Share

The Last Tears

Waktu hampir bergeser di angka 12 ketika Sean berlari dengan lutut gemetar di lorong rumah sakit. Keringat dingin yang mengucur deras sebagai pertanda betapa kencang detak jantungnya saat ini. Bulir-bulir air mata menetes kembali mengiringi langkah Sean yang entah kenapa terasa begitu lama. Tidak tahu harus berbuat apa ditengah kebingungan, Sean hanya bisa berlari, berlari secepat mungkin hingga kakinya berhenti di depan ruangan yang sudah dipenuhi lautan manusia.

Sean menelan ludah yang terasa pahit, matanya memandang ke arah Dastan yang terduduk lemah di kursi panjang, lalu berganti kearah kerumunan yang sudah berbisik lirih penuh ironi. Dengan langkah perlahan, Sean mendekati Dastan.

"Apa.... aku melewatkan sesuatu?" Sean bertanya dengan ekspresi penuh kesedihan.

"Sean...? Kenapa kau ada disini?" Dastan malah balik bertanya. Ekspresi wajahnya yang terkejut tak bisa disembunyikan.

"Apa aku melewatkan sesuatu... Dastan?" Sean mengulang ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status