Share

Bab 9

Author: Bima
“Ah!”

Karina tiba-tiba terjatuh, tak sempat bereaksi.

Di detik-detik saat akan jatuh, satu-satunya pikirannya bukan menyelamatkan diri, melainkan untuk menyelamatkan lukisannya!

Dia menggulingkan tubuh ke arah sebaliknya, menabrakkan badannya pada rangka perbaikan agar tidak mengenai lukisan.

“Brak!”

Rangka itu bergoyang hebat, lalu bersama tubuh Karina, terhempas keras dari ketinggian beberapa meter.

Rangka perbaikan itu menghantam dadanya dengan keras, mengenai bahu dan tulangnya. Suara tulang retak terdengar mengerikan.

Sakitnya seperti badai menyapu seluruh tubuh. Darah menyembur dari mulutnya.

Suara keras yang luar biasa menarik perhatian orang berdatangan dan Karina akhirnya tenggelam dalam gelap.

Di rumah sakit. Lagi-lagi melihat cahaya putih yang menyilaukan dan bau disinfektan menguar tajam.

Karina perlahan membuka matanya, seolah terangkat dari dasar laut beku.

Setiap sudut tubuhnya sakit dan setiap bernapas terasa seperti disayat.

Dia memutar matanya. Melihat Jerry yang duduk di samping ranjang, wajahnya panik dan lelah.

Di sebelahnya, Yuna sedang menangis tersedu.

“Karina, kamu sudah sadar? Kamu ... bagaimana keadaanmu?” tanya Jerry dengan suara bergetar, yang sulit dia kenali.

Namun Karina menatap lurus ke arah Yuna, yang wajahnya basah penuh air mata.

“Kamu, yang mengutak-atiknya, ya?” Setiap kata yang keluar dari mulut Karina bercampur rasa asin darah.

“Kakak! Kok bisa ngomong seperti itu?” Yuna menangis semakin keras, penuh kepura-puraan.

“Aku tahu kakak membenciku, tapi … aku datang hanya mau minta maaf karena soal kapal itu. Kak Jerry, percayalah padaku!”

Air mata mengalir dari wajah Yuna yang sempurna dirias, menambah aura lemah dan menyedihkan.

Jerry menatap Karina yang sekarat di ranjang, lalu memandangi Yuna yang menangis memelas dan mata penuh kepolosan.

Tatapannya ragu. Ada rasa bersalah, tapi hanya sebentar.

Akhirnya, dia memeluk Yuna erat-erat, lalu berkata pada Karina dengan suara berat, “Karina, aku tahu kamu marah, tapi kamu nggak bisa asal menuduh Yuna hanya karena kamu membencinya.”

“Dia bilang dia hanya mau minta maaf. Ini cuma kecelakaan. Mungkin karena rangka perbaikannya memang nggak kokoh.”

Dia terdiam sejenak, menatap wajah pucat Karina dan bahunya yang sudah diperban.

Nada suaranya melunak. Dia berkata, “Kamu jangan stres dulu. Fokus pada kesembuhanmu. Soal lukisan yang rusak, biar aku ganti rugi, tiga kali lipat.”

Kata-kata itu, seperti belati beku yang menusuk jantung Karina.

Setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana tubuhnya berdarah dan hampir mati dan setelah Jerry lagi-lagi memilih tanpa ragu untuk melindungi pelaku pembunuhan, yang Jerry berikan pada Karina hanyalah kalimat datar, “Aku akan ganti rugi saja.”

Dalam nilai dan pandangan Jerry, keyakinan yang selama ini dipertahankan Karina, bahkan dirinya sendiri, hanyalah sesuatu yang bisa ditukar dengan uang.

Dan air mata Yuna, adalah satu-satunya “kebenaran” yang layak dipercaya dan dilindunginya.

Karina perlahan menutup mata, tak lagi menatap dua sosok yang sedang berpelukan itu.

Diam menyelimuti seluruh kata-kata yang tak terucap, memisahkan dirinya dari dunia yang sesak itu.

Sudah cukup. Akhirnya ... benar-benar bisa mengakhiri semuanya.

Keesokan paginya.

Sinar matahari menembus tirai jendela. Jerry membawa sebuah kotak makan tertutup yang cantik dan perlahan mendorong pintu kamar perawatan.

Dia sengaja bangun sangat pagi, memasak bubur biji-bijian yang paling disukai Karina sendiri dan menyiapkan beberapa lauk yang ringan.

“Karina?” Dia melangkah pelan ke samping tempat tidur, suaranya sengaja dibuat terdengar lembut, “Aku membawakanmu sarapan, ini ....”

Saat dia membuka tirai pembatas, kata-katanya tiba-tiba terhenti. Di tempat tidur itu, Seprai terasa dingin, kosong, tak ada seorang pun.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Yang Tersisa Setelah Segalanya Usai   Bab 25

    Angin pulau selalu membawa aroma kebebasan yang asin dan, menyapu pohon-pohon palem yang bergoyang di luar jendela studio. Sinar matahari menembus jendela besar, menerangi meja kerja yang terisi berbagai macam alat yang tersusun rapi. Alat-alat yang dulu terpendam di sudut vila, kini kembali hidup di ujung jari Karina yang cekatan. Di dinding studio, tergantung banyak sertifikat penghargaan guru dan timnya.Tempat ini bukan lagi tempat perlindungan, melainkan jangkar bagi kapal kariernya dan pelabuhan bagi impiannya yang akan berlayar kembali. Saat beristirahat sejenak, pandangan Karina jatuh pada sebuah bingkai foto di meja.Di dalamnya adalah foto dirinya bersama Zain di bawah matahari terbenam di tepi laut. Berdiri berdampingan, senyum mereka hangat dan nyata. Dia mengambil ponsel, jarinya mengetuk dengan lembut dan mengirimkan pesan singkat, [Sampai jumpa nanti malam.]Ketika senja mulai menyelimuti, mobil Zain berhenti di luar studio."Mau pergi ke suatu tempat dulu?" Zain me

  • Yang Tersisa Setelah Segalanya Usai   Bab 24

    Penyelidikan dan pengadilan akhirnya selesai. Rantai bukti yang diajukan oleh Karina, bagai pisau pemotong yang paling tajam yang memutuskan segala harapan Jerry dan Yuna untuk lolos dari tanggung jawab mereka. "Terdakwa Jerry, dihukum karena kejahatan melindungi, menghalangi kesaksian, penyalahgunaan kekuasaan, dan yang lainnya. Mendapatkan hukuman penjara selama lima belas tahun!" "Terdakwa Yuna, dihukum karena kejahatan kecelakaan lalu lintas, membahayakan keselamatan publik, penganiayaan yang disengaja, dan yang lainnya. Mendapatkan hukuman penjara seumur hidup!" Setiap kata dalam putusan itu terdengar sangat menekan. Seperti palu yang dijatuhkan, memekakkan telinga dan menimbulkan gema yang dalam. Karina juga berhasil mengajukan gugatan cerai. Meski mendapatkan hasil yang dia inginkan, Karina tidak merasa lega seperti yang dibayangkan. Yang ada hanyalah rasa lelah yang menumpuk dan hampir mati rasa, seakan dia telah melintasi gurun panjang dan akhirnya sampai di tujuan. Je

  • Yang Tersisa Setelah Segalanya Usai   Bab 23

    Kesunyian Karina membuat Jerry mengira bahwa hukuman untuk Yuna masih belum cukup membuatnya puas. Saat pria itu hendak melangkah maju dan menendang beberapa kali lagi. "Cukup." Suara Karina tidak keras. Jerry mendongak mendengar suara itu, matanya yang kosong tiba-tiba dipenuhi dengan kegembiraan yang tak terhingga, seolah bisa membakar seluruh dirinya. Karina berbicara! Wanita itu menghentikannya! Apakah ini berarti, Karina akhirnya ... akhirnya bersedia memaafkannya? "Karina!" Suaranya serak, tangannya gemetar saat mencoba meraih tangan Karina. Namun, saat Jerry hampir menyentuhnya, Karina menarik tangannya kembali, seolah takut terbakar. Tangan Jerry hanya menggantungkan di udara. "Apa kamu sudah memaafkanku, ‘kan? Aku tahu! Aku tahu kalau aku masih ada di hatimu!""Aku salah, aku benar-benar salah! Dulu aku memang brengsek. Aku sudah dibutakan dan menyakitimu! Maafkan aku! Maafkan aku, Ayah Mertua! Aku pantas mati, aku pantas disiksa sampai mati! Asalkan kamu mau memaafkanku

  • Yang Tersisa Setelah Segalanya Usai   Bab 22

    "Aku bisa melakukannya!" Melihat Karina mulai melunak, Jerry merasa seolah-olah telah menemukan seutas tali penyelamat. Dia melanjutkan, "Aku akan membuat pembunuh itu menebus dosanya!" Akhirnya, mobil berhenti di depan vila tempat mereka tinggal setelah menikah. Malam semakin gelap, vila itu terang benderang, cahaya lampunya menyilaukan mata Karina. "Karina," suara Jerry penuh harapan besar. Dia turun dari mobil lebih dulu, lalu membuka pintu untuk Karina. "Sudah sampai rumah." Pria itu sengaja menekankan kata "rumah". Seolah-olah begitu mereka masuk ke tempat itu, masa lalu bisa dihapuskan begitu saja. Karina tidak bergerak. Dia menatap vila yang pernah menjadi tempat kebahagiaan singkat dalam pernikahannya. Namun, juga menjadi saksi dari semua keputusasaannya. "Masuk dan lihatlah, ya?" Suaranya terdengar seperti permohonan. Karina akhirnya bergerak. Ada bedna penting yang dia tinggalkan di dalam vila ini. Suara sepatu hak tingginya menghentak lantai marmer yang dingin, meng

  • Yang Tersisa Setelah Segalanya Usai   Bab 21

    Jerry merasakan detakan jantung yang kencang, matanya merah merona.Dia mengambil pena, ujung penanya menggores di atas "Surat Perjanjian Pembagian Harta", meninggalkan jejak tinta terakhir. Dia hampir tak kuasa untuk menggerakkan penanya. Karina menundukkan kepala, matanya menyapu klausul yang menyakitkan di dalam dokumen itu. Semua harta bergerak, properti, saham dan investasi, semua itu akan menjadi miliknya. Dia tidak ragu sedikit pun dan langsung menandatangani namanya. Gerakannya cepat dan tegas, bahkan tidak melirik Jerry sama sekali. "Masih ada Surat Perjanjian Perceraian." Suaranya tenang, tanpa ekspresi, seperti menyampaikan urusan yang tidak ada kaitannya dengan dirinya. Ketenangan itu membuat hati Jerry yang sudah mati rasa tiba-tiba berdebar. Sebuah kegembiraan liar yang disertai rasa sakit langsung menjalar ke kepalanya. Dia menerimanya! Dia menerima segalanya darinya! Proses perpindahan harta yang besar itu, dalam pandangannya yang penuh keputusasaan, malah menja

  • Yang Tersisa Setelah Segalanya Usai   Bab 20

    Setelah kembali dari pulau yang disinari sinar matahari yang menyilaukan, Jerry merasa seperti tulang punggungnya telah dicabut. Setiap senyuman Karina terasa seperti besi panas yang membakar hatinya yang sudah hancur. Tidak, dia tidak bisa membiarkan semuanya berakhir begitu saja! Jerry berutang permintaan maaf dan penjelasan pada Karina. Bahkan jika itu hanya harapan yang sangat tipis, dia harus melakukannya. Dengan tangan gemetar, dia mengirimkan sebuah pesan. Dia mengatur pertemuan dengan Karina dengan alasan bahwa dia setuju untuk bercerai dan meminta pengacara untuk membagi harta. Alasan yang buruk dan egois, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Begitu tombol kirim ditekan, perasaan kosong yang luar biasa langsung melanda hatinya. Keesokan harinya, Jerry tiba dua jam lebih awal. Dia duduk di tempat yang dulu dia pilih saat mengungkapkan perasaannya pada Karina. Di sebelah jendela, pemandangan kota yang familiar masih tetap ada, tetapi perasaannya kini hancur. Dia mengen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status