Share

IV. 'It' Did

11 juni 2014

04 : 27 wib

Terminal Joyoboyo, Surabaya

POV : Penulis (Narator)

Fiki, Arul, dan Mifta melanjutkan perjalanan, dan masuk ke dalam terminal Joyoboyo, untuk mencari bantuan agar bisa menolong teman mereka Angga yang tenggelam di sungai berantas.

Mereka tercengang akan pemandangan di dalam area tempat evakuasi. Semua telah di hancurkan, potongan tubuh dan organ dalam manusia berserakan, darah pun berceceran, dan juga banyak sekali bekas cakaran yang cukup besar. Mereka sempat menduga ada sesuatu lain yang menghancurkan tempat tersebut. Terlihat juga banyak sekali bekas tembakan di mana-mana, mungkin para penjaga di sini, berusaha untuk mempertahankan tempat ini dari sesuatu, namun gagal.

"Ini....", Ujar Fiki terlihat shock.

"Terlihat penjagaan nya cukup banyak, tapi... Hancur, berubah jadi kayak tempat jagal.. banyak potongan mayat di sini..", tambah Mifta.

"Oy.. pergi yuk.. serem di sini..", sahut Arul.

"Pergi kemana, kita baru nyampe.. gimana sih lu, cemen..", sahut Mifta.

"ya emang lu mau nyari apa di sini...?! gk ada yang hidup juga... Coba lu tanya ke satpam di pojokan situ,... tapi lu ambil dulu otak nya di bawah nya tuh, tercecer, biar dia bisa mikir omongan lu...!", sahut Arul.

"kok lu nyolot anjing...?!", teriak Mifta.

"hoy... Hoy... Udah! Percuma kalian berantem, simpan tenaga kalian, biar kalian gak mati di sini...", sahut Fiki.

"Coba lihat di sana, tenda besar itu mungkin pusat nya... Siapa tau kita bisa dapet info tentang tempat evakuasi lain nya..", tambah Fiki sambil menghampiri tenda yang terlihat cukup besar di tengah-tengah terminal.

"gue minta maaf... Bener kata Fiki...", ujar Mifta sambil mengajak Arul bersalaman.

"Ya, gue juga.... Kita cek aja tempat ini... semoga aja ada senjata di dalem atau apa gitu.....", Ujar Arul.

"Cuman, bener juga yang lu bilang, serem di sini......", Sahut Mifta sambil memegang tangan Arul.

"cemen....", gumam Arul.

Di dalam tenda terlihat sepi, tidak ada aktivitas kehidupan. Fiki melihat-lihat berkas dan dokumen yang berserakan, yang mungkin bisa di jadikan petunjuk tujuan mereka selanjut nya. Mifta dan Arul pun juga melihat-lihat sekitar tenda, berharap ada sesuatu yang bisa di jadikan senjata.

Terlihat ada sebuah dokumen yang menyita perhatian fiki. Seperti sebuah dokumen rahasia. Tanpa buang waktu, dokumen tersebut diambil dan disimpan oleh nya, untuk diteliti lebih lanjut nanti nya. Setelah itu, fiki mencari info yang lain, dan menemukan sesuatu.

"Oy bro.. coba liat ini.. di sini tertulis, 'Semua penduduk yang telah di netralisir, akan di bawa ke tempat evakuasi pusat, di kantor kota madya surabaya, untuk selanjut nya di pindahkan melalui jalur udara, menuju jakarta dan di ungsikan kembali ke pulau-pulau yang masih negatif virus.'...", ujar Fiki membaca selembar kertas tertempel di dinding.

"Bentar... Kenapa gak langsung ke pulau nya... Kok harus ke jakarta dulu..", tanya Mifta.

"Mungkin, di data lagi di sana.. atau di tes lagi, kan memang harus benar-benar steril di pulau tersebut... Pemerintah juga gak mau ambil resiko, kalau-kalau ada virus yang lolos dari pengecekan..", ujar Fiki.

"Jadi tujuan kita selanjut nya kemana nih..", ujar Mifta.

"Oy... Gue nemu rompi anti peluru, lumayan buat perlindungan kita nih.. ada jeep juga di luar, jeep nya tentara coy, kuat dan masih bisa jalan.. udah coba gue starter tadi... cuman gue gak nemu senjata api..", sahut Arul.

"Kayak nya kita harus ke kantor kota madya Mif.. itu tiket kita.. di sana pusat nya.. yah sebelum kita ketinggalan pesawat..", ujar Fiki.

"Lalu.... Angga dan orang-orang di sidoarjo gimana..", ujar Mifta sedikit murung.

"Yang penting kita selamat dulu mif.. percuma juga kita mati sia-sia di sini... Kita bisa mengurus mereka nanti..", ujar Fiki.

"....baiklah.. kita ke kota madya dulu.. siapa tahu di sana bisa dapat sesuatu.. ayo bantu arul..", ujar Mifta sembari keluar tenda bersama Fiki.

Mereka sepakat untuk berencana pergi ke kantor kota madya surabaya, yang letak nya tidak begitu jauh dari tempat mereka.

Semua bersiap-siap, Arul pun sudah menyalakan jeep yang baru saja dia temukan, Fiki dan Mifta masih mencari beberapa barang di dalam tenda yang bisa di jadikan senjata. Namun tiba-tiba....

"Oy rul, sini, biar gue yang nyetir..", ujar Mifta.

"Apa..?", Sahut Arul.

"Sini biar gue yang nyetir...", Ujar Mifta.

"sorry,.. gue gak paham omongan lu... Bukan nya lu nyetir nya gak beres.. tadi aja lu kan yang nabrak motor gue..", ujar Arul.

"Lah kan tadi gue keburu-buru.. gue lebih pengalaman nyupir daripada lu.. gue pernah nyopir truk pengangkut es..", ujar Mifta.

"Bodo amat.. truk es aja bangga... Biar gue yang nyetir, gue dah sering nyetir ke luar kota, lebih pengalaman dari lu... jadi biar lu istirahat di belakang..", ujar Arul.

"Mulai lagi kalian.... Dah, gue ke tenda dulu

, nyari-nyari barang...", ujar Fiki.

"@$?!#@$.....", Mifta dan Arul berdebat.

"Yah, gak di dengerin deh gue..", ujar Fiki berlalu masuk ke dalam tenda.

"Eh gini-gini gue udah punya sim A, gue murni ngurus sendiri.. lu kan sim nembak..", ujar Arul.

"Nembak kepala lu.. gue juga mur-.... Eh, itu siapa di belakang lu... Kayak nya cewek..", ujar Mifta.

"Halah.. udah gak usah ngalihin pembicaraan, yang jelas gue yang nyetir..", ujar Arul.

"Lihat ke belakang bego... Tuh..", ujar Mifta sambil memutar badan Arul.

"Itu ap-....", Arul menatap sesosok makhluk di kejauhan.

RAAAAAGGGGGGHHHHHHHH.......!!!!!!!!!!!

"ahhhh..!!! Cepet setir mobil nya..", ujar Arul memberikan kunci nya.

"Bentar-bentar..", sahut Mifta sembari menyalakan mobil.

"Oy mana si Fiki... FIK..!! AYO..!!", Teriak Arul.

RRAAAAAAAGGHHHH....!!!!!!

"ayo di starter Mif, tuh cewek makin deket...", Ujar Arul.

"Lu pikir gue lagi ngapain.. Main kelereng!?..", sahut Mifta.

"Tuh cewek udah deket mif-...", kaget Arul.

DOOORR..!! DOORR..!!! DOOORRR...!!!

"Fik... Darimana lu dapet handgun..?", Tanya Arul.

"Ada di dalem.... Itu apaan..?!?", Ujar fiki.

"gak tau.... Tapi, Kayak nya suara kita tadi menarik perhatian mereka... Mereka mulai masuk ke dalam terminal..", ujar Arul.

"Breeenngg!!... Yok kita jalan..! Siapin semua nya..!", ujar Mifta.

"Udah, bacot... Jalan..!!!", Teriak Arul.

Mereka bertiga pun berhasil menghindari makhluk yang mulai berkumpul mendekati mereka.

Mereka keluar dari terminal Joyoboyo, menuju kantor kota madya Surabaya. Jalan menuju tengah kota, semakin di penuhi oleh mereka yang terinfeksi. Tidak ingin mengambil resiko, Mifta mencari jalan lain yang lebih aman.

"Gila banyak banget.. gue harus muter lumayan jauh nih..", ujar Mifta.

"Eh menurut mu tadi apaan Fik.. kayak nya udah bukan manusia lagi deh..", ujar Arul.

"Emmhh... Gue gak begitu pasti itu apa.. mungkin monster...", ujar Fiki.

"Monster..? Lu yang bener aja di sini ada monster...", Sahut Mifta.

"Terus lu pikir apaan.. cewek emosian yang kuku nya salah perawatan? Lu gk liat kuku nya kayak pisau gitu...", Sahut Arul.

"Kayak nya, itu mungkin salah satu hasil eksperimen, yang sengaja di lepas di tengah kota,.. mungkin juga itu yang udah bikin terminal jadi kayak gitu...", ujar Fiki.

"Sengaja di lepas..? Jadi, kita kayak percobaan gitu...?", Tanya Arul.

"Belum pasti Rul.. yang terpenting, kita ke kota madya dulu, siapa tau ada sesuatu yang bisa kita dapetin di sana..", ujar Fiki.

"Tadi dokumen nya mengatakan, akan di pindah ke pulau yang negatif virus.. apa mungkin pulau seribu itu paling ya..", ujar Mifta.

"Udah fokus jalan aja lu... Nabrak, gak ada yang nolongin entar..", sahut Arul.

"Berisik..", sahut Mifta.

Pagi pun menjelang, mentari perlahan menerangi sela-sela jalanan, mulai terlihat ruas-ruas jalan yang berdarah. Arul, Mifta, dan Fiki semakin mendekati lokasi pusat evakuasi berada. Semakin mendekat, semakin penuh pula zombi yang berkumpul, demi mendapat daging dan darah yang segar para pengungsi. Semakin terdengar juga suara tembakan beruntun, tanda pertahanan manusia.

"Jalanan udah di blokir ama mereka nih.. lu puter mif, cari jalan aman..", ujar Arul.

"Mau cari kemana lagi, ini udah muter dua kali... Apa nekat aja, terobos..", ujar Mifta.

"Ya gak masalah, cari sela-sela yang agak aman... Biar mobil nya gak kebalik kalo lu nerobos mayat-mayat nya..", ujar Arul.

"Entahlah rul.. gue punya firasat buruk di sini...", Ujar Fiki.

"Simpen firasat mu dulu fik... Kita TEROBOOSSS..!!!!", teriak Mifta sambil menambah laju mobil.

"Oyyy..!! Udah gila lu ya..!!!", Sahut Arul.

"Aaaahhhhh....!!!", Teriak Fiki.

Sementara itu, di pagar pertahanan kantor Kota Madya.....

"Pak, laporan... Ada mobil jeep milik koloni kita mendekat..", ujar salah satu personil militer di tempat pengungsian.

"Kalau begitu periksa, jika bukan manusia, langsung lenyapkan..", perintah seseorang yang terlihat seperti pimpinan pasukan.

"Tapi lihat terlebih dahulu, siapkan perlindungan jika benar manusia..", tambah pimpinan tersebut.

"Siap pak...!!", jawab tentara tersebut.

"Kita gak ingin ada lagi korban di insiden ini... Teroris terkutuk..", guman pemimpin pasukan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status