5 tahun berlalu sejak terakhir kalinya Cyrus hidup sebagai manusia normal di mana hanya ada cinta dan kebahagiaan di sekitarnya, tapi setelah satu-satunya alasan kebahagiaannya di renggut, kini Cyrus di juluki sebagai pria haus darah.
Selama 5 tahun Cyrus terus berkelana, mencoba memperluas wilayah kekuasaan kerajaannya baik dengan cara berdialog maupun berperang. Tiada hentinya pedang Cyrus di lumuri darah musuh yang menentang dan meremehkannya. Bahkan sekarang nama Cyrus sudah di kenal di seluruh kerajaan sebagai pria tanpa ampun yang akan menghabisi siapa saja yang menghalangi jalannya.
"Salam sejahtera, duke Cyrus"
Cyrus yang tengah mengasah pedangnya menoleh sejenak. "Ada apa?"
"Emperor memanggil anda untuk kembali ke istana"
Cyrus menghela nafas berat. "Ada apa?"
"Emperor tidak memberitahu secara rinci, hanya saja meminta saya untuk menyampaikan pesan ini ke duke Cyrus"
Di letakkannya pedang itu di atas meja panjang. "Mau bagaimana lagi, aku tidak memiliki hak untuk menolak permintaannya. Siapkan pasukan dan kuda ku, kita kembali ke istana malam ini"
"Baik, duke Cyrus"
Malam yang seharusnya menjadi mimpi buruk bagi sebagian kerajaan, kini mereka dapat bernafas lega karena pasukan Cyrus kembali ke istana atas perintah Emperor, tapi mereka tahu jika bukan malam ini Cyrus menyerang mereka maka di malam yang lain-lah mimpi buruk itu akan terjadi.
Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan untuk kembali ke istana. Menyebrangi lautan selama dua hari, berkuda selama tiga hari bahkan harus menaiki bukit terjal -jalan pintas menuju istana-. Hingga akhirnya mereka tiba di istana di tengah teriknya matahari.
"Cyrus.."
"Ayah" Cyrus memeluk sang ayah yang sudah menunggu sejak tadi di depan pintu istana. "Kenapa ayah ada di luar?" tanya Cyrus seraya melepas pelukan sang ayah.
"Kenapa kau senang sekali berada di luar di bandingkan di dalam istana?"
"Ayah.. Aku berpergian untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaan kita, jadi-"
"Untuk apa kau memperluasnya?" potong sang ayah. "Apa kekuasaan kita masih belum cukup?"
"Ayah.."
"Sudahlah, tidak ada gunanya membahas semua ini dengan mu. Kau sama seperti ku, keras kepala. Sebaiknya kita masuk dan berbincang sembari makan siang" kedua pria tangguh itu masuk ke dalam istana, di ikuti kedua panglima pribadinya.
Hidangan mewah memenuhi meja panjang di ruang makan istana dengan sang emperor dan sang duke yang duduk saling berhadapan. Minuman anggur merah terbaik melengkapi hidangan makan siang di hari itu.
"Kapan kau akan mengubah gelar duke mejadi king?" tanya emperor sembari memotong daging sapi panggang dengan saus khusus buatan chef.
"Entahlah, aku masih menikmati gelar duke yang haus darah"
"Hentikan permainan mu itu. Apa kau tidak lelah dengan gunjingan warga di negeri seberang?"
"Asalkan bukan di negeri sendiri, maka aku tidak peduli" jawab Cyrus dengan santai.
"Lalu.. Bagaimana dengan duchess?"
Ekspresi di wajah Cyrus mendadak berubah. "Ayah, kita pernah membahas ini"
"Ya, aku tahu. Bahkan aku masih ingat kata-kata mu terakhir kali kita membicarakan hal ini"
Cyrus menganggukan kepalanya. "Ya dan perkataan ku tidak akan berubah sama sekali"
The Emperor menatap sedih makanan di hadapannya. "Jika kau tidak mengasihani dirimu maka kasihanilah pria tua ini"
Pisau yang tengah memotong daging di atas piring, mendadak berhenti dengan ekspresi tegang di wajah Cyrus.
"Tidak masalah jika kau tidak ingin menikah seumur hidup mu, tapi apa kau tidak kasihan pada diri ku yang harus meninggal tanpa melihat menantunya?"
"Ayah akan berumur panjang, aku tahu itu"
Dengan senyuman lebar the emperor menatap Cyrus. "Apa kau seorang peramal? Bagaimana bisa kau seyakin itu?"
"Seluruh rakyat memuja ayah, mereka mendoakan kesehatan ayah jadi bagaimana bisa ayah memiliki umur pendek seperti yang ayah bicarakan?"
The emperor menundukkan kepalanya seraya menghela nafas. "Nak, terkadang tuhan mengambil orang baik terlebih dahulu di bandingkan orang jahat" Cyrus menatap sedih sang ayah. "Banyak orang yang mendoakan keselamatan ku, tapi tuhan berkata bahwa orang baik seperti ku harus di selamatkan terlebih dahulu supaya tidak melihat kematian orang-orang yang aku sayangi"
"Kalau begitu berubahlah menjadi orang yang jahat sama seperti ku"
"Kau pikir ayah mu ini tidak tahu jika di balik peperangan yang terjadi selalu ada niat baik di belakangnya? Kau sengaja menghancurkan separuh dari kerajaan sekitar karena maraknya perbudakan anak di wilayah kerajaan itu, benarkan?" Cyrus hanya terdiam dan meminum anggur merahnya. "Nak, meski kau mencoba membohongi dunia dengan sikap kasar mu, tapi orang tua mu ini tahu kalau niat mu itu sangatlah baik hanya saja orang baik tidak pernah menunjukkan kebaikannya di depan banyak orang"
Cyrus menggelengkan kepalanya. "Aku bukan orang baik. Orang baik tidak akan membunuh prajurit tak berdosa di medan perang. Orang baik tidak akan memulai perang yang membuat seluruh warga merasa ketakutan. Orang baik tidak akan melumuri pedangnya dengan darah musuhnya"
"Kau lupa satu hal" the emperor menatap Cyrus dengan ekspresi serius. "Orang baik selalu mengatakan dirinya tidak apa-apa di saat ia merasa kecewa akan keadaan di sekitarnya. Orang baik selalu menangis dalam diam, tapi wajahnya tersenyum penuh kebahagiaan. Orang baik selalu berdoa agar tuhan mengampuni dirinya yang telah berdosa dan berharap hari esok akan lebih baik lagi dari yang sekarang"
Selalu.. Orang tua adalah orang yang selalu mengetahui keadaan anaknya meski kebusukan di hatinya sudah di tutup serapat mungkin hingga tidak akan ada yang mengetahuinya.
"Aku memang diam saja, tidak mengatakan apapun setiap kali kita bertemu bahkan setiap kali aku merasa kau menipuku di balik senyuman mu itu, aku tetap diam. Kepedihan mu, kekecewaan mu, kemarahan mu dapat ku rasakan semuanya hanya dengan jarak kita saat berhadapan satu sama lain. Tapi apalah daya ku nak, aku tidak ingin membuat mu mengingat rasa sakit mu dengan mempertanyakan alasan di baliknya. Aku tidak ingin merobohkan pertahanan mu untuk menyembunyikan semua perasaan mu. Aku hanya dapat berdoa kepada tuhan agar ia selalu memberkati mu dan melindungi mu di mana pun kau berada"
Rasanya begitu hangat di tengah udara dingin yang menyelimuti Cyrus. Seperti kalimat yang sudah sejak lama ingin ia dengar, tentang alasan ayah yang tidak pernah menanyakan keadaannya, tentang kebungkaman ayah melihat dirinya yang penuh dengan luka sayatan pedang, tentang ayah yang mencoba mengalihkan pembicaraan setiap kali ia merasa marah, dan tidak pernah mengatakan apapun meski semua perasaan yang ia rasakan tergambar jelas di wajahnya.
"Ada kalanya kau membenci orang tua mu untuk masalah kecil, tapi ada kalanya orang tua memaafkan mu untuk masalah besar"
Cyrus yang tertunduk, untuk pertama kalinya meneteskan air mata menyesali isakan anak kecil yang melihat ayah mereka yang gugur di dalam peperangan.
"Ayah tidak meminta mu untuk mengakhiri petualangan mu, tapi... Kau tahu sendiri apa yang ayah minta untuk saat ini"
Sejak perbincangan itu Cyrus memutuskan untuk menetap di istana selama 3 tahun lamanya. Menghabiskan waktu bersama sang ayah walau hanya sekedar membaca buku bersama di perpustakaan, mendengar radio di ruang kerja, bahkan Cyrus mengambil alih semua pekerjaan pemerintahan dari tangan sang ayah.
Hingga tepat di hari ulang tahun Cyrus yang 34 tahun, the emperor meninggal dunia akibat sakit yang tidak kunjung sembuh meski tabib sudah mengerahkan semua ilmunya.
"Salam sejahtera untuk duke Cyrus" ujar panglima kepercayaannya yang baru saja masuk kedalam kamar Cyrus. "Upacara akan di laksanakan dalam 5 menit"
Cyrus yang berdiri di dekat jendelanya dapat melihat warga yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan penobatannya menjadi seorang emperor.
"Haruskah aku melakukannya Rayden?"
Sang panglima terkejut mendengar pertanyaan Cyrus. "Ya? Apa ada masalah duke?"
"Jika aku menjadi seorang emperor maka kehidupan ku akan di penuhi peraturan yang tidak dapat aku langgar. Apa kau pikir aku sanggup melakukannya?"
"Duke Cyrus, sudah menjadi tradisi jika the emperor meninggal maka sang anak lah yang akan melanjutkannya"
Cyrus menghela nafas. "Aku benci jika harus di kekang seperti itu"
"Tapi duke, jika duke Cyrus tidak melanjutkan tradisi ini maka.." Rayden menjelaskan semua tugas yang harus Cyrus lalukan sebagai satu-satunya pewaris, tapi Cyrus memilih untuk tidak mendengarkannya dan fokus melihat wajah para warga yang datang untuk melihat penobatannya.
"Ini sudah waktunya, jadi kita harus-" mendadak Cyrus berjalan keluar kamarnya dengan tergesa-gesa dan berlari kecil ke arah balkon lantai dua istana di mana halaman di bawahnya sudah di penuhi oleh para warga.
Tanpa ragu Cyrus melangkah memasuki balkon di mana sudah ada pemimpin agama yang siap mendoakan kejayaan Cyrus dan kesejahteraan kerajaan.
"Maka, mahkota the emperor akan di berikan kepada duke Cyrus yang kini berganti gelar menjadi emperor Cyrus.." semua tepuk tangan bergemuruh, kebahagiaan memuncak dan semua merasa senang atas bergantinya gelar Cyrus.
Semua orang senang dengan hal tersebut kecuali satu orang.. Cyrus yang masih menatap ke arah warga dengan tatapan terkejut dan sedih.
"Tidak seharusnya.." batin Cyrus.
To Be Continued
CYRUS POVKu pijat kepala ku yang terasa begitu berat hingga rasanya ingin ku copot dan di letakkan di salah satu meja di dalam kamar ku ini. Bahkan rasanya semakin menjadi ketika Reyden terus mengoceh tentang keinginan ku. Jika tahu akan berakhir seperti ini, aku memilih untuk tidak memberitahunya dan langsung saja bertindak."Dengar, keinginan mu ini tidak mungkin aku setujui. Meskipun kau melakukannya di belakang ku, maka akan ku gagalkan bagaimana pun caranya""Rayden, dengar. Ini bukan permintaan dimana kau harus membunuh salah satu pendeta di kerajaan ini, atau permintaan untuk membakar seisi kota. Aku hanya meminta kepada mu untuk membatalkan penobatan ku, katakan saja kepada para pendeta itu kalau keadaan ku sedang tidak stabil karena di bawah pengaruh alkohol. Bukankah itu cara terbaik untuk membatalkan penobatan?"Gelengan kepalanya membuat ku semakin kesal. "Itu berbohong namanya. Bukankah kita di ajari pendidikan yang sama, di
CYRUS POV "Kau masih hidup?" tanyaku seraya bangkit dari duduk dengan tatapan penuh kebencian ke arahnya. "Selama kau hidup, bagaimana aku bisa mati? Kau adalah jiwaku" Sebuah senyuman kecut ku tunjukkan kepadanya. "Jiwa mu yang telah kau bunuh dengan tangan mu sendiri Cyrus yang kau kenal sudah mati, maka seharusnya kau juga mati bersamanya" Dia tidak membalas perkataan ku, hanya senyuman tanpa rasa malu sedikitpun. "Pergilah, aku tidak ingin melihat mu di sini" Tidak merasa tersinggung karena telah mengusirnya, ia malah pergi dengan suka rela dan sempat-sempatnya ia tersenyum penuh kebahagiaan di hadapan ku. Untuk memastikan kalau ini bukan khayalan kepalaku, dengan perasaan penuh amarah ku raih dokumen yang sudah di tandatangani olehnya. Dan benar saja, namanya tercantum di bawah tanda tangannya. "Argh!" ku lempar kertas itu agar namanya menjauh dari diriku. Kenapa ia harus kembali? Ken
CYRUS POV"Kau begitu lihai dalam melakukannya. Sudah berapa lama kau melatih keahlian mu ini?" tanyaku yang berada di atasnya dengan pandangan lurus ke sepasang mata coklat yang kini menatap ku ketakutan. "Kenapa Saphire? Kau menatapku dengan ketakutan seperti itu. Apa kau berpikir aku akan mencoba membunuh mu?""Maafkan saya the emperor, saya sama sekali tidak bermaksud seperti itu. M-mereka meminta saya melakukannya""Siapa?""Segerombolan orang dengan pakaian mewah. Mereka menyebut diri mereka sebagai pembela negeri sebrang"Rasanya aku pernah mendengarnya. Dimana kira-kira aku mendengar nama kelompok itu?"Tolong lepaskan saya the emperor, tolong" dari matanya keluar air mata yang memohon kepada ku agar mau melepas ikatan tangan dan kakinya."Kenapa aku harus melepaskan mu?" ku dekatkan belati yang ku bawa ke wajahnya. "Aku lebih senang menghabisi mu dan mendengar mu memohon ampun kepada ku"Air mata
CYRUS POVTok tok tok"Masuk" jawab ku dingin karena aku sudah tahu siapa orang di balik pintu itu."Emperor memanggil saya?"Aku menatapnya tajam. "Wah Valerie, wah. Jika aku tidak mengenal mu maka aku tidak akan segera mengetahui niat busuk mu masuk kedalam castle ini" wanita yang ku benci itu menatap ku dengan bingung. "Kau tidak perlu berpura-pura bingung seperti itu Valerie, kini aku tahu segalanya""Sebenarnya apa yang-"Ku cengkram rahangnya hingga wajahnya seketika memerah menahan sakit."Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan saat fajar tadi? Katakan kepadaku, untuk apa kau bersembunyi-sembunyi menemui orang dari luar castle? Bahkan dengan lancangnya kau membiarkan orang itu masuk ke taman di castle ku ini dan berbicara dengannya dari balik pohon besar tempat aku di serang kemarin""A-apa yang emperor katakan? Aku tidak melakukan apapun" ujarnya.Cengkraman ku yang semakin erat membuat wa
VALERIE POV Hari dimana penobatan terjadi adalah hal yang cukup menegangkan bagiku. Jika kau tanya mengapa, maka jawabannya karena aku kembali muncul di hadapan mantan kekasih ku setelah 5 tahun berlalu, atau lebih tepatnya.. Setelah aku menghancurkan hatinya. Ku langkahkan kaki melewati gerbang yang terbuka lebar di saat kerumunan orang masuk begitu saja tanpa pengawasan ketat. Rasanya aku ingin mempercepat langkah ku, tapi tidak mungkin dengan banyaknya orang yang melewati gerbang bersamaku. Mataku masih tidak dapat lepas dari sosok pria tinggi bertubuh besar dengan rompi kulitnya dan celana berwarna senada dengan kaus yang ia kenakan -putih-. Sejak awal aku mendengar percakapannya dengan seseorang dari balik kegelapan, dari sana aku memiliki firasat bahwa dia akan membawa nasib buruk pada emperor yang baru. Hingga akhirnya kami berhenti melangkah dengan jarak 2 meter di antara kami. Apa maunya? Kenapa dia mencob
CYRUS POVDengan cepat ku lahap kue terenak yang pernah ku makan, tapi sangat disayangkan karena aku harus segera pergi dari toko kue bibi Selene.FLASHBACK"Aku melihat kakak di kedai mengerikan malam itu dan-""Mau apa kau kesana?" anak sekecil dia untuk apa datang ke kedai semacam itu? Apa dia tidak tahu kalau isinya orang jahat semua?"Dengarkan aku dulu. Aku kesana untuk mengirimkan pesanan pemilik kedai, bahkan aku tidak masuk ke dalam kedai. Kami bertemu di tepi jalan""Tapi tetap saja, jika kau melihatku masuk kesana berarti kau ada di luar rumah pada larut malam seperti itu? Kau ini seorang wanita, jadi jangan sembarangan pergi di tengah malam" omel ku membuatnya mengeluarkan ekspresi kesal."Jadi kakak mau mengomeli ku atau mendengar ucapanku? Pilihlah salah satu. Jika kakak mau mengomeli ku lebih baik aku pergi untuk mengantarkan pesanan lainnya, tapi kalau mau mendengarkan perk
CYRUS POVTiada kusangka, dia sungguh tangguh. Kekuatannya bagaikan 1000 prajurit. Apa mungkin dia mantan prajurit di negara lain?"Hei, bagaimana kau bisa setangguh ini? Apa kau mantan prajurit istana?" tanyaku kepada pria di sampingku dengan wajah penuh memar bahkan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar akibat pukulan ku."Aku tidak memiliki kewajiban untuk menjawabnya""Sombong sekali" geram ku sembari melirik sinis ke arahnya. "Jika aku tidak menahan diri maka kau sudah ku bunuh sekarang juga""Akan lebih baik jika aku mati sekarang daripada harus di perintah orang sepertimu""Ish pria tua ini" dengan cepat aku duduk di perutnya dan ku raih pisau yang tadi sempat terlempar dari tanganku. "Aku akan mengabulkan permintaan terakhir mu"Ku ayukan pisau itu dan..******Huft, apa aku semakin tua atau memang dia begitu kuat? Demi tuhan, ku rasakan sakit di sekujur tubuh ku akibat pukulan yang dia berikan
CYRUS POVAstaga, kenapa berat sekali tugas seorang emperor? Selama ini aku menganggap ringan tugas emperor karena hanya duduk di depan meja dengan dokumen dan bersenang-senang di setiap pesta.Tapi ini sebuah kesalahan besar...Aku terjebak di acara salah satu gubernur yang mengurusi bagian ekonomi negara. Dia menyambutku dengan senyuman lebar di wajahnya. Pakaiannya yang berwarna hijau terlihat mewah dengan benang emas di tiap tepi pakaian yang ia kenakan.Bahkan istrinya memakai gaun mewah yang di rancang khusus oleh satu designer ternama di negeri ini, jangan tanya kenapa aku bisa mengetahuinya. Warna hijau senada dengan pakaian suaminya, di tunjang semakin indah dengan rambut hitam yang di gulung hingga menjulang ke atas."Perkenalkan emperor. Dia satu-satunya anak perempuan ku" seorang gadis cantik berumur sekitar 25 tahun berdiri di hadapanku dengan ekspresi centilnya."Salam sejahtera untuk emperor" ujarnya.K