Share

Bab 25. PANTANG MUNDUR

Nissa berlari mengejar Yudha yang baru beranjak ke pintu. Gadis itu tidak mau jika ditinggal sendirian.

“Aku tidak boleh terus di sini. Ardhia bisa mengadu kepada Papaku. Bisa-bisa semua yang sudah ditandatangani dibatalkan semua.” Yudha berusaha menjelaskan jika dirinya harus pergi kepada Ardhia.

“Jangan pergi! Hiks hiks hiks.” Nissa berjongkok sambil memegang tangan Yudha. Air matanya mengalir deras di pipinya, menyisakan rasa perih karena tadi tersungkur ke pasir.

“Mengertilah, Nissa. Kita tidak boleh bersama-sama terus. Apakah kamu mau menjadi miskin?” tanya Yudha. Perlahan-lahan lelaki itu melepas tangan Nissa yang menggelayutinya.

Nissa tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Percuma dirinya memohon juga, kekasihnya itu tetap akan meninggalkannya.

Nissa hanya bisa nangis terisak-isak. Dia menutup pintu dengan hati hancur. Menyandarkan tubuhnya sambil berfikir, mengapa hidupnya malang nian.

Tentu saja dia tidak merasakan jika hati Ardhia juga sama hancurnya seperti dirinya. Dirinya han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status