Beranda / Romansa / Young Single Mom / The first time they met

Share

The first time they met

Penulis: Meybutjuly
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-12 23:24:30

Tak lama kemudian, seorang pelayan datang membawa 3 gelas minuman diatas nampan yang berbentuk lingkaran dan berwarna coklat ke meja mereka, ia meletakkan dimasing-masing depan meja sesuai pesanan.

"Jadi kronologis lengkapnya gimana Mba Lula? Pak Henry hanya menjelaskan garis besarnya saja pada saya." Tanya Frank kepada Lula. Tugasnya memang untuk menggali informasi darinya.

Lula menjelaskan semua kronologis kejadiannya dengan detail agar Frank memahami semua kejadian yang ia alami. Setelah selesai menjelaskan panjang lebar, tiba-tiba Frank memberitahu Lula bahwa akan ada dua orang rekannya yang datang. Awalnya Lula tak merasa keberatan sama sekali.

"Mba sebenarnya saya datang bersama dua orang teman saya, nanti tunggu sebentar ya. Dia sedang berada diperjalanan menuju kesini. Sebenarnya saya ada di divisi kriminal Mba, jadi saya akan mengalihkan kasus ini pada teman saya yang bertugas di divisi narkoba." Jelasnya pada Lula. Setelah mendengar penjelasan Frank, perasaan Lula agak tidak enak.

"Oh ya baik Pak." Lula menjawab sambil mengernyitkan keningnya. Wajahnya terlihat sedikit masam.

Tak lama kemudian datanglah 2 orang pria menghampiri meja mereka, orang itu tak lain adalah teman Frank yang sedari tadi sudah mereka tunggu kedatangannya.

Frank mempersilahkan mereka duduk dan memperkenalkan mereka satu persatu. setelah saling mengenal satu sama lain, mereka mulai melanjutkan pembicaraan selanjutnya.

"Jadi gini bro, Mba Lula ini ada kasus narkoba. Untuk lebih jelasnya silahkan Mba Lula jelaskan sendiri pada Mas Jaka." ucap Frank sambil menatap Lula dan Jaka bergantian, sambil terkekeh tanpa rasa berdosa sedikitpun.

"Lahh? ngapain daritadi aku bicara menjelaskan panjang lebar pada Frank kalau sekarang harus mengulang penjelasanku lagi pada Jaka? Kenapa sih tadi gak nungguin mereka semua sampai dulu?" Lula bergumam kesal dalam hati sambil memasang senyum yang terpaksa. Ia menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya perlahan menahan kesal.

Bagaimana tidak? untuk menjelaskan semuanya ia sudah menghabiskan energinya cukup banyak. Lula terlihat meneguk minumannya beberapa kali karena tenggorokannya terasa kering.

Lula mengulang kembali penjelasannya pada Jaka yang sebenarnya sudah ia sampaikan pada Frank sebelum Jaka datang. Detail, tanpa ia kurangi sedikitpun.

Mereka juga saling bertukar kontak agar lebih mudah berkomunikasi kedepannya. Akan ada banyak hal yang harus mereka diskusikan untuk kasus yang sedang mereka hadapi ini.

Ditengah-tengah perbincangan mereka, tiba-tiba Bianca ijin pamit untuk kembali kerumah terlebih dahulu karena anak-anaknya sudah menunggu. Pertemuan itu memang sudah banyak menyita waktu bahkan melebihi jam kerja, tak heran jika anak-anak Bi sudah menunggunya dirumah.

"Saya pamit pulang duluan ya bapak-bapak, tolong titip Lula ya!" ucap Bianca sambil menjabat tangan mereka satu persatu untuk berpamitan.

"Iya Mba, santai saja!" sahut Jaka pada Bianca. Sikapnya seakan siap untuk menjaga Lula.

Bianca pun berlalu pergi meninggalkan meja mereka menuju mobilnya. Tak lupa, ia mengusap bahu Lula sebelum pergi.

Setelah kepergian Bi, mereka masih melanjutkan perbincangannya untuk membahas perihal kasus tersebut. Dan menghabiskan minuman dan beberapa cemilan yang mereka pesan.

Setelah dirasa cukup jelas, akhirnya mereka memutuskan untuk menyelesaikan pertemuannya dan saling berpamitan satu persatu. Tak lupa Lula juga mengucapkan terima kasih pada mereka yang sudah bersedia meluangkan waktunya.

"Baik kalau begitu, nanti selanjutnya saya hubungi lewat telepon ya Mba?" Ucap Jaka ramah.

"Baik Mas." jawabnya singkat sambil tersenyum.

Mereka berlalu keluar menuju ke mobil masing-masing. Lula masih berdiri di tepi jalan sambil memesan transportasi online. Ia sengaja tak membawa kendaraannya karena ingin datang bersama dengan Bianca sekalian dari tempat kerja.

Belum sempat mendapatkan driver, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat didepannya. Lula hanya memperhatikan mobil tersebut tanpa melakukan apapun. Kemudian turunlah kaca mobil tersebut perlahan. Terlihat seorang lelaki yang tak lain adalah Jaka, berada didalam mobil tersebut. Ia terlihat menundukkan kepalanya dari dalam dan menyunggingkan senyuman.

"Lho, Mba Lula gak bawa kendaraan? ayo naiklah saya antar!" ajaknya.

"Gak usah mas, saya naik transportasi online saja. Nanti merepotkan." tolaknya halus tidak mau merepotkan orang yang baru dikenalnya.

"Gak papa Mba, sekalian biar saya tahu lokasi Mba Lula. Jadi lebih mudah memantaunya." jelas Jaka. Ia mencoba mencari alasan yang masuk akal dan bisa diterima Lula.

Lula mengiyakannya karena tidak ada alasan untuk menolak perkataan Jaka. Ia segera masuk kedalam mobil tersebut. Selama perjalanan, Lula menjelaskan arah jalan menuju kosannya karena Jaka sama sekali belum pernah melewati jalan itu.

15 menit kemudian sampailah didepan kosannya, Jaka segera menghentikan laju mobilnya dan Lula pun segera turun. Tak lupa ia juga berterima kasih pada Jaka yang telah mengantarkannya pulang.

Jaka langsung berlalu pergi, ia membunyikan dua kali klakson mobilnya. Lula menganggukan kepala sambil tersenyum kearah mobil tersebut lalu segera masuk kedalam kosannya setelah mobil Jaka tak terlihat dari pandangannya.

Lula segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah seharian beraktifitas. Selesai mandi, Lula tak sabar merebahkan badannya ketempat tidur ternyaman yang ia miliki karena merasakan lelahnya kaki yang ia gunakan untuk menaiki tangga pagi tadi.

Baru saja merebahkan badannya, tiba-tiba ponsel yang ia letakkan diatas nakas pun berbunyi. Lula segera meraihnya, ia melihat 1 notifikasi pesan yang tak lain adalah pesan dari Langit.

"Kapan kamu akan datang kerumah? kenapa kok datang juga?" ~Langit

"Aku sudah datang dan bertemu Ibu, mungkin Ibu lupa bilang sama kamu." ~Lula

Lula mengernyitkan keningnya heran saat sedang membaca pesan dari Langit, ia menatap layar ponselnya. Setelah membalas pesannya, Lula meletakkan kembali ponselnya keatas nakas dan mematikan lampu kamarnya. Tak butuh waktu lama untuk segera memejamkan matanya dan berlayar didunia mimpinya.

***

Hari itu Lula datang lebih pagi karena khawatir lift yang ia naiki masih dalam perbaikan. Beruntung sesampainya di gedung tersebut, terlihat liftnya sudah menyala normal kembali.

"Huuuuft." Lula menghembuskan nafas lega.

Sesampainya di kantor, terlihat ruangan masih sepi. Belum banyak karyawan yang datang.

"Ternyata aku berangkat terlalu pagi." gumamnya lirih.

Lula kemudian menyandarkan tubuhnya dikursi kerjanya yang empuk dan nyaman itu, lalu ia memejamkan kedua matanya diruangan yang sepi itu.

Braaakkk!

Suara gebrakan meja terdengar sangat keras mengagetkannya, seketika Lula mengerjapkan matanya. Ia membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna kearah penggebrak meja tersebut.

"Fafaaaaaaa!" teriaknya pada Fafa yang ternyata pelaku penggebrak meja.

"Hahahahaha. Pagi-pagi merem mulu." ucap Fafa sambil terkekeh puas kearah Lula.

"Lhah? masih sepi tak ada kehidupan, lebih baik tidur lagi sebentar." jawabnya tanpa merasa dosa sedikitpun.

Beberapa saat kemudian ruangan pun mulai ramai, para karyawan berlalu-lalang memenuhi ruangan tersebut, mengerjakan tugasnya masing-masing.

Lula pun juga tak mau kalah, ia segera memulai aktifitasnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Young Single Mom   Last but not least

    Lula menjalani hidup selama 4 tahun terakhir ini seorang diri tanpa Ben. Ia membesarkan Raden dengan tangannya sendiri. 4 tahun sudah ia melewati semuanya. Ini adalah waktunya Raden masuk ke sekolah."Om? ada berapa uangku sekarang?" Waktunya untuk Lula menarik seluruh investasinya."Sekitar 20 milyar La." ya, investasi yang telah ia diamkan selama 4 tahun itu kini sudah terkumpul sebanyak itu.Hari ini dia datang kekantor tempat Om Dul bekerja untuk mencairkan uangnya. Hasilnya sama sekali tidak mengecewakan. Detik ini juga ia berubah menjadi seorang milyarder.Lula sangat senang karena akhirnya ia siap memasukkan Raden disekolah International terbaik di kotanya. Cita-cita yang selama ini ia impikan, akhirnya berhasil ia wujudkan.Perhitungannya sangat tepat, tanpa meleset sedikitpun. Meskipun selama 4 tahun ini ia hidup dalam kesederhanaan. Selalu menerima hinaan dari keluarga Jaka, tapi kini akhirnya ia bisa terlepas dari sem

  • Young Single Mom   No regrets

    Raden tertidur dalam pangkuan Ben dengan sangat nyenyak. Ia mungkin lelah hingga membuatnya tertidur di pangkuannya."Gua balik dulu ya?" Ben pamit pada Lula setelah meletakkan Raden ditempat tidurnya."Iya. Makasih ya Ben." Ben mengusap ujung kepala Lula dengan lembut, ia kemudian berjalan keluar dari kamar Lula."Langsung balik ke kota? gak tidur dirumah?" Ibu berjalan menghampirinya."Iya Buk. Besok pagi saya harus terbang ke Jakarta." Ben mencium tangan Ibu kemudian berjalan keluar dari rumah Lula. Lula pun berjalan mengikutinya dari belakang."Oh gitu? ya udah hati-hati. Makasih banyak ya Le." Ibu menepuk pundak Ben dua kali, mengungkapkan rasa terima kasihnya secara tidak langsung."Berapa lama di Tambun?" Lula memasukkan kepalanya ke pintu mobil Ben yang kacanya masih terbuka."Kenapa? gak mau lama-lama pisah ama gua ya? hahaha." Lula mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Ben. Ben pun mengusap waja

  • Young Single Mom   Father figure

    Lula mengerjapkan matanya perlahan, masih menyipitkan matanya menyesuaikan biasnya pantulan sinar matahari yang masuk kedalam kamar Ben. Ia tersenyum saat melihat Ben sedang memperhatikan wajahnya dari dekat."Bangun yuk! sarapan." Ben mengusap wajah Lula pelan. Membuat Lula menyunggingkan senyuman dan segera beranjak dari tempatnya."Gua pengen makan gudeg!" Lula berjalan menjauh dari tempat tidur dan masuk kedalam kamar mandi meninggalkan Ben begitu saja.Sesaat kemudian, ia keluar dari kamar mandi dan segera berjalan ke dapur karena sudah tak melihat keberadaan Ben dikamarnya."Nih diminum!" Ben memberikan segelas susu untuk Lula. Ia kemudian duduk didepan Ben.Tak lama kemudian, terdengar suara bel pintu rumah berbunyi."Bentar gua ambilin makannya dulu." Ben bergegas berjalan ke pintu untuk menerima kiriman makanan yang ia pesan.Sedangkan Lula sudah menyiapkan piring untuk tempat mereka makan. Ben mel

  • Young Single Mom   Yes

    "Ayo sekarang makan!" Ben menarik nafasnya panjang, mencoba menahan emosi dan perasaannya yang sedang campur aduk. Ia juga tak sanggup melihat wajah Lula yang terlihat pucat. Sedangkan Lula terus menangis dan menggelengkan kepalanya, menolak ajakannya.Ben beranjak dari duduknya, ia berdiri dan hendak melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar meninggalkan Lula. Namun Lula segera memegang tangannya erat."Jangan seperti itu." Lula kemudian berdiri dibelakang tubuh Ben dan semakin mengeratkan tangannya. Ben hanya terdiam tak bergeming dari tempatnya."Gua ngandelin lu banget. Gua jadi makin kuat karna lu. Gua gak takut apapun saat memikirkan ada lu dibelakang gua. Gua salah, gua gak akan kayak gitu lagi. Jadi, jangan pernah pergi tanpa bilang apapun sama gua. Sejak Raden hadir, ditinggalkan adalah hal yang paling menakutkan buat gua." Tangis Lula makin pecah, ia membenamkan wajahnya di punggung Ben."Kalau gitu, lu mau makan sekarang?" Be

  • Young Single Mom   Police station

    Lula mengeluarkan SIM dan STNK nya dari dalam dompetnya. Ia kemudian menyerahkannya pada polisi yang menilangnya."Mba tahu apa kesalahannya?" polisi itu menyimpan surat-surat kendaraan Lula."Tau Pak." Lula menganggukkan kepalanya."Mau bayar denda sekarang apa sidang?" polisi itu bertanya tanpa basa basi lagi."Sidang aja Pak." Lula yang saat ini keadaannya sudah kacau, memutuskan untuk menyerah. Ia pasrah, mungkin ia memang tidak ditakdirkan untuk bertemu dengan Ben pikirnya."Ya udah kalau gitu ikut saya kekantor sekarang!" Lula terpaksa mengikuti polisi itu dari belakang karena surat surat kendaraannya sudah ditahan.Lula memasuki kantor kepolisian dengan motor bututnya. Ia kemudian memarkirkannya disebelah motor polisi yang tadi membawanya. Ia melepas jas hujannya yang sama sekali tak melindungi tubuhnya dari guyuran air hujan. Seluruh badannya basah kuyup, ia kedinginan. Sebagian rambutnya juga basah, hanya bag

  • Young Single Mom   Being normal?

    Setelah kepulangan Tante Nda sekeluarga, Lula terlihat bersantai di sofa empuk yang ada didepan tv dengan sangat nyaman. Ditambah malam itu Raden sudah tidur, mungkin karena lelah seharian bermain bersama yang lain."La! anterin makan buat Ben sana!" Ibu menghampirinya, ia memberikan 1 kotak makan berukiran besar padanya."Aaah malas Bu!" Lula membalikkan badannya, ia menyembunyikan wajahnya."Cepetan sana! kasian dari tadi dia belum makan." Lula seketika beranjak, ia tiba-tiba ingat seharian Ben belum makan. Ia meraih makanan itu dari tangan Ibu dan berjalan keluar dari rumahnya.Lula masih berdiri didepan pintu, ia terlihat ragu-ragu untuk mengetuk pintu rumah Ben.Tok! Tok! Tok!Tak ada sahutan sama sekali, Lula kemudian mencoba untuk membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Ia hanya memasukkan kepalanya saja dan kemudian mengedarkan pandangannya kedalam rumah Ben yang masih tampak gelap itu.Brak!

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status