Share

Tambah Mumet

Sungguh, kali ini aku sudah tak tahan lagi ingin memukul wajah lelaki di depanku ini. Tanganku bahkan sudah mengepal kuat.

“Apa maksudnya, tolong jangan mencari masalah. Saya lagi capek. Selama ini kita tidak pernah saling bertegur sapa, bahkan sampai mengobrol hingga sedekat ini.”

Tahukah sebesar apa amarah ini? Rasanya sudah bergemuruh bagai lava yang akan segera dimuntahkan oleh gunung merapi.

Bang Arif yang bertampang menyebalkan ini akhirnya memudarkan senyumnya. Lantas mendekat, membisik pelan.

“Kalian pacaran. Kalau ibunya tahu, matilah kamu. Saya tahu ibu kos ini sangat mempercayakan anaknya pada kamu, lantas kenapa berani sekali mengkhianatinya?”

Deg!

Benar kecurigaanku. Dia ternyata tahu kalau aku dan Vivi memiliki hubungan spesial.

Refleks aku menarik kerah bajunya. Wajahku mengeras. Napasku memburu hebat.

Gawat, ini sudah tak bisa lagi ditahan. Aku sungguh kewalahan menahan agar tak lepas kendali.

“Kenapa? Takut?” tanyanya terdengar seperti sebuah tantangan. Dia mengempa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status