Share

Kecelakaan

Hari ini Ling Yue dan Chen Li sekretarisnya akan pergi mengunjungi ahli Botani tua itu. Dari informasi yang didapatkan, ahli Botani tua itu ternyata bernama Sheng Li. Dia sudah berusia sekitar 65 tahun. Benar-benar sudah tua.

"Chen Li, apa makanan dan hadiahnya sudah kau siapkan?" tanya Ling Yue memastikan. Dia tidak ingin ada yang terlewatkan dalam misinya kali ini. Semuanya harus berjalan sesuai dengan apa yang dia rencanakan sebelumnya. Ling Yue benar-benar selalu totalitas dalam bekerja.

"Sudah Presdir. Semuanya sudah saya siapkan." Chen Li menunjukkan semua barang bawaannya itu kepada Ling Yue.

"Bagus, kita berangkat sekarang!" perintah Ling Yue kemudian.

"Baik Presdir!" Chen Li mengangguk patuh, lalu kemudian segera mengikuti Ling Yue dari belakang. Sesampainya di mobil, Chen Li langsung menaruh barang-barang itu di bagasi mobil dan secepat kemudian dia bergegas membukakan pintu belakang mobil untuk Ling Yue.

Setelah semuanya beres, Chen Li mulai melajukan mobil itu menuju kediaman Sheng Li. Mumpung hari ini akhir pekan, jadi dia dan Ling Yue bisa melakukan kunjungan ke sana. Ini semua adalah idenya Ling Yue. Dia ingin berbicara secara pribadi dengan tuan Sheng Li, mengenai masalah yang sedang di hadapi oleh perusahaan keluarga Ling saat ini.

3 jam kemudian.

Setelah perjalanan yang cukup panjang, kini sampailah mereka di depan sebuah rumah yang begitu luas dan sederhana. Rumah seperti itu tampak nyaman sekali untuk ditinggali oleh orang-orang tua seperti Sheng Li.

"Kau yakin ini rumahnya?" tanya Ling Yue sedikit ragu.

"Menurut informasi yang saya dapatkan, benar Tuan Ling. Beliau menetap di sini setelah pensiun beberapa waktu yang lalu." Chen Li sangat yakin dengan informasi yang dia dapatkan. Selama ini dia memang tidak pernah salah dalam melakukan tugasnya.

"Baiklah, ayo kita turun!" Chen Li bergegas membukakan pintu belakang untuk Presdirnya itu.

Ling Yue segera turun dan berjalan bersama Chen Li yang berada 1 langkah dibelakangnya. Sesampainya di depan gerbang rumah itu, Chen Li langsung memencet bell rumah yang ada di sana. Cukup lama mereka menunggu, hingga akhirnya keluarlah seorang pelayan wanita untuk membukakan pintu gerbang rumah tersebut.

"Selamat datang Tuan. Maaf sebelumnya, ada perlu apa anda datang kemari?" tanya pelayan itu dengan sopan.

"Kami datang untuk bertemu dengan tuan Sheng Li. Apakah benar ini rumahnya tuan Sheng Li?" Ling Yue ingin memastikan, apakah benar rumah itu milik si ahli Botani tua.

"Benar Tuan! Tapi tuan Sheng Li sedang tidak ada di rumah saat ini."

"Dia pergi kemana memangnya?" tanya Ling Yue sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Tuan Sheng Li sedang berada di sebuah desa pegunungan. Dia biasanya akan menetap di sana selama kurang lebih 4 hari dalam sepekan," jelasnya kemudian.

"4 hari? Lalu kapan ia akan pulang?" Ling Yue mulai gusar. Itu artinya, kedatangan dia hari ini sudah dipastikan akan sia-sia. Padahal Ling Yue telah menghabiskan banyak waktu untuk bertemu dengan Sheng Li.

"Saya tidak bisa memastikannya Tuan. Terkadang beliau bisa pulang lebih cepat atau bahkan lebih lambat dari yang biasanya. Semuanya tergantung dengan tuan Sheng Li sendiri."

Ling Yue menghela nafas panjang setelah mendengar jawaban dari pelayan itu. Tampaknya akan sulit untuk bertemu dengan Sheng Li.

"Baiklah, kalau begitu saya titipkan kartu nama ini untuk tuan Sheng Li. Tolong berikan kartu nama ini padanya ketika dia pulang nanti!" Ling Yue memberikan sebuah kartu nama pada pelayan tersebut.

"Baik Tuan, akan saya sampaikan nanti." pelayan itu menerima kartu nama yang diberikan Ling Yue.

"Bilang padanya untuk segera menghubungi ku ketika menerima kartu nama ini." bagaimana pun caranya, dia harus segera menemui Sheng Li.

"Baik Tuan."

"Kalau begitu, kami akan pergi sekarang," pamitnya, kemudian Ling Yue dan Chen Li berjalan kembali ke mobil mereka.

Mereka memutuskan untuk kembali ke Shanghai.

Sementara itu, Cia Li hari ini disuruh oleh gurunya untuk pergi ke rumahnya yang berada di kota. Dia ditugaskan untuk mengambil beberapa alat dan sampel tanaman yang akan mereka butuhkan nanti. Cia Li dengan senang hati pergi seorang diri untuk melakukan tugas yang diberikan oleh gurunya tersebut.

"Mama, Cia Li berangkat dulu yah. Sepertinya Cia Li akan pulang besok pagi saja. Cia Li akan menginap dulu malam ini di Apartement Jiao Ling." pamitnya pada mama Li.

"Hmm, jaga dirimu baik-baik." mama Li tersenyum hangat melihat semangat anaknya yang begitu besar untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang ahli Botani yang hebat.

"Tentu saja, aku akan menjaga diriku dengan baik." Dia kemudian beralih meraih sebuah koper yang akan dia bawa.

Ketika Cia Li hendak melangkah pergi, langkah kakinya dicegat oleh adik laki-lakinya yang bernama Fang Li, "Kakak jangan lupakan roti kukusnya! Mama sudah bersusah payah membuatkan ini semalaman." Fang Li menyodorkan bungkusan makanan itu pada sang kakak.

"Astaga! Aku hampir saja lupa!" pekik Cia Li kemudian mengambil bungkusan makanan tersebut. Untung saja Fang Li mengingatkannya tepat waktu. Jiao Ling pasti akan marah jika ia lupa membawakan pesanan makanan kesukaannya itu.

Cia Li berangkat seorang diri dengan mengendarai mobil pribadinya. Dia memang terbilang cukup berani sebagai seorang wanita. Jarak tempuh dari desanya ke kota itu bisa memakan waktu sekitar beberapa jam.

Sesampainya di kota, dia langsung pergi menuju rumah gurunya untuk mengambil beberapa alat dan sampel tanaman sesuai perintah sang guru. Setelah tugasnya selesai, barulah dia melanjutkan perjalanan menuju kediaman Jiao Ling, sahabatnya. Namun, sebelumnya Cia Li sempat mampir sebentar untuk membeli beberapa makanan kesukaan dia dan Jiao Ling di sebuah restaurant yang berada tak jauh dari rumah gurunya.

Dalam perjalanan, tiba-tiba saja mobil Cia Li hilang kendali.

“Astaga! Bagaimana ini?” dia berusaha mengerem, tapi remnya tidak berfungsi sama sekali.

Sebuah mobil datang dari arah yang berlawanan.

“Ciittt!” mobil depan itu berusaha mengerem, tapi sepertinya sudah terlambat. Jarak mobil mereka sudah begitu dekat dan tidak sempat lagi untuk menghindar.

“Aakhh!” pekik Cia Li.

“Braak!” bunyi suara tabrakan kedua mobil itu.

Orang-orang yang berlalu lalang di sekitar sana datang untuk membantu. Mereka segera menghubungi Ambulance dari rumah sakit terdekat.

Kondisi Cia Li terlihat cukup parah. Kepalanya terbentur dan mengeluarkan banyak darah. Dia dalam kondisi tidak sadarkan diri. Sementara itu, 2 orang pemuda dari mobil yang satunya juga lumayan parah, namun masih sadarkan diri.

Tak lama kemudian, mobil Ambulance datang ke lokasi kejadian. Para korban kecelakaan dibawa ke salah satu rumah sakit di daerah itu.

Di tempat lain, Jiao Ling tengah merasa jenuh menunggu kedatangan sahabatnya, Cia Li. Padahal katanya dia sudah sampai di kota dan sebentar lagi akan tiba di Apartementnya. Cukup lama dia menunggu, namun sahabatnya itu tak kunjung datang.

“Sebaiknya aku telfon saja dia.” putusnya kemudian menekan tombol panggil di layar handphonenya.

“Ya hallo,” sapa suara dari seberang sana.

“Hallo, ini dengan siapa? Kenapa yang mengangkat telponnya bukan Cia Li? Pemilik ponsel ini kemana?” Jiao Ling mengernyit heran karena yang mengangkat telponnya orang lain.

“Kau siapanya nona Cia Li?” orang itu malah balik bertanya.

“Aku sahabat dekatnya. Tolong berikan ponselnya pada dia, aku ingin berbicara dengan nya.”

“Kebetulan sekali kau menelfon nona Cia Li. Dia mengalami kecelakaan, sekarang dia sedang di tangani di UGD rumah sakit Guma. Apa kau bisa datang ke sini?”

Deg..

“Apa? Dia kecelakaan?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status