Share

87: EMPAT MATA

Dan disinilah mereka bertiga kini. Di tempat dimana tadi Malik menemui Murad dan bicara empat mata. Namun, kini menjadi enam mata karena Isha akhirnya bersedia menemui Murad, lelaki yang dulu dicintainya tetapi sekarang dibencinya setengah mati. Tetapi tak bijak rasanya jika dia membenci tanpa memberi kesempatan pada Murad untuk menceritakan semuanya.

Meskipun mereka sadari bahwa penjelasan apapun yang nanti akan Murad katakan, sama sekali tak berpengaruh pada hubungan mereka yang terlanjur berantakan.

“Silahkan bicara. Perselisihan kalian harus segera diakhiri,” ujar Malik pada Isha dan Murad, kemudian hendak pergi.

Namun, tangan Isha memegang tangan Malik, mencegah suaminya itu menjauh.

“Abang mau kemana?” tanya Isha canggung.

Malik tersenyum, kemudian mengusap kepala Isha dengan senyumnya yang menyejukkan hati.

“Aku harus memberi waktu pada kalian untuk menyelesaikan semuanya,” ujarnya.

“Mengapa Abang nggak di sini saja?” pinta Isha.

Malik tersenyum dan menggeleng.

“Nanti kalian ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status