Share

Ajakan menikah

"Bisa kamu jelaskan boy, apa yang kamu lakukan ke Mega. Kamu melecehkan Mega, kamu keterlaluan boy. Apa pernah Papi mengajarkan kamu melecehkan seorang perempuan." Tegas Papi Abass ke Elardo, aslinya mah senang kalau anaknya dan Mega sudah ada kata sentuhan. Sentuhan dalam artian saling menganalisis dan dekat. 

Elardo menatap ke arah Papinya serius, lalu menatap ke arah Mega. "Aku mencintainya pi, aku ingin memilikinya. Dari pada diam saja, aku cium Mega dan menikmati ciuman pertama yang memabukkan." Sahut Elardo, mereka semua menepuk pelipisnya pelan kecuali Mega. Mega membulatkan matanya tidak percaya dengan jawaban Elardo. 

Udah gila kali ya, ya kali ciuman kaya gitu memabukkan. Sudah melecehkan, tidak merasa bersalah lagi. Sinting kali nih orang, awas aja lo! gue akan buat lo menderita dan buat lo sakit hati. 

Enak banget nih orang udah cium bibir seksi gue. Jadinya ibir seksi gue udah gak perawan, siapan banget nih orang. 

"Maafkan Elardo ya nak, saya merasa sangat tidak enak saat Elardo melecehkan kamu. Seharusnya kamu tidak mendapatkan lecehan seperti ini, saya benar-benar minta maaf." Jelas Papi Abass

Bapak sama anak beda banget, Bapaknya ramah dan sopan santun. Lah ini anaknya kurang ajar banget, perbedaan yang sangat jauh bukan. 

"Saya hanya kecewa Pak, saya sengaja datang ke sini karena menghargai Anda. Tapi nyatanya anak Bapak melecehkan saya seperti tadi. Semuanya sudah terjadi, saya hanya bisa diam. Mau protes gimana lagi, udah gak bisa Pak. Saya bukan kalian yang  mempunyai wewenang dimana-mana, saya hanya orang biasa." Sahut Mega dengan wajah sedihnya, mereka terharu mendengar jawab Mega. Mereka semakin merasa bersalah dengan Mega, aksi bejat Elardo membuat Mega sedih seperti ini. 

Kedua mata Mega sudah berkaca-kaca, Mami Melita segera menenangkan Mega. Di peluknya Mega dan langsung mengusap punggung Mega sayang. 

"Kamu jangan sedih lagi ya, tante yang akan kasih hukuman buat Elardo. Biar Elardo merasakan apa yang kamu rasakan." Mega mengangguk saja, hahaha acara sedihnya berhasil membuat mereka iba dengannya. Gak papa lah bohong, yang penting dirinya bahagia. 

Mega tersenyum kecut ke arah Elardo. Elardo menatap tanda tanya dengan Mega, oh kamu berani berbohong hanya demi kepentingan kamu sendiri sayang. Puaskan semuanya dan aku akan buat kamu menjadi milik aku seutuhnya. Aku akan buat kamu patuh sama aku sayang, lihat aja hari itu terjadi. 

Mega Aurum kamu akan menjadi milik Elardo Gabriell. Hidup kamu akan selalu bersama aku, aku akan buat kamu mencintai dan tidak akan pernah meninggalkan aku sayang. 

"Apa yang membuat kamu seperti itu boy?" tanya Mami Melita. 

"Aku mencintai Mega, saat pertama kali aku bertemu dengan Mega. Aku udah jatuh cinta sama Mega, aku ingin menikah dengan  Mega." Senyum smirk dari Elardo terpancar ke arah Mega. 

Anjir banget nih orang, "Kamu tertarik dengan anak tante sayang?" tanya Mami Melita ke Mega. Mega menggeleng lirih, "Mega sudah punya calon suami tante." Jawab Mega 

Elardo tidak percaya dan tidak terima. Mega hanya miliknya, milik Elardo seorang. Tidak akan Elardo biarkan laki-laki lain kecuali dirinya, mendekati Mega Aurum. 

"Mega sudah punya calon suami boy, kamu tetap memperjuangkan atau mundur saja." Elardo menatap Mega tajam, "Aku akan tetap akan menikah sama kamu, apapun yang terjadi. Selagi kamu masih belum menikah dengan calon suami yang kamu sebut. Aku juga ragu kamu punya calon suami. Kamu kan angkuh, emang ada laki-laki yang mencintai kamu kecuali aku." Astaga nih orang kalau ngomong gamblang banget. 

Mereka semua malah menahan agar tidak tertawa. Elardo yang cemburu atau alibinya saja agar mendapatkan cinta Mega. 

"Saya memang angkuh, kenapa? anda merasa terusik dengan keangkuhan saya." Jiwa keangkuhan Mega langsung keluar, Mega menatap angkuh Elardo dan mencibir Elardo kasar. 

"Setelah kamu menjadi istri saya. Saya akan menghilangkan sikap angkuh kamu Mega, saya akan didik kamu menjadi lebih baik." Tegas Elardo tanpa bantahan lagi, Mega sudah mendengus kasar. Lagi-lagi kata menikah keluar dari mulut Elardo. Elardo begitu mencintai dirinya atau hanya ada something tersembunyi. 

"Saya tidak peduli, yang jelas saya tidak mau menikah dengan  laki-laki gila seperti anda. Maaf Pak, saya mengatakan semua itu ke anak Bapak. Apa yang saya ucapkan fakta dan sudah ada buktinya. Kalau begitu saya mau pamit pulang, terima kasih sudah mengundang saya di acara makan malam sederhana ini. Saya pamit," Mega langsung berpamitan dengan ya g lain. Menyalami semua orang, kecuali Elardo. 

Mega keluar dari rumah megah keluarga Gabriell. Elardo berlari mengejar Mega, Mega berlari cepat saat tahu Elardo mengejarnya. 

Mega langsung masuk ke dalam mobilnya dan langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. 

Sialan kamu Mega! umpat kasar Elardo. Dirinya gagal menghentikan Mega yang berlari sangat cepat. 

Aku akan segera mendapatkan kamu Mega. Kamu akan menjadi milik aku sampai mau memisahkan kita berdua. 

... 

Pukul 06.00 pagi, Mega sudah berangkat bekerja bersama Gavin. Di perjalanan menuju rumah sakit, mereka mengobrol bersama. Mereka membahas tentang makan malam yang Mega datangi kemarin malam. 

"Lo terima aja lah ga, lumayan dapat dokter ganteng dan anak pemilik rumah sakit." Gavin menyarankan Mega menerima seorang Elardo yang gila dan gak tahu diri. Ogah dan Mega tidak mau ya, tidak mau hidup dengan laki-laki sok ngatur. 

"Gak! gue gak suka sama dia. Lo mau bantu gue gak," Gavin menoleh sebentar ke arah Mega. Lalu menatap ke arah depan lagi, "Bantu apa ga?" tanya Gavin. 

"Lo mau jadi calon suami pura-pura gue ya. Mohon bantu gue banget, gue bilang sama mereka kalau gue udah punya calon suami. Lo kan sahabat baik gue, lo mau ya bantu gue. Gue mohon vin, mau ya." Pinta Mega pelan dan suaranya lirih. Tapi masih di dengan oleh Gavin... 

Ckit

Suara rem mobil terdengar jelas, Gavin memberhentikan mobilnya tiba-tiba. "Lo gila ga, kenapa harus bohong coba." Jelas Gavin terkejut, Mega meringis menahan sakit di pelipisnya. 

"Ih lo kok ngerem dadakan kaya gini si! nih pelipis gue sakit anjir." Lah Mega malah marah-marah, "Maaf, lanjutkan topik tadi ga. Lo bisa-bisanya bohong kalau lo punya calon suami hah! lo udah gila atau lo ada rencana buat bikin Elardo cemburu." Mega diam saja, tujuan Mega hanya satu. Membuat Elardo tidak lagi meminta Mega menjadi istrinya. 

"Gue gak suka, gue benci banget sama Elardo. Jijik gue kalau dia selalu aja bilang mau nikahin gue atau buat gue jadi miliknnya. Ya udah gue ngaku kalau gue udah punya calon suami. Biar dia menjauhi gue dan gak deketin gue lagi." Sahut Mega

"Oke gue mau bantu lo, lagian gue gak rela sabahat terbaik gue mendapatkan laki-laki yang tidak di cintainya." Senyum Mega langsung mengembang, Gavin memang selalu menjadi yang terbaik untuk Mega. 

"Makasih Gavin ganteng, makasih banget." Gavin mengangguk

Skip

Mereka berdua baru saja sampai di rumah sakit. Mereka berjalan berdampingan sambil berpegangan tangan. Seperti pasangan kekasih, banyak karyawan rumah sakit melihat keromantisan Gavin dan Mega. Padahal mereka sedang berakting saia, sengaja membuat drama agar Elardo menjauhi Mega. 

"Do lihat belakang lo," celetuk Mita rekan kerja Elardo. Elardo langsung membalikkan tubuhnya ke belakang. Betapa kesalnya melihat pujaan hatinya sedang bergandengan dengan  laki-laki di sebelahnya. 

Elardo menghampiri mereka berdua. Elardo menarik tangan Mega kasar, "Lepas! anda kenapa? kenapa menarik saya seperti ini." Marah Mega

"Kamu gak papa sayang, dokter jangan kasar sama calon istri saya." Jelas Gavin dengan jantung berdetak sangat cepat. 

"Oh jadi ini calon suami kamu...masih unggul saya." Kata Elardo tersenyum licik ke arah Gavin dan Mega. 

"Saya tidak peduli!" bentak Mega. 

Tbc

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status