Share

SAMPAI KAU BENAR-BENAR PAHAM

“Kukira aku sudah lulus dalam hal ini, Lu,” ujarnya dengan pandangan fakus ke jalanan depan. Aku mendengus di belakangnya, ralat lebih tepatnya berada dalam boncengan sepeda onthelnya.

Peganganku pada kemeja putih polos yang dikenakannya kian menyerat, menyalurkan rasa was-was bila mana tiba-tiba ia lengah dan kami berdua terjatuh diatas kerikil kecil bagian barat dunia pikiran.

“Kau tak akan pernah kuanggap lulus sampai benar-benar mengerti apa yang dulu terjadi,” ujarku. Aku menatap deretan pepohonan yang tidak kuketahui tertatanam sedemikian rapi seolah dulu pernah di seting atau ditanam oleh manusia lain yang terjebak di dunia pikiran.

“Maksudmu sampai ingatanku perihalmu dan dunia pikiran sepenuhnya kembali?” tanyanya.

Aku mengangguk walau ragu ia bisa melihatnya, “Anggap saja seperti itu.”

“Aku tidak mau, Lu. Kau juga harus memberitahukanku dimana pohon harapan,” protesnya. Bila bisa kudap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status