Share

Apakah itu memang Dia?

Penulis: Rizkymutha14
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 16:08:05

Yuan Ling yang sudah terbangun lebih dulu, melihat pangeran Qing Fei masih terlelap di atas ranjangnya yang megah. Cahaya matahari pagi yang lembut menyelinap melalui celah-celah tirai, menciptakan bayangan halus di wajah sang pangeran. Setelah menyelesaikan semua persiapannya, Yuan Ling pun pergi meninggalkan kediaman pangeran Qing Fei dengan langkah hati-hati agar tidak membangunkannya. Semalam, ia sudah merencanakan sesuatu yang penting, yaitu menyelidiki kasus penyerangan di aula utama kekaisaran.

Yuan Ling tiba di sebuah hutan tandus yang sunyi, hanya terdengar suara angin yang berdesir pelan di antara pepohonan kering. Ia memperhatikan suriken, senjata yang melukai pangeran Qing Fei waktu itu, dengan seksama. Bentuknya yang tajam dan berkilau di bawah sinar matahari membuatnya tampak mematikan.

"Siapa yang ingin membunuh Kaisar? Aku harus mencari tahu dari mana senjata ini berasal," gumam Yuan Ling pelan, suaranya hampir tenggelam oleh desiran angin. Ia menggenggam suriken itu e
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 26

    Sinar keemasan fajar merayap di antara puncak-puncak pegunungan, membelai dedaunan yang masih berhiaskan embun pagi. Butiran-butiran air itu laksana permata yang memantulkan cahaya, menciptakan kilauan lembut di tengah udara yang dingin menusuk.Diiringi simfoni alam, burung-burung berkicau riang, melantunkan melodi yang saling bersahutan di antara pepohonan yang bergoyang perlahan oleh hembusan angin. Namun, di balik tabir suara alam itu, kedamaian sejati bersemayam dalam kehangatan ranjang.Yuan Ling menggeliat perlahan, merasakan sisa-sisa kelelahan dan sedikit nyeri di tubuhnya. Di sampingnya, Pangeran Qing Fei masih terlelap, lengannya melingkari pinggang Yuan Ling dengan posesif, seolah tak ingin melepaskan istrinya barang sedetik pun.Sebuah ringisan tertahan lolos dari bibir Yuan Ling saat ia mencoba bangkit, pergerakannya terasa memberat di bagian pinggul.Mendengar desisan lirih Yuan Ling, mata Pangeran Qing Fei terbuka. Wajahnya yang polos dan tanpa dosa menyambut pagi. Ia

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 25. warning 21++

    Namun, tepat ketika hidung mereka hampir bersentuhan, ketika Yuan Ling sudah bisa merasakan hembusan napas Pangeran Qing Fei yang hangat menerpa wajahnya, sang pangeran tiba-tiba menarik diri. Gerakannya tiba-tiba dan tak terduga, menciptakan ruang hampa di antara mereka yang tadinya terasa begitu intim."Pergilah!" titahnya lirih, suaranya nyaris tak terdengar, namun sarat akan kepedihan dan pergolakan batin.Yuan Ling merasakan amarah yang membakar tiba-tiba menyentak dirinya. Ia telah bersabar, berusaha memahami, dan memberikan dukungan. Namun, penolakan yang ambigu ini terasa seperti penghinaan, sebuah keraguan yang menyakitkan terhadap dirinya dan ikatan mereka."Bisakah kau menjadi pria sejati?" desis Yuan Ling tajam, matanya menyala menantang. Tanpa menunggu jawaban, ia bergerak cepat. Tangannya terulur, menarik tengkuk leher Pangeran Qing Fei dengan gerakan yang tegas dan penuh keberanian. Dalam sekejap, ia menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman yang penuh gairah dan tunt

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 24 . warning 21++

    Debu jalanan yang kelabu seolah enggan beranjak dari sepatu kulit Yuan Ling saat ia tiba di kediaman megah itu, kontras mencolok dengan gemerlap samar yang terpancar dari balik jendela-jendela bertirai sutra. Langkahnya tergesa, membawa Pangeran Qing Fei yang limbung di sisinya. Aroma dupa mahal bercampur peluh dingin sang pangeran menusuk indra penciuman Yuan Ling saat mereka memasuki kamar tidur yang luas dan dingin. Dengan gerakan cekatan namun penuh kehati-hatian, Yuan Ling membaringkan tubuh Pangeran Qing Fei di atas ranjang berukir rumit dengan seprai selembut awan. Namun, ketenangan yang diharapkan tak kunjung datang. Pangeran Qing Fei menggeliat resah, napasnya tersengal-sengal, jari-jarinya mencengkeram seprai, meraba-raba tubuhnya sendiri seolah mencari sesuatu yang hilang. "Pa...nas sekali," bisiknya lirih, suaranya tercekat dan bergetar seperti dawai kecapi yang hampir putus. Butiran keringat dingin membasahi pelipisnya. Mata Yuan Ling yang tajam menangkap keanehan yan

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 23

    Pangeran Qing Chuan meringis kesakitan, napasnya tersengal-sengal. Ia memegangi punggungnya yang terasa nyeri. Yuan Ling berdiri di hadapannya, tubuhnya bergetar karena amarah yang masih membara."Ini pelajaran untukmu, Qing Chuan," ucap Yuan Ling dengan suara dingin dan tegas. "Jangan pernah mencoba memainkan permainan kotor di belakang suamiku. Aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya."Ia menunjuk wajah Pangeran Qing Chuan dengan jari telunjuknya, matanya penuh peringatan. "Ingat ini baik-baik. Jika kau berani menyentuh sehelai rambut pun di kepala Qing Fei, kau akan berhadapan denganku."Suara bisik-bisik di antara para penonton semakin intens. Mereka menyaksikan adegan yang tak terduga ini dengan campuran rasa takut, kagum, dan penasaran."Dia benar-benar membela Pangeran Qing Fei," gumam seorang wanita tua dengan kerutan di wajahnya."Pangeran Qing Chuan pasti tidak menyangka akan mendapat perlawanan seperti ini," timpal seorang pemuda dengan nada kagum.Pangeran Qing Chuan mena

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 22

    "PERGI !" pekik Yuan Ling dengan tatapan nyalang. Tanpa mengatakan apapun, wanita penghibur itu pergi dengan wajah marah. Namun, bukan hanya pemandangan itu yang membuat darah Yuan Ling mendidih. Di sudut ruangan, bersandar pada pilar kayu berukir naga, berdiri Pangeran Qing Chuan. Ekspresi wajahnya datar dan dingin, namun seulas senyum tipis tersungging di bibirnya saat melihat kedatangan Yuan Ling yang penuh amarah. Di tangannya, ia menggenggam sebuah cawan keramik halus yang tampak kosong, namun Yuan Ling mencium samar aroma samar opium yang tertinggal.Dari balik kerumunan di ambang pintu, terdengar bisikan-bisikan para penonton yang penasaran."Lihat! Itu Nyonya Yuan!" seru seorang pria berjubah cokelat kusam."Apa yang terjadi? Mengapa dia terlihat begitu marah?" timpal seorang wanita dengan sanggul tinggi yang dihiasi jepit rambut perak."Kudengar Pangeran Qing Fei dibawa ke sini secara paksa," bisik seorang pria bertubuh kurus dengan nada khawatir."Pangeran Qing Chuan juga a

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 21

    Setelah menerima titah dingin dari Pangeran Qing Chuan, seulas senyum licik mengembang di bibir ranum wanita penghibur itu. Cahaya remang-remang lentera minyak di sudut ruangan menari-nari di wajahnya, menonjolkan guratan kemenangan yang tersembunyi. Dengan langkah anggun namun penuh maksud tersembunyi, ia mendekat ke arah Pangeran Qing Fei yang terbaring lemah di atas dipan, kesadarannya masih berjuang untuk kembali sepenuhnya. Aroma candu yang samar bercampur dengan bau keringat dingin dari tubuh sang pangeran menciptakan atmosfer yang menyesakkan.Sementara itu, bagai disengat ribuan lebah, Yuan Ling menerima kabar dari seorang pelayan istana mengenai keberadaan suaminya. Jantungnya berdegup kencang, bagai genderang perang yang ditabuh bertalu-talu. Tanpa membuang sedetik pun waktu, ia segera melompat ke atas punggung kuda kesayangannya. Derap kaki kuda memecah keramaian jalanan yang berliku. Cambuk ia layangkan tanpa ampun, memacu hewan itu dalam kecepatan yang membahayakan. Angin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status