Share

Melepas rindu

Sampai di depan kamar Clara, Rendi menghentikan langkah nya. baru kali ini Ia menginjakan kaki nya untuk masuk ke kamar Clara.

Clara yang melihat Rendi terdiam di depan kamar nya, langsung menyuruh Rendi untuk masuk ke dalam kamar nya.

Rendi yang mendengar Clara meminta nya untuk masuk ke dalam kamar, Ia segera masuk ke dalam kamar.

Ia melihat kamar Clara yang begitu sangat rapih dan serba warna pink. Benar-benar kmar perempuan.

"Kamu kenapa diem aja?" tanya Clara yang melihat Rendi terdiam sejak dia akan masuk ke kamar nya.

"Gua gak apa-apa." ucap nya.

Clara memutuskan untuk mengganti pakaian nya, sedangkan Rendi melihat-lihat seisi kamar Clara.

Setelah selesai mengganti pakaian nya, ia menghampiri Rendi dan meminta Rendi untuk mengganti pakaian nya.

"Ren, kamu mau ganti baju?"

"Mau ganti baju gimana? gua kan gak bawa baju."

"Aku pinjem baju Ayah ke Bunda ya, biar kamu bisa pakai."

"Gak usah, gua pakai baju ini aja."

"Gapapa. aku ke Bunda dulu. kamu tunggu sini."

Clara meninggalkan Rendi sendiri di kamar nya dan pergi ke kamar Bunda nya untuk meminjam baju milik ayah nya.

Walaupun Rendi telah melarang nya untuk meminjam kan baju milik Ayah nya, Ia tetap meminjam baju Ayah nya ke Bunda nya. 

Ia tidak ingin Rendi menggunakan baju itu untuk tidur. Ia sempat memikirkan untuk kembali pulang dna mengambil baju Rendi, namun itu akan memakan waktu yang sangat lama.

Sampai di kamar Bunda, Ia melihat Bunda yang sedang membaca majalah. Ia menghampiri Bunda nya.

"Bun." panggil Clara.

"Apa sayang." jawa Bunda.

"Bun, Rara mau pinjem baju Ayah gak Bun?" tanya nya.

"Boleh lah sayang, masa gak boleh si. pasti buat Rendi ya?"

"Iya Bun. Rendi kan gak bawa baju, makanya Rara mau pinjem baju Ayah."

"Boleh sayang, kamu pilih aja di lemari."

"Makasih Bunda."

Ia mengambil baju Ayah nya yang ada di dalam lemari, Ia mengambil baju yang Ayah nya selalu pakai. Ia merindukan Ayah nya.

Ia berharap dengan Rendi menggunakan baju kesukaan Ayah nya, bisa mengurangi sedikit kerinduan nya terhadap Ayah nya.

"Bun, Rara pinjem yang ini ya."

"Iya sayang."

"Yaudah Rara kasih baju ini dulu ke Rendi ya Bun, biar dia bisa langsung ganti baju nya."

Clara meninggalkan Bunda nya dan kembali ke kamar nya. Ia melihat Rendi yang sedang asik melihat-lihat foto  milik nya.

Seketika Ia ingat, Ia belum mengeluarkan foto mantan nya yang berada di dalam album nya. Ia langsung mengambil album foto yang Rendi pegang.

Saat Clara mengambil foto album dari tangan nya, Rendi sangat terkejut dan menatap Clara dengan tanda tanya.

Ia tidak mengerti mengapa Clara mengambil foto album yang dia lihat begitu saja, seperti ada yang sesuatu yang tidak boleh Rendi lihat di dalam nya.

"Ini kamu ganti baju dulu." ucap nya untuk mengalihkan pertanyaan Rendi.

"Hmm..." ucap nya dan langsung menggambil baju yang di pegang Clara.

Untung saja Rendi tidak banyak bertanya kepadanya, jika saja rendi menanyakan mengapa Clara mengambil album foto itu begitu saja, Ia tidak tahu apa yang harus Ia katakan.

Ia segera memastikan Rendi sudah masuk ke dalam toilet. Saat keadaan nya benar-benar sudah aman, Ia segera mengeluarkan foto mantan nya dalam album dan memindahkan nya ke dalam kotak yang berisi barang-barang dari mantannya itu.

Di dalam toilet, Rendi masih memikir kan hal yang tadi, ia tidak mengerti mengapa Clara seperti tidak ingin diri nya melihat album foto itu.

Ia curiga jika di dalam album foto itu ada sesutu yang Clara sembunyikan dari nya, sehingga Ia terburu-buru mengambil album itu dari tangan nya.

Setelah selesai mengganti baju nya, Ia segera keluar dari toilet. Ia tidak melihat keberadaan Clara di dalam kamar.

Sementara di sisi lain, Clara sedang di kamar Bunda nya. seletah memindah kan foto-foto itu, Ia memutuskan untuk ke kamar Bunda nya untuk melepaskan rindunya kepada Bunda nya.

"Kamu ke sini, Rendi tahu gak?"

"Gak Bun, dia lagi ganti baju tadi."

"Gak boleh gitu sayang. gimanapun Rendi itu suami kamu, kemana kamu mau melangkah, kamu harus bilang sama dia."

"Tapi kan Bun, Rara cuman ke kamar Bunda, masa Rara harus bilang sama dia."

"Tetap aja sayang. kamu kan udah jadi seorang istri, jadi kemana kamu melangkah itu harus ijin dari suami kamu dulu."

"Iya Bun."

Ia memang tidak berbakat menjadi anak yang membantah perkataan orangtua nya, terlebih lagi perkataan Bunda nya.

Apapun yang Bunda nya katakan pasti akan Ia jalan kan, seberat apapun itu, tidak pernah ada kata tidak untuk Rara.

Ia sangat merindukan Bunda nya, Ia berharap waktu bisa di putar kembali. Ia masih belum siap menjadi seorang istri.

Clara masih ingin menjadi seorang anak dan menjadi kesayangan Bunda dan Ayah nya dan Ia juga merindukan kumpul bersama keluarga nya itu.

"Bun, Ayah gak telpon Bunda?"

"Tadi Ayah udah nelpon Bunda, Bunda juga udah bilang sma Ayah, kalo kamu sama Rendi nginep di sini temenin Bunda."

"Rara kangen sama Ayah Bun."

"Sabar sayang, dua hari lagi, Ayah akan pulang."

"Iya Bun."

"Kamu kenapa sedih gitu?"

"Rara kangen kumpul bareng sama Ayah dan Bunda."

"Kan nanti kalo Ayah udah pulang, kita bisa kumpul lagi sayang, di tambah ada Rendi."

"Hmm.."

Mendengar Bunda mengucap kan Rendi, Ia sedih. tidak tahu mengapa Ia begitu sangat sedih, mungkin karena pernikahan nya dengan Rendi tidak berjalan baik.

Semua yang terlihat jelas bukan kenyataan yang sebenar nya, bahkan Ia tidak bisa menceritakan apa yang Ia rasakan kepada Bunda nya.

Ia tidak ingin Bunda nya menjadi khawatir dan sakit. Ia berharap masalah ini cepat berakhir di tambah kini Ia mulai mempunyai perasaan terhadap suami nya.

"Kamu kenapa diam aja sayang?"

"Gapapa Bun."

"Gimana kamu sama Rendi?"

"Gimana apa nya Bun?"

"Iya hubungan kamu sama Rendi sayang."

"Ya gak gimana-gimana Bun. Biasa aja."

"Rendi bersikap baik kan ke kamu?"

"Ya begitu dah Bun, Rara gak bisa mengungkan dengan kata-kata."

"Ingat ya sayang, gimanapun Rendi ke kamu, kamu harus sabar dan harus mengerti sifar suami kamu."

"Iya Bun, Rara selalu mencoba belajar untuk mengerti sifat nya."

"Nah gitu dong, itu baru anak Bunda."

Bundah nya begitu sangat mengerti suasana hati Clara, mungkin saja Ia sudah tahu apa yang sedang anak nya rasakan dalam pernikahan nya, namun Ia berharap pernikahan anak nya tidak akan ada kata perpisahan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status