum diresmikan secara hukum dan secara umum."Aku baru kepikiran, Bang. Gimana kalo temen-temenku tau, giman

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27
  • When I Me(e)t You   22 I’ll Try to Fix It

    "Kenapa Yud?""Ini Mas Arga, Dek.""Mau ketemu di mana?" Entah alasan apa yang membuat Arka berpura-pura menerima telepon dari Yudha.Rahang Caraka mengeras mendengar Arka seperti mengatur janji temu dengan seseorang yang dipanggilnya 'Yud', yang ia tebak adalah Yudha, mantan pacar Arka."Siapa yang mau ketemu sih?" Arga menggeram kesal. Menjauhkan ponselnya dari telinga dan meneliti sekali lagi, jangan-jangan ia salah menekan nomor telepon."Bisa, kamu nggak ngerasa kamu lagi buang-buang waktu buat ketemu aku?""Dih, Adek mas lagi gesrek."Setelah itu, Arga menutup sambungan telepon dan berganti menghubungi Caraka.Beberapa detik setelah arka menutup telepon, ganti ponsel Caraka yang berdering. Tanpa curiga, Caraka mengangkat telepon dari kakak iparnya."Si Arka kenapa itu?" tanya Arga begitu teleponnya diangkat Caraka."Kenapa gimana?" tanya Caraka sambil melirik ke arah Arka."Barusan, ditanya apa jawabnya apa."Caraka mengulum senyumnya. Jadi panggilan telepon yang masuk ke Arka s

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27
  • When I Me(e)t You   23 Lima Tahun Lalu (Perasaan Caraka)

    -London, lima tahun lalu-Arga menyeret kopernya melintasi lorong menuju apartemen Caraka yang berada di ujung koridor.Setelah mengetuk pintu beberapa kali, seseorang membukakan pintu untuknya. Bukan Caraka, melainkan seorang wanita. Wanita itu mengenakan dress putih longgar sepanjang lutut dan tersenyum dengan ramah.Sebenarnya Arga tidak terlalu kaget. Memang karena alasan ini ia sampai harus menempuh perjalanan hampir delapan belas jam, melintasi benua, demi meluruskan kabar yang didengar dari eyangnya."Mas Arga?" Suara Caraka dari dalam apartemen membuat dua orang di depan pintu yang belum sempat bertegur sapa itu menatap Caraka bersamaan.Jantung Caraka menggila saat melihat sosok yang ada di balik pintu. Dengan tergesa ia mendekat. "Masuk dulu, Mas.""Saya nggak ganggu kalian?" tanya Arga dingin.Caraka menggeleng, berniat membantu Arga membawakan kopernya namun ditepis begitu saja oleh Arga."Saya rasa kita perlu bicara. Berdua." Arga bahkan belum duduk di ruang tamu aparteme

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27
  • When I Me(e)t You   24 Komitmen dan Tanggung Jawab

    -London, lima tahun lalu-Caraka melepas cengkeramannya di leher Arga. Ia sadar apa yang dikatakan Arga adalah sebuah kenyataan yang harus dihadapinya. Melibatkan diri dengan keluarga Bestari adalah anugerah sekaligus musibah.Keduanya kini bersimpuh di lantai hotel, Caraka bersandar pada kaki sofa sementara Arga bersandar pada kaki ranjang. Pergulatan mereka memang hanya berlangsung sebentar tapi sudah berhasil membuat keduanya kehabisan tenaga.Arga terkekeh melihat keadaannya dan Caraka yang berantakan. Kalau Arka tahu ia sadu jotos (lagi) dengan orang lain, adiknya itu pasti akan mengomelinya dua hari dua malam. Dia tidak akan peduli siapa yang salah, yang Arka pedulikan hanya keadaan kakaknya yang sering mendaratkan pukulan ke orang lain."Eyang tau kamu di sini deket sama cewek. Kamu nggak sebodoh itu kan? Nggak mungkin kamu nggak tau kalo Eyang nyuruh orang buat ngawasin kamu. Kamu beruntung, aku bisa meyakinkan Eyang biar aku aja yang ngurus kamu. Karena kamu nggak bakal tau a

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27

Bab terbaru

  • When I Me(e)t You   55 Konspirasi

    "Konspirasi Ibu sama Mas Arga? Konspirasi apa?"Caraka mengedikkan bahu."Abaaang."Oh Tuhan, apa Arka tidak sadar kalau ia begitu menggemaskan saat sedang merengek seperti itu.Bukan, Arka bukan tipe wanita yang membuatnya kesal kalau sudah mengeluarkan nada manjanya. Arka tipe wanita yang membuatnya ingin memenuhi semua keinginannya saat ia mengeluarkan senjatanya itu.Sementara hati kecil Caraka masih malu untuk menceritakan semuanya."Abaaang. Ini permintaan ketigaku, aku mau tau apa maksud Abang tadi."Caraka menatap Arka dengan lekat, sampai tiba-tiba tatapannya terdistraksi pegawai coffee shop yang datang membawakan pesanan mereka.Ok, pasti setelah ini Arka akan lupa pada permintaannya. Caraka bisa sedikit menghela napas lega sambil menyesap americano miliknya."Jadi sejak kapan, Bang?"Astaga! Ternyata Arka tidak lupa. Mungkin memang begini kalau perempuan sedang menuntut jawaban dari laki-laki."Abang kan pengen aku percaya sama Abang, kalo gini aja Abang nggak mau cerita, m

  • When I Me(e)t You   54 Yang Terjadi pada Arka (2)

    “Nyariin kakak ya?”Arka membeku di tempat. Ia memang belum pernah mencium aroma yang begitu kuat seperti itu, tapi Arka bisa menebak kalau kedua alumni di depannya itu baru saja menenggak alkohol—jika dilihat dari wajah mereka yang memerah dan nada bicara yang aneh."Nggak, Kak. Permisi ya, Kak." Arka berusaha menyingkir dari hadapan kedua laki-laki itu, tapi kakinya yang gemetar membuat Arka malah tersandung kaki meja dan terjerembab di lantai."Sialan!" umpat Arka.Kedua laki-laki itu semakin terlihat senang setelah mendengar Arka mengumpat. Bagi mereka, si gadis manis tadi telah berubah menjadi gadis yang seksi karena umpatannya.Setelah bertukar tatap, seakan saling mengirimkan kode, seorang laki-laki bertubuh kurus dengan tinggi menjulang mendekati Arka dan menahan kedua tangannya di lantai, sementara laki-laki satunya tiba-tiba saja menimpa tubuh Arka dan berusaha melepaskan kancing baju Arka.Kejadian yang berlangsung dalam hitungan detik itu membuat Arka panik. Ia berusaha me

  • When I Me(e)t You   53 Yang Terjadi pada Arka (1)

    Caraka duduk di sofa ruang tamu sebuah rumah mewah di kawasan Jakarta Selatan. Semula ia kira, ia harus mengantar Arka ke rumah sakit atau ke tempat praktik dokter. Nyatanya Arka malah mengarahkannya ke kawasan elit itu.“Nama dokternya Karina, Bang. Tapi aku biasa manggil Tante Karin, karena udah kenal dari dulu. Waktu aku hubungin, diminta langsung ke rumahnya aja.” Begitu penjelasan Arka saat Caraka merasa kebingungan. Ia kadang lupa kalau dirinya menikah dengan keturunan perempuan keluarga Bestari, dan hal-hal seperti ini yang kadang bisa mengingatkannya.Sudah hampir satu jam Arka berada di dalam ruang kerja dokter itu. Caraka hanya bisa menunggu gelisah sambil menerka-nerka apa yang terjadi di dalam sana.“Abang,” panggil Arka saat Caraka tengah larut dalam lamunannya.“Udah?” Caraka berdiri menyambut Arka yang kini terlihat lebih cerah aura wajahnya meskipun terlihat jelas jejak air mata di sudut-sudut matanya.Tanpa disangka Caraka, Arka tidak berhenti di depannya, tetapi mala

  • When I Me(e)t You   52 Belajar Percaya

    Caraka bergerak gelisah dalam tidurnya. Mungkin karena biasanya ada sosok Arka yang dipeluknya dan malam itu ia kehilangan sosok itu dalam pelukannya.Ia berusaha memiringkan badannya ke kiri untuk mengurangi rasa pegal karena sejak awal tidur menghadap ke kanan. Matanya mengerjap pelan, ia sadar ada cahaya lain yang bukan berasal dari lampu tidur di atas nakas yang tadi bahkan tidak ia hidupkan.“Arka? Kapan kamu masuk?” tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.“Eh? Kok Abang bangun? Cahaya hpku ganggu Abang ya?”Caraka memilih duduk, toh ia sudah tidak lagi merasakan kantuk setelah menyadari keberadaan Arka di sampingnya.“Nggak, emang kebangun aja, pegel.”“Emang tadi Abang ke lokasi proyek lagi?” tanya Arka. Arka pikir badan caraka pegal-pegal karena baru turun lapangan.“Iya, kan Abang nggak konsen kerja gara-gara istri Abang marah-marah nggak jelas, jadi Abang milih ke proyek aja, lihat progress rusun yang waktu itu kita datengin itu.”Arka terkekeh, teringat kembal

  • When I Me(e)t You   51 Kepingan Ingatan

    Arka menutup pintu kamar mandi dan langsung menguncinya. Karena kakinya yang gemetar, ia langsung bersimpuh di lantai, bersandar pada pintu kabinet, menahan suara tangisnya agak tidak terdengar sampai keluar.Ingatan itu kembali lagi.Kenapa di saat seperti ini? Kenapa di saat statusnya sudah menjadi istri orang lain?“Arka. Abang minta maaf, Ka. Kamu udah terlalu lama di kamar mandi, Sayang.”Mendengar teriakan Caraka dari luar kamar, Arka segera menghapus air matanya dan mencuci muka. Ia tidak mau Caraka sampai curiga dengan kondisinya.“Arka, Abang minta maaf.” Caraka mengatakannya dengan tulus namun dengan menjaga jarak agar Arka tidak terlihat takut padanya.Arka tersenyum meskipun terlihat sangat kaku. “Abang udah makan?”Caraka menggeleng, merasa sangat bersalah dengan keadaan Arka, bagaimana mungkin ia bisa makan malam lebih dulu. “Makan bareng ya. Kamu juga belum makan kan.” Caraka berbalik, memilih berjalan lebih dulu.Hening.Caraka tidak berani memulai percakapan, pun begi

  • When I Me(e)t You   50 Shock

    “Arka, Abang salah apa? Kok tiba-tiba kamu marah?”Arka menggeleng-geleng. “Aku mau tidur, Bang.”“Mau dipeluk?”Lagi-lagi Arka menggeleng. Caraka menghela napas, tidak mengerti salahnya di mana. Bukannya mereka tadi sedang membicarakan resepsi pernikahan.Setelah hampir satu jam Caraka tidak menemukan apa yang membuat Arka emosi, ia mengalah pada kantuknya. Arka sudah tertidur sejak tadi, memeluk gulingnya, tidak seperti biasa yang mengiakan ketika ia menawarkan diri untuk memeluknya.Caraka terpaksa bangun jauh lebih pagi daripada biasanya karena tidurnya yang tidak nyenyak. Caraka memilih keluar kamar, menuju ruang kerjanya yang berada di lantai dua untuk mengerjakan desain salah satu proyeknya.Saat ia turun satu jam kemudian, Arka tengah duduk di stool bar sambil minum air hangat. Caraka mengernyit bingung, biasanya Arka minum air putih dengan suhu normal, bahkan kadang air dingin dari kulkas.“Udah bangun?” tanya Caraka dengan nada biasa, mencoba mengabaikan kemarahan tanpa seba

  • When I Me(e)t You   49 Satu Titik Rasa

    "Ehem!" Caraka berdeham sekaligus membersihkan tenggorokannya. "Buku nikah udah di tangan, terus—""Santai, Bang." Arka terlihat panik saat Caraka semakin mendekat ke arahnya.Caraka menatap Arka seperti harimau yang akan menekan mangsanya. Atau sebenarnya itu hanya ada di pikiran Arka?Dalam satu gerakan lembut, Caraka menarik Arka ke dalam pelukannya.Sepertinya ini pertama kalinya mereka berpelukan sambil berdiri. Biasanya selalu sebelum tidur sampai keesokan paginya.Ada rasa lega luar biasa di hati Caraka yang membuatnya tak henti mencium puncak kepala Arka."Jadi selanjutnya kita harus apa, Ka?"Merasakan tangan Arka yang seperti ingin mendorongnya menjauh, Caraka mengulum senyumnya. Kenapa rasanya semenyenangkan ini menggoda istrinya?"Abang, aku masih punya jatah permintaan kan ke Abang?""Hah? Jatah permintaan apa?""Waktu itu kan Abang janji mau ngabulin tujuh permintaanku, baru juga dipenuhi satu kali."Caraka menarik lagi ingatannya ke saat Arka marah padanya karena ia men

  • When I Me(e)t You   48 Rahasia Arka

    “Temenmu nggak jadi ikut?”“Masih jam makan siang, dia belum tega ninggalin café-nya. Tapi nanti dia main ke rumah. Boleh kan, Bang?”“Bolehlah. Selama temenmu cewek, Abang izinin kamu ajak main ke rumah. Tapi kalo cowok, harus pas ada Abang.”Arka mengangguk, lagipula dia tidak punya teman laki-laki.“Tadi—” Caraka ragu untuk menanyakannya, khawatir Naya mengerjainya. Biasanya persahabatan wanita seperti itu kan.“Tadi kenapa?” tanya Arka penasaran.“Sejak kapan kamu bisa main gitar?”“Dari SMP.” Arka terdiam. Ada masa-masa kelamnya yang membuat ia bersahabat baik dengan gitar, walaupun ia sudah bisa main gitar sejak SMP, tapi saat-saat terpuruknya itu lah yang membuatnya jadi mahir memainkan gitar.“Pantes jago. Suaramu juga bagus.”“Abang ngeledek ya? Pasti tadi suaraku fals. Iya?”“Nggak, Ka. Cuma … Naya ngomong sesuatu yang aneh tadi.”Arka langsung menoleh dan menatap Caraka dengan horor. Apa yang dikatakan sahabatnya yang kadang tidak punya filter itu? “Naya ngomong apa, Bang?”

  • When I Me(e)t You   47 Makna di Balik Lagu

    "Aku bingung, Bang. Kenapa kita mesti ke pengadilan agama juga? Kirain tadi abis dari KUA langsung beres," tanya Arka bingung, setelah mereka menyelesaikan urusan di pengadilan agama.Pada akhirnya Arka memilih untuk mengambil cuti demi menemani Caraka wira-wiri ke KUA dan pengadilan agama. Walau Caraka sudah meminta Arka mengajar saja daripada harus mengambil cuti dadakan, tapi Arka tetap memilih menemani Caraka. Dia tidak terlalu resah, karena sudah meminta salah seorang guru cadangan untuk mengampu kelasnya selama ia cuti."Tadi ke KUA cuma minta surat pernyataan aja kalau pernikahan kita emang belum dicatat. Kita kan nikah siri, nikahnya udah kejadian, jadi mesti ke pengadilan agama buat minta pengesahan perkawinan. Kalo putusan pengadilan setuju, baru kita bawa putusannya ke KUA buat dicatatkan di sana. Gitu.""Eh, berarti ada kemungkinan putusan pengadilannya nolak dong?"Caraka terdiam, mengapa ia tidak terpikirkan hal itu?"Ya ... ada kemungkinan sih.""Trus gimana kalo gitu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status