Pernikahan mereka terjadi karena adanya perjodohan. Mereka harus menerima perjodohan ini, namun tidak dengan Rendi. Ia tidak bisa menerima pernikahan ini. Ia menganggap pernikahan ini hanya sebuah pernikahan di atas kertas. Rara harus bisa menerima semua pernikahan ini dan ia mendapatkan perilaku yang tidak adil dari Rendi. Ia harus menelan pahit bahwa suami nya tidak akan pernah menganggap diri nya sebagai istri. Status mereka hanya sebagai pernikahan di atas kertas. Itu lah yang selalu Rendi ucap kan. Di tengah pernikahan mereka, Rara harus menerima bahwa masalalu dari suami nya kembali datang, ia harus menerima kepahitan yang ia telan. Masalalu yang membuat Rendi tidak akan menerima nya sebagai istri nya.
Lihat lebih banyakClara adalah anak dari Adi Wijaya dan Yasmin, Ia anak satu-satunya. Ia biasanya di panggil Rara. Ia baru saja menyelesaikan sekolah menengah ke atas dan akan melanjukan kuliahnya di salah satu universitas di Jakarta.
Ketika Ia akan melanjutkan untuk kuliah, Ayah dan Bunda nya memberitahukan hal yang membuat dirinya terkejut, Ia harus menikah dengan laki-laki yang tidak Ia kenal bahkan tidak Ia cintai.
Ayah dan Bundanya menjodohkan ia dengan anak rekan bisnis nya, pernikahan ini terjadi karena bisnis yang sedang di rintis ayahnya, Ia ingin sekali untuk menolaknya, namun hal itu sudah tidak bisa Ia batalkan.
Pernikahan mereka akan berlangsung dalam beberapa hari lagi, Ia bahkan belum bertemu dengan laki-laki yang akan Ia nikahi, ini tidak adil baginya. Seketika Ia harus menelan pahitnya obat ini.
Jika bisa Ia memilih, Ia tidak ingin menjalankan perjodohan ini. Ia masih ingin bebas tanpa terkait dengan statusnya, ia juga masih ingin menjalankan keinginannya dan mewujudkan mimpinya.
Sedangkan laki laki itu Bernama Rendi, Ia adalah CEO dari perusahaan keluarganya, Ia yang mengambil alih perusahaan keluarganya. Papah Rendi hanya mengontrol perusahaan, sepenuhnya perusahaan Rendi yang mengendalikan. Ia masih berumur 22 tahun, namun sudah menjadi CEO.
Ia sempat berontak untuk menerima pernikahan itu, namun Ia tidak bisa menolak perkataan dari mama nya. Ia sangat tidak bisa membantah omongan Mamanya. Apapun yang dikatakan mamanya, Ia akan lakukan.
Sangat berat untuk mereka menerima pernikahan ini, tapi mereka tidak bisa menolaknya. Mereka harus bisa menerima pernikahan ini. Pernikahan yang akan berlangsung dalam beberapa hari.
“Bun, Rara gak mau dijodohin,”
“Kamu harus menerima perjodohan ini Ra, Bunda yakin, ayah menjodohkan kamu dengan anak temannya itu yang terbaik untuk kamu.”
“Tapi Bun…”
“Gak ada tapi tapi sayang. Kamu harus bisa menerima semuanya.”
Saat Ia mendengar ucapan itu dari Bundanya, Ia benar benar tidak tahu lagi harus bagaimana, ingin rasanya Clara lari dari kenyataan ini, namun Ia tidak bisa berbuat apa apa lagi selain Ia harus pasrah untuk menerima perjodohan ini.
Banyak pertanyaan yang membuat dia bingung mencari jawabannya, Ia bahkan masih belum bertemu dengan laki-laki itu, Ayah dan Bunda nya juga tidak memberitahu bagaimana wajah laki-laki itu.
Tidak bisa membayangkan bagaimana wujud laki-laki itu, apakah laki-laki itu baik, apakah dia mempunyai mata yang indah, benar-benar tidak bisa Ia bayangkan jika laki-laki itu kebalikan dari apa yang Ia harapkan.
Di usia nya baru saja menginjak 18 tahun, Ia harus sudah mengakhiri masa masa muda dengan menikah, Ia harus melayani suaminya dan mengurus suaminya, tidak ada waktu untuk main-main dengan teman-temannya.
Ia bahkan tidak memberitahukan hal ini kepada sahabatnya, Ia takut jika sahabatnya akan meledekinya dan menertawakannya. Ia tidak bisa membayangkan semua hal itu.
Clara berharap ini adalah mimpi buruknya dan segera bangun dari mimpi buruknya, namun ini adalah kenyataan yang harus Ia jalankan bukanlah sebuah mimpi buruk.
Hari yang ditungu-tunggu telah tiba, tempat hari ini Ia akan melaksakan pernikahan dengan laki-laki itu dan mengubah statusnya. Hanya keluarga darinya dan keluarga dari laki-laki itu yang hadir.
Ia sengaja tidak mengundang kedua sahabatnya itu, alasannya masih saja sama, Ia tidak ingin ditertawakan oleh kedua sahabatnya. Padahal jika Ia mengundang kedua sahabatnya mungkin bisa membuatnya sedikit lebih tenang karena mungkin shabatnya bisa menghiburnya.
Begitupun dengan Rendi, Ia juga tidak memberitahukan pernikahan ini kepada sahabatnya, Ia juga tidak ingin menjadi bahan-bahan dari sahabatnya, apa lagi pernikahan ini karena perjodohan dan paksaan dari orangtuanya.
Saat Ia berhadapan dengan laki-laki itu, Ia tidak bisa berhenti untuk berkedip. Ternyata laki-laki itu sangat sempurna, mata yang indah, wajah yang tanpan, badan yang tinggi. Semua perempuan mungkin sangat senang jika bisa menikah dengan laki-laki sepertinya.
Ketika ijakobul dimulai, hatinya sangat deg-degkan, Ia gelisah dan rasa takut yang menghantuinya. Ketika penghulu dan semua orang mengatakan sah, Ia tidak menyangka dirinya kini telah menjadi seorang istri.
Dulu Ia tidak pernah mau untuk menikah muda, dengan usianya yang terbilang sangat muda, Ia masih ingin bermain, namun kini Ia sudah sah menjadi seorang istri. Yang mau tidak mau Ia harus jalanin.
“Selamat ya sayang, kalian berdua sudah sah menjadi suami dan istri.” Sahut Mama.
Semua orang menyelamatkan mereka atas pernikahan mereka berdua dan mendoakan mereka untuk hidup Bahagia. Mendengar kata Bahagia, apa mungkin Clara dan Rendi bisa hidup bahagia dengan pernikahan mereka, pernikahan yang diakibatkan karena perjodohan.
“Selamat ya sayang atas pernikahan kalian, Bunda mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua.”
“Terimakasih Bunda, Mama, ayah, papa.” Ucap Clara dan Rendi.
Setelah acara pernikahan mereka selesai, mereka pulang kerumah Rendi, Clara yang sudah menjadi istri sah Rendi, harus ikut pulang kerumah Rendi dan harus berpisah dari kedua orangtuanya.
Ini menjadi hari pertamanya bagi Clara untuk makan malam dengan statusnya menjadi seorang istri dan menantu. Ia makan malam dengan mertuanya dan suaminya.
“Selamat datang dikeluarga kami.” Ucap Mama.
“Terimakasih Mah.”
“Kamu harus sabar-sabar ya sama sikap Rendi.” Bisik mama.
Ia langsung melihat ke wajah dingin Rendi, sepertinya memang suaminya itu menakutkan, Ia bahkan bukan seperti manusia. Ia begitu dingin dan cuek kepadanya. Setelah selesai pernikahan hingga saat ini, suaminya itu tidak ngobrol kepadanya.
“Iya Mah.” jawabnya.
Mereka semua menjalankan malam penuh dengan ketenangan, selesai makan malam, Ia mengikuti Rendi untuk masuk ke kamar. Saat sampai di kamar, Ia merasa canggung. Ia tidak tahu harus bagaimana.
Ia bahkan masih belum memindahkan baju-bajunya kedalam lemari Rendi, baju-bajunya masih tertata di kopernya. Ia belum bisa menaru baju-bajunya ke dalam lemari tanpa perintah dari Rendi.
Rendi sedang duduk di Kasur sambil memainkan poselnya, sedangkan Clara masih berdiri sambil memandanginya. Rendi yang menyadari Clara yang dari tadi masih saja berdiri sambil melihat kearahnya, akhirnya Ia mengatakan sesuatu hal.
“Ngapain lu diem aja disitu.”
“Engga apa-apa.”
Rendi berdiri dan menghampiri Clara, Ia mengatakan hal yang membuat Clara tidak bisa menerka omongannya, laki-laki itu mengatkan hal yang membuat Clara diem seribu Bahasa, bahkan Ia tidak menyangka suaminya bisa berkata hal seperti itu.
“Inget ya, gua mau nerima perjodohan ini karena Mama gua yang paksa, dan lu harus inget sampai kapanpun pernikahan ini sebuat pernikahan paksaan dan pernikahan di atas kertas. Jadi gk usah berlaga lu istri gua, karena gua gk akan pernah bersikap menjadi suami. Kita urusin hidup kita masing-masing. Kita jalanin kehidupan kita seperti sebelumnya. Jadi lu bebas mau lakuin apapun, termasuk gua juga bebas.” Rendi langsung meninggalkan Clara sendirian di kamar.
Jlebb!!!
Mendengar kata-kata itu, membuatnya merasakan sakit. Ia tidak menyangka Rendi bisa berkata seperti itu, bahkan hal yang membuatnya sakit, Ketika laki-laki itu mengucapkan pernikahan ini pernikahan di atas kertas.
Air matanya keluar terus tanpa henti. jika Ia bisa memilih, Ia juga tidak ingin dengan pernikahan ini, tidak ingin menjalankan perjodohan ini. Ini baru awal dari pernikahannya, namun sakitnya sudah membuat Ia tidak kuat.
Saat kejadian di mall tadi, Yassmin sangat merasa Mama Rendi membuat diri nya terluka dengan memperkenalkan Clara kepada nya. Seharusnya dirinya lah yang menjadi istri Rendi, bukan Clara. Jika waktu itu dia tidak memaksakan untuk mengambil pekerjaan itu, mungkin dirinya dan Rendi kini telah menajadi suami dan istri. Yasmin tidak bisa dia saja, Ia akan mengambil rendi kembali dari tangan Clara, Ia tidak ikhlas jika harus kehilangan Rendi, laki-laki yang sangat Ia sayangi. Ia akan membuat rencana untuk bisa mendapatkan hati Rendi kembali, Ia yakin jika Rendi masih sangat mencintainya. Yasmin tahu jika Rendi telah menikah dan pernikahan mereka atas perjodohan. saat Ia menghubungi Rendi, Rendi memberitahukan jika Ia sudah menikah karena perjodohan orangtua nya. Maka dari situ, Ia tidak terkejut saat Ia bertemu dengan Mama Rendi dan Clara, istri sah dari Rendi. Hal itu tidak akan mengubah niat nya untuk merebut kembali Rendi, Ia akan melaku
Waktu berlalu begitu cepat. Clara masih saja belum berhasil meluluhkan hari Rendi. Ia hampir menyarah dan pasrah dengan keadaannya. Jika memang Rendi adalah jodoh nya, Rendi tidak akan ke mana- mana dan tidak akan meninggalkan nya. Dalam lubuk hati Clara, Ia mulai sangat mencintai suaminya itu, Ia tidak ingin sampai Rendi meninggalkan nya. Ia tidak sanggup harus kehilangannya. Hampir satu bulan pernikahan nya, semua masih seperti ini, tidak ada yang spesial dan tidak ada yang berubah juga. "Apa aku harus menyerah dengan semua keadaan ini." ucap nya dalam hati. Ia benar-benar sudah kehilangan akal nya untuk berfikir menarik perhatiannya Rendi. ini mungkin takdir yang harus Ia jalanin. Takdir yang hanya menyatukan Rendi sesaat saja, Takdir nya hanya mempertemukan nya dan Rendi sesaat dan tidak lama. Mungkin inilah Takdir yang harus Clara jalanin, takdir bahwa mereka memang bukan jodoh yang tepat. Satu bulan perni
Saat bangun tidur, Clara tersadar saat dia memelek matanya, Ia melihat Rendi yang sudah di hadapan nya. Ia tidak tahu sejak kapan Rendi sudah ada di tempat tidur bersama nya. ini seperti mimpi yang begitu indah, mimpi yang Ia harap kan. Rendi terlihat sangat tampan ketika tidur seperti ini, seketika Ia tersadar jika waktu sudah malam. Ia langsung buru-buru bangun dari tidur nya. Clara segera pergi ke ruang makan, di sana sudah tidak ada siapa-siapa, Bibi melihat Clara yang berdiri di meja makan langsung menghampiri. "Non, mau makan malam?" tanya Bibi yang sudah berdiri di belakang nya. "Bibi." ucap nya yang menengok ke arah Bibi. "Non Rara mau makan sekarang?" "Iya Bi, tapi nanti aja tunggu Rendi bangun tidur, nanti Rara yang siapin. "Baik non." "Bi, Mama papah udah pada makan malam?" "Udah non, nyonya sama tuan sudah makan malam dari tadi."
Setelah puas memandangi wajah Rendi, Clara segera pergi mandi dan melihat apakah Bi Surti sudah meyiapkan sarapan. Setelah selesai mandi, Ia pergi ke dapur dan membiarkan Rendi tetap tidur. Saat sampai di dapur, Ia melihat Bi Surti dan Bunda sedang memasak bersama, Ia langsung mengapairi Buda dan Bi Surti. "Pagi Buda." ucap nya. "Pagi sayang, Gimana tidur kamu?" tanya Bunda. "Nyenyak ko Bun. Hehehe..." ucap nya. "Rendi masih tidur Ra?" tanya Bunda. "Masih Bun, dia kayanya kecapean soalnya kemaren seminggu dia pulang malam terus Bun." "Pantesan aja dia tidur Mulu. Yaudah biarin aja dia istirahat, kamu banguninnya nanti kalo sarapan udah jadi." "Iya Bun. Bun, Rara bantuin ya?" sambil memegang bahan-bahan yang ada di meja. "Boleh sayang." Ia membantu Bunda dan Bibi untuk memasak untuk sarapan, Ia merindukan hal seperti in
Malam telah tiba, Bi Surti telah menyiapkan makan malam. Clara dan Bunda datang ke meja makan. Saat mereka di meja makan, Bunda meminta Clara untuk memanggil Rendi untuk makan malam bersama. Sampai di kamar, Ia melihat Rendi yang sedang tertidur pulas, Ia tidak tega membangunkannya. Ia memutuskan untuk kembali ke meja makan dan membiarkan Rendi tetep tidur. Sampai di meja makan, Bunda tidak melihat Clara datang bersama Rendi. "Ra, Rendi mana?" tanya Bunda. "Rendi tidur Bun. Rara gak tega banguninnya. Kita makan malam duluan aja, nanti kalo Rendi udah bangun, Rara siapin makan malam nya." "Yaudah kita makan duluan." Mereka memutuskan untuk makan malam duluan tanpa Rendi dan tidak menggangu tidur nya. Clara menikmati makan malam nya, namun pikirannya ke Rendi, Ia tida enak membiarkan Rendi melewati makan malam. Walaupun Ia tahu, jika nanti Rendi Mungkin saja akan terbangun dan ak
Sampai di depan kamar Clara, Rendi menghentikan langkah nya. baru kali ini Ia menginjakan kaki nya untuk masuk ke kamar Clara. Clara yang melihat Rendi terdiam di depan kamar nya, langsung menyuruh Rendi untuk masuk ke dalam kamar nya. Rendi yang mendengar Clara meminta nya untuk masuk ke dalam kamar, Ia segera masuk ke dalam kamar. Ia melihat kamar Clara yang begitu sangat rapih dan serba warna pink. Benar-benar kmar perempuan. "Kamu kenapa diem aja?" tanya Clara yang melihat Rendi terdiam sejak dia akan masuk ke kamar nya. "Gua gak apa-apa." ucap nya. Clara memutuskan untuk mengganti pakaian nya, sedangkan Rendi melihat-lihat seisi kamar Clara. Setelah selesai mengganti pakaian nya, ia menghampiri Rendi dan meminta Rendi untuk mengganti pakaian nya. "Ren, kamu mau ganti baju?" "Mau ganti baju gimana? gua kan gak bawa baju." "Aku pinjem baju Ayah ke Bunda ya, biar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen