VALERIE POVDengan bantuan Cyrus dan Rayden, kami semua berhasil tiba di rumah dengan selamat. Perlahan tubuh Alessio direbahkan di atas tempat tidur. Rasa sakitnya pasti sudah berkurang akibat obat yang diberikan Alexa. Wajahnya kini tidak terlalu pucat, dan keringat dingin perlahan mulai berkurang. "Obat ini harus di minum dua jam sekali. Dan obat oles ini, sebisa mungkin di gunakan saat obat yang sebelumnya telah kering." Dua botol dengan cairan hijau diletakkan di atas laci. Yang membedakan hanya tekstur cair dan kental dari masing-masing botol. "Terimakasih," ujarku yang menemukan bahwa sejak tadi Alexa masih menatap Alessio dengan sedih. "Sebaiknya kita kembali." ujar Cyrus yang mencoba mengajak Alexa keluar dari kamar ku. "Tidak bisakah, aku disini malam ini?" pertanyaannya membuat semua orang sedikit terkejut. Bagaimana bisa seorang gadis tinggal bersama pria yang sudah menikah? Terlebih mereka hanya sebatas teman. Apa yang akan dibicarakan semua orang yang mengetahuinya?
Langit begitu biru, cerah tak berawan. Tawa anak kecil yang bermain dan tawar menawar antar pedagang dan pembeli, cukup meramaikan suasana desa yang cantik penuh bunga."Selamat pagi" sapa seorang pria yang mengendarai sepedahnya dengan sekantung roti panas di keranjang sepedahnya."Selamat pagi" jawab beberapa pria yang lebih tua darinya."Selamat pagi semua" sapa pria yang sama kepada segerombolan wanita paruh baya."Selamat pagi"Pria itu menghentikan sepedahnya tepat di depan sebuah kedai roti milik wanita berumur 45 tahun yang memiliki 1 anak perempuan berumur 15 tahun dan 1 anak laki-laki berumur 9 tahun."Pagi bibi""Selamat pagi Lord Cyrus""Tolong jangan panggil aku seperti itu, atau seluruh penduduk desa akan tahu siapa aku sesungguhnya"Wanita tersebut tersenyum lebar seraya mengambil kantung kertas dari tangan pria bernama Cyrus."Bagaimana bisa seorang pangeran menjual kue?" sindir sang wa
5 tahun berlalu sejak terakhir kalinya Cyrus hidup sebagai manusia normal di mana hanya ada cinta dan kebahagiaan di sekitarnya, tapi setelah satu-satunya alasan kebahagiaannya di renggut, kini Cyrus di juluki sebagai pria haus darah. Selama 5 tahun Cyrus terus berkelana, mencoba memperluas wilayah kekuasaan kerajaannya baik dengan cara berdialog maupun berperang. Tiada hentinya pedang Cyrus di lumuri darah musuh yang menentang dan meremehkannya. Bahkan sekarang nama Cyrus sudah di kenal di seluruh kerajaan sebagai pria tanpa ampun yang akan menghabisi siapa saja yang menghalangi jalannya. "Salam sejahtera, duke Cyrus" Cyrus yang tengah mengasah pedangnya menoleh sejenak. "Ada apa?" "Emperor memanggil anda untuk kembali ke istana" Cyrus menghela nafas berat. "Ada apa?" "Emperor tidak memberitahu secara rinci, hanya saja meminta saya untuk menyampaikan pesan ini ke duke Cyrus" Di letakkannya pedang itu di atas meja panjang
CYRUS POVKu pijat kepala ku yang terasa begitu berat hingga rasanya ingin ku copot dan di letakkan di salah satu meja di dalam kamar ku ini. Bahkan rasanya semakin menjadi ketika Reyden terus mengoceh tentang keinginan ku. Jika tahu akan berakhir seperti ini, aku memilih untuk tidak memberitahunya dan langsung saja bertindak."Dengar, keinginan mu ini tidak mungkin aku setujui. Meskipun kau melakukannya di belakang ku, maka akan ku gagalkan bagaimana pun caranya""Rayden, dengar. Ini bukan permintaan dimana kau harus membunuh salah satu pendeta di kerajaan ini, atau permintaan untuk membakar seisi kota. Aku hanya meminta kepada mu untuk membatalkan penobatan ku, katakan saja kepada para pendeta itu kalau keadaan ku sedang tidak stabil karena di bawah pengaruh alkohol. Bukankah itu cara terbaik untuk membatalkan penobatan?"Gelengan kepalanya membuat ku semakin kesal. "Itu berbohong namanya. Bukankah kita di ajari pendidikan yang sama, di
CYRUS POV "Kau masih hidup?" tanyaku seraya bangkit dari duduk dengan tatapan penuh kebencian ke arahnya. "Selama kau hidup, bagaimana aku bisa mati? Kau adalah jiwaku" Sebuah senyuman kecut ku tunjukkan kepadanya. "Jiwa mu yang telah kau bunuh dengan tangan mu sendiri Cyrus yang kau kenal sudah mati, maka seharusnya kau juga mati bersamanya" Dia tidak membalas perkataan ku, hanya senyuman tanpa rasa malu sedikitpun. "Pergilah, aku tidak ingin melihat mu di sini" Tidak merasa tersinggung karena telah mengusirnya, ia malah pergi dengan suka rela dan sempat-sempatnya ia tersenyum penuh kebahagiaan di hadapan ku. Untuk memastikan kalau ini bukan khayalan kepalaku, dengan perasaan penuh amarah ku raih dokumen yang sudah di tandatangani olehnya. Dan benar saja, namanya tercantum di bawah tanda tangannya. "Argh!" ku lempar kertas itu agar namanya menjauh dari diriku. Kenapa ia harus kembali? Ken
CYRUS POV"Kau begitu lihai dalam melakukannya. Sudah berapa lama kau melatih keahlian mu ini?" tanyaku yang berada di atasnya dengan pandangan lurus ke sepasang mata coklat yang kini menatap ku ketakutan. "Kenapa Saphire? Kau menatapku dengan ketakutan seperti itu. Apa kau berpikir aku akan mencoba membunuh mu?""Maafkan saya the emperor, saya sama sekali tidak bermaksud seperti itu. M-mereka meminta saya melakukannya""Siapa?""Segerombolan orang dengan pakaian mewah. Mereka menyebut diri mereka sebagai pembela negeri sebrang"Rasanya aku pernah mendengarnya. Dimana kira-kira aku mendengar nama kelompok itu?"Tolong lepaskan saya the emperor, tolong" dari matanya keluar air mata yang memohon kepada ku agar mau melepas ikatan tangan dan kakinya."Kenapa aku harus melepaskan mu?" ku dekatkan belati yang ku bawa ke wajahnya. "Aku lebih senang menghabisi mu dan mendengar mu memohon ampun kepada ku"Air mata
CYRUS POVTok tok tok"Masuk" jawab ku dingin karena aku sudah tahu siapa orang di balik pintu itu."Emperor memanggil saya?"Aku menatapnya tajam. "Wah Valerie, wah. Jika aku tidak mengenal mu maka aku tidak akan segera mengetahui niat busuk mu masuk kedalam castle ini" wanita yang ku benci itu menatap ku dengan bingung. "Kau tidak perlu berpura-pura bingung seperti itu Valerie, kini aku tahu segalanya""Sebenarnya apa yang-"Ku cengkram rahangnya hingga wajahnya seketika memerah menahan sakit."Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan saat fajar tadi? Katakan kepadaku, untuk apa kau bersembunyi-sembunyi menemui orang dari luar castle? Bahkan dengan lancangnya kau membiarkan orang itu masuk ke taman di castle ku ini dan berbicara dengannya dari balik pohon besar tempat aku di serang kemarin""A-apa yang emperor katakan? Aku tidak melakukan apapun" ujarnya.Cengkraman ku yang semakin erat membuat wa
VALERIE POV Hari dimana penobatan terjadi adalah hal yang cukup menegangkan bagiku. Jika kau tanya mengapa, maka jawabannya karena aku kembali muncul di hadapan mantan kekasih ku setelah 5 tahun berlalu, atau lebih tepatnya.. Setelah aku menghancurkan hatinya. Ku langkahkan kaki melewati gerbang yang terbuka lebar di saat kerumunan orang masuk begitu saja tanpa pengawasan ketat. Rasanya aku ingin mempercepat langkah ku, tapi tidak mungkin dengan banyaknya orang yang melewati gerbang bersamaku. Mataku masih tidak dapat lepas dari sosok pria tinggi bertubuh besar dengan rompi kulitnya dan celana berwarna senada dengan kaus yang ia kenakan -putih-. Sejak awal aku mendengar percakapannya dengan seseorang dari balik kegelapan, dari sana aku memiliki firasat bahwa dia akan membawa nasib buruk pada emperor yang baru. Hingga akhirnya kami berhenti melangkah dengan jarak 2 meter di antara kami. Apa maunya? Kenapa dia mencob