“Karena itu Guild akan selalu menjadi seperti rumah kedua bagi para pemburu monster maupun kelas pendukung.” Dhika membacakan kata-kata terakhir dari hasil karya riset kelompoknya di depan kelas pak Yanto.
“Nah itu dia yang bapak butuhkan, berikan applause untuk kelompok Beruang Imut,” teriak pak Yanto kepada anak-anak yang ada di kelasnya.
< Prok Prok Prok >
Anak-anak di kelas memberikan penghargaan kepada kelompok Beruang Imut yang diketuai oleh Dhika. Beberapa dari mereka bahkan tertawa hanya karena mendengar nama kelompok yang dipakai oleh mereka berlima ini.
“Hahaha bapak tidak habis pikir bagaimana kalian yang imut-imut ini bisa membuat sebuah hasil karya riset yang lengkap dan menarik. Kalau bapak boleh komentari, masih ada beberapa hal lagi yang sebenarnya bisa kalian kembangkan. Kalian bisa juga menambahkan bagaimana sistem pembagian keuntungan dari perburuan monster, dan seluruh material yang didapatkan selama menjelajahi portal dimensi dilakukan. Siapa yang mengatur, dan berapa perbandingan keuntungannya, apakah semua anggota mendapatkan pembagian nilai yang sama atau tidak. Hmm … setelah itu apalagi yah, oh yah walau bpk rasa karya kalian ini sudah cukup bagus, tapi kalian juga bisa perbaiki lagi tata bahasa yang kalian gunakan dalam memaparkan hasil risetnya.”
“Baik pak, terima kasih banyak atas masukannya, dan terima kasih juga untuk teman-teman yang sudah mendengarkan hasil riset dari kelompok kami,” jawab Dhika tampak senang dengan hasil yang telah mereka dapatkan saat ini.
Baru saja mereka berlima hendak kembali ke tempat duduk mereka masing-masing, pak Yanto menahan laju mereka.
“Eittt … hei hei hei mau kemana kalian? Jangan cepat-cepat pergi seperti itu dong, kemana yel-yel kelompok beruang imut kalian, ayo perlihatkan dulu pada bapak sebelum kalian kembali ke tempat duduk,” pinta pak Yanto kepada mereka berlima.
“Hahaha,” tawa Dhika terlihat canggung.
Yura segera menyenggol Reno dengan sikunya.
Kamu sih ada-ada aja kalau bikin nama kelompok, masa pakai nama beruang imut, gak ada gitu nama lebih keren yang bisa kita gunakan.
Yah tidak apa-apa lah Yura, lagipula beruang itu kan binatang besar yang sangat keren, dia besar sama seperti saya hahaha.
Hei sudahlah ayo sekarang kita semua harus tunjukan Yel-Yel kelompok kita nih, bisik Doni mengingatkan.
Tanpa menghiraukan mereka bertiga yang terlihat sedang sibuk sendiri, Wina dengan sigap memimpin para anak cowok yang ada di sebelah kiri dan kanannya untuk segera mengikuti irama dan gerakannya.
< Hei, you know what, we are the Cute Bear, Cute Bear, we strong, we big, we cute, and we … >
Wina menari dengan sangat trendy dan memukau perhatian dari seluruh teman-teman yang ada di kelas saat itu. Wina memang sangat cantik dengan hidungnya yang mancung, bermata bulat imut, dan ketika dia sedang tersenyum dia juga memiliki dua buah lesung pipi yang menawan hati para pria.
Wina merupakan blasteran orang sunda rusia, kulitnya putih mewarisi ibunya yang merupakan orang rusia, sedangkan rambutnya berwarna hitam mewarisi genetik dari ayahnya yang merupakan orang sunda.
Wina tidak seperti anak-anak perempuan pada umumnya, dia sangat tomboy. Di rumahnya hanya ada dia satu-satunya anak perempuan dari 5 saudara laki-lakinya yang lebih tua. Maka dari itu Wina pun tampaknya sangat cocok dan terbiasa bergaul dengan Reno, Yura, Dhika dan Doni sejak masih kecil.
Melihat penampilan Wina yang trendy, Yura tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu untuk bisa menampilkan pesonanya kepada para gadis cantik yang ada di kelas. Dia pun menari dan menunjukan yel-yelnya sesuai dengan gerakan Wina yang ada di depannya.
Dhika tidak mau kalah, dia juga menunjukan kalau dirinya bisa melakukan tarian itu dengan lebih baik. Sedangkan Reno dan Doni, mereka berupaya untuk mengikuti tarian ala kadarnya sesuai dengan kemampuan maksimal yang bisa mereka lakukan saat itu.
Setelah tarian dan yel-yel telah selesai dipertunjukan oleh mereka berlima, terdengar suara tepukan meriah dari teman-teman satu kelasnya.
< Wuuiiiwwwiiitttttt cuitttttttcuitttt >
< Wina is the bestttt. Wow luar biasa Wina, kerennn banget, we love you Wina >
“Hahaha kalian ini memang layak bapak kasih nilai A, baik untuk tugas riset dan juga yel-yel kalian. Baiklah terima kasih, sekarang kalian semua boleh kembali ke tempat duduk. Sekarang setelah kelompok Beruang cimut, siapa lagi yah berikutnya yang belum tampil presentasi di depan kelas?”
“Bukan beruang cimut pa, tapi beruang imut,” sela Reno girang, yang saat ini sudah berada di tempat duduk bersebelahan dengan Dhika.
“Oh iyah, maksudnya beruang imut, maafkan bpk yah Reno.”
“Siapp pa, ga pa pa juga sih, beruang cimut juga bagus kok pak hehehe.”
Dhika dan teman-temannya menggeleng-gelengkan kepala mereka karena pusing melihat tingkah laku temannya yang satu ini.
*******
Hari itu kegiatan belajar mengajar dilakukan seperti biasa. Mereka belajar di ruang kelas sampai pada pukul 1 siang. Setelah itu mereka beristirahat dan makan siang selama 1 jam.
“Hei Dhika, katanya kamu sudah berhasil mengalahkan bos terakhir portal dimensi Akasia level 50?” tanya Reno kepadanya.
“Oh iyah Ren, tadi pagi saya sudah berhasil mengalahkan bos itu,” jawab Dhika senang.
“Wahhhh gila keren banget Dhik. Kok kamu bisa yah kalahkan monster bos sebesar itu sendirian. Reno saja susah banget untuk menghindari serangan listrik yang dikeluarkan oleh bos itu. Hmm … bagaimana kalau siang ini kita coba kalahkan bos itu berdua? Atau bentar, Win kalau kamu gimana? Kamu hari ini mau ikut berlatih bersama kita atau enggak? Kalau mau, kamu bisa jadi warrior seperti biasa, Dhika jadi assasin dan saya jadi Tank, gimana?
“Okay Ren, saya ikut kok. Wina juga penasaran mau lihat bagaimana caranya Dhika bisa mengalahkan monster besar itu.”
“Baiklah kalau begitu sekarang kita bertiga akan ke ruang game virtual reality. Kalau Yura dan Doni siang ini apa saja kegiatan kalian berdua?”
“Saya seperti biasa belajar di ruang pelatihan manajemen guild,” jawab Yura.
“Kalau saya sih belajar di tempat baru, kemarin ada anak yang mengajak saya untuk masuk kelas memasak,” jawab Doni.
“Kelas memasak, wah Reno tertarik tuh, apa kita boleh memakan seluruh menu yang telah kita buat Don?” tanya Reno kepadanya.
“Bisa … apa Reno mau ikut kelas memasak juga?”
“Hmm, sepertinya menarik juga sih, tapi mungkin hari ini Reno akan ikut kelas game virtual reality dulu bersama Dhika dan Wina. Karena akan ada monster ganas yang harus kita kalahkan bertiga hari ini hehehe.”
“Kelas memasak? Wah itu kelas yang bagus juga Doni,” ucap Wina bersemangat. “Karena kita tidak tahu kekuatan genetik seperti apa yang akan kita dapatkan nanti, sebaiknya kita belajar banyak hal yang bisa kita lakukan.”
“Oh iyah, karena Wina bilang seperti itu. Dhika jadi ingat, bukankah akhir minggu ini kita semua akan mendapatkan kekuatan genetik kita?” tanya Dhika kepada mereka semua.
“Hari sabtu Dhik. Kita akan mendapatkan kekuatan genetik pada hari sabtu ini, berarti besok lusa seluruh murid kelas 2 akan menjalani kebangkitan kekuatan genetik di ruang aula utama sekolah,” jawab Yura.
“Dua hari lagi berarti yah, ahhh akhirnya masa-masa yang kita tunggu akan segera datang juga. Baiklah kalau begitu ayo semuanya sekarang kita berangkat dulu. Ren, Win, ayo kita berangkat sekarang.”
“Okay, sampai nanti kawan-kawan, Reno akan pergi berlatih dulu.”
Wina pergi mengikuti Reno dan Dhika.
“Heiii setelah selesai kelas memasak, saya akan tunggu kalian semua di tempat ini yahhh!” teriak Doni.
“Don, saya juga akan pergi ke ruang kelas pelatihan manajemen guild, sampai ketemu lagi nanti sore di tempat ini” kata Yura.
Setelah itu mereka berlima berhamburan pergi ke tempat ekstrakurikuler mereka masing-masing. Yura ke tempat pelatihan manajemen guild, Doni ke tempat pelatihan memasak, sedangkan Dhika, Reno dan Wina pergi ke tempat game virtual untuk berlatih memburu monster.
“Wow gile Dhik, ternyata bisa yah kita melakukan trik-trik seperti itu. Pantas saja kamu bisa kalahkan bos ini seorang diri. Hahaha, tapi Dhika ini memang jago sih, bisa saja kamu menemukan letak kelemahan bos ini, padahal dia punya gerakan random tak beraturan seperti itu.”“Aaaaaaaahh senangnya, akhirnya hari ini Wina j
“Taring serigala sekali lagi telah membuktikan kepada kita semua kalau dia memang layak disebut sebagai pemburu monster terkuat saat ini. Bayangkan hanya dalam waktu satu hari saja dia telah berhasil mengalahkan semua monster yang ada di dalam portal dimensi itu seorang diri,” sahut seorang komentator dari sebuah acara liputan live Moutuber langganan Dhika.
“Bukan, bukan seperti itu maksudnya Reno,” jawab Yura. “Tapi ini yang menjadi alasan kenapa saya tidak pernah mau ikut pelatihan virtual sewaktu kita belum jelas kekuatan genetik seperti apa yang nantinya bisa kita miliki. Bayangkan seandainya Reno yang berlatih menjadi Tank, tapi pada saat hari sabtu nanti kemampuan genetik yang Reno miliki sebenarnya adalah tipe Assasin misalnya, bukankah itu akan menjadi sulit, untuk kita bisa membiasakan diri lagi.”
Pada acara kebangkitan setiap anak yang mendapatkan gilirannya, akan masuk ke sebuah tabung dan mendapatkan radiasi cahaya yang muncul dari sebuah batu kristal berwarna pelangi ketika mereka berada di dalamnya. Cahaya dari batu kristal ini hanya akan bereaksi kepada anak-anak yang belum mendapatkan kekuatan genetik. Sinar yang muncul dari dalam batu ini akan masuk ke dalam tubuh anak tersebut dan membangkitkan seluruh potensi genetik yang selama ini tersembunyi di dalam tubuhnya.
“Saya Thor sang Master Blacksmith tentunya akan memastikan kalian semua bisa menjadi anak-anak yang hebat, tidak akan ada satu kekuatan genetik pun yang tidak bisa kami kembangkan. Kami akan pelajari kekuatan kalian, latih, bimbing, dan tingkatkan, sampai kalian semua bisa menemukan jati diri kalian yang sejati.”“Sekaran
Kelas Ibu Vina adalah yang pertama kali maju untuk masuk ke ruang aula dari pintu utama. Anak-anak sekarang berjalan melewati karpet merah yang sebelumnya memang telah disediakan untuk menyambut para guru. Sekarang di depan podium telah disediakan 3 tabung berukuran besar yang akan digunakan untuk membangkitkan kekuatan terpendam dari set
Orang tua dari anak ketiga yang baru saja keluar dari tabung tengah itu terlihat sangat cemas. Mereka berdiri dari tempat duduknya dan segera berlari ke bawah untuk mendekati anaknya. Salah seorang dari Tim medis yang memiliki kekuatan genetik pemulihan, terlihat sibuk menyelamatkan anak tersebut. Sinar berwarna biru langit menyelimuti tu
Doni, Reno dan Wina secara berurutan masuk ke dalam tabung kebangkitan. Para panitia memberikan beberapa instruksi dan kemudian menutup pintu tabung. Setelah pintu tabung ditutup, panitia menekan sebuah tombol yang mengaktifkan tabung kebangkitan tersebut. Ketika tabung itu diaktifkan sinar yang berasal dari sebuah kristal yang berada di