Kecurigaan Aina
Setelah Aina mengatakan ingin pulang, mau tidak mau Rafael pun menuruti keinginan sang istri. Meskipun sesungguhnya ia ingin Aina mendapatkan perawatan lebih baik, hingga kesehatan sang istri benar-benar pulih.
Namun, sifat keras Aina membuat Rafael luluh. Ia yang melihat Aina baru saja siuman, dan tidak ingin membuat sang istri memikirkan hal berat.
Aina hanya menginginkan pulang ke rumah mereka, dan ia harus menuruti. Memgingat sang istri tidak menyukai jika terlalu lama berada di rumah sakit.
Rafael pun berjalan ke ruangan Dokter Jaden, di mana dokter tampan itu yang selama ini menangani dan merawat Aina. Setelah sampai di deoan ruangan, terlihat Rafael mengetuk pintu dengan tidak sabarannya.
Di dalam ruangan.
Terdengar suara ketukan pintu cukup keras, membuat Dokter Jaden yang tengah duduk di kursi putarnya merasa terkejut. Mengingat saat ini, ia dalam posisi melamun, dan hal yang dilamunkan tidak jauh dari pa
Pulang ke RumahWaktu telah menunjukkan pukul setengah satu malam, Aina dan Rafael baru saja turun dari mobil menuju pintu utama.Rafael terlihat mendorong kursi roda yang di tempati sang istri, Aina begitu bahagia kala ia memandang rumah yang telah beberapa hari tidak ia lihat dan tinggalkan."Apa kamu senang, Sayang?" tanya Rafael, seraya mendorong kursi roda Aina."Iya ... aku senang sekali, Rafa," jawab Aina, seraya menyentuh tangan suaminya yang berada tepat di belakang pundaknya.Rafael yang melihat wajah bahagia sang istri turut senang, biar bagaimana pun Aina adalah wanita yang ia cintai. Apa yang menjadi kesukaan serta kebahagiaan Aina, ia juga akan merasakan bahagia."Aku senang kamu bahagia, Sayang. Sekarang kita masuk ke dalam, tapi sebelum itu aku buka dulu pintunya," ucap Rafael, setelah mengusak puncak kepala Aina pelan. Kemudian ia mengambil kunci cadangan di saku celananyaCekelek!"Apa kamu lelah, dan ak
Timbul Perasaan Tidak Percaya"Non Aina istirahat dulu, ini sudah sangat larut sekali," ucap Bik Ida untuk kesekian kalinya."Saya masih belum mengatuk, Bi. Saya mau menunggu Rafael dulu," jawab Aina, masih dengan rasa gelisah dalam hatinya."Tapi, ini sudah jam tiga pagi, lho, Non Aina. Apalagi Non 'kan baru saja sembuh, jadi harus banyak istirahat," nasehat Bik Ida lembut, seperti selayaknya ibu bagi Aina.Ya, setelah Rafael meminta izin ke kamarnya di atas untuk mengambilkan baju tidur miliknya. Tapi, sudah hampir 3 jam Rafael belum juga kembali. Aina yang berada di kamar bawah, tepatnya kamar tamu mulai gelisah.'Kemana kamu, Rafael? Masa mengambil baju sampai lama seperti ini, apa kamu ketiduran di kamar kita?' tanya Aina dalam hatinya."Bi ... apa Kak Alya ada di kamarnya sekarang?" tanya Aina, dan memandang Bi Ida dengan sorot rasa ingin tahunya.Bik Ida yang tahu, dengan hubungan terlarang Rafael dan Alya terkejut saat nona ya
Tidak Percaya Lagi'Kenapa Aina tiba-tiba menangis, apa aku mengatakan hal yang salah? Tidak, tadi aku hanya mengatakan ketiduran di kamar atas. Tidak lebih,' batin Rafael binggung.''Sayang, kenapa kamu menangis? Apa ada yang sakit?'' tanya Rafael dengan nada perhatiannya.Aina yang mendengar itu sama sekali tidak berniat menjawab, yang ia lakukan hanya memandang wajah suaminya dengan tatapan terluka."Sayang, sudah dong jangan menangis terus. Maafkan aku jika aku salah, apa karena aku ketiduran di kamar kita kamu jadi sedih seperti ini, hem?'' tanya Rafael, dan berniat menghapus air mata Aina.Namun, dengan gerakan cepat Aina melenggos. Hingga tangan Rafael mengambang di udara. Sesaat Aina menghapus air matanya sendiri dengan kasar, setelah itu ia menjawab pertanyaan suaminya.Tentunya dengan nada berbohong, jika ia mengatakan kalau dirinya baik-baik saja. Nyatanya keadaannya tidak seperti itu, bukan tentang luka atau kondisi t
Terkuaknya Hubungan Rafael dan Alya'Non Aina!' teriak Bik Ida seraya menghampiri, dan melihat kondisi Aina.''Non kenapa, Non. Ayo bangun,' panggil Bik Ida yang terkejut melihat Aina pingsan di lantai.Karena tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Nyonya rumah, Bik Ida langsung menghubungi Rafael lewat sambungan telepon.Drrrttt📱Tuan Rafael"Hallo ...," sapa Rafael begitu ia menerima sambungan telepon, saat ini ia tengah mengemudikan mobil. Karena ia masih dalam perjalanan menuju kantornya, bersama Alya. Dengan posisi Alya di samping kemudi tengah bergelayut manja di lengan kekarnya."Tuan, Nyonya Aina saat ini pingsan," lapor Bik Ida."Apa! Kok bisa, Bik?!" kaget Rafael, hingga ia menyentak Alya menjauh dari lengannya.Chitt!Seketika Rafael mengerem mobilnya, detik berikutnya mobil pun berhenti dan Rafael bisa leluasa berbicara lewat sambungan telepon."Awwwh ...."
Perhatian Dokter JadenSetelah kepergian Bik Ida, Dokter Jaden menghampiri ranjang dan duduk di samping Aina yang masih menutup mata.Sesaat Dokter Jaden memandang pasien spesialnya dengan tatapan sulit diartikan, seraya tangannya terulur dan membelai rambut Aina lembut.'Apakah Rafael yang membuatmu seperti ini, hem?''Jika benar, pasti kamu mulai menyadari akan hubungan terlarang suami dan kakakmu,' gumam Dokter Jaden dengan suara lirihnya.'Bagunlah, lepaskan apa yang ada dalam hatimu padaku. Aku siap menjadi sandaranmu, Aina.''Jangan pernah merasa sendirian, karena masih ada aku yang siap menjadi tempat keluh kesahmu. Aku akan menjadi pria pelindungmu mulai sekarang, sebab aku tidak yakin pada Rafael setia padamu.''Buktinya dia lebih mementingkan pekerjaan, dan juga wanita sialan itu dari pada kamu yang tengah terbaring di sini.''Jangan pernah memendam perasaan sedih dalam hatimu, Aina. Ada aku, percaya padaku. Karena aku
Kejutan Ulang Tahun AinaSudah hampir satu bulan waktu berlalu dengan cepat. Hubungan Dokter Jaden dengan Sania mulai renggang, mengingat Dokter Jaden telah mengetahui semua pengkhianatan dan kebohongan Sania selama menjalin hubungan dengannya.Dokter Jaden hanya perlu waktu sedikit lagi, di mana saat itu ia akan membongkar semua kebohongan dan sifat sok baik Sania di depan Kakek Mark. Mengungat selama ini, sang kakeklah yang telah mengikat hubungan mereka.Tidak jauh berbeda dengan hubungan Aina, Rafael dan Alya juga semakin dingin hubungan mereka. Mengingat tidak ada komunikasi berarti dari mereka, kecuali Alya dan Rafael terlihat semakin dekat, dan itu dirasakan benar oleh Aina. Hatinya lagi-lagi semakin terluka.Namun, Aina berusaha menekan perasaannya sendiri jika ia sesungguhnya sudah mengetahui sedikit hubungan terlarang suami dan kakaknya.Aina hanya ingin memastikan seberapa jauh hubungan Rafael dan Alya, dan ia masih menganggap keduanya k
Undangan Khusus AinaSesuai ucapan Jaden dua hari yang lalu pada Martin, kini acara pesta penyambutan sang pewaris tahta dari Keluarga Tamawijaya akan berlangsung.Semua relasi dan rekan bisnis, telah diundang sesuai permintaan Jaden. Termasuk Rafael, Alya dan tamu istimewa Jaden Aina.Kedatangan Aina dalam pestanya, tentu saja tidak akan diketahui oleh Rafael dan Alya. Sebab ia telah menyiapkan tempat khusus untuk wanita spesialnya itu, dan untuk Sania malam ini Jaden telah memikirkan langkah cepat sebelum wanita rubah itu menjebaknya dalam situasi sulit.Jaden juga telah membawa selingkuhan Sania yang bernama Devan Ramadhan, ke acara pestanya dari Belanda langsung menuju Indonesia kemarin sore.Bukan hal sulit bagi seorang Kieran Jaden Tamawijaya dalam mengumpulkan orang-orang yang harus ia beri pelajaran, tujuan dan niatnya satu selain ingin membongkar perselingkuhan Rafael dan Alya. Ia juga ingin lepas dari ikatan cinta Sania."Apakah Ri
Kembalinya Pewaris TamawijayaRafael dan Alya telah sampai di dalam gedung di mana Jaden akan menunjukkan identitas aslinya.Selain niat Jaden ingin menunjukkan pada Rafael dan Alya telah mengkhianati Aina, ia juga akan kembali menjadi pewaris keluarga Tamawijaya.Jaden tidak tahu, jika Aina sudah mengetahui hubungan terlarang Rafael dan Alya. Memang untuk saat ini Aina hanya diam, dan menyembunyikan luka dalam hatinya pada dasar hatinya.Aina hanya menunggu waktu, di mana hatinya sudah tidak kuat lagi. Maka ia akan memutuskan pergi, dan tidak akan lagi berpikir ulang memikirkan pernikahannya.***Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, Kakek Mark yang sudah tidak sabar menunjukkan dan memperkenalkan Jaden pada semua orang merasa gemas karena tingkah sang cucu."Boy, ayo kita mulai acaranya. Semua tamu juga sudah hadir. Apalagi yang kamu tungg" tanya Kakek Mark, sedikit berbisik."Tunggu sebentar lagi, Kek.