Share

Nekad Naik Panggung

Sudah hampir satu jam kami habiskan waktu di restoran berbintang ini, sayangnya bukan membuat Vivi bahagia, dari yang kulihat dia justru merasa risih dan tak nyaman. 

“Bang, aku malah ngantuk, loh, denger musiknya,” bisik Vivi di telingaku.

Aku tersenyum kecil kemudian mengangguk. “Sama. Abang lebih suka lagu-lagu pop tanah air ketimbang lagu beginian,” bisikku membalas. 

Ya, yang benar saja, grup musik sewaan Fadlan terbilang payah. Lebih tepatnya salah sasaran saja. Sebab yang kutahu Vivi tak suka lagu-lagu klasik luar negeri. Kesukaannya hampir sama, lah denganku. Kalau tidak pop, ya, k-pop. 

Hmm, mungkin niatnya si Fadlan mau sok-sokkan romantis gitu kali, ya? Dasar tidak tahu keadaan. Payah.

“Bang, kapan kita bisa pulang?” Lagi-lagi Vivi berbisik.

Kurasa si Vivi sudah bosan. Duh, padahal belum sampai ke waktu kejutan utamanya. Dan sepertinya masih agak lama sampai ke puncak kejutan itu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status