Di Grand Royal Elyxion Apartment
Canberra, Australia
Skandar Alexander Hemingway, laki – laki itu sedari tadi memang sibuk ditelfon oleh James Bloom, sahabatnya yang mesum itu, hingga ia melupakan untuk sarapan bersama istrinya. Sahabatnya itu protes kepadanya karena pengajuan proposal bisnis miliknya ditolak mentah – mentah olehnya sejak tiga hari yang lalu. Selama itu pula tiap pagi, laki – laki bertubuh tidak terlalu ramping itu menelfonnya dan menganggunya hingga ia kesulitan menikmati sarapannya dengan tenang.
“Aku sudah memeriksa proposal pengajuanmu, James. Aku menolaknya.” Skandar sudah menatap garang pada orang yang menelfonnya pagi – pagi seperti ini.
“Aku bukan penganut nepotisme, James. Seberapapun dekatnya kita, aku adalah orang yang profesional!” Skandar Alexander Hemin
Saat ia sudah akan keluar dari pintu lift. Matanya menangkap seorang gadis berambut cokelat panjang yang akan masuk ke dalam lift dan melewatinya. Gadis itu menggunakan bando putih berbulu di rambutnya yang cokelat.“Charisa!” seru laki –laki itu, dan langsung membalik bahu gadis di depannya. Kedua bola mata laki – laki itu melebar.Dia ternyata salah orang. Gadis yang memakai bando putih berbulu itu bukan gadis yang sedang ia cari. Bukan seorang Charisa Davis. Laki – laki itu meminta maaf pada gadis muda di depannya. Laki – laki itu lalu berjalan menuju pintu keluar gedung apartemennya. Ia sedang menunggu supir pribadinya yang sedang mengambil mobilnya di basement.Saat ia hanya berdiri di depan pintu masuk sambil melihat jam tangannya, ia seperti melihat sosok gadis itu lagi di dalam sebuah mobil sedan warna hitam yang bergerak menjauh menuju gerbang gedung apartemennya. Matanya seperti melihat sosok Charisa yang sedang dudu
“Lukamu telah sembuh, Charisa,” ujar dokter Kim. Dokter itu sedang memeriksa lengan kiri Charisa. Luka gadis itu sudah mengering, dan perban yang ada di lengan gadis itu sebelumnya juga terlihat masih baru, padahal ia kemarin – kemarin sempat khawatir jika gadis muda di depannya itu tidak mengganti perbannya, karena Charisa tidak juga menemuinya sejak kemarin di ruang kesehatannya. “Siapa yang mengganti perbanmu, Charisa?” “Dokter di dekat tempat tinggalku, dokter,” jawab gadis itu. “Apa pamanmu itu yang mengantarkanmu?” tanya dokter Kim kembali. Perempuan itu sudah melepas perban Charisa secara keseluruhan. “Iya benar, dokter Kim. Pamanku.” “Paman yang baik dan bertanggung jawab,” puji dokter Kim saat melihat Charisa yang begitu senang menceritakan perihal paman gadis itu. Charisa sudah berdiri dari tempat tidur pasien di ruang kesehatan itu. Dokter Kim menaikkan alisnya. Hari Jumat biasanya banyak siswa yang mengambil ekstrak
Di Rumah Keluarga Hemingway Canberra, Australia Nancy tiduran di atas sofa ruang bersantai rumahnya, gadis itu sedang membaca buku kuliahnya. Besok lusa adalah quiz dari mata kuliah manajemen stratejiknya, dan ia belum belajar sama sekali. Ia memang berbeda dengan kakaknya yang sangat perfeksionis dan koleris dalam hal apapun itu. Ia lebih santai terkait semuanya. Pantas saja, keluarganya sangat menaruh harap pada kakaknya yang jenius itu. Nancy sebenarnya senang saja punya kakak yang sangat pintar dalam hal pelajaran, ia jadi bisa bertanya dan minta diajari tugas yang sulit terkait kuliahnya, apalagi karena jurusan mereka berdua sama. Tetapi sekarang kakaknya itu sudah menikah dan tidak tinggal dengannya lagi. Ia jadi bingung sekarang, harus senang karena terjauh dari kakaknya yang keras kepala, pemarah itu atau malah sedih karena tidak ada yang membantunya menger
“Kita akan berangkat setengah jam lagi, bersiaplah,” suruh Skandar pada istrinya yang masih muda itu. Laki–laki itu masuk ke bathroom kamarnya, saat ia sudah kembali dari kamar mandi, ia masih menemukan istri mudanya itu belum juga ganti baju. Gadis itu masih sibuk memutar – mutarkan tubuhnya di depan cermin riasnya hanya dengan balutan handuk putihnya yang sangat minim. “Paman, kemarilah ....,” panggil Charisa masih dengan wajah yang menghadap cermin riasnya. Suaminya berjalan mendekat kepadanya. Skandar melihat gadis itu untuk beberapa saat. Ia harus membuang pikiran kotornya. Hanya dengan melihat lekukan tubuh gadis itu, Skandar sudah bisa membayangkan apa saja yang ada dibalik kain tebal warna putih itu. Semua bagian privat milik istrinya, ia dapat membayangkannya. Mengapa sejak menikah dengan Charisa, ia jadi sering terlihat seperti James jika berdekatan dengan gadis itu. James Bloom yang mesum itu apa memberikan pengaruh yang buruk terh
Skandar, laki–laki itu sedang duduk nyaman di sofa ruang santai rumahnya. Dia dan Charisa telah sampai di rumah utama keluarganya sekitar dua jam yang lalu. Kedatangan mereka berdua yang notabene pengantin baru itu disambut begitu heboh oleh keluarga Skandar dan semua pelayan rumahnya.Pria itu bahkan sangat kesusahan untuk menemui istrinya yang masih muda itu. Charisa, si gadis SMA yang menjadi istrinya itu sangat cepat mengambil hati banyak sekali penghuni rumahnya. Gadis itu bahkan sudah punya kumpulan pelayan yang sangat menyayanginya. Skandar yang melihat hal itu hanya bisa mendesah lega, setidaknya istrinya tidak merasa canggung dengan status yang ia emban sekarang. Menjadi istri dari penerus satu–satunya keluarga Hemingway dari garis anak laki–laki.“Apa tuan muda mau saya ambilkan strawberry pudding lagi?” tawar salah seorang pelayan rumahnya.“Tidak usah, Bi,” jawab Skandar. Pria itu memang masih kenyang, mereka
Charisa, gadis itu tengah berada di pusat perbelanjaan. Karena Paman Skandarnya tadi pagi mengatakan ia akan terlambat menjemputnya, Charisa jadi menerima ajakan Anna untuk berbelanja beberapa barang di salah satu mall besar di kota Melbourne. Temannya itu sedari kemarin memang membujuknya untuk menemaninya berbelanja. Ia mengatakan tidak mungkin mengajak mamanya. “Apa Yuta akan menyukainya, Charisa?” tanya Anna pada Charisa. Gadis berambut pendek itu menengok ke dalam tas belanja yang ia bawa. Tas belanjanya yang dari kantong plastik putih itu membesar di bagian bawah, tentu karena isinya adalah bola basket. Charisa hanya tertawa melihat tingkah dari Anna, dia seperti manusia berkepala kantong kresek. “Jadi ini untuk Yuta? Astaga, mengapa aku tidak dibelikan juga, Anna?” Charisa menggoda Anna, gadis itu berpura–pura marah pada Anna yang tidak membelikannya hadiah juga. “Hemm, Charisa ... Aku kan juga memberimu kado tiap hari ulang tahunmu,” keluh Ann
Skandar tidak tahu mengapa ia merasa tidak tenang, padahal satu jam yang lalu ia baru saja menelfon jika istrinya yang muda itu tidak kenapa-kenapa. Tetapi ia tidak kunjung bisa untuk meredakan rasa khawatirnya. Laki-laki itu ketahuan sekali sedang tidak fokus bekerja sekarang.Hannah temannya yang hari ini pergi menemuinya di kantornya, hanya menambah masalah saja untuk pria dewasa satu itu. Bagaimana tidak, gadis yang termasuk teman baiknya itu tiba-tiba menjatuhinya sebuah undangan. Tidak tanggung-tanggung, undangan pernikahannya yang sangat mendadak. Apa semua orang sedang berusaha mengadakan April Mop?“Undanganmu?” tanya Skandar Hemingway yang judes itu tak percaya.“Ya, undanganku. Kenapa?” jawab Hannah Alba. Gadis itu menatap tajam sekretaris Skandar yang masuk membawakan sebuah arsip untuk direkturnya, “Datanglah bersama Charisa.”“Kau tidak salah menuliskan nama mempelainya?” Skandar menatap gadis
Kantor Direktur Utama Chagall Corporation itu terlihat sepi, sekilas terlihat seperti tidak ada siapa-siapa disana, jam-jam seperti sekarang biasanya Direktur Utama Chagall Corporation sudah pulang lebih awal untuk menjemput istrinya itu. Tetapi hari ini pria itu sudah mengatakan kepada istrinya jika ia akan menjemput sedikit lebih sore.Hannah Alba temannya sudah pulang beberapa belas menit yang lalu. Kepalanya sekarang mendadak terasa seperti ditusuk-tusuk. Hannah temannya itu meninggalkan suatu hal yang tak pernah bisa dengan mudah ia hentikan untuk tidak dipikirkan. Nama orang yang disebut gadis itu, nama seorang yang akan ia undang di hari pernikahannya, nama orang itu tak pernah bisa untuk sekadar membuatnya tenang.Stuart KimStuart Kim, adalah nama paling di-tabu-kan oleh seorang Skandar Alexander Hemingway. Nama itu membuatnya mengingat semua kenangan paling pahit dari semua hal yang masuk ke kehid