Share

Yang Tidak Pernah Sampai
Yang Tidak Pernah Sampai
Penulis: Alle

Prolog

“Sebagian tamu penting telah melakukan registrasi di depan. Apakah acara resepsi ini dapat kita mulai, Pak?”

Mendengar laporan itu, seorang pria yang sedari tadi duduk di sofa mulai berdiri. Ia berbalik, memandang asistennya yang berdiri di dekat pintu ruangan. 

“Bagaimana dengan mempelai wanita?” tanyanya ringkas, sembari merapikan setelan yang ia kenakan. 

“Mempelai wanita telah bersiap, Pak.”

Sang Pria menarik napas dalam, kemudian menghembuskannya dengan cepat. Kedua rahangnya terkatup, seolah-olah tengah menahan emosi yang seharusnya tidak meluap di saat-saat seperti ini.

“Tapi sebelum itu,” Dahi pemuda itu berkerut, mendengar asistennya kembali menyela. “Ada seorang tamu yang jauh-jauh datang dari Paris. Mungkin, anda ingin menemuinya terlebih dah—“

Belum genap ucapan itu, Sang Pria justru langsung berjalan ke luar. Ia tahu betul siapa yang dimaksud asistennya. Padahal, dia sempat berpikir jika gadis ini tidak akan datang ke acara pernikahannya. 

“K—Kak...”

“Oh, Halo....”

Pertemuan pertama setelah tujuh tahun tidak saling memberi kabar. Pertemuan pertama setelah tujuh tahun membereskan luka masing-masing. Pertemuan pertama, tepat ketika salah satu di antara mereka telah berada selangkah lebih maju.

“S-selamat atas pernikahanmu. A... aku ke sini karena kebetulan—“

Pria itu langsung memangkas jarak di antara mereka, merengkuh Sang gadis ke dalam pelukan. “Jangan bohong. Saya tahu, berat bagi kamu untuk datang ke sini setelah peristiwa itu,”

“Setidaknya, aku bersyukur melihat kamu baik-baik saja, sekarang.”

Rasa haru luruh begitu saja, tak dapat tertahankan bagi mereka berdua. Setelah tujuh tahun berselang, mereka telah susah payah untuk bangkit dari rasa sakit yang sama. 

Rasa sakit yang terpupuk karena perjalanan panjang, akan segera diketahui melalui rangkaian kata yang tidak pernah sampai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status