Home / Romansa / Will You Marry Me / Pertemuan pertama

Share

Pertemuan pertama

Author: Anggraeni
last update Last Updated: 2021-05-21 01:39:48

'Ya Tuhan dia tampan sekali. 

'Tubuhnya seperti Idol Korea yang sedang trending topik. 

'Pangeran dari mana dia, tampan sekali. 

'Astaga! aku baru saja bertemu dengan masa depan. Semoga dia menjadi masa depan aku. 

'Pasti dia masih single, aku sangat yakin. 

Semua orang sedang membicarakan laki-laki dewasa yang sangat tampan. Baru saja tiba di rumah sakit Belarus, di sambut baik oleh semua karyawan yang bekerja di rumah sakit Belarus. Laki-laki itu adalah Elardo Gabriell, laki-laki yang baru saja pindah dari Bali. 

Elardo memakai kaos berlengan panjang dan di padukan dengan celana jeans berwarna hitam. Jangan lupakan sepatu hak berwarna hitam. Di lengkapi jas dokternya yang berwarna putih. Aura wajahnya beh jangan katakan apapun lagi kecuali sempurna. Sangat sangat sempurna untuk kaum Hawa seperti mereka. Et...jangan lupakan yang ini, bukan kaum Hawa semuanya yang memuji seorang Elardo. Masih ada karyawan dari administrasi pembayaran. Mereka belum bertemu dan menyambut dokter Elardo. Dokter baru di rumah sakit Belarus. 

Tak Tak Tak

Suara high heels terdengar di telinga mereka semua. Mereka semua sudah menduga siapa yang datang, kecuali Elardo yang masih belum tahu siapa yang datang. 

Seorang perempuan cantik bertubuh langsing, rambut panjangnya menghiasi penampilannya yang memukau. Perempuan itu membuka kacamata hitamnya, kedua matanya menatap sengit ke arah depan. 

Ini rumah sakit bukan pasar, kenapa mereka malah membuat keramaian di sini. Membuang waktu saja! Elardo menatap Mega tanpa berkedip sama sekali. 

Ya perempuan di hadapan Elardo sekarang ini adalah Mega. Mega Aurum, perempuan yang terkenal angkuh dan tidak suka dengan keramaian. 

Menarik. Satu kata yang keluar dari pikiran Elardo saat ini. Menarik di tatap dan menarik untuk di miliki. 

"Kalian sudah tahu ini rumah sakit bukan? kenapa kalian membuat keramaian di rumah sakit. Ini rumah sakit, bukan pasar." Jelas Mega

Setelah mengatakan itu, Mega langsung berjalan angkuh menuju lift. Sebelum Mega masuk ke dalam lift, suara seseorang menghentikan Mega untuk masuk ke dalam lift. Suara dari snag dokter tampan, siapa lagi kalau bukan Elardo Gabriell. 

"Bersikap sopan nona, anda tidak sopan dengan saya dan yang lain. Seenggaknya mengucapkan permisi atau apa. Tidak seperti yang anda lakukan, anda ingin di hargai bukan. Hargai lah kita semua dan orang lain di luar sana." Tegas Elardo tidak menyukai sifat angkuh yang melekat pada diri Mega. 

Mega terkekeh sebentar, membalikkan tubuhnya ke arah belakang. "Saya tidak peduli! mau kalian atau orang lain menghargai saya atau tidak. Saya tidak akan peduli, saya tetap dengan pendirian saya. Angkuh dengan mereka dan orang di luar angkasa sana, seperti mereka yang selalu menghibahkan saya. Saya tidak mempermasalahkan saya sopan atau tidak, itu urusan saya." Sahut Mega lantang dan tegas. 

Elardo mendekati Mega, keduanya saling menatap satu sama lain. "Tidak sopan nona yang cantik, seharusnya anda sudah tahu apa arti dari kesopanan yang jelas." Timpal Elardo

"Membuang waktu saya saja, saya akan bekerja bukan berdebat unfaedah dengan anda dokter junior, alias dokter baru yang masih bau kencur." Ujar Mega tersenyum kecut...tidak ada rasa takut sama sekali mengatakan kalimat menohok ke Elardo. 

"Sangat angkuh sekali anda nona. Suatu saat nanti saya akan merubah diri anda menjadi lebih baik dari ini." Katanya, Mega terkekeh sebentar. 

"Tidak akan terjadi," Mega segera masuk ke dalam lift. Sangat membuang waktunya, hanya karena berdepat dengan laki-laki tidak tahu dori seperti dokter junior itu. 

... 

Lantai 2, Mega sudah sampai di ruang kerjanya. Mega menceritakan semua kejadian yang baru saja di alaminya di lobby rumah sakit. Mereka mendengar cerita Mega dengan baik. Sesekali mereka menyarankan Mega agar tidak terlalu angkuh. Mega tetap lah Mega, Mega tidak akan pernah merubah dirinya yang angkuh. Mega akan tetap menjadi Mega yang angkuh. 

"Lo gak tahu dokter Elardo anaknya Pak Abass. Yang punya rumah sakit Belarus Mega, lo gak tahu atau jangan-jangan baru tahu." Ucap Elsa membuat Mega terkejut, fakta yang baru saja Mega tahu tentang dokter baru itu. 

"Gue gak tahu ya Tuhan, terus gue harus apa kalau ketemu dia lagi." Sahut Mega kalang kabur tidak tahu harus bagaimana. Seharusnya Mega cari tahu dulu, sebelum mengatakan hal menohok dengannya. Bodoh kamu Mega! ya Mega memang sangat bodoh. Tidak bisa mengendalikan kalimat pedasnya yang keluar dari mulut seksinya. 

"Biasa aja ga, lagian dia gak gigit lo kan. Nanti juga reda sendiri, dia gak akan pernah melaporkan lo sama bokapnya." Jelas Gavin membuat Mega agak sedikit lega. Agak bukan keseluruhan Mega lega, Mega hembuskan nafas kamu dan keluarkan perlahan dari mulut. 

"Jika dia melapor sama bokapnya. Fix di banci, tidak bisa menyelesaikan dengan baik. Lagian cuman hal sepele, kenapa harus di besarkan segala." Sahut Roby membenarkan semua hal yang teman-temannya pikirkan. 

"Elardo Gabriell itu kalem guys, gue tahu karena Elardo sahabat baik Bird. Gue cukup mengenal dia dengan baik, tapi jangan meremehkan Elardo. Elardo bisa bertindak, jika ada yang meremehkan dirinya." Timpal Denada membuat mereka tambah pusing, apa lagi Mega. Mega sudah terduduk di lantai sambil memakan sandwich yang Gavin bawa untuknya. 

"Bisa jadi lo malah terikat ga sama Elardo. Bisa jadi loh, lo gak boleh menolak atau mengumpat amit-amit. Lihat saja ke depannya nanti, lo bakal tahu sendiri." Celetuk Elsa

Lah kenapa Elsa mikirnya sampai ke sana, Mega saja tidak sampai berpikir ke sana sana. 

Jadi gimana ini? jangan buat Mega pusing kepayang dan membuat dirinya tidak mood bekerja. 

"Minta maaf aja ga, dari pada lo terbayang bayang rasa bersalah lo sama Elardo." Saran baik dari Roby, Mega menggeleng tidak mau. Gengsi jelas! Mega tidak mau meminta maaf dengan Elardo. Laki-laki yang membuat hari Mega siap kaya gini. 

"Gak penting banget. Ganti topik, jangan bahas ini. Jangan buat gue gak mood, sampai kapan pun gue gak mau minta maaf sama laki-laki sok kalem kaya dokter junior itu." Sarkas Megasudah tidak mau membahas Elardo. 

Akhirnya mereka mengalihkan pembicaraan yang lain. Mereka juga tidak mau membuat Mega jadi pusing. 

Skip

Tring

Istirahat untuk para karyawan administrasi pembayaran. Mereka sudah keluar dari ruangan mereka di lantai 2

Mereka berjalan ke arah lantai dasar, menuju kantin. Perut mereka harus di beri asupan gizi, takutnya malah pada demo karena gak di kasih makan. 

Mereka berlima duduk di salam satu kursi pojok kantin. Tempat biasa mereka duduk jika makan di kantin rumah sakit. 

"Seharusnya kita itu bekerja di Akutan loh, lah kita malah kesasar kerja di rumah sakit. Kalian harus tahu, tetangga gue tahu nya gue kerja di Akutan. Meraka gak tahu aja gue kerja di rumah sakit, bagian administrasi lagi." Curhat Mega nyerocos kaya kereta api gak berhenti berhenti. 

"Gue setuju sama lo ga, kita berlima kaya salah haluan gak sih. Kita itu lulusan akuntasi, kok bisa-bisanya kita nyasar di rumah sakit. Bagian administrasi yang seharusnya di pegang lulusan managemen. Kita berlima fix salah haluan," timpal Denada. 

Mereka mengganguuk paham, membenarkan ucapan Mega dan Denada. 

"Mau bagaimana lagi, mau cari kerja udah males. Udah nyaman di sini, lagian kita berlima udah lumayan lama kerja di rumah sakit bagian administrasi. Gak papa lah, kita semua harus bersyukur." Jelas Elsa sangat benar dan menjawab dengan bagus. 

Mereka semua tertawa membayangkan saat awal mereka bekerja di rumah sakit Belarus. Direktur rumah sakit tahunya mereka akan melamar kerja sebagai dokter atau perawat. Padahal kan tidak, mereka melamar kerja di bagian administrasi rumah sakit. Administrasi mengurusi masalah pembayaran, penempatan pasien di ruang inap dengan administrasi identitas lengkap, dan sebagainya. 

"Kalian udah dengar gosip baru gak guys." Nah biang gosip udah mulai mengeluarkan gosip yang baru di dapat nih. Mereka berempat menggeleng sambil menunggu kelanjutan gosip dari Denada. 

"Besok akan ada pengecekan untuk TNI yang akan bertugas ke perbatasan. Sebelum berangkat bertugas, mereka akan mengecek kesehatan mereka ke rumah sakit ini. Gue jadi penasaran melihat mereka yang wajahnya tampan tampan." Nih cewek satu gak kapok apa gimana! kalau Bird tahu udah ngamuk dia. Walaupun hubungan Denada dan Bird di ambang putus. Tetap saja, mengindari sesuatu yang akan terjadi. 

Tbc

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Will You Marry Me   Kesakitan Selvia

    "Ini yang aku mau dari kamu 'BITCH' berani sekali kamu membuat adik saya terluka. Untung ada kedua sepupu saya datang ke rumah. Jika tidak, entah bagaimana nasib adik saya di tangan kamu." Ucap MaximeTangan kanan Maxime menggaet kepala Selvia lalu menenggelamkan kepala Selvia ke dasaran kolam beberapa kali. Lihat saat ini Selvia terbatuk-batuk bahkan nafasnya mulai tercekat. Maxime tidak kasihan jika Selvia kehilangan nyawa di sini. Sementara Mia hanya menonton sambil bermain handphone. Ini kesenangannya melihat sang musuh tersakiti. Ini masih permulaan, masih ada hari-hari menanti untuk menyiksa Selvia. Kesempatan emas untuk Maxime maupun Mia."Apa perlu saya membuat kamu hamil." Selvia menggelengTubuh Selvia di gendong Maxime. Maxime membawa tubuh Selvia ke rumputan di taman belakang rumah. Begitu mengenaskan tubuhnya yang basah dan wajahnya begitu pucat."Jangan mati duluan sebelum kita puas menyakiti kamu." Ujar Maxime memperingati Selvia. Melihat sekilas Selvia memejamkan matan

  • Will You Marry Me   Pembalasan untuk Selvia

    "Aku pulang duluan kamu baik-baik di sini. Kalau mau ketemu ya kamu kabarin aku. Aku akan mengunjungi kamu bersama mereka." Pamit Mia ke adiknya. Elardo membawa pulang istrinya dari ruang orang tuanya. Dirinya tidak mau kecolongan seperti kemarin lagi. "Kak, simpan laptop aku ya di kamar kamu." Mia mengangguk"Kamu harus fokus kesembuhan kaki kamu. Jangan memikirkan tentang Selvia. Selvia urusan aku sama Maxime. Ingat jika ada yang menyakiti kamu akan aku balas termasuk orang terdekat kamu. Ya udah kamu baik-baik ya." Lalu Mia pamit ke yang lainnya mau pulang duluan. Ada hal yang harus iya selesaikan. Mau memberantas kuman seperti Selvia. Selvia akan iya basmi sekarang juga. Sudah berani menyakiti sang adik yang sakit bahkan tidak merasa bersalah atau sekedar meminta maaf. Tidak punya rasa bersalah! sudah licik tidak mau disalahkan. Nanti kalau Selvia tidak mau mengakui kesalahannya iya akan siksa Selvia seperti biasanya. Kalau perlu siksa fisiknya sampai terluka. Semua orang sudah t

  • Will You Marry Me   Ulah Selvia ke Mega

    BrukMega terjatuh ke lantai karena dorongan dari Selvia. Kurang ajar sekali Selvia berani mendorongnya terjerembab ke lantai seperti ini. Dirumah memang hanya mereka berdua saja. Suaminya berangkat bekerja lalu orang tuanya sedang ada di luar ada sesuatu harus mereka kerjakan. Kedua Kakaknya juga sibuk dengan urusan mereka. Mega meringis ketika kakinya tertimpa alat bantunya. Tadinya iya berusaha latihan berjalan sendirian eh tiba-tiba Selvia datang lalu mendorongnya. Kalau dirinya tidak lumpuh Mega sudah menyerang Selvia."Aduh sakitnya jatuh ya Mega. Lihat keadaan kamu sekarang...jangan nangis ya harus tegar dan ikhlas. Selamanya jadi orang cacat biar aku sakiti kamu terus. Oh iya aku berniat merebut suaminya kamu loh. Mumpung kamu cacat terus gak bisa melayani suami dengan baik ya udah aku inisiatif menjadi orang tiga di hubungan kamu dan suami kamu." Ucap Selvia begitu gamblang."Berani melakukan itu aku akan bunuh kamu. Kamu pikir aku takut sama kamu hah, kamu hanya benalu di ke

  • Will You Marry Me   Harus semangat Mega

    "Hai cantik gimana nih kabarnya.""Ya ampun Mega udah lama ya kita gak ketemu. Hu kangen tahu pengin ketemu kamu tapi aku sibuk eh kita ketemu sekarang." Cerocos Elsa"Kamu itu sibuknya gak ketulungan. Denada sibuk tapi masih bisa menyempatkan ketemu aku. Tapi, makasih ya udah mau ke sini. Elsa lihat aku sekarang...gak bisa jalan sedih banget." Elsa mengelus lemgannya lembut. "Harus semangat buat sembuh cantik. Aku mau kok bantu menyembuhkan kamu, nanti aku ke dukun ya biar bisa menyembuhkan kamu lewat mantra." Ini yang Mega kangenin dari Elsa, membuat lelucon ketika iya sedih. Semua sahabatnya Sadang berkunjung untuk menjenguknya. Mereka membawa beberapa parsel buah, paket jajanan favoritnya juga. Merwka memang sahabat yang mengerti Mega. Walaupun sakit masih membutuhkan asupan jajan hehe."Aku janji deh kamu sembuh aku ajak kemping ke Bromo sama yang lain juga. Kamu bebas mau ajak suami atau gak." Aduh itu plan aku bersama mereka sebulan yang lalu. Plan mau kemping ke Bromo tapi

  • Will You Marry Me   Keikhlasan Mega

    Mega tidak mau melihat ke arah suami atau keluarganya. Iya malu saat ini, keadaannya sedang tidak baik-baik saja. Kakinya lumpuh tidak bisa di gerakkan sama sekali. Mau menangis juga percuma. Mungkin ini karma untuknya. Tuhan maha adil, menyesal atau bagaimana. Ikhlas itu yang harus iya lakukan tapi bukan sekarang. Begitu menyakitkan untuknya tidak bisa berjalan seperti biasanya lagi. "Makan ya kamu belum makan loh dari kemarin." "Untuk apa kamu baik sama aku." Air matanya kembali mengalir. Elardo mengusap air matanya berulang kali sejak tadi. "Kamu bakal sembuh sayang. Kemoterapi rutin akan membantu kesembuhan kamu." Mega tertawa "Percuma kemoterapi rutin tapi ujung-ujungnya tidak bisa jalan. Kenapa Tuhan tidak mengambil nyawa aku saja. Skait rasanya saat aku cacat seperti ini. Makin banyak yang menghujat aku sekarang terutama dia." Matanya mengarah ke Selvia sedari tadi menahan tawanya melihat penderitaan Mega saat ini. "Jangan fitnah kak, aku sama sekali tidak akan menghujat ka

  • Will You Marry Me   Kelumpuhan Mega

    "Kakak lihat jari-jari kak Mega bergerak." Seru Ester ke Kakaknya. Elardo bangkit lalu mengecek kondisi sang istri begitu cepat. Senyum terbit di bibirnya melihat tubuh istrinya sudah mulai stabil lagi bahkan dirinya melihat istrinya mulai membuka matanya di tengah malah seperti ini.Mega membuka kedua matanya perlahan lalu melihat ke sekitar ruangan bercat putih. Mega menoleh ke salah satu dari mereka lalu mencoba mengangkat tangannya. "Jangan ya. Kamu jangan dulu bergerak ya." Mega diam saja lalu matanya mengarah ke suaminya. "Jalan itu...jalan yang merenggut nyawa aku." Ucapnya terbata-bataMega ingat jika dirinya menjadi korban kecelakaan beruntun. Dirinya terlibat dari kecelakaan itu bahkan dirinya menjadi korban utama kecelakaan itu terjadi. Mega merasakan pusing di kepalanya lalu memegang kepalanya. Elardo mengusap kepala yang istri yang diperban."Papah...Mamah... Mega mau ketemu kalian." Denada langsung menghubungi kedua orang tua Mega agar datang ke rumah sakit. Memberi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status