Beranda / Historical / Your Dark Horse / Reduce To Tears

Share

Reduce To Tears

Penulis: AzukaJagga
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-22 09:32:00

5 tahun berlalu sejak terakhir kalinya Cyrus hidup sebagai manusia normal di mana hanya ada cinta dan kebahagiaan di sekitarnya, tapi setelah satu-satunya alasan kebahagiaannya di renggut, kini Cyrus di juluki sebagai pria haus darah. 

Selama 5 tahun Cyrus terus berkelana, mencoba memperluas wilayah kekuasaan kerajaannya baik dengan cara berdialog maupun berperang. Tiada hentinya pedang Cyrus di lumuri darah musuh yang menentang dan meremehkannya. Bahkan sekarang nama Cyrus sudah di kenal di seluruh kerajaan sebagai pria tanpa ampun yang akan menghabisi siapa saja yang menghalangi jalannya.

"Salam sejahtera, duke Cyrus"

Cyrus yang tengah mengasah pedangnya menoleh sejenak. "Ada apa?"

"Emperor memanggil anda untuk kembali ke istana"

Cyrus menghela nafas berat. "Ada apa?"

"Emperor tidak memberitahu secara rinci, hanya saja meminta saya untuk menyampaikan pesan ini ke duke Cyrus"

Di letakkannya pedang itu di atas meja panjang. "Mau bagaimana lagi, aku tidak memiliki hak untuk menolak permintaannya. Siapkan pasukan dan kuda ku, kita kembali ke istana malam ini"

"Baik, duke Cyrus"

Malam yang seharusnya menjadi mimpi buruk bagi sebagian kerajaan, kini mereka dapat bernafas lega karena pasukan Cyrus kembali ke istana atas perintah Emperor, tapi mereka tahu jika bukan malam ini Cyrus menyerang mereka maka di malam yang lain-lah mimpi buruk itu akan terjadi.

Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan untuk kembali ke istana. Menyebrangi lautan selama dua hari, berkuda selama tiga hari bahkan harus menaiki bukit terjal -jalan pintas menuju istana-. Hingga akhirnya mereka tiba di istana di tengah teriknya matahari.

"Cyrus.."

"Ayah" Cyrus memeluk sang ayah yang sudah menunggu sejak tadi di depan pintu istana. "Kenapa ayah ada di luar?" tanya Cyrus seraya melepas pelukan sang ayah.

"Kenapa kau senang sekali berada di luar di bandingkan di dalam istana?"

"Ayah.. Aku berpergian untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaan kita, jadi-"

"Untuk apa kau memperluasnya?" potong sang ayah. "Apa kekuasaan kita masih belum cukup?"

"Ayah.."

"Sudahlah, tidak ada gunanya membahas semua ini dengan mu. Kau sama seperti ku, keras kepala. Sebaiknya kita masuk dan berbincang sembari makan siang" kedua pria tangguh itu masuk ke dalam istana, di ikuti kedua panglima pribadinya.

Hidangan mewah memenuhi meja panjang di ruang makan istana dengan sang emperor dan sang duke yang duduk saling berhadapan. Minuman anggur merah terbaik melengkapi hidangan makan siang di hari itu.

"Kapan kau akan mengubah gelar duke mejadi king?" tanya emperor sembari memotong daging sapi panggang dengan saus khusus buatan chef.

"Entahlah, aku masih menikmati gelar duke yang haus darah"

"Hentikan permainan mu itu. Apa kau tidak lelah dengan gunjingan warga di negeri seberang?"

"Asalkan bukan di negeri sendiri, maka aku tidak peduli" jawab Cyrus dengan santai.

"Lalu.. Bagaimana dengan duchess?"

Ekspresi di wajah Cyrus mendadak berubah. "Ayah, kita pernah membahas ini"

"Ya, aku tahu. Bahkan aku masih ingat kata-kata mu terakhir kali kita membicarakan hal ini"

Cyrus menganggukan kepalanya. "Ya dan perkataan ku tidak akan berubah sama sekali"

The Emperor menatap sedih makanan di hadapannya. "Jika kau tidak mengasihani dirimu maka kasihanilah pria tua ini"

Pisau yang tengah memotong daging di atas piring, mendadak berhenti dengan ekspresi tegang di wajah Cyrus.

"Tidak masalah jika kau tidak ingin menikah seumur hidup mu, tapi apa kau tidak kasihan pada diri ku yang harus meninggal tanpa melihat menantunya?"

"Ayah akan berumur panjang, aku tahu itu"

Dengan senyuman lebar the emperor menatap Cyrus. "Apa kau seorang peramal? Bagaimana bisa kau seyakin itu?"

"Seluruh rakyat memuja ayah, mereka mendoakan kesehatan ayah jadi bagaimana bisa ayah memiliki umur pendek seperti yang ayah bicarakan?"

The emperor menundukkan kepalanya seraya menghela nafas. "Nak, terkadang tuhan mengambil orang baik terlebih dahulu di bandingkan orang jahat" Cyrus menatap sedih sang ayah. "Banyak orang yang mendoakan keselamatan ku, tapi tuhan berkata bahwa orang baik seperti ku harus di selamatkan terlebih dahulu supaya tidak melihat kematian orang-orang yang aku sayangi"

"Kalau begitu berubahlah menjadi orang yang jahat sama seperti ku"

"Kau pikir ayah mu ini tidak tahu jika di balik peperangan yang terjadi selalu ada niat baik di belakangnya? Kau sengaja menghancurkan separuh dari kerajaan sekitar karena maraknya perbudakan anak di wilayah kerajaan itu, benarkan?" Cyrus hanya terdiam dan meminum anggur merahnya. "Nak, meski kau mencoba membohongi dunia dengan sikap kasar mu, tapi orang tua mu ini tahu kalau niat mu itu sangatlah baik hanya saja orang baik tidak pernah menunjukkan kebaikannya di depan banyak orang"

Cyrus menggelengkan kepalanya. "Aku bukan orang baik. Orang baik tidak akan membunuh prajurit tak berdosa di medan perang. Orang baik tidak akan memulai perang yang membuat seluruh warga merasa ketakutan. Orang baik tidak akan melumuri pedangnya dengan darah musuhnya"

"Kau lupa satu hal" the emperor menatap Cyrus dengan ekspresi serius. "Orang baik selalu mengatakan dirinya tidak apa-apa di saat ia merasa kecewa akan keadaan di sekitarnya. Orang baik selalu menangis dalam diam, tapi wajahnya tersenyum penuh kebahagiaan. Orang baik selalu berdoa agar tuhan mengampuni dirinya yang telah berdosa dan berharap hari esok akan lebih baik lagi dari yang sekarang"

Selalu.. Orang tua adalah orang yang selalu mengetahui keadaan anaknya meski kebusukan di hatinya sudah di tutup serapat mungkin hingga tidak akan ada yang mengetahuinya.

"Aku memang diam saja, tidak mengatakan apapun setiap kali kita bertemu bahkan setiap kali aku merasa kau menipuku di balik senyuman mu itu, aku tetap diam. Kepedihan mu, kekecewaan mu, kemarahan mu dapat ku rasakan semuanya hanya dengan jarak kita saat berhadapan satu sama lain. Tapi apalah daya ku nak, aku tidak ingin membuat mu mengingat rasa sakit mu dengan mempertanyakan alasan di baliknya. Aku tidak ingin merobohkan pertahanan mu untuk menyembunyikan semua perasaan mu. Aku hanya dapat berdoa kepada tuhan agar ia selalu memberkati mu dan melindungi mu di mana pun kau berada"

Rasanya begitu hangat di tengah udara dingin yang menyelimuti Cyrus. Seperti kalimat yang sudah sejak lama ingin ia dengar, tentang alasan ayah yang tidak pernah menanyakan keadaannya, tentang kebungkaman ayah melihat dirinya yang penuh dengan luka sayatan pedang, tentang ayah yang mencoba mengalihkan pembicaraan setiap kali ia merasa marah, dan tidak pernah mengatakan apapun meski semua perasaan yang ia rasakan tergambar jelas di wajahnya.

"Ada kalanya kau membenci orang tua mu untuk masalah kecil, tapi ada kalanya orang tua memaafkan mu untuk masalah besar" 

Cyrus yang tertunduk, untuk pertama kalinya meneteskan air mata menyesali isakan anak kecil yang melihat ayah mereka yang gugur di dalam peperangan. 

"Ayah tidak meminta mu untuk mengakhiri petualangan mu, tapi... Kau tahu sendiri apa yang ayah minta untuk saat ini"

Sejak perbincangan itu Cyrus memutuskan untuk menetap di istana selama 3 tahun lamanya. Menghabiskan waktu bersama sang ayah walau hanya sekedar membaca buku bersama di perpustakaan, mendengar radio di ruang kerja, bahkan Cyrus mengambil alih semua pekerjaan pemerintahan dari tangan sang ayah.

Hingga tepat di hari ulang tahun Cyrus yang 34 tahun, the emperor meninggal dunia akibat sakit yang tidak kunjung sembuh meski tabib sudah mengerahkan semua ilmunya.

"Salam sejahtera untuk duke Cyrus" ujar panglima kepercayaannya yang baru saja masuk kedalam kamar Cyrus. "Upacara akan di laksanakan dalam 5 menit"

Cyrus yang berdiri di dekat jendelanya dapat melihat warga yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan penobatannya menjadi seorang emperor. 

"Haruskah aku melakukannya Rayden?"

Sang panglima terkejut mendengar pertanyaan Cyrus. "Ya? Apa ada masalah duke?"

"Jika aku menjadi seorang emperor maka kehidupan ku akan di penuhi peraturan yang tidak dapat aku langgar. Apa kau pikir aku sanggup melakukannya?"

"Duke Cyrus, sudah menjadi tradisi jika the emperor meninggal maka sang anak lah yang akan melanjutkannya"

Cyrus menghela nafas. "Aku benci jika harus di kekang seperti itu"

"Tapi duke, jika duke Cyrus tidak melanjutkan tradisi ini maka.." Rayden menjelaskan semua tugas yang harus Cyrus lalukan sebagai satu-satunya pewaris, tapi Cyrus memilih untuk tidak mendengarkannya dan fokus melihat wajah para warga yang datang untuk melihat penobatannya. 

"Ini sudah waktunya, jadi kita harus-" mendadak Cyrus berjalan keluar kamarnya dengan tergesa-gesa dan berlari kecil ke arah balkon lantai dua istana di mana halaman di bawahnya sudah di penuhi oleh para warga.

Tanpa ragu Cyrus melangkah memasuki balkon di mana sudah ada pemimpin agama yang siap mendoakan kejayaan Cyrus dan kesejahteraan kerajaan.

"Maka, mahkota the emperor akan di berikan kepada duke Cyrus yang kini berganti gelar menjadi emperor Cyrus.." semua tepuk tangan bergemuruh, kebahagiaan memuncak dan semua merasa senang atas bergantinya gelar Cyrus. 

Semua orang senang dengan hal tersebut kecuali satu orang.. Cyrus yang masih menatap ke arah warga dengan tatapan terkejut dan sedih.

"Tidak seharusnya.." batin Cyrus.

To Be Continued

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Your Dark Horse   Secret You Hidden

    VALERIE POVDengan bantuan Cyrus dan Rayden, kami semua berhasil tiba di rumah dengan selamat. Perlahan tubuh Alessio direbahkan di atas tempat tidur. Rasa sakitnya pasti sudah berkurang akibat obat yang diberikan Alexa. Wajahnya kini tidak terlalu pucat, dan keringat dingin perlahan mulai berkurang. "Obat ini harus di minum dua jam sekali. Dan obat oles ini, sebisa mungkin di gunakan saat obat yang sebelumnya telah kering." Dua botol dengan cairan hijau diletakkan di atas laci. Yang membedakan hanya tekstur cair dan kental dari masing-masing botol. "Terimakasih," ujarku yang menemukan bahwa sejak tadi Alexa masih menatap Alessio dengan sedih. "Sebaiknya kita kembali." ujar Cyrus yang mencoba mengajak Alexa keluar dari kamar ku. "Tidak bisakah, aku disini malam ini?" pertanyaannya membuat semua orang sedikit terkejut. Bagaimana bisa seorang gadis tinggal bersama pria yang sudah menikah? Terlebih mereka hanya sebatas teman. Apa yang akan dibicarakan semua orang yang mengetahuinya?

  • Your Dark Horse   What I Feel

    Valerie POVSinar senja yang menyinari mereka, menambah keindahan dan keromantisan ketika mereka saling menatap. Ku sadari posisi ku saat ini. Siapa aku di dalam kehidupannya? Hanya seorang wanita yang pernah menyakiti hatinya begitu dalam, hingga ia harus menjauhkan diri dari semua orang.Sampai saat ini, aku masih menyesali hal tersebut. Tapi saat ini, hati ku yang sakit melihatnya."Mau sampai kapan kau menatap mereka?" suara Alessio dari sampingku. Sejak kapan ia berdiri disana?"Kau tidak punya pekerjaan? Enak sekali jadi dirimu, bisa bersantai saat yang lain sibuk memasak untuk makan malam." ia berlalu pergi melewati ku.Dengan cepat aku berjalan di sampingnya. Tak terima dengan apa yang baru saja ia katakan. "Bersantai? Aku bekerja sejak pagi, tapi kau yang datang di waktu yang tidak tepat. Jadi kau hanya melihat ku yang sedang beristirahat, bukan yang sedang bekerja." Tiba-tiba ia berhenti dan menoleh ke arahku. "Sejak kapan kau bicara panjang seperti ini?" Aku seperti s

  • Your Dark Horse   Evening Sun

    CYRUS POV"Apa kau ingin melakukan hal buruk di wilayah ku?" Tawanya membuatku semakin kesal dan bingung. "Hal buruk? Bukankah aku adalah penyelamat di negeri ini? Bagaimana bisa kau ..." Ia menghela nafas. "Ini sudah musim semi. Banyak bunga yang baru terbentuk dengan warna yang indah. Dan aku rasa, kau adalah bunga itu." Entah karena terlalu banyak alkohol yang ku minum, atau memang ia berbicara omong kosong. Aku tidak dapat mengerti yang ia katakan. "Terserah kau saja, tapi ingat. Jangan lakukan hal yang tidak baik di dalam castle. Mungkin bagi mu, itu hanyalah tempat tinggal, tapi bagiku, castle layaknya kuil. Harus tetap suci dan bersih dari tindakan tidak pantas.""Ya, mari kita jaga wilayah masing-masing."Minuman keras ia teguk tanpa ragu. Bibirnya menyunggingkan senyuman yang membuat siapapun yang melihatnya, akan merasa curiga kepadanya. Niat hati ku datang kemari untuk menghilangkan seluruh perasaan resah dan beban yang ku rasakan sejak beberapa terakhir, tapi dengan b

  • Your Dark Horse   Three Conditions

    CYRUS POVTidak ku sangka, Alessio memang serendah itu. Bagaimana mungkin ia mengkhianati Valerie disaat seperti ini. Dia adalah suaminya, Valerie yang baru sembuh membutuhkan dukungannya, tapi dia malah bersama wanita lain. "Menjijikkan.""Apa ada yang salah?" Aku tersadar setelah mendengar suara Rayden. Kertas di tanganku sudah tidak berbentuk akibat kepalan kuat yang ku lakukan sejak tadi. "Apa sesuatu yang buruk tertulis disana? Emperor terlihat kesal." "Tidak." ku rapihkan kembali sebisanya. "Tidak ada apa-apa." Rayden hanya mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut. "Rayden," aku sempat ragu untuk mengatakannya. "Apa ... Kau dengar kabar dari Valerie?" "Kabar apa yang ingin emperor dengar darinya?" "Maksudku, ini sudah tiga hari sejak ia sakit. Menurutku, dia sudah baik-baik saja hingga dapat membantahku saat di rumah bibi, lalu kenapa ia tidak masuk bekerja?" "Aku bukan pengasuhnya, jadi cukup sulit untuk menjawab pertanyaan emperor." Aku tau dia hanya bercanda, tapi mat

  • Your Dark Horse   Confession

    CYRUS POV "Apa yang kalian lakukan?!" Valerie keluar rumah dengan penuh amarah. "Apa kalian tau bibi sedang sakit saat ini!" Ku masukkan kembali pedang ke tempatnya. "Justru itu aku ingin melihatnya! Kenapa tidak ada satupun dari kalian yang mengerti?!" "Kami bukan tidak mengerti" Alessio berdiri diantara aku dan Valerie. "Kami sedang melindungi emperor di negeri ini dari penyakit mematikan" "Bibi adalah keluargaku" "Dan Bibi adalah penyelamatku" tungkas Alessio. "Bibi bukan hanya keluarga mu, tapi dia keluarga semua orang di sekitar sini. Banyak orang memohon untuk bisa menjenguk tapi kami menolaknya, lalu untuk apa kami membiarkan emperor masuk ke dalam? Bagaimana jika daya tahan tubuh emperor lemah hingga menyebabkan kematian? Apa emperor kami adalah seseorang yang sangat tidak bertanggung jawab?" Setelah keributan panjang, akhirnya kuping dan otak ku kembali bekerja. Aku mendengarkan semua ucapan Alessio. "Kami akan melaporkan perkembangan kesehatan dari bibi Selena, tapi em

  • Your Dark Horse   My Worried

    CYRUS POVKedua mataku terbuka dengan jantung yang berdegup kencang, dan keringat yang membahasi seluruh tubuhku.Sebisa mungkin aku mengatur nafas dengan menyandarkan tubuhku di kursi yang sedang ku duduki. "Astaga" kepalaku mulai terasa berat meski keringat perlahan mengering akibat hembusan angin dari jendela yang terbuka. Tok tok tok"Masuk" jawabku seraya menopang kepala dengan kedua tangan. "Emperor.." "Ada apa?" tanyaku tanpa menoleh."Ini tentang virus yang menyebar di kota" dengan cepat aku menatap Rayden yang kini berdiri di hadapanku. "Penyebarannya begitu cepat hingga 89% warga sudah terkena virus tersebut. Bahkan.. Kurang lebih 150 jiwa meninggal dunia" "Meninggal?" dengan perasaan bingung, aku bangkit dari duduk. "Aku tidak mendengar kabar itu. Jumlah yang tidak sedikit untuk ditutupi" "Bukan ditutupi, tapi banyak yang tidak membicarakannya dan memilih fokus pada yang masih hidup" Rayden meletakkan laporan keluhan dari beberapa perdana menteri. "Beberapa menteri sud

  • Your Dark Horse   My Heart, My Mind

    CYRUS POVAku berjalan menuju dapur setelah kembali dari taman."Siapkan makanan manis untuk ku dalam 15 menit dan bawa ke ruangan kerja ku" "Baik" jawab para pelayan secara bersamaan.Langkah kaki membawaku pergi menjauh menuju ruang kerja, tapi hanya tinggal beberapa langkah dari ruangan, aku memutar arah menuju perpustakaan yang jaraknya berlawanan arah. "Tidak bisakah kita beristirahat sejenak dari agenda jalan-jalan ini?" Ku berbalik menatap pria tukang mengeluh ini. "Jika kau merasa lelah mengikuti ku, mungkin lebih baik jika kau kembali ke keluarga mu" "Bukan begitu maksud ku. Emperor sudah berkeliling castle ini tiga kali. Bahkan emperor sudah pergi ke dapur 4 kali untuk mengganti setiap menu yang sebelumnya dipesan"Ku letakkan kedua tanganku di pinggang. "Mereka tidak ada masalah dengan itu, lalu kenapa kau merasa keberatan?" "Emperor, mengertilah. Wajah mereka terlihat bingung dan.. Apa emperor tidak melihat meja mereka? Hidangan untuk menu sebelumnya sudah hampir jadi

  • Your Dark Horse   Three People

    VALERIE POV Ketika mataku terbuka.. "Cyrus?" suaraku hampir tidak ada. Seperti orang berbisik, tapi sama sekali tidak terdengar dengan jarak yang cukup jauh. "Kau akan baik-baik saja. Dokter bilang virus yang sedang terjadi, berhasil menyerang mu. Dia sudah memberikan resep obat, kau harus menghabiskannya" Aku terdiam. Merasakan rasa ngilu yang menjalar ke seluruh tubuhku dengan cepat. "Kau harus pergi" lirihku dengan mata yang terasa berat, seperti orang mengantuk. Dia tersenyum lebar. "Kau takut kalau aku tertular? Tubuhku ini sudah begitu kebal dengan hal seperti itu" tawa kecil terdengar cukup jelas di telingaku. "Kau istirahatlah. Baru saja aku memberi mu obat" Tangan yang menyentuh puncak kepalaku terasa begitu hangat dan menenangkan. Ingin kedua mataku tetap terbuka, tapi rasa kantuk ini sudah di luar kendali ku. Alhasil, hanya gelap yang terakhir aku ingat. ******Apa aku tidur cukup lama? Suara burung terdengar begitu jelas. Rasanya seperti mereka bernyanyi di telingak

  • Your Dark Horse   Lost Love, Will It Come Back?

    AUTHOR POV"Valerie, tolong berikan camilan ini ke ruangan emperor sebelum kau pulang" ujar kepala pelayan seraya memberikan satu troli berisikan biskuit, teh hangat dan beberapa kue kering lainnya. Sudah 3 kali mengetuk pintu, tidak ada sedikitpun jawaban dari emperor. Valerie memutuskan untuk masuk ke dalam. Dari balik pintu ia melihat Cyrus yang melamun hingga tidak sadar akan jendela yang terbuka akibat angin yang behembus kencang."Saya datang untuk memberikan camilan malam" Valerie meletakkan troli camilan itu di samping meja, tapi Cyrus masih tidak sadar akan kehadirannya. Khawatir sang emperor merasa kedinginan, Valerie menutup kedua jendela dan menguncinya. "Haruskah aku berpamitan kepadanya? Dia seperti sedang berada di dunianya sendiri"Meski berniat untuk langsung pergi, tapi Valerie yang memiliki sikap 'tidak enak' akhirnya memutuskan untuk berpamitan. "Emperor?"Tiba-tiba salah satu jendela kembali terbuka hanya dengan satu hentakan angin kencang diluar. Dan itu cuk

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status