Ailee PoV.
Untuk kesekian kalinya aku melirik jam di ponsel, sekaligus menunggu notifikasi dari seseorang yang bisa-bisanya sangat menyebalkan. Siapa lagi jika bukan Zuco. Dia bilang tidak percaya dengan apa yang temannya katakan, dia bilang tidak marah, tapi sejak sore ia tidak mengirimiku satu pesan pun. Menyebalkan. Dan aku malah menunggunya. Bodoh.
Setelah cukup lama menimang ponsel, aku pun memutuskan untuk mengiriminya pesan lebih dulu. Tidak masalah dengan ego, yang penting aku tenang.
To: Tirex Sawah?
Kamu lagi latihan?
Kalo udah mau ngabarin, kabarin aku.
Read.
From: Tirex Sawah?
Udh slesai.
Aku mau pergi ke cafe bareng yg lain,
To: Tirex Sawah
Ok, have fun.
Hayo, baca lagi gak? Ada yang ditambahin awowkk....Jangan lupa Vomment...Rooftop sekolah, saat ini Zuco sedang bersandar pada bahu Ailee di sebuah sofa di atas gedung sekolah mewah mereka. Dengan tangan yang saling bertautan, senyuman Zuco tak pernah luntur seraya mengecup lengan Ailee yang bertautan dengan dirinya."Sayang, Ailee sayang Zuco?" Ucap Zuco bertanya."Sayang," jawab Ailee."Ailee cinta sama Zuco?"Ailee terlihat memejamkan mata kemudian mengangguk sebagai jawaban. "I love you," jawabnya.Zuco langsung beralih memeluk Ailee dengan gemas. "I Love you too. Walaupun cinta kamu belum sebanyak aku, tapi aku seneng dengernya."Ailee tersenyum miris. Mudah sekali Zuco mengatakan hal yang membuat Ailee merasa tidak enak kepadanya, dasar."Zuco, sebenarnya semalam kamu kenapa?" Tanya Ailee yang masi
Hai...Semoga suka?Jangan lupa vomment uhuk...Langkah Zuco membeku, menatap sang Ayah yang tertunduk menyembunyikan tangisan. Kemudian Kenan yang menatap lantai dengan tatapan kosong dan sebuah luka baru pada tulang pipinya. Dan Nela, Ibu Kenan yang Zuco panggil Tante, wanita itu terlihat menangis tersedu-sedu, isakannya membuat Zuco teringat sang Ibunda yang selalu menangis jika ia menyakiti dirinya sendiri.Zuco menelan ludahnya dengan susah payah dan melanjutkan langkah untuk menaiki anak tangga."Zuco..." Panggil Jhonatan.Langkah Zuco kembali terhenti tepat di belakang sofa yang Ayahnya duduki."Hm?""Duduk, ada hal yang har--""Aku udah tahu." Potong Zuco.Nela berdiri, "Zuco, kemari."Dengan perlahan, Zuco membalik badan dan menghampiri mantan istri Ayahnya itu.Zu
Semoga suka...Jangan lupa vote dan comment...Hari yang dinantikan Zuco, hari dimana ia seharusnya menjadi pusat perhatian, berdiri dengan penuh semangat ditengah lapangan, kini hari itu tinggallah hari. Ia tidak bisa menunjukkan, membuktikan permainannya lapangan basket. Ini semua karena ulahnya sendiri, yang tanpa pikir panjang melukai salah satu indera perabanya.Dengan nafas yang naik turun menahan amarah, Zuco terduduk dengan wajah tertunduk di bawah tempat tidurnya. Sang Ayah terlihat berada di sana, berdiri di hadapannya."Pah, masih ada setengah jam lagi. Aku harus berangkat ke sekolah, mereka pasti udah nunggu aku." Ucap Zuco yang masih belum menyerah atas keinginannya untuk bertanding.Jhonatan menggelengkan kepala untuk kesekian kalinya."Luka kamu belum sembuh, kali ini tolong nurut sama Papah."Zuco mendengus kesal dengan tangan yang meng
Ailee melirik jam di dinding kamarnya yang menunjukkan pukul 7 malam. Tinggal satu jam lagi untuk menunggu kedatangan Zuco dan keluarga berkunjung ke rumahnya. Saat ini Ailee sedang duduk di tepi tempat tidur dengan di temani Angga, Nayma dan juga Sara, teman sekelas di sekolah barunya bersama Zuco. Satu-satunya siswi yang membantu Ailee ketika Karin melabraknya."Lee, lo yakin?" Tanya Angga.Nayma melempar Angga dengan sebuah boneka kecil milik Ailee. "Yakin lah, harus. Zuco itu udah paket lengkap. Bukan cuma visual sama materi, tapi dia juga bucin sama Ailee."Ailee tersenyum mendengar hal itu."Tapi Nay, gue pernah liat dia marah di sekolah. Kayaknya posesif juga, iya gak sih?" Sara memastikan pada Ailee.Ailee mengangkat bahu tak tahu harus menanggapinya seperti apa."Mungkin emang gitu cara nunjukin kasih sayangnya, iya gak lee?" Sahut Nayma.Ailee hanya bis
Semoga suka...Jangan lupa vote dan comment...Siang ini, sepulang sekolah, Ailee, Zuco dan Sara bertemu dengan Angga juga Nayma. Mereka melakukan makan siang bersama di sebuah cafe. Mereka tampak akrab satu sama lain, tak terkecuali Zuco. Zuco sesekali ikut berbincang dan tertawa, sisanya hanya menyimak dan menatap Ailee dengan penuh damba. Sebegitu bucinnya dia."Kalian tunangan gak ditutup-tutupin kan?" Tanya Nayma.Zuco menatap Ailee, ia ingin mendengar jawaban apa yang akan gadisnya itu berikan."Enggak."Zuco tersenyum mendengar jawaban itu.Ailee melirik Zuco yang duduk di samping kanannya sekilas. "Tapi gak di umbar-umbar juga, setaunya aja."Zuco hanya bisa mengangguk setuju, ia tidak ingin bertengkar hanya karena hal itu. Walau sebenarnya ia ingin mengatakan dengan bangga kepada siapapun bahwa Ailee adalah miliknya.
Semoga suka...Jangan lupa vomment...***Seperti sebelumnya, Angga kebagian mengantarkan Sara pulang karena mereka satu arah. Sedangkan Nayma lebih memilih pulang menggunakan kendaraan umum karena Ibunya meminta dibelikan sesuatu terlebih dahulu.Dan sekarang, Angga sudah sampai di depan gerbang kediaman Sara dengan Sara yang sudah turun dan kini sedang membuka helm milik Angga."Thanks ya, maaf juga tadi udah nyinggung tentang Ailee. Gue sengaja, hehe..." Ucap Sara."Gue masuk duluan yah," lanjutnya.Namun tiba-tiba saja Angga menahan pergelangan tangan Sara. Sara berbalik dan menatap Angga penuh tanya."Kenapa? Mau mampir dulu?"Angga melepaskan genggamannya. Kemudian menggelengkan kepala sebagai jawaban."Terus?""Gue cuma mau bilang, please jangan singgung tentang perasaan gue bua
Zuco memang tidak pernah main-main dengan ucapannya. Sesuai dengan ancamannya, hari ini Zuco benar-benar tidak menjemput Ailee untuk pergi ke pertandingan yang diadakan di sekolah mereka bersama-sama. Zuco juga tidak mengirim pesan sama sekali, apalagi menelpon.Sekarang ini Ailee baru sampai di sekolah dengan menggunakan angkutan umum. Saat berjalan melewati parkiran, ia dapat melihat mobil kekasihnya sudah terparkir di sana. Ailee hanya bisa menghela nafas panjang dan berniat untuk membujuk Zuco setelah pertandingan selesai.Pertandingan diadakan di lapangan indoor. Dan parkiran untuk tamu pun kini terlihat mulai penuh, cukup banyak siswa dan siswi dari SMA Assatya yang datang untuk memberikan dukungan tim sekolah mereka. Sebagian penasaran dengan gossip tentang siswa dan siswi Phiresa yang tampan juga cantik.Ailee terlihat berjalan dengan santai menuju ruangan ekskul Cheers untuk melakukan diskusi terlebih dahu
Suasana di dalam mobil sangatlah tidak nyaman. Baik Zuco ataupun Ailee, keduanya sama-sama memilih diam. Namun rahang Zuco masih terlihat mengeras, tangannya mencengkeram stir dengan kuat. Hal itu yang membuat Ailee merasa takut dan duduk sangat rapat pada pintu.Sampai akhirnya Ailee menghembuskan nafas pasrah. Diamnya Zuco harus segera diakhiri, bagaimanapun mereka terikat hubungan, jika tidak ada yang mengalah maka semua hal akan menjadi abu-abu.Ailee berdehem pelan. "Zuco." Panggil Ailee.Dan berhenti, Zuco menghentikan laju mobilnya. Ailee memandang keluar, ternyata Zuco menghentikan mobilnya di sebuah taman yang sepi pengunjung.Namun di detik kemudian Ailee tersadar. Ia mengenali tempat itu."Zuco, Zuco kita dimana?" Tanya Ailee setengah panik."Di perkebunan Papah aku." Jawabnya.Ailee sudah menebaknya. Ia bahkan dapat melihat jembatan disebera