Share

Mega Elardo

Ting

Notifikasi masuk di handphone Mega. Mega segera mengeceknya, siapa tahu penting. 

 * Angry birds 

Jangan lupakan nanti malam Mega. Aku menunggu kamu di cafe bersama yang lain. 

Mega menghembuskan nafasnya berat, Mega melupakan acara kumpul-kumpul santai di cafe bersama sahabatnya dan juga rekan kerjanya. Untung ada Gavin yang langsung memberitahu dirinya lewat W******p. Mega menaruh handphone miliknya di nakas. Mega mengambil handuk dan pakaian ganti. Mega langsung masuk ke dalam kamar mandi, bersih-bersih sebelum pergi ke cafe.

15 menit kemudian, Mega keluar dari kamar mandi dengan wajah dan tubuh yang jauh lebih fresh dari sebelumnya. Mega berjalan ke arah meja rias miliknya. Mengeringkan rambutnya, memoles make-up tipis ke wajah cantiknya. 

Ting Tong

Suara bel apartemen Mega menyala. Baru aja selesai, eh udah ada yang mau bertamu saja. Gue yakin pasti Gavin yang bertamu, awalan banget datangnya. Biasanya aja telat datangnya...gak papa lah dari pada mulut ya kan. 

Mega langsung keluar dari kamarnya sambil menenteng tas selempang dan high heels miliknya. Mega hanya memakai celana jeans dan kaos kebesaran yang sangat cocok di tubuhnya. 

Gavin menatap ke arah Mega takjub. Penampilan Mega selalu saja membuat dirinya terpesona. "Aku kira kamu lagi tidur, ternyata kamu udah rapi banget. Langsung jalan atau nanti aja," ucap Gavin. 

"Gue udah rapi karena kamu mengingatkan mau kumpul-kumpul di cafe. Kita langsung berangkat aja, berangkat awalan lebih baik." Sahut Mega

Gavin terkekeh sambil mrngacak rambut panjang Mega yang sudah rapi. Mega berdecak kesal, kebiasaan Gavin yang membuat Mega berdecak. "Rambut aku udah rapi Gavin, jangan di buat berantakan lagi." Decak Mega

"Iya maaf tuan putri Mega yang sangat cantik. Ayok kita berangkat sekarang," ujarnya. Mega mengangguk...keduanya keluar dari apartemen. Mereka berjalan bersama, seperti pasangan kekasih. Mereka berjalan beriringan menuju lantai dasar. 

Skip

"Besok kamu udah kerja di rumah sakit Papi. Kamu kerja yang benar, jangan modus sama perawat atau dokter di rumah sakit Papi. Jangan malu-maluin," jelas Papi Abbas. 

Elardo laki-laki dewasa, anak tunggal dari seorang direktur rumah sakit dan seorang desainer terkenal di Indonesia. 

"Iya pi, kapan aku malu-maluin coba. Kalakuan Elardo selalu baik, gak kaya Javier." Katanya

Elardo mempunyai dua adik. Adik pertama laki-laki bernama Erik dan adik kedua perempuan bernama Ester. 

"Siapa tahu kamu berubah setelah menjadi dokter di rumah sakit Papi." Timpal Mami yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa kue kering di toples beningnya. 

"Gak lah, jangan sampai Elardo berubah. Karena Elardo tidak akan pernah berubah sama sekali." Jawab Elardo yakin, yakin dirinya tidak akan pernah berubah. 

Papi dan Mami percaya dengan anak pertamanya. Mereka yakin Elardo tidak akan berubah gara-gara hal yang tidak penting. 

"Kamu juga akan bertemu dengan seorang gadis yang terkenal angkuh boy. Gadis dari administrasi rumah sakit. Terkenal sangat angkuh, tapi berhati sangat baik. Jangan naksir gadis itu, kalau naksir langsung nikah gak papa. Papi setuju, tapi kalau main-main mending gak usah boy." Papi memberitahu Elardo tentang gadis angkuh yang bernama Mega Aurum. Namun namanya saja tidak Papi sebutkan, takutnya anaknya malah penasaran. 

Jelas! Elardo sudah penasaran saat Papinya menjelaskan tentang hadis yang angkuh di rumah sakit miliknya. 

"Wajah-wajah penasaran nih kamu boy, makanya besok kamu berangkat kerja lebih awal. Biar kamu bisa melihat gadis yang tadi Papi kasih tahu ke kamu." Ledek Mami Melita

Siapa gadis angkuh yang Papi maksud barusan. Apakah dia sangat cantik atau hanya gadis biasa saja. Pikiran Elardo sudah kemana-mana, memikirkan gadis yang tadi Papinya jelaskan padanya. Siapa gadis itu? masih menjadi tanda tanya bagi Elardo. 

Papi menepuk bahu Elardo pelan, "Besok kamu akan lihat sendiri boy, sekarang kamu istirahat di kamar kamu. Kamu baru saja sampai di rumah, Papi tahu kamu pasti capek." Katanya

Elardo mengangguk paham, dirinya baru saja sampai di rumah beberapa menit yang lalu. Sebelumnya Elardo tinggal di Bali, membeli sebuah Vila di Bali. Menjadi dokter terkenal di salah satu rumah sakit besar di Bali. Pada akhirnya dirinya harus pindah, karena Papi Abass yang meminta anaknya agar pindah bekerja di rumah sakit milik Papi Abass. Sebentar lagi rumah sakit Papi Abass akan di berikan untuk Elardo. Di kelola oleh Elardo sebagai anak pertama, tidak mungkin di kelola oleh Erik dan Ester. Mereka belum cukup umur untuk mengelola sebuah aset berharga Papi Abass. 

Rumah sakit Belarus adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas paling lengkap di Indonesia. Aset berharga untuk Papi Abass, walaupun masih punya beberapa rumah sakit di luar kota. Tetap saja, rumah sakit Belarus yang pamit berharga dari yang lain. Rumah sakit yang di bangun dari nol, sampai pada akhirnya menjadi rumah sakit paling terkenal di Indonesia. 

Kenapa namanya Belarus? kenapa bukan dari nama belakang keluarga? 

KARENA Papi Abass suka dengan negara Belarus, makanya nama rumah sakit miliknya di namai Belarus. Aneh dan konyol bagi author, gak tahu bagi kalian para pembaca. 

. . . 

Mereka berlima sudah berkumpul bersama di cafe langganan mereka. Cafe dekat rumah sakit, tempat mereka bekerja. 

"Gue udah ngomong sama Bird, kalau gue mau putus tunangan sama Bird. Bird marah besar Bird mengamuk dan memarahi gue habis-habisan." Curhat Denada

"Aku rasa Bird tidak mencintai kamu, Bird hanya obsesi sama kamu aja." Celeruk Elsa

"Apa yang Elsa ucapkan ada benarnya. Bisa saja Bird hanya obsesi sama kamu Denada." Timpal Mega membenarkan ucapan Elsa. 

Denada menatap ke arah Gavin dan Roby bergantian. "Menurut kalian berdua bagaimana?" tanya Denada. 

"Gak pasti sih! di antara cinta dan obsesi kadang-kadang itu satu haluan. Mungkin Bird seperti itu Denada. Bird mencintai dan obsesi sama kamu." Jelas Roby

Wtf

Denada harus bagaimana, masalahnya Bird sudah mengeluarkan aura membunuh padanya. Denada takut Bird akan bertindak kasar padanya. 

"Coba lo jelaskan sekali lagi sama Bird, bisa aja Bird malah menganggap biasa saja. Walaupun Bird sudah mengamuk sama lo. Lo harus benar-benar tegas da, orang seperti Bird suka permainan. Permainan kalimat, lo jangan  sampai diam saja. Lo harus lebih tegas lagi da," jelas Gavin. 

Denada mengangguk, "Gue setuju sama lo! gue akan lebih tegas lagi sama Bird. Agar semuanya cepat selesai, gue udah gak tahan berhubungan dengan Bird." Jawab Denada

Mereka berempat mengacungkan jempol kanannya ke Denada. Menyemangati Denada agar bisa menyelesaikan urusannya dengan Bird. 

Sementara di tempat lain, ketiga sahabat yang sedang mengobrol serius di sebuah ruangan lumayan besar. 

"Serius Denada mau putus hubungan sama lo! kok bisa, padahal hubungan kalian adem-adem aja kok. Kalau yang gue lihat, karena lo dan Denada selalu romantis bro." Jelas Javier sahabat baik Bird. 

"Gue serius! apa karena perlakuan gue yang membuat Denada mengakhiri semuanya. Apa mungkin karena itu," gumam Bird lirih. 

"Bisa jadi bro, makanya sama tunangan sendiri jangan terlalu over. Masih jadi tunangan lo aja kaya gini, apa lagi kalau udah jadi istri. Mungkin lo lebih parah lagi bro," timpal Elardo. 

Yaps! mereka bertiga sahabat baik. Sama-sama bekerja sebagai seorang dokter di rumah sakit yang berbeda. Satu kota tapi beda rumah sakit, seperti mereka bertiga ini. 

Tbc

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status